Verbal Abuse Unfinished Research
Verbal Abuse Unfinished Research
Oleh:
Agung Setya Sultani (1106007294)
1.1
abstrak
bahwa penelitian
abstract
Delinquency that occurs during adolescence well known to contribute
significantly to the crimes committed by adults, the root of the problem of
delinquency was known from the violence that is received by a person while
in childhood. This study tried to look at the relationship between the victim of
verbal abuse with verbal violence by the victim, where the element of social
learning as well as emotional and psychological characteristics of a person can
influence the occurrence, this research conducted by sharing the 84 questions
in the form of questionnaires to 50 male and female students each who still at
the high school level, although this study has not run like planned because
there is still a lack of research stages and time, but researchers hope that the
research in this theme can be carried back in another chance.
Keywords: Verbal Violence, Aggression, Adolescents
Nama Lengkap
NPM
Program Studi
Daftar Isi
abstrak.....................................................................................................................................................
abstract....................................................................................................................................................
Surat Pernyataan Orisinalitas Makalah dan Hasil Penelitian...................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................................................
1.
2.
Pendahuluan........................................................................................................................................
1.1
1.2
Permasalahan...............................................................................................................................
1.3
Pertanyaan Penelitian...................................................................................................................
1.4
Tujuan Penelitian.......................................................................................................................
1.5
Signifikansi Penelitian...............................................................................................................
1.5.1
Signifikansi Akademis.......................................................................................................
1.5.2
Signifikansi Praktis............................................................................................................
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.2
Kajian Teori...............................................................................................................................
2.2.1
2.2.2
Frustration-Aggression Theory..........................................................................................
2.2.3
Crisis Theory......................................................................................................................
2.3
3.
Kajian Kepustakaan...................................................................................................................
Definisi Konseptual...................................................................................................................
2.3.1
Verbal Harassment.............................................................................................................
2.3.2
2.4
Identifikasi Variabel...................................................................................................................
2.5
Hipotesis Penelitian...................................................................................................................
2.6
Metode Penelitian..............................................................................................................................
3.1
Pendekatan Penelitian................................................................................................................
3.2
Tipe Penelitian...........................................................................................................................
3.3
3.4
3.5
3.6
Operasionalisasi Konsep............................................................................................................
3.7
3.7.1
Variabel Independen...........................................................................................................
3.7.2
Variabel Dependen.............................................................................................................
4.
Analisis Data.....................................................................................................................................
5.
Penutup..............................................................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................
Referensi................................................................................................................................................
1. Pendahuluan
1.2 Latar Belakang Penelitian
Interaksi sosial merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Bahkan interaksi sosial dianggap sebagai kunci semua kehidupan
sosial. Dengan adanya interaksi sosial, manusia dapat menjalani kehidupan bersama
dengan manusia yang lainnya untuk membentuk sebuah masyarakat. Tanpa adanya
interaksi sosial, contohnya hanya dengan hubungan fisik, sangat tidak memungkinkan
akan terbentuk sebuah masyarakat. Tanpa adanya interaksi sosial, manusia tidak akan
bisa saling tolong-menolong untuk saling memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga
membentuk hubungan yang saling bermanfaat antara manusia satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, kegiatan interaksi sosial tersebut tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.
Namun, kegiatan interaksi yang dilakukan oleh individu-individu di dalam
masyarakat tidak selamanya berjalan dengan baik. Adakalanya manusia menggunakan
cara-cara yang buruk dalam berinteraksi dengan manusia lainnya dalam segala aspek
kehidupan. Kegiatan yang semestinya berupa tolong-menolong antar manusia dapat
berubah menjadi kegiatan yang merugikan. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang buruk
tersebut dapat berupa kekerasan. Misalnya kekerasan verbal, kekerasan fisik,
kekerasan psikologis, dsb.
Bentuk penyimpangan dari interaksi sosial berupa tindak kekerasan dapat
ditemui di mana saja. Salah satunya dapat ditemukan di sekolah-sekolah. Dari riset
yang dilakukan Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM di 4 kota
besar, Solo, Semarang, Surabaya dan Malang untuk siswa SMA, SMK dan MA,
Setidaknya dalam 6 bulan sekali, sebanyak 8% siswa yang duduk di bangku sekolah
menengah mengalami kekerasan verbal dan non-verbal. Diketahui sekitar 40%
diantaranya menyatakan siswa memiliki mood negatif dilingkungan sekolah. Kepala
CPMH FP UGM, Rahmat Hidayat menjelaskan dari 2000 responden yang dijaring
secara random diketahui siswa juga mengalami kekerasan.1
http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/09/15512144/Bullying.Sering.Dianggap.Sepele
(diakses pada 11 oktober 2013 pukul 05.30)
3
http://www.kabar24.com/edukasi/read/20130125/14/133631/jahatnya-bullying-verbal
(diakses pada 11 oktober 2013 pukul 05.30)
4
Larry J Siegel dan Brandon C Welsh. 2008. Juvenile Delinquency : The Core. Wadsworth:
Cengage Learning. halaman 228
kegagalan sekolah dan delinkuensi muncul dari sebab yang sama, yaitu masalah
pribadi atau masalah sosial yang muncul dari dalam sekolah atau dari luar sekolah 6,
selain itu terdapat pula bukti bahwa masalah emosional dan psikologikal yang terjadi
pada siswa menjadi faktor awal penyebab terjadinya kekerasan dalam bentuk fisik
maupun verbal7.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk memperhatikan bagaimana
pengalaman kekerasan verbal yang dialami pada siswa menengah atas MAN 13
Jakarta, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecenderungan korban kekerasan
verbal menjadi pelaku kekerasan verbal.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan penjabaran diatas, yang menjadi pertanyaan penelitian ini
meliputi pola interaksi dan reaksi yang diberikan atas kekerasan verbal yang
dilakukan oleh remaja, khususnya siswa sekolah menengah atas, dan untuk
mempelajari apakah terdapat kecenderungan korban kekerasan verbal untuk
menyalurkan atau melampiaskan kekerasan yang dia alami pada orang lain, didalam
penelitian ini terdapat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besar tingkat kecenderungan pada korban kekerasan verbal untuk
melakukan kekerasan verbal pada orang lain?
2. Apakah terdapat perbedaan dalam tingkat kecenderungan melakukan kekerasan
verbal oleh korban kekerasan verbal berdasarkan jenis kelamin?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pola perilaku kekerasan verbal
yang dilakukan oleh remaja dan atas dasar justifikasi apa mereka menyalurkan
kekerasan verbal yang mereka terima kepada orang lain, selain itu peneliti juga ingin
mencari pihak mana yang paling signifikan dalam menyebabkan terjadinya kekerasan
verbal yang dilakukan oleh korban, penelitian ini juga memperhatikan faktor internal
5
Larry J Siegel dan Brandon C Welsh. 2008. Juvenile Delinquency : The Core. Wadsworth:
Cengage Learning. Halaman 234
6
ibid
Heater Lynn Tencer. 2004. Sticks and stones may break my bones, but words will never hurt me: The
development of friendships among adolescents who report verbal and emotional aggression by parents.
halaman. 6
dan psikologis dari korban kekerasan verbal yang paling berkontribusi dalam
terjadinya pengulangan kekerasan verbal.
1.6 Signifikansi Penelitian
1.6.1 Signifikansi Akademis
Secara akademis, penelitian ini berfungsi sebagai kajian atas proses interaksi
yang terjadi didalam masyarakat sosial dalam tingkat keluarga dan pada masa kanakkanak, peneliti melihat bahwa masalah ini merupakan hal yang sangat serius dalam
menemukan akar masalah delinkuensi yang dilakukan oleh remaja, yang terjadi
dalam proses sosialisasi dan pengalaman berada didalam institusi sosial.
Penelitian ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi kajian-kajian
interaksionis yang bertemakan pada hubungan antar individu pada institusi
pendidikan, dimana pada masa tersebut adalah masa yang paling penting dalam
perkembangan perilaku delinkuensi pada remaja.
1.6.2 Signifikansi Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan bagi institusi pendidikan,
sebagai dasar pertimbangan pada kebijakan yang berkaitan dengan interaksi sosial
siswa, dari penelitian ini peneliti berharap bahwa hasil yang diperoleh dapat menjadi
sumbangan dalam mengurangi pengalaman kekerasan verbal dikalangan siswa
sekolah menengah atas, serta mencegah terjadinya penyebaran kekerasan verbal pada
institusi pendidikan.
Selain itu penelitian ini dapat dipertimbangkan bagi para orang tua didalam
mengasuh anak-anak mereka dan agar mereka mengetahui bahwa kekerasan yang
terjadi pada masa kanak-kanak merupakan hal yang sangat rentan dalam
menyebabkan terjadinya masalah delinkuensi pada remaja, sehingga tingkat
kekerasan oleh orang tua pada anak-anak mereka dapat berkurang dan orang tua
dapat mencari cara alternatif selain dari kekerasan, dengan diubahnya cara
pengasuhan maka diharapkan adanya penurunan tingkat delinkuensi di kalangan
remaja.
10
Sara Z Evans et al. The Effect of Corporal Punishment and Verbal Abuse on Delinquency: Mediating
Mechanism. Journal Youth Adolescence. Halaman 1097
9
Paula Lynn Durrow-Ross, 2007. Peer Abusive Behavior among Adolescents: Risk Factor and Outcomes of
Victimization and Perperation halaman 11
10
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 35
11
ibid
12
Heater Lynn Tencer. 2004. Sticks and stones may break my bones, but words will never hurt me: The
development of friendships among adolescents who report verbal and emotional aggression by parents.
halaman. 6
13
Jennifer.S. Wong. 2009. Understanding Peer Victimization, the Impacts on Delinquency, and the
Effectiveness of Prevention Programs halaman 76
11
verbal juga ditemukan memiliki pengaruh pada pengurangan rasa suka pada
sekolah14, dan rasa tidak bahagia15 yang efek jangka panjangnya mempengaruhi
performa akademik seseorang, seperti membuat seseorang menjadi sering
membolos16 serta kecenderungan tidak memiliki teman.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Todd William Neu pada tahun 2003 dengan
judul The Influence of Adolescent Attachment on the Perception of Verbal Agression ,
kekerasan verbal dipertimbangkan sebagai bagian dari payung yang lebih besar
didalam kekerasan emosional atau kekerasan psikologikal, dan secara umum telah
mendapatkan perhatian dari peneliti dikarenakan kekerasan verbal dilihat sebagai
konsep yang menggabungkan masalah kognitif, affektif dan interpersonal yang
terlihat sama dengan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan semua bentuk dari
pengabaian17 dan kecenderungan anak yang diabaikan memiliki hubungan yang
tidak stabil, dan melakukan penarikan dari lingkungan bermain serta menunjukkan
perilaku yang lebih agresif kepada orang lain dan bahkan didalam penelitian yang
lebih lanjut, hanya dengan menyaksikan terjadinya kekerasan didalam pengasuhan
oleh orang tua menyebabkan seorang anak memiliki masalah perilaku (agresi, rasa
permusuhan dan tidak ingin bekerjasama) lebih besar daripada anak yang tidak
pernah menyaksikan kekerasan18.
14
Ibid, 77
15
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 34
16
ibid
17
Todd William Neu. 2003. The Influence of Adolescent Attachment on the Perception of Verbal Agression.
Halaman 1
18
Ibid. 2
12
individu harus memiliki pola sehingga dapat dikatakan sebagai bullying, terkait
dengan bullying, terdapat pengecualian dimana agresi yang dilakukan tidak
termasuk didalam perilaku bullying yaitu ketika kekerasan fisik atau verbal
dilakukan secara tidak serius atau sebagai bahan bercanda, serta pelaku kekerasan
verbal atau fisik berada dalam kondisi kekuatan yang seimbang 20. Karakteristik
pelaku bullying jika dilihat berdasarkan umurnya menunjukkan bahwa 44% dari
pelaku bullying secara usia lebih tua dibandingkan dengan korbannya, dan
setengahnya 52% memiliki usia yang sama dengan korbannya dan seringkali
merupakan teman sekelasnya, sisanya 1% ditemukan lebih muda dibandingkan
korbannya21.
Pada awalnya perilaku penyerangan secara langsung diklasifikasikan oleh
peneliti menjadi kekerasan fisik dan kekerasan verbal, sedangkan pada penelitian
yang dilakukan pada masa kini, terjadi usaha untuk meneliti kedua kekerasan
diatas menjadi bagian-bagian yang berbeda dengan kecenderungan dan akibat
yang berbeda22, kekerasan fisik yang dilakukan oleh seseorang dapat disertai
19
Ian Douglas Larke. 2004. The Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School Students.
Halaman 7
20
Ibid. 8
21
Jean La Fontaine. 1991. Bullying: The Childs View. Portland Place: Calouste Gulbenkian
Foundation halaman 20
22
Ibid. 9
13
dengan kekerasan verbal, dan begitu pula kekerasan verbal dapat mengawali
terjadinya kekerasan fisik ketika kekerasan verbal tidak dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah23.
2.1.3 Gender dan Kekerasan Verbal
Didalam penelitian-penelitan yang dilakukan didalam kekerasan yang
diarahkan pada remaja sebelumnya, menjadi penemuan yang penting bahwa
terdapat perbedaan reaksi dan kecenderungan korban kekerasan verbal
berdasarkan gender, dan bukan hanya perbedaan antara korbannya, namun
perbedaan gender dari pelakunya juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi
reaksi dari kekerasan yang diterima korbannya 24, masih pada penelitian yang
sama, terdapat kecenderungan dan bukti bahwa proses yang mengarahkan
seseorang pada penyimpangan atau kenakalan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh
gender25, kecenderungan remaja laki-laki untuk melakukan kenakalan yang lebih
serius dibandingkan remaja perempuan juga ditemukan melalui penelitian
penelitian didalam tema ini, didalam jurnal The Effect of Corporal Punishment
and Verbal Abuse on Delinquency: Mediating Mechanism oleh Sara Z Evans,
ditemukan perbedaan antara efek dari kekerasan verbal pada remaja laki-laki dan
perempuan dengan kecenderungan bahwa pada laki-laki, kekerasan verbal
memiliki pengaruh yang tidak langsung didalam keterkaitanya dengan delinkuensi
yang dilakukan, dengan mengkaitkan reaksi dari korban pada lemahnya kontrol
diri, rasa marah dan pandangan permusuhan didalam hubungan, dan lemahnya
kontrol diri menjadi faktor utama yang paling kuat ditemukan yang menjadi
pemicu terjadinya kenakalan. Pada penelitian yang sama namun dengan subyek
remaja perempuan, terjadi pola yang sama yaitu keterkaitan kekerasan verbal
dengan lemahnya kontrol diri, rasa marah dan pandangan permusuhan didalam
hubungan, namun yang mejadi faktor utama didalam pemicu remaja perempuan
untuk melakukan delinkuensi adalah rasa marah, dari penelitian ini menunjukkan
adanya perbedaan faktor penyebab yang mempengaruhi remaja untuk melakukan
delinkuensi.
23
Christine A Gidycz et al. 2007. Predictors of perperation of verbal, physical and sexual violence : A
prospective analysis of college men. Psychology of men and masculinity halaman 3
24
Sara Z Evans et al. The Effect of Corporal Punishment and Verbal Abuse on Delinquency: Mediating
Mechanism. Journal Youth Adolescence. Halaman 1098
25
ibid
14
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Ian Douglas Larke tentang The
Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School Students. terdapat
26
Ian Douglas Larke. 2004. The Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School Students.
Halaman 12
15
adanya kecenderungan lebih besar pada laki-laki dari perempuan dalam memiliki
bias kognitif atau emosi yang berhubungan dengan bertambahnya tingkat agresi,
dan alasan ini yang diartikan sebagai penyebab atau alasan mengapa remaja lakilaki sebagai kelompok sosial, secara umum lebih agresif dibandingkan kelompok
perempuan, secara umum didalam penelitian tentang kebudayaan di banyak
negara menemukan kecenderungan laki-laki secara fisik lebih aggressif
dibandingkan dengan perempuan27 dan perempuan memiliki kecenderungan untuk
menghindari konfrontasi langsung dibandingkan dengan laki-laki28, lebih jauh
lagi, agresi tidak langsung dan kekerasan dalam hubungan lebih sering dikaitkan
pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, namun walaupun perempuan
lebih sering menggunakan agresi tidak langsung dibandingkan dengan agresi
langsung, hal ini tidak berarti bahwa perempuan melakukan agresi tidak langsung
lebih besar dari laki-laki.
Perbedaan gender ini dikatakan muncul karena berbagai macam alasan, salah
satunya adalah bahwa perempuan tidak diperkenankan dibanyak kebudayaan
untuk berperilaku secara agresif29. dan karena hal itu, perempuan mengembangkan
bentuk agresi yang berbeda dan tidak secara langsung, pendapat lain mengatakan
bahwa kekerasan tidak langsung merupakan tumbuh dari pola pertemanan pada
laki-laki dan perempuan, dengan kecenderungan perempuan untuk membangun
pertemanan yang lebih dekat dan lebih intim dibandingkan dengan laki-laki. dari
dasar kecederungan inilah terjadi perbedaan penggunaan kekerasan langsung dan
tidak langsung pada tiap-tiap gender. pada perempuan, hubungan dan ikatan sosial
merupakan tujuan sosial yang secara khusus penting dan bermakna bagi
perempuan, sedangkan pada laki-laki hal ini tidak berpengaruh terlalu besar 30.
27
Maria M Keller. 2011. Understanding The Role of Culture and Gender in Peer Relations : Indirect and
Direct Aggression in Middle School Caucasian and Mexican American Students. Halaman 7
28
ibid
29
Ibid. 8
30
Layla Elise Esposito. 2007. The Role of Emphaty, Anger Management and Normative Beliefs about Agression
in Bullying among Urban, African-American Middle School Children. Halaman 6
16
laki-laki cenderung tidak menjadikan hubungan dan ikatan sosial menjadi tujuan
sosial mereka, hubungan sosial dan ikatan pertemanan terlihat lebih penting bagi
perempuan dibandingkan dengan laki-laki yang lebih memberikan nilai pada
kekuatan dan dominasi fisik, sehingga lebih sering ditunjukkan melalui aksi
kekerasan fisik.
2.1.4 Penyebab Terjadinya Kekerasan Verbal
Menjadi perhatian bagi para peneliti untuk menemukan asal masalah yang
menjadi akar dari kekerasan pada anak-anak, salahsatunya didalam pembahasan
tentang penyebab terjadinya bullying yang dilakukan oleh orang dewasa, ada
pendapat yang menyatakan bahwa kemunculan kepribadian bullying berakar
pada
disfungsi
masa
kanak-kanak,
penyebabnya
termasuk
didalamnya
konfrontasi, penolakan, pengaruh orangtua yang negatif atau tidak cukup sehingga
menghasilkan orang dewasa dengan kepribadian antisosial dan karakter yang
secara agresif memanipulasi orang lain31, berdasarkan pengalaman kekerasan
psikologis di masa kanak-kanak dan perilaku kekerasan pada saat dewasa,
terdapat bukti bahwa terbentuk reaksi berantai dari kekerasan yang dilakukan pada
perilaku anak-anak, kekerasan tersebut membentuk perputaran yang terjadi ketika
anak-anak melakukan kekerasan pada masa sekolah dasar yang kemudian
berlanjut hingga pada bentuk kekerasan yang lebih serius pada sekolah menengah
atas dan pada akhirnya ketika dewasa, orang tersebut melakukan kekerasan
didalam keluarganya sehingga menjadi model bagi anak-anaknya yang kemudian
meniru dan mempraktekannya di sekolah, dan perputaran tersebut terus
berlanjut.32
School
Bullying
Adult
Violence
Adolesce
nt Abuse
31
Anne-Marie Quigg. 2011. Bullying in The Arts: Vocation, Exploitation and Abuse of Power. Halaman 13
32
Anne-Marie Quigg. 2011. Bullying in The Arts: Vocation, Exploitation and Abuse of Power. Halaman 16
17
34
33
Heater Lynn Tencer. 2004. Sticks and stones may break my bones, but words will never hurt me: The
development of friendships among adolescents who report verbal and emotional aggression by parents.
Halaman 14
34
Paula Lynn Durrow-Ross, 2007. Peer Abusive Behavior among Adolescents: Risk Factor and Outcomes of
Victimization and Perperation halaman 18
18
35
Michelle M Krause. 2005. Teacher, Peer, and Self-Assesment of Agression and Perceptions of School
Attachment Among Elementary and Secondary, Regular Education and Learning Disabled Students. Halaman 5
36
Christine A Gidycz et al. 2007. Predictors of perperation of verbal, physical and sexual violence : A
prospective analysis of college men. Psychology of men and masculinity. Halaman 7
19
37
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 16
38
Jennifer S Wong 2009. Understanding Peer Victimization, the Impacts on Delinquency, and the Effectiveness
of Prevention Programs halaman 85
39
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 19
40
Walter Brennan. Dealing With Verbal Abuse. Emergenecy Nurse; Sep 2001; 9,5;
Proquest halaman 2
41
Sevilay Senol Celik dan Media Subasi Baybuga. 2005. Verbal, Physical and Sexual Abuse among children
working on the street. Australian Journal of Advanced Nursing halaman 18
20
terima.42, karakteristik lain dari korban provokatif adalah mereka merasa bahwa
ketidakadilan telah terjadi pada diri mereka namun dibanding memilih untuk
diam, mereka memiliki kemampuan untuk menyalahkan, berargumen, berbohong
dan membalaskan dendamnya43 (abuse 4, 85), oleh karena itu mereka cenderung
meunjukkan reaksi agresif dan reaksi kebingungan, dengan seringkali cepat
marah, mencoba mempertahankan diri sendiri bahkan melawan balik ketika
diserang.44 Pada kasus kekerasan yang dilakukan oleh korban provokatif ketika
melawan balik, tidak terlihat pola melakukan bullying seperti pelaku bullying
murni dengan secara sistematis memilih anak yang lebih lemah sebagai target
penyerangan mereka, melainkan mereka mecoba melawan siapapun yang mereka
anggap membahayakan diri mereka45.
Ketika banyak orang yang berfikir bahwa dengan kita melawan balik, maka
kekerasan yang kita terima akan cenderung berkurang dan pelaku bullying akan
mencari target baru yang lebih mudah untuk diserang, penelitian yang dilakukan
mengatakan sebaliknya, terdapat bukti bahwa korban provokatif mengalami
tingkat bullying lebih banyak dibandingkan korban yang tidak melawan 46, hal ini
terjadi ketika pelaku bullying melakukan tindakannya sebagai representasi dari
kekuatan dan dominasi yang mereka miliki47, dan ketika mereka melihat adanya
korban yang melawan balik, maka mereka menandai korban provokatif sebagai
ancaman dan menggunakan kekuatan yang lebih untuk mengalahkannya.
42
43
Jennifer S Wong 2009. Understanding Peer Victimization, the Impacts on Delinquency, and the Effectiveness
of Prevention Programs. halaman 85
44
45
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 19
46
Jennifer S Wong 2009. Understanding Peer Victimization, the Impacts on Delinquency, and the Effectiveness
of Prevention Programs. Halaman 86
47
Helen Cowie and Dawn Jennifer. 2008. New Perspectives on Bullying. Berkshire: Open University Press,
halaman 9
21
kekerasan verbal yang dilakukan oleh anak-anak dengan masalah perilaku dari orang
tuanya dan berakar pada masalah psikologis seseorang dimasa kecilnya 51.
Berdasarkan teori ini, peneliti berusaha melihat bagiamana kecenderungan proses
interaksi yang terjadi pada anak-anak atau remaja dengan kekerasan verbal, walaupun
percobaan yang dilakukan oleh Bandura sebelumnya berada pada bentuk kekerasan
fisik, namun pada peneltian yang telah dilakukan didalam kasus bullying, kekerasan
48
Ian Douglas Larke. 2004. The Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School Students.
Halaman 17
49
Jess Feist and Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality: Seventh Editions.
McGraw-Hill Education halaman 481
50
Paula Lynn Durrow-Ross, 2007. Peer Abusive Behavior among Adolescents: Risk Factor and Outcomes of
Victimization and Perperation. halaman 26
51
Anne-Marie Quigg. 2011. Bullying in The Arts: Vocation, Exploitation and Abuse of Power. Halaman 14
22
fisik dan kekerasan verbal seringkali terjadi bersamaan dan penelitian sebelumnya
yang menjelaskan bahwa kekerasan fisik yang dilakukan dalam bullying seringkali
diiringi dengan kekerasan verbal, maka peneliti berusaha mencoba mengaplikasikan
hasil dari percobaan ini dengan fokus hanya pada kekerasan verbal, bagiamana korban
dari kekerasan verbal khususnya remaja melakukan kekerasan verbal lanjutan
berdasarkan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya dan bagaimana remaja
meniru bentuk-bentuk kekerasan verbal yang pernah diarahan pada mereka pada saat
melakukan kekerasan verbal.
2.2.2 Frustration-Aggression Theory
Teori frustasi-agresi muncul dari hipotesis psikoanalitis yang melihat bahwa
agresi dipandang sebagai dorongan yang ada sejak lahir, dimotivasi oleh kekuatan
insting didalam konflik (Freud, 1933)52, didasarkan dari dasar pemikiran ini, penelti
kriminologi menyusun pemikiran baru tentang hubungan antara agresi dan frustasi,
tidak seperti dasar psikologis sebelumnya yang melihat agresi sebagai dorongan
insting, Dollard et.al menyatakan bahwa agresi berasal dari frustasi, yang mana
mendorong individu untuk melakukan agresi. Sumber dari frustasi biasanya
disebabkan oleh terganggunya aktifitas pengejaran tujuan, dan menurut teori ini,
agresi selalu menjadi konsekuensi dari frustasi53, dan ketika perilaku agresi dilakukan,
maka dorongan untuk melakukan agresi menjadi berkurang.
Dari teori ini, perilaku kekerasan verbal yang dilakukan oleh korban kekerasan
verbal dapat berupa ledakan frustasi yang diterima oleh korbannya, frustasi tersebut
merupakan akumulasi dari tingkat abuse atau jenis jenis abuse yang diterima oleh
korbannya, dan ketika akumulasi tersebut memuncak, didorong oleh lemahnya
kontrol dari korban serta pengalaman dan pembelajaran dari kekerasan yang diterima,
maka suatu saat korban tersebut dapat melakukan kekerasan verbal sebagai reaksi dari
kekerasan yang diterima, dan kekerasan tersebut dapat dilakukan pada pelaku abuse
atau pada orang lain untuk mengurangi tingkat frustasi yang terakumulasi didalam diri
si korban.
52
Ian Douglas Larke. 2004. The Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School Students.
Halaman 15
53
ibid
23
54
Paula Lynn Durrow-Ross, 2007. Peer Abusive Behavior among Adolescents: Risk Factor and Outcomes of
Victimization and Perperation. halaman 26
24
sebutan
yang
tidak
mengenakkan,
memukul
pintu
atau
Todd William Neu. 2003. The Influence of Adolescent Attachment on the Perception of
Verbal Agression. Halaman 13
56
Ibid., 14
57
Claudia Sarah Rocha. 2008. Gottfredson and Hirschi's Low Self Control Theory: An
Empirical Test Using Hispanic University Student. Halaman 4
25
kontrol sosialnya juga dikaitkan dengan berpusat pada diri sendiri, merasa
berbeda, atau tidak sensitif pada kebutuhan atau apa yang terjadi pada orang lain,
mereka cenderung untuk memikirkan diri sendiri dibandingkan memikirkan orang
lain. dan yang terakhir 6. Tempramen tinggi, individu yang memiliki kontrol
sosial yang rendah cenderung untuk memiliki tempramen yang tinggi dan
memiliki toleransi yang rendah dalam terjadinya frustasi serta memiliki
kemampuan yang rendah dalam merespon konflik melakui cara yang verbal
daripada secara fisik.58
Didalam meneliti hubungan antara kekerasan verbal yang dilakukan oleh
pelaku dengan kekerasan verbal yang dilakukan oleh korbannya, peneliti
menggunakan beberapa konsep yang berkaitan dengan lemahnya kontrol sosial
yaitu : 1 rasa marah, rasa marah seringkali dikaitkan sebagai respons dari perilaku
eksternal yang diterima oleh individu namun tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan, rasa marah muncul atas dorongan keinginan diri, rasa ketidaksukaan
pada sesuatu dan ketertarikan diri59, karakteristik ini telah lama diteliti untuk
menemukan hubungan dengan terjadinya delinkuensi, dan menemukan bahwa
rasa marah merupakan hal yang mempelopori terjadinya delinkuensi 60 2. Rasa
frustasi dijelaskan sebagai rasa yang muncul dari penyebab bentuk apapun yang
dianggap negatif oleh individu, rasa frustasi juga ditemukan mempengaruhi
kecenderungan seseroang untuk menjadi lebih agresif,61 3. Rasa depresi, depresi
seringkali terkait dengan viktimisasi, walaupun pola hubungannya belum pernah
secara substansial diteliti, pada konteks depresi, reaksi yang dilakukan oleh
korban kekerasan lebih bersifat pasif dan memiliki kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya. 62
58
Claudia Sarah Rocha. 2008. Gottfredson and Hirschi's Low Self Control Theory: An
Empirical Test Using Hispanic University Student. Halaman 5
59
Ron. Leifer. 2008. Vinegar into Honey: seven steps to understanding and transforming
anger, aggression and violence. New York: Snow Lion Publications. halaman 74
60
Lisa Hutchinson Wallace. 2002. Emotional and Verbal Opression: Their Link to NonFatal School Violence as Self-Reported by Mississippi Public School Students in Grades 612. Halaman 29
61
Ibid., 30
62
Robert James Duck. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of Agression.
Halaman 35
26
Dari konsep lemahnya kontrol diri diatas, peneliti mencoba mencari hubungan
yang terbentuk antara kekerasan verbal yang diterima oleh korban dengan
kecenderungan untuk membalas kekerasan verbal pada orang yang melakukannya.
2.4 Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini, kekerasan verbal yang diterima oleh korban menjadi
variabel independen, dengan dimensi yaitu : 1. Kekerasan yang dilakukan oleh
teman bermain, 2. Kekerasan yang dilakukan oleh teman sekolah, 3. Kekerasan
yang dilakukan oleh guru, 4. Kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga dan
5. Kekerasan yang dilakukan oleh orang asing. Sedangakan untuk variabel
dependen adalah kekerasan verbal yang dilakukan oleh korban
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1. Adanya hubungan antara timgkat kekerasan verbal yang diterima oleh
korban dengan tingkat kekerasan verbal yang dilakukan oleh korban
H0: Tingkat kekerasan verbal kepada korban tidak mempengaruhi tingkat
kekerasan verbal yang dilakukan oleh korban.
Kekerasan Verbal
Variable
verbal yang dilakukan oleh korban.
Independe
Hipotesis 2. Terdapat tingkat kecenderungan melakukan kekerasan verbal berdasarkan
n gender
Oleh
Oleh
Oleh
Oleh
Oleh
orang
guru
keluargkekerasan
temantingkat kecenderungan
teman
H0:
Tidak ada perbedaan
melakukan
verbal
asing
a
sekolah
bermain
Variable
Dependen
Lemahn
ya
kontrol
diri
Subyek
Rasa
permusuhan
didalam
hubungan
27
Kekerasan Verbal
Oleh Subyek
28
29
3. Metode Penelitian
3.1
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara
kuantitatif, pendekatan ini digunakan karena terdapat pengumpulan data secara
statistik dan dilakukan analsis, selain itu penelitian ini juga mencari hubungan sebab
akibat yang dapat dibuktikan secara ilmiah. secara garis besar penelitian kuantitatif
didasari oleh suatu teori yang kemudian dilakukan pembuatan hipotesa serta
pembuatan operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep menjadi dasar dari
pembuatan alat ukur yang sesuai dengan dilakukannya uji validitas dan reliabilitas 63,
setelah data terkumpul maka dilakukan pengukuran untuk mengetahui hubunganhubungan yang terbentuk antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dalam melakukan perhitungan dan analisis, peneliti menggunakan aplikasi perangkat
lunak pengolah angka SPSS.
Alasan
peneliti
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
adalah
untuk
Tipe Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini lebih bersifat penelitian murni, karena
tujuan dari penelitian murni adalah unutk menambah pengetahuan dengan prinsipprinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah64, namun hasil yang didapatkan dapat
mendasari kebijakan yang bersifat terapan, karena hasil dari penelitian murni dapat
digunakan untuk mengetahui, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena-fenomena
alam dan sosial.
Berdasarkan metodenya, penelitian ini bersifat penelitian survey, dimana
penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi yang diteliti sebagai
data primer, peneliti melakukan penelitian di lapangan menggukan alat ukur kuesioner
dan melakukan survey ke lokasi yang menjadi tempat penelitian.
63
Alan Bryman. 2012. Social Research Method. New York: Oxford University Press.
Halaman 168-171
64
30
Berdasarkan
Comparative
tingkat
Research
penjelasannya,
karena
melihat
penelitian
pola
ini
hubungan
bersifat
sebab
Causal-
akibat
dan
65
31
3.5
32
3.6
Operasionalisasi Konsep
Konsep
Variable
Dimensi
Kekerasa
n Verbal
Kekerasan
Verbal
kepada
Korban
Kekerasan
Verbal
dilakukan
oleh teman
bermain
Kekerasan
Verbal
dilakukan
oleh teman
sekolah
Kekerasan
Verbal
dilakukan
oleh guru
Kekerasan
verbal
dilakukan
oleh
keluarga
Kekerasan
Verbal
dilakukan
oleh orang
asing
ordina
ordina
Jenis
kekerasan
verbal yang
pernah
dialami
nomin
Kekerasan
Verbal
disebabkan
oleh
lemahnya
ordina
ordina
ordina
Kekerasan
Verbal
oleh
Korban
Indikator
Skal
33
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
kontrol diri
Kekerasan
verbal
disebabkan
oleh rasa
permusuhan
didalam
hubungan.
Kekerasan
Verbal oleh
Korban
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
ordina
34
3.7
Pernyataan
Skor R.
Pearsons
R.
Tabel
Kesimpulan
0,517
0.2787
Valid
0,574
0.2787
Valid
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh teman bermain saya
0,499
0.2787
Valid
Teman bermain saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
0,418
0.2787
Valid
Teman bermain saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
0,359
0.2787
Valid
Teman bermain saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
0,650
0.2787
Valid
Teman bermain saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann
dengan saya
0,692
0.2787
Valid
0,459
0.2787
Valid
0,416
0.2787
Valid
10
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh teman sekolah saya
0,340
0.2787
Valid
35
11
Teman sekolah saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
0,597
0.2787
Valid
12
Teman sekolah saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
0,534
0.2787
Valid
13
Teman sekolah saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
0,815
0.2787
Valid
14
Teman sekolah saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapan
dengan saya
0,787
0.2787
Valid
15
0,285
0.2787
Valid
16
0,531
0.2787
Valid
17
0,387
0.2787
Valid
18
0,244
0.2787
Tidak Valid
19
0,395
0.2787
Valid
20
Guru saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
0,549
0.2787
Valid
21
Guru saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann dengan
saya
0,718
0.2787
Valid
22
0,642
0.2787
Valid
23
0,745
0.2787
Valid
24
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh Anggota Keluarga saya
0,670
0.2787
Valid
25
Anggota Keluarga saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
0,589
0.2787
Valid
26
Anggota Keluarga saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
0,627
0.2787
Valid
27
Anggota Keluarga saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada
saya
0,652
0.2787
Valid
28
Anggota Keluarga saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika
berhadapann dengan saya
0,649
0.2787
Valid
36
29
0,455
0.2787
Valid
30
0,482
0.2787
Valid
31
0,359
0.2787
Valid
32
Ada orang asing yang pergi dengan marah setelah berhadapan saya
0,419
0.2787
Valid
33
0,581
0.2787
Valid
34
orang asing pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
0,571
0.2787
Valid
35
orang asing saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann
dengan saya
0,716
0.2787
Valid
37
Pernyataan
Skor R.
Pearsons
R. Tabel
Kesimpulan
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermai
0,464
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena marah
0,293
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena frustasi
0,542
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena depresi atau
tertekan
0,507
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya untuk
mempertahankan diri
0,409
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan
untuk memancing amarah teman bermain saya
0,467
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan
untuk menyerang balik teman bermain saya.
0,565
0.2787
Valid
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya
0,605
0.2787
Valid
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena marah
0,646
0.2787
Valid
10
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena frustasi
0,535
0.2787
Valid
38
11
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena depresi atau
tertekan
0,561
0.2787
Valid
12
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya untuk
mempertahankan diri
0,614
0.2787
Valid
13
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan
untuk memancing amarah teman sekolah saya.
0,619
0.2787
Valid
14
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan
untuk menyerang balik teman sekolah saya.
0,643
0.2787
Valid
15
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya
0,511
0.2787
Valid
16
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena marah
0,455
0.2787
Valid
17
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena frustasi
0,566
0.2787
Valid
18
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena depresi atau tertekan
0,604
0.2787
Valid
19
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya untuk mempertahankan diri
0,424
0.2787
Valid
20
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk
memancing amarah Guru saya.
0,618
0.2787
Valid
21
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk
menyerang balik Guru saya.
0,621
0.2787
Valid
22
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya
0,589
0.2787
Valid
23
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena marah
0,595
0.2787
Valid
24
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena frustasi
0,594
0.2787
Valid
25
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena depresi
0,621
0.2787
Valid
39
atau tertekan
26
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya untuk
mempertahankan diri
0.617
0.2787
Valid
27
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan
untuk memancing amarah Anggota Keluarga saya.
0,671
0.2787
Valid
28
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan
untuk menyerang balik Anggota Keluarga saya.
0,592
0.2787
Valid
29
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing kepada saya.
0,459
0.2787
Valid
30
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena marah
0,626
0.2787
Valid
31
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena frustasi
0,533
0.2787
Valid
32
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena depresi atau
tertekan
0,585
0.2787
Valid
33
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing untuk mempertahankan diri
0,614
0.2787
Valid
34
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing dengan tujuan untuk
memancing amarah orang asing tersebut.
0,618
0.2787
Valid
35
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing dengan tujuan untuk
menyerang balik orang asing tersebut.
0,626
0.2787
Valid
36
0,317
0.2787
Valid
37
Saya merasa kekerasan verbal yang dilakukan terhadap orang yang melakukan kekerasan
verbal kepada saya adalah benar
0,428
0.2787
Valid
38
Saya pernah melakukan kekerasan verbal terhadap orang lain walaupun saat itu saya tidak
mengalami kekerasan verbal
0,510
0.2787
Valid
39
Kekerasan verbal yang saya alami menginspirasi saya untuk melakukan kekerasan verbal pada
0,494
0.2787
Valid
40
orang lain
40
Saya pernah meniru kekerasan verbal yang saya alami, ketika melakukan kekerasan verbal
kepada orang lain
0,425
0.2787
Valid
41
Saya pernah meniru kekerasan verbal yang saya lihat, ketika melakukan kekerasan verbal
kepada orang lain
0,503
0.2787
Valid
42
Saya melakukan kekerasan verbal, agar orang lain tidak melakukan kekerasan verbal kepada
saya
0,455
0.2787
Valid
43
Saya merasa membalas kekerasan verbal dengan kekerasan verbal lebih baik daripada takut
0,592
0.2787
Valid
44
0,578
0.2787
Valid
45
Saya merasa melakukan kekerasan verbal lebih baik daripada mengalami kekerasan verbal
0,554
0.2787
Valid
46
0,517
0.2787
Valid
47
Saya merasa dengan melakukan kekerasan verbal maka saya menunjukkan kekuatan saya
0,599
0.2787
Valid
48
Saya pernah melakukan kekerasan verbal kepada orang lain ketika bersama teman bermain
saya
0,594
0.2787
Valid
49
Saya melakukan kekerasan verbal karena teman bermain saya juga melakukannya
0,524
0.2787
Valid
50
Saya mendapatkan pujian ketika melakukan kekerasan verbal bersama teman bermain saya
0,560
0.2787
Valid
51
Berada bersama teman bermain membuat saya tidak melakukan kekerasan verbal
0,167
0.2787
Tidak Valid
52
0,141
0.2787
Tidak Valid
53
0,079
0.2787
Tidak Valid
54
0,171
0.2787
Tidak Valid
55
Pengalaman kekerasan verbal membuat saya takut berintraksi dengan orang lain
0,181
0.2787
Tidak Valid
42
Berikut adalah tabel reliabilitas dari Independen variabel dan dependent Variabel. Dari 90 pernyataan yang diajukan dalam
kuesioner pada Independen variabel, setelah diuji validitas, ternyata terdapat 84 pernyataan yang valid yang kemudian akan dilakukan
uji realibilitas dengan mengukur cronbachs alpha 0,959. Berikut tabel kesimpulan dari uji reliable dependent variabel :
Case Processing Summary
N
%
Cases
Valid
50
100,0
Excludeda
0
0,0
Total
50
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
,959
N of Items
84
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
226,92
227,16
227,08
227,18
226,68
227,98
Scale
Cronbach'
Variance
Corrected s Alpha if
if Item
Item-Total
Item
Deleted Correlation
Deleted
1786,973
,289
,959
1780,872
,312
,959
1782,116
,315
,959
1786,151
,235
,959
1796,916
,163
,959
1754,387
,481
,958
227,84
1759,851
,429
,958
227,08
1774,279
,419
,958
43
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena marah
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena frustasi
227,18
227,92
1773,906
1775,259
,431
,365
,958
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena depresi atau
tertekan
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya untuk
mempertahankan diri
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan
untuk memancing amarah teman bermain saya.
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan
untuk menyerang balik teman bermain saya.
Saya pernah menerima kekerasan verbal dari teman sekolah saya
Saya pernah dihina atau dimaki oleh teman sekolah saya
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh teman sekolah saya
Teman sekolah saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
Teman sekolah saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
Teman sekolah saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
227,84
1774,790
,350
,958
227,12
1785,291
,252
,959
228,16
1769,933
,352
,958
227,72
1756,287
,502
,958
227,10
227,30
227,14
227,48
227,20
227,82
1792,378
1784,541
1798,164
1763,520
1772,735
1738,232
,236
,282
,117
,496
,405
,649
,959
,959
,959
,958
,958
,958
Teman sekolah saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapan
dengan saya
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya
227,92
1740,891
,609
,958
227,12
1754,353
,584
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena marah
227,36
1751,827
,607
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena frustasi
228,02
1776,796
,370
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena depresi atau
tertekan
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya untuk
mempertahankan diri
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan untuk
memancing amarah teman sekolah saya.
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan untuk
menyerang balik teman sekolah saya.
228,00
1771,102
,407
,958
227,48
1757,234
,528
,958
228,20
1759,306
,515
,958
227,84
1743,117
,644
,958
44
227,50
227,88
228,04
227,26
228,54
1796,786
1767,128
1774,815
1774,768
1762,458
,094
,383
,368
,299
,462
,959
,958
,958
,959
,958
Guru saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapan dengan
saya
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena marah
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena frustasi
228,44
1748,700
,561
,958
228,78
228,82
228,86
1770,828
1783,498
1775,919
,422
,349
,454
,958
,958
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena depresi atau tertekan
228,88
1773,332
,505
,958
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya untuk mempertahankan diri
228,74
1782,604
,300
,959
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk
memancing amarah Guru saya.
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk
menyerang balik Guru saya.
Saya pernah menerima kekerasan verbal dari Anggota Keluarga saya
Saya pernah dihina atau dimaki oleh Anggota Keluarga saya
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh Anggota Keluarga saya
Anggota Keluarga saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
Anggota Keluarga saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
228,96
1773,753
,515
,958
228,92
1767,953
,525
,958
227,50
227,74
227,62
227,74
227,32
1756,541
1748,033
1760,812
1740,604
1764,304
,474
,566
,439
,615
,424
,958
,958
,958
,958
,958
Anggota Keluarga saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada
saya
Anggota Keluarga saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika
berhadapann dengan saya
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya
227,94
1731,323
,657
,958
227,98
1728,959
,667
,957
227,82
1737,579
,622
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena marah
227,76
1736,145
,654
,958
45
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena frustasi
228,34
1755,576
,552
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena depresi
atau tertekan
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya untuk
mempertahankan diri
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan
untuk memancing amarah Anggota Keluarga saya.
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan
untuk menyerang balik Anggota Keluarga saya.
Saya pernah menerima kekerasan verbal dari orang asing
Saya pernah dihina atau dimaki oleh orang asing
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh orang asing
Ada orang asing yang pergi dengan marah setelah berhadapan saya
orang asing pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
orang asing pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
228,26
1753,707
,569
,958
228,04
1741,835
,623
,958
228,64
1746,929
,610
,958
228,40
1742,000
,607
,958
228,22
228,40
228,50
228,64
227,84
228,48
1774,502
1769,143
1771,153
1765,949
1749,974
1768,785
,327
,390
,400
,498
,491
,425
,959
,958
,958
,958
,958
,958
orang asing saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann
dengan saya
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing kepada saya.
228,68
1755,855
,597
,958
228,40
1766,449
,412
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena marah
228,38
1747,098
,628
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena frustasi
228,82
1769,824
,524
,958
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena depresi atau tertekan
228,74
1769,666
,538
,958
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing untuk mempertahankan diri
228,38
1749,832
,598
,958
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing dengan tujuan untuk
memancing amarah orang asing tersebut.
Saya membalas kekerasan yang verbal dilakukan oleh orang asing dengan tujuan untuk
menyerang balik orang asing tersebut.
Saya pernah melakukan kekerasan verbal kepada orang lain
Saya merasa kekerasan verbal yang dilakukan terhadap orang yang melakukan kekerasan
228,72
1760,940
,603
,958
228,60
1758,122
,585
,958
227,00
227,82
1784,898
1783,334
,275
,278
,959
,959
46
227,86
1762,286
,472
,958
228,04
1771,223
,402
,958
227,80
1772,000
,404
,958
227,82
1763,947
,487
,958
228,24
1777,860
,308
,959
227,80
1746,245
,558
,958
227,74
228,24
1757,258
1764,676
,496
,447
,958
,958
228,08
228,10
1769,667
1763,235
,394
,473
,958
,958
Saya pernah melakukan kekerasan verbal kepada orang lain ketika bersama teman bermain
saya
Saya melakukan kekerasan verbal karena teman bermain saya juga melakukannya
227,62
1763,098
,451
,958
227,88
1774,312
,373
,958
Saya mendapatkan pujian ketika melakukan kekerasan verbal bersama teman bermain saya
228,70
1769,031
,443
,958
Kesimpulan :
Terdapat 34 pernyataan independen variable yang valid & reliable dan 50 pernyataan dependen variable yang valid & reliable.
47
48
Informed Consent
ini
bersedia
1. Usia :
a. 13 - 15 Tahun
c. 19 21 Tahun
b. 16 18 Tahun
d. 21 < Tahun
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki
b. Perempuan
3. Agama :
A. Islam
d. Hindu
B. Katolik
e. Budha
C. Protestan
4. Pendidikan Saat Ini :
a. SD / Sederajat
c. SMA / Sederajat
b. SMP / Sederajat
d. D3/S1
49
Kontak yang dapat dihubungi :
Pertanyaan Penelitian
Petunjuk Pengisian: Pertanyaan penelitian diisi dengan memberikan tanda pada salah satu pilihan yang paling sesuai dengan keadaan
yang Anda rasakan saat ini. Skala yang diambil merupakan variasi tingkat intensitas atas pernyataan yang diberikan, pilih pada bagian TP jika
anda merasa Tidak Pernah mengalami pernyataan yang diajukan, SJ jika anda Sangat Jarang mengalami pernyataan yang diajukan, J jika anda
Jarang mengalami pernyataan yang diajukan, S jika anda Sering mengalami pernyataan yang diajukan dan SS jika anda Sangat Sering
mengalami pernyataan yang diajukan.
No
Pernyataan Penelitian
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh teman bermain saya
Teman bermain saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
Teman bermain saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
Teman bermain saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
Teman bermain saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann dengan saya
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya
TP
SJ
SS
(Jika anda memilih tidak pernah, maka soal No 9 14 tidak perlu di isi.)
9
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena marah
10
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena frustasi
11
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya karena depresi atau tertekan
12
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya untuk mempertahankan diri
13
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan untuk
memancing amarah teman bermain saya.
14
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman bermain saya dengan tujuan untuk
50
Pernyataan Penelitian
15
16
17
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh teman sekolah saya
18
Teman sekolah saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
19
Teman sekolah saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
20
Teman sekolah saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
21
Teman sekolah saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapan dengan saya
22
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya
TP
SJ
SS
(Jika anda memilih tidak pernah, maka soal No 23 28 tidak perlu di isi.)
23
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena marah
24
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena frustasi
25
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya karena depresi atau tertekan
26
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya untuk mempertahankan diri
27
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan untuk memancing
amarah teman sekolah saya.
28
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh teman sekolah saya dengan tujuan untuk menyerang
balik teman sekolah saya.
29
30
31
32
No
33
Guru saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
34
Guru saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann dengan saya
35
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya
TP
SJ
SS
(Jika anda memilih tidak pernah, maka soal No 37 42 tidak perlu di isi.)
36
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena marah
37
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena frustasi
38
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya karena depresi atau tertekan
39
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya untuk mempertahankan diri
40
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk memancing amarah
Guru saya.
41
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Guru saya dengan tujuan untuk menyerang balik
Guru saya.
42
43
44
Saya penah didiamkan atau tidak diacuhkan oleh Anggota Keluarga saya
45
Anggota Keluarga saya pernah pergi dengan marah dari hadapan saya
46
Anggota Keluarga saya pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya jengkel
47
Anggota Keluarga saya pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
48
Anggota Keluarga saya pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann dengan
saya
49
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya
52
(Jika anda memilih tidak pernah, maka soal No 51 56 tidak perlu di isi.)
50
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena marah
51
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena frustasi
No
Pernyataan Penelitian
52
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya karena depresi atau tertekan
53
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya untuk mempertahankan diri
54
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan untuk
memancing amarah Anggota Keluarga saya.
55
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh Anggota Keluarga saya dengan tujuan untuk
menyerang balik Anggota Keluarga saya.
56
57
58
59
Ada orang asing yang pergi dengan marah setelah berhadapan saya
60
61
orang asing pernah mengancam untuk memukul atau melempar sesuatu kepada saya
62
orang asing pernah melempar, memukul atau menendang sesuatu ketika berhadapann dengan saya
63
Saya pernah membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing kepada saya.
TP
SJ
SS
(Jika anda memilih tidak pernah, maka soal No 65 70 tidak perlu di isi.)
64
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena marah
65
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena frustasi
66
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing karena depresi atau tertekan
53
67
Saya membalas kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang asing untuk mempertahankan diri
68
Saya membalas kekerasan verbal dari orang asing dengan tujuan untuk memancing amarah orang asing
tersebut.
69
Saya membalas kekerasan verbal dari orang asing dengan tujuan untuk menyerang balik orang asing
tersebut.
Pertanyaan Penelitian
Petunjuk Pengisian: Pertanyaan penelitian diisi dengan memberikan tanda pada salah satu pilihan yang paling sesuai dengan keadaan
yang Anda rasakan saat ini. Berikan tanda pada bagian STS jika anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang diajukan, TS jika anda Tidak
Setuju dengan pernyataan yang diajukan, BS jika anda Biasa Saja dengan pernyataan yang diajukan, S jika anda Setuju dengan pernyataan yang
diajukan dan SS jika anda Sangat Setuju dengan pernyataan yang diajukan.
No
Pernyataan Penelitian
70
71
Saya merasa kekerasan verbal yang dilakukan terhadap orang yang melakukan kekerasan verbal kepada
saya adalah benar
72
Saya pernah melakukan kekerasan verbal terhadap orang lain walaupun saat itu saya tidak mengalami
kekerasan verbal
73
Kekerasan verbal yang saya alami menginspirasi saya untuk melakukan kekerasan verbal pada orang lain
74
Saya pernah meniru kekerasan verbal yang saya alami, ketika melakukan kekerasan verbal kepada orang
lain
75
Saya pernah meniru kekerasan verbal yang saya lihat, ketika melakukan kekerasan verbal kepada orang
lain
76
Saya melakukan kekerasan verbal, agar orang lain tidak melakukan kekerasan verbal kepada saya
77
Saya merasa membalas kekerasan verbal dengan kekerasan verbal lebih baik daripada takut
STS
TS
BS
SS
54
78
79
Saya merasa melakukan kekerasan verbal lebih baik daripada mengalami kekerasan verbal
80
81
Saya merasa dengan melakukan kekerasan verbal maka saya menunjukkan kekuatan saya
82
Saya pernah melakukan kekerasan verbal kepada orang lain ketika bersama teman bermain saya
83
Saya melakukan kekerasan verbal karena teman bermain saya juga melakukannya
84
Saya mendapatkan pujian ketika melakukan kekerasan verbal bersama teman bermain saya
55
4. Analisis Data
4.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas
4.2 Karakteristik Demografis
4.3 Analisis Univariat
4.4 Analisis Bivariat
4.5 Analisis Multivariat
4.1.1 Uji Hipotesis
4.1.2 Uji Chi Square
4.6 Diskusi
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
56
Daftar Pustaka
Brennan, Walter. Dealing With Verbal Abuse. Emergenecy Nurse; Sep 2001; 9,5; Proquest
Bryman, Alan. 2012. Social Research Method. New York: Oxford University Press.
Celik, Sevilay Senol dan Media Subasi Baybuga. 2005. Verbal, Physical and Sexual Abuse among
children working on the street. Australian Journal if Advanced Nursing vol 26 Number 4
Cowie, Helen and Dawn Jennifer. 2008. New Perspectives on Bullying. Berkshire: Open University
Press
Duck, Robert James. 2004. Bully/Victim Relationship and School Violence: Evaluating Pattern of
Agression. Ontario Institute for Studies in Education of the University of Torronto.
Durrow-Ross, Paula Lynn. 2007. Peer Abusive Behavior among Adolescents: Risk Factor and
Outcomes of Victimization and Perperation. The University of Michigan
Ellenbogen, Stephen. 2008. From Physical Abuse Victim to Agressor: Exploring the Relationship.
School of Social Work, McGill University, Montreal
Esposito, Layla Elise. 2007. The Role of Emphaty, Anger Management and Normative Beliefs about
Agression in Bullying among Urban, African-American Middle School Children. Virginia:
Virginia Commonwealth University.
Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality: Seventh Editions. McGraw-Hill
Education
Fontaine, Jean La. 1991. Bullying: The Childs View. Portland Place: Calouste Gulbenkian Foundation
Gidycz, Christine.A et al. 2007. Predictors of perperation of verbal, physical and sexual violence : A
prospective analysis of college men. Psychology of men and masculinity 8.2 (april 2007) ohio
university.
Keller, Maria M. 2011. Understanding The Role of Culture and Gender in Peer Relations : Indirect
and Direct Aggression in Middle School Caucasian and Mexican American Students. San
Diego: Alliant International University
Krause, Michelle M. 2005. Teacher, Peer, and Self-Assesment of Agression and Perceptions of School
Attachment Among Elementary and Secondary, Regular Education and Learning Disabled
Students. .Michigan: Wayne State University.
57
Larke, Ian Douglas. 2004. The Relationship between Bullying and Social Shills in Elemetary School
Students. Alberta: University of Calgary Neu, Todd William. 2003. The Influence of
Adolescent Attachment on the Perception of Verbal Agression. Texas A&M University
Leifer, Ron. 2008. Vinegar into Honey: seven steps to understanding and transforming anger,
aggression and violence. New York: Snow Lion Publications
Quigg, Anne-Marie. 2011. Bullying in The Arts: Vocation, Exploitation and Abuse of Power.
Farnham:Gower Publishing Limited
Rocha, Claudia Sarah. 2008. Gottfredson and Hirschi's Low Self Control Theory: An Empirical Test
Using Hispanic University Student. The Universtiy of Texas at El Paso
Siegel, Larry J dan Brandon C Welsh. 2008. Juvenile Delinquency : The Core. Wadsworth: Cengage
Learning
Tencer, Heater Lynn.2004. Sticks and stones may break my bones, but words will never hurt me: The
development of friendships among adolescents who report verbal and emotional aggression
by parents. Maryland: University of Virginia
Wallace, Lisa Hutchinson. 2002. Emotional and Verbal Opression: Their Link ti Non-Fatal School
Violence as Self-Reported by Mississippi Public School Students in Grades 6-12. University
of New Orleans.
Wong, Jennifer.S. 2009. Understanding Peer Victimization, the Impacts on Delinquency, and the
Effectiveness of Prevention Programs. Pardee RAND Graduate School.
Referensi
http://www.solopos.com/2012/10/27/waduh-siswa-sekolah-menengah-rentan-alamikekerasan-verbal-dan nonverbal-342624 (diakses pada 11 oktober 2013 pukul 03.40)
http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/09/15512144/Bullying.Sering.Dianggap.Sep
ele (diakses pada 11 oktober 2013 pukul 05.30)
http://www.kabar24.com/edukasi/read/20130125/14/133631/jahatnya-bullying-verbal
(diakses pada 11 oktober 2013 pukul 05.30)
http://shendud.wordpress.com/pendidikan/jenis-jenis-penelitian/ (dikutip tanggal 17
oktober 2013)
http://www.hci.sg/admin/uwa/MEd7_8633/Causal-comparative_research.pdf (diakses
pada 17 okt 2013)
58