Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
: Dra.Ngesti Lestari,M.Si
Di susun oleh :
Kelompok
:1
G0A011001
Agung Siswoyo
G0A011002
Agus Setiawan
G0A011003
Ahmad Yusufurrohim
G0A011004
Ainul Fitriyah
G0A011005
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah
terlupakan
melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut
akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan
karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan
dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindahpindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang
berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan
yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah
sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut
sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut,
pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan
suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan
akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah
perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya
yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh
sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya
merongrong
dasar
negara,
seperti
yang
pernah
terjadi
di
masa
lalu.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk
senantiasa menjaga kelestarian nilai nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi
di masa lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.
I.2 TUJUAN PAMBAHASAN
1. Untuk mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara
2. Untuk mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Untuk mengetahui Upaya Menjaga Nilai-Nilai Luhur Pancasila
4. Untuk mengetahui Bidang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
5. Untuk mengetahui Contoh Penerapan Nilai Pengembangan Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa
I.3
MANFAAT
adalah kaji
permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu dengan tema wawasan
kebangsaan. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas
mengenai Pancasila sebagai nilai daar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara?
2. Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bermasyarakat, Berbangsa dan
Bernegara Indonesia?
3. Upaya Menjaga Nilai-Nilai Luhur Pancasila?
4. Bidang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
Bernegara?
5. Contoh Penerapan Nilai Pengembangan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa?
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pancasila dan UUD 1945 yang menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap
hukum sebagai pencerminan adanya kesetaraan dan pelindungan hukum terhadap
berbagai perbedaan pandangan, suku, agama, keyakinan, ras dan budaya yang disertai
kualitas kejujuran yang
tinggi, saling
menghargai, saling
menghormati, non
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan
dalam menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Hal tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi :
0DND GLVXVXQODK NHPHUGHNDDQ NHEDQJVDDQ ,QGRQHVLD LWX GDODP VXDWX 88' QHJDUD
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara. Dengan demikian kedudukan
pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam
pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita cita hukum dan norma hukum yang
menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal pasal UUD 1945
dan diatur dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata
negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara. Pada hakikatnya adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara
material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan
(termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai nilai luhur
pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut. Berdasarkan uaraian
tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif atau memaksa,
artinya mengikat dan memaksa setiap warga negara untuk tunduk kepada pancasila
dan bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran harus ditindak sesuai hukum yang
berlaku di Indonesia serta bagi pelanggar dikenakan sanksi sanksi hukum.
Nilai nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif
subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan
pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai
dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa bangsa beradab.
Oleh karena memiliki nilai obyektif universal dan diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia maka pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila
sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita cita para pendiri bangsa Indonesi
dapat terwujud.
di Indonesia. Dengan
manusia dan
pertama
kali
dikumandangkan
oleh
Soekarno
pada
saat
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan
masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai.
c. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari
Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun
pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri
sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia
terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi
justru dijadikan persatuan Indonesia.
d. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan
orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai
satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan
yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan
potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan
diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk
menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi
sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan
aliran tertentu yang sempit.
e. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara
organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh
dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan
kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat,
sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
4. Bidang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Pancasila sebagai Dasar Negara RI merupakan keputusan final, jangan hanya
disimpan dalam almari. Pancasila jangan juga disakralkan sehingga manusia tidak
dapat menyentuhnya.
tidak mau
modal (investasi), dalam bidang bisnis dan perdagangan, dalam bidang ketertiban dan
keamanan, dan begitu seterusnya.
Tidak lebih dari 30% nilai-nilai Pancasila yang telah teraktualisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila masih sebatas wacana dan tema-tema
simbolik, dan tidak muncul dalam sikap dan perilaku yang nyata dari warga Negara
RI. Nilai-nilai Pancasila belum muncul sepenuhnya secara nyata sebagai way of life
dari warga masyarakat dan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila belum menjadi
Roh Bangsa dan belum menjadi Kepribadian Bangsa Indonesia.
DQJDQ WHUMDGL
- ODJL GHPRQVWUDVL WDULDQ OLDU 7DULDQ &DNDOHOH \DQJ (26 RUDQJ
penari pria) membawa bendera RMS ketika diselenggarakan Hari Keluarga Nasional
di lapangan Merdeka Ambon tanggal 29 Juni 2007 lalu di depan kedatangan Presiden
RI SBY dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Fenomena tersebut
mengindikasikan bahwa integritas NKRI masih rapuh. Eksistensi NKRI bukan
sesuatu yang jatuh dari langit, melainkan sesuatu yang harus dibentuk, dikembangkan,
dan dipelihara dengan
eksistensi NKRI tidak datang dari Ambon saja, melainkan terjadi potensial dari
daerah lain juga.
Pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila
Sebagian besar rakyat Indonesia tidak mandiri, tidak berdaya, dan masih bodoh (tidak
cerdas). Pendidikan menghasilkan manusia-manusia neo-kapitalis di bumi Indonesia,
dengan rumah-rumah beton yang berpagar tinggi. Faham individualisme dan
pragmatisme berkembang sangat kuat akibat perkembangan pasar yang tidak
terkendali. Individualisme dan pragmatisme dapat diibaratkan telah menjadi perahuperahu atau kapal-kapal transfort yang membawa faham sekularisme Barat, yang pada
akhirnya menyingkirkan agama-agama formal di Indonesia.
Kita bersama-VDPD VHPHVWLQ\D PDPSX PHPEDQJXQ PDV\DUDNDW GDQ EDQJVD
Indonesia \DQJ PRGHUQ GHQJDQ FLUL-ciri kualitas antara lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Memiliki daya disiplin dan kepatuhan tinggi kepada aturan dan hukum
formal,Memiliki faham nasionalisme dan patriotisme yang kokoh,
5. Contoh Penerapan
Kehidupan
Berbangsa
Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai- nilai
tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai
sosial dan nilai religius atau kegamaan. Ada lagi nilai perjuangan bangsa Indonesia
dalam merebut kemerdekaan RI. Contoh Penerapan Nilai Pengembangan Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Persatuan Indonesia :
a. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan,
b. Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan,
c. Bangga berkebangsaan Indonesia,
d. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa.
4)
Kerakyatan
yang dipimpin
oleh
permusyawaratan / perwakilan :
a. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang
sama,
atau dalam
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia,
pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita. Disamping itu banyak
langkah - langkah yang harus kita ambil untuk menjalankan atau menerapkan
pancasila dalam kehidupan kita. Salah satu peranan Pancasila adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah dijabarkan
dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional
Indonesia. Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga mampu
berkembang secara dinamis. Dengan kata lain, Pancasila menjadi dasar yang statis, tetapi juga
menjadi bintang tuntunan (lightstar) dinamis. Pancasila juga sebagai dasar dan ideologi
negara, yaitu sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar
negara. Selain itu Pancasila merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum
yang menguasai hukum dasar negara.
peradaban bangsa yang bermartabat. Jika aktualisasi nilai-nilai Pancasila gagal, maka
masyarakat dan bangsa Indonesia akan memiliki budaya baru, yang bukan berakar
pada budaya masyarakat dan bangsa sendiri.
4.2 SARAN
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus
dilakukan peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat. Yang lebih
penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila.
Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai,
tentram, adil, makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam
penegakan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
DAFTAR PUSTAKA
o file:///E:/pancasila-sebagai-ideologi-pandangan.html
o Listyarti, Retno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk kelas XI kurikulum
2004. Jakarta: Esis.
o Budiyanto. Abdul Karim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk kelas XII
kurikulum 2006. Jakarta: Grafindo.
Republik