Anda di halaman 1dari 6

MENGENAL ILMU EKONOMI

akhmad susilo wardoyo


pengantar ekonomi makro

Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari lmu Ekonomi umum. Oleh
karena itu menjadi lebih baik apabila para mahsiswa telah memahami ilmu
ekonomi secara umum sebelum mempelajari ilmu ekonomi makro.

Yang

menjadi masalah adalah beberapa program studi di UT tidak memasukkan


matakuliah pengantar ilmu ekonomi umum dalam silabus kurikulumnya.
Padahal banyak diantara mahasiswa UT (terutama input dari SMA IPA)
banyak yang belum mengenal ilmu ekonomi, sehingga agak kesulitan ketika
mempelajari ekonomi makro maupun mikro.
Oleh karena itu pada bagian awal dari tutorial ini

penulis memaparkan

sekilas tentang ilmu ekonomi, barangkali dapat menambah pengetahuan para


mahasiswa.
Ilmu ekonomi diperlukan oleh manusia karena begitu banyaknya /tak
terbatasnya kebutuhan manusia, sementara sumber daya yang tersedia
sangat terbatas/ langka.

Kelangkaan yang dimaksud berkaitan dengan

harga bukan jumlah. Air walaupun jumlahnya banyak tetapi apabila cara
mendapatkannya harus dengan pengorbanan / dengan cara membeli apalagi
dengan harga mahal, maka bisa disebut barang ekonomi/barang langka,
seperti

air minum dalam kemasan yang telah diberi merk. Sedangkan

barang yang cara memperolehnya / menikmatinya

tanpa memerlukan

pengorbanan berupa hilangnya kenikmatan yang dapat diperoleh dari barang


lain disebut barang bebas, yang jumlahnya tentu sangat sedikit.

Sekarang ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar barang didunia ini
merupakan barang langka, baik berupa sumber daya maupun produknya.
Oleh karena itu dikembangkan konsep pilihan yang memungkinkan
memilih berbagai alternative yang tersedia.
Manusia dalam memilih memiliki dua keadaan, yaitu adanya kesempatan
dari barang maupun jasa yang tersedia untuk bisa dipilih, dan yang kedua
adalah adanya preferensi yang merupakan daftar keinginan / selera manusia
yang dapat disusun secara

berjenjang mulai paling tingi sampai paling

rendah secara subjektif sesuai selera masing-masing indifidu/kelompok.


Apabila menghendaki konsumsi akan barang, seseorang tentu memerluan
sejumlah biaya, yang dalam hal ini dikenal dengan biaya alternative atau
biaya oportunitas. Maksudnya adalah apabila seseorang ingin tambahan
barang A, maka ia akan dapat memperoleh tambahan barang A (A) apabila
ia mau mengorbankan sejumlah barang B (yang berarti barang B
berkurang). Terjadi demikian karena sumber dana atau gaji seseorang
tersebut besarnya tetap sehingga seseorang harus pandai mengalokasian
dananya untuk barang A dan B tersebut.
Cara memperoleh barang yang dikehendakitentu melalui jual beli, yang
berarti ada yang ingin membeli (digambarkan dengan kurva perimtaan), dan
ada yang menawarkan barang (digambarkan dengan kurna penawaran).
Terbentuk pasar apabila terjadi pertemuan antara kurva permintaan dengan
penawaran, seperti pada gambar di bawah.

harga (P)

S
surplus

P1

(excess supply)
E

Po

P2
(Excess demand)
defisit

Q1

Q2

Q0

Q3

Quantitas (Q)

Gambar 1 : Keseimbangan pasar

Dari gambar 2 di atas dapat dijelaskan, bahwa skedul pembeli dan penjual
berlawanan, maka di pasar dapat terjadi tawar menawar sehingga tercapai
kecocokan harga barang yang diperjual belikan. Kecocokan harga tersebut
ditunjukkan oleh pertemuan kurva permintaan dan penewaran di titik E,
yang disebut titik keseimbangan pasar (equilibrium) . yakni pada harga OPo
dengan jumalh yang dijual atau dibeli sebanyak OQo.
Pada suatu saat pembeli ingin harga lebih murah, misal seharga OP2. Pada
harga tersebut penjual hanya mau melepaskan barang sebesar OQ1,
sebaliknya pembeli menginginkan sebanyan OQ3, akibatnya terjadi

kekurangan barang sebanyak OQ3 OQ1 = Q1Q3. Devisit sebesar Q1Q3


ini disebut kelebihan permintan (Excess demand).
Kurva yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas ( S warna merah)
menunjukan kurva penawaran produsen, yang merupakan skedul dari
berbagai jumlah barang yang ingin dan dapt dijual oleh produsen pada
berbagai tingkat harga. Pada suatu saat penjual ingin menjual barang lebih
tinggi dari biasanya, misal OP1. Maka hanya sedikit pembeli yang mau
bayar setinggi itu yakni sebanyak OQ2, sebaliknya banyak penjual yang
suka harga tersebut sehingga jumlah yang ditwarkan mencapai OQ3.
Akibatnya terjadi kelebihan penawaran sebanyak
OQ3 OQ2 = Q2Q3. Kelebihan penawaran ini disebut excess suplly.
Kondisi Excess demand maupun excess suplly. Merupakan ketidak
seimbangan pasar. Secara otomatis nantinya ada kekuatan yang mendorong
kearah keseimbangan pasar sehingga akan bertemu di titik E lagi.
Dalam hal produksi dikenal hukum biaya yang semakin meningkat,
maksudnya adalah dengan sumber dana yang besarnya tetap, produsen tidak
bisa menukar gantikan sumber daya modal dengan missal tenga kerja secara
sempurna, yang mengakibatkan produksi tidak optimal. Artinya ada sisa
dana yang tidak bisa digunakan karena kombinasi factor produksi yang
tidak tepat, sehingga produksi juga tidak optimal.
Demikian pula dalam hal produksi, masyarakat juga dihadapkan pada
pilihan.

Y
N

.U
.K
.R
.U.U .T
.T

Qx

Gabar 2. Kurva kemungkinan produksi atau Production Possibility Curve


(PPC)
Gambar 2 di atas bisa sedikit menjelaskan bagaimana masyakat harus
menentukan pilihan kombinasi produksi barang X dan barang Y dengan
sumber daya yang terbatas. Besarnya sumber daya ditunjukan oleh kurva
lengkung MN.
Apabila masyarakat berproduksi pada Titik T, hal ini menunjukkan pilihan
yang tidak tepat sebab kombinasi hasil produksi X dan Y belum optimal
karena belum menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Masyarakat
harus menaikan produksinya baik barang

X maupun Y sampai seluruh

sumber daya yang tersedia terpakai. Missal berproduksi di titik K atau R.


Sebaliknya masyarakat tidak mungkin berproduksi di titik U, yang berada
diluar kurva MN atau di luar kemampuan berproduksi karena sumber daya
tidak mencukupi.

Selanjutnya masyarakat bisa berproduksi di titik U, apabila ada penambahan


sumber daya missal masuknya teknologi baru. Bergesernya titik R dan K ke
tiik U berarti terjadi penambahan output, yang nantinya bisa disebut sebagai
pertumbuhan ekonomi.
Ilmu Ekonomi diangap sebagai disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1776,
yakni sejak ditulisnya buku An Inquiry Into the Nature and Causes of
the Wealth of Nations oleh Adam Smith yang selanjutnya diangap sebagai
bapak ilmu ekonomi.
Dari Adam Smith kemudian dikembangkan oleh ilmuawan-ilmuawan lainya
seperti Thomas R Malthus, David Ricardo dan John Stuart Mill, yang
selanjutnya disebut sebagai ahli ekonomi klasik. Dari kelompok inilah
kemudian muncul teori ekonomi mikro. yang memiliki paham ekonomi
melalui mekanisme pasar
Pada sisi lain muncul ekonom baru John Maynard Keynes yang menulis
buku General Theory of Employmen, Interest and Money pada tahun
1930 yang merupakan dasar ilmu ekonomi makro.

Era ini kemudian

disebut sebagai ekonomi Keynes yang juga merupakan dasar ekonomi


modern, yang menganggap perekonomian perlu ada campur tangan
pemerintah. Lebih lanjut ilmu ini dikembangkan kelompok post keynesian,
monitarism, maupun rational expectation.

Anda mungkin juga menyukai