Anda di halaman 1dari 29

BAB I

BATUAN BEKU

Magma dapat mendingin dan membeku dibawah atau diatas permukaan bumi.
Bila membeku dibawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan
batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Dan sering juga dikatakan sebagai
batuan beku plutonik. Sedangkan bila magma dapat mencapai permukaan bumi
kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

1.1 BATUAN BEKU DALAM

Magma yang membeku dibawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat


(dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan
sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan
batuan disekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan disekitarnya, atau
menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan sekelilingnya. Pada gambar 1.1.
terlihat diagram penampang tubuh-tubuh batuan plutonik. Bentuk-bentuk yang
memotong struktur batuan sekitarnya, diskordan, adalah batolit, stock, dyke (korok)
dan jenjang volkanik (volcanic neck).
Sedangkan bentuk yang sejajar dengan struktur batuan sekitarnya, konkordan,
adalah sill, lakolit dan lopolit.
BATOLIT, merupakan tubuh batuan beku dalam (pluton) yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuhtubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batolit. Beberapa batolit mencapai lebih dari 1000
km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari pengukuran geofisika dan penelitian pada
beberapa batolit yang tersingkap dipermukaan, diperkirakan tebalnya antara 20
sampai 30 km. Batolit tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan sebesar dimensi batolit. Dan karena besarnya batolit dapat
mendorong batuan diatasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan keatas
oleh magma yang bergerak keatas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupi-nya.
Proses ini dinamakan stoping. Blok-blok hasil stoping lebih padat dibandingkan
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini
bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Namun tidak semua terlarut dan
1

mengendap di dasar dapur magma (magma chamber). Setiap fragmen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan xenolith.
STOCK, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan batolit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batolit atau bagian atas batolit yang tererosi.
DIKE atau korok, disebut juga gang, merupakan salah satu batuan intrusi yang
dibandingkan dengan batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran
yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya,
gambar 1.2.
VOLCANIC NECK (jenjang volkanik), adalah pipa gunung api dibawah kawah, yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi
disekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi sekitarnya ini disebut jenjang volkanik.
SILL adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dengan sisi-sisinya sejajar.
Pada umumnya dike dan sill terdapat bersamaan, merupakan bagian dari suatu sistem
batuan intrusi, gambar 1.2. Dike dan sill dapat sangat besar. Contohnya Great Dike di
Zimbabwe, Afrika, merupakan massa gabro sepanjang 500 km dan 8 km lebarnya
dengan dinding dindingnya sejajar dan tegak.

Gambar 1.1

atau gang, berbentuk lempeng yang memotong struktur batuan disekitarnya; sill- berbentuk sama dengan dyke, tetapi sej

Sedangkan contoh sill yang besar terdapat dekat kota New York, Amerika, pada
tebing S. Hudson, ketebalannya kurang lebih 300 meter.
LAKOLIT sejenis dengan sill merupakan intrusi yang sejajar dengan perlapisan
batuan yang diterobosnya. Dibedakan dengan sill karena bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung keatas, membentuk kubah
landai. Sedangkan bagian bawahnya mirip dengan sill. Akibat proses-proses geologi,
baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dalam dapat tersingkap
atau berada diatas permukaan bumi. Meskipun terbentuk di bawah permukaan bumi,
oleh gaya tektonik terangkat,

Gambar 1.2

n intrusif berbentuk pipih (tabular). Dike memotong lapisan-lapisan batuan disekitarnya. Sill di-injeksikan diantara lapisan-la

dan lapisan batuan diatasnya tererosi, sehingga batuan beku dalam tersebut muncul di
permukaan.
LOPOLIT bentuknya mirip dengan lakolit, hanya bagian atas dan bawahnya cekung
keatas
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat
jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Dari yang
paling kaya akan mineral kuarsanya sampai paling sedikit adalah granit dan
granodiorit, diorit, gabbro dan peridotit, seperti terlihat dalam kolom Batuan Faneritik
pada tabel Klasifikasi Batuan Beku.

1.2 BATUAN BEKU LUAR

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan dinamakan
erupsi linier atau fissure eruption. Pada umumnya magma basaltik yang viskositasnya
rendah dapat mengalir disekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt, disebut
plateau basalt.
Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi
sentral. Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur keatas bersama gas-gas sebagai piroklastik, , atau rempah gunung api. Di
udara segera membeku meskipun masih pijar.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi.
Apabila magma membeku dibawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow
lava), dinamakan demikian karena bentuknya mirip dengan bantal. Bagian depan
alirannya membulat bentuknya dan bertumpuk saling tindih.
Sebagai halnya batuan beku dalam, batuan beku luar juga terdapat dalam beberapa
jenis, yaitu riolit dan dasit, andesit, basalt dan berbagai batuan piroklastik. Dalam
Klasifikasi Batuan Beku.termasuk dalam kelompok batuan afanitik.
Kenyataan bahwa kecepatan pendinginan magma mempengaruhi besar butir dapat
dipergunakan sebagai cara sederhana untuk membedakan batuan beku dalam dari
batuan beku luar. Apabila batuan beku memperlihatkan butiran-butiran kasar (coarse
grains)
maka batuan tersebut batuan intrusif. Dan sebaliknya, bila berbutir halus (fine grains)
maka batuan ekstrusif.
Untuk lebih teliti haruslah diperhatikan sifat fisik lainnya, tekstur batuan.

1.3 TEKSTUR (TEXTURE)

Secara umum batuan beku intrusif dan ekstrusif atau batuan beku umumnya dapat
dibedakan dari kenam-pakan bentuk, ukuran butir dan hubungan kristal mineralmineralnya atau disebut tekstur batuan.
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah :

1) Gelas (Glassy) - tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (Amorf).


2) Afanitik (Aphanitic) - (Fine Grain Texture) berbutir sangat halus, hanya dapat
dilihat dengan mikroskop.
3) Faneritik (Phaneritic) - (Coarse Grain Texture) berbutir cukup besar, dapat
dilihat tanpa mikroskop.
4) Porfiritik (Porphyritic) - mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.
5) Piroklastik (Pyroclastic) - mempunyai fragmen material volkanik.

Tekstur gelas terjadi akibat magma membeku dengan cepat, saat magma mencapai
permukaan bumi dan bersentuhan dengan atmosfir. Suhu dan tekanan di atmosfir jauh
lebih rendah dari dapur magma dibawah. Akibatnya tidak sempat membentuk kristal
atau amorf, seperti obsidian. Kadang-kadang lava mendingin dan membeku begitu
cepatnya sehingga atom-atomnya tidak sempat untuk membentuk mineral, sehingga
yang terbentuk adalah mineraloid, gelas.
Batuan beku luar yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gelas dinamakan
obsidian.
AFANITIK (aphanitic dari bahasa Junani phaneros yang berarti terlihat, dan a berarti
tidak) dapat diartikan butiran-butiran mineralnya tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat, tetapi masih
sempat membentuk kristal. Batuan bertekstur ini terdiri dari mineral-mineral dengan
kristal yang sangat kecil. . Misalnya bagian dalam aliran lava, dibawah mikroskop
dapat dikenali feldspar dan kwarsa.
FANERITIK (phaneritic) berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini butiran
mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan besar kristal yang hampir
seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang besar-besar ini
menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama, yang berarti terjadi jauh
dibawah permukaan bumi.
PORFIRITIK merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara
butiran-butiran kasar didalam massa butiran-butiran lebih halus. Butiran yang besar,
bentuknya relatif sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran
yang kecil-kecil, disekitar fenokrist disebut massadasar (groundmass). Fenokrist yang
dikelilingi massadasar terbentuk sebagai layaknya mineral berbutir kasar pada batuan
beku dalam, oleh pendinginan magma secara perlahan-lahan dalam kerak atau
mantel.

Intrusif
(Faneritik)
Ekstrusif
(Afanitik)
Komposisi
Mineral
Utama
Mineral
Tambahan

Felsik

Intermediet

Mafik

(Granitik)

(Andesitik)

(Basaltik)

Ultra Mafik

Granit

Diorit

Gabbro

Peridotit

Riolit

Andesit

Basalt

Kuarsa
K Felspar
Na Felspar

Hornblende
Na Felspar
Ca Felspar

Ca Felspar
Piroksen

Olivin
Piroksen

Muskovit
Biotit
Hornblende

Biotit
Piroksen

Olivin
Hornblende

Ca Felspar

sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineral


TabelKlasifikasi
1.1

Kearah Kanan Kadar Sio2 Makin Kecil - Warna Batuan Makin Gelap
Sedangkan massa dasar yang mengelilingi fenokrist memberikan bukti bahwa magma
yang sebagian membeku bergerak naik keatas dengan cepat. Pada kondisi baru ini
magma mendingin dengan cepat dan menghasilkan mineral-mineral yang terbentuk
terakhir yang berbutir halus. Banyak batuan beku ekstrusif yang porfiri.
Pegmatite Batuan beku dalam yang terdiri dari mineral-mineral berukuran yang tidak
lazim, besar-besar, sampai 2 cm atau lebih.
Pyroklastik, dalam bahasa Junani pyro artinya api dan klastos adalah pecah. Tekstur
batuan dikatakan pyroklastik apabila pada batuan tersebut terdapat butiran fenokris
dan massa dasar, mirip dengan porfiritik. Namun dibawah mikroskop terlihat bahwa
butiran-butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada kristal saling mengunci.
Selain itu juga fragmennya bengkok, terpilin dan terdeformasi. Tekstur ini terjadi
akibat erupsi ledakan material berukuran debu dihembuskan keatas. Di udara
terbentuk mineral dan gelas, bercampur sebagai material yang panas. Bila diendapkan
masih panas, maka material-material ini saling merekat seperti di las satu dengan
lainnya.
1.4 KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku sangat banyak jenisnya, pengelompokkan atau klasifikasi sederhana


didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku
diakibatkan oleh. sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral
bergantung pada kandu- ngan unsur kimia magma induk dan lingkungan
kristalisasinya. Saat magma dengan komposisi tertentu membeku, sama. Hanya
7

teksturnya yang berbeda. Misalnya granit, terbentuk sebagai batuan intrusif. Tetapi
bila kelompok mineral yang terbentuk baik dalam batuan beku intrusif maupun
batuan beku ekstrusif adalah magma yang sama mencapai permukaan dan membeku,
batuan yang terbentuk adalah riolit.
Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada Tabel 1.1. Batuan
yang kaya akan kuarsa berwarna terang, seperti granit atau riolit. Dalam tabel
terdapat disebelah kiri.
Dan sebaliknya, makin berkurang kandungan kuarsa (kearah kanan) batuan makin
berwarna gelap, seperti gabbro dan peridotit.
Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang mengkristal paling
dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, sebab itu dinamakan mineral
mafik (Magnesium dan Fe). Kandungan SiO2 nya sangat kecil, sehingga memberikan
warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada bagian kiri tabel. Sedangkan
batuan pada bagian kiri lebih banyak feldspar dan silika dinamakan mineral felsik
yang merupakan mineral-mineral berwarna terang dan batuannya berwarna lebih
terang dari pada batuan bagian kanan tabel. Pada Tabel 1.2 diperlihatkan klasifikasi
dalam bentuk diagram perbandingan persentasi kandungan mineral

Tabel 1.2

tidak tegas, melainkan gradual (garis putus-putus). Untuk mengetahui komposisi umum batuan, proyeksikan dari garis put

dan teksturnya. Batas-batas antara tipe batuan tidak tegas, melainkan bertahap, yang
diperlihatkan sebagai garis putus-putus.
Dalam tabel terlihat juga bahwa batuan berkomposisi mineral dengan perbandingan
sama, tetapi dapat bertekstur kasar dan halus, tergantung dari cara pendinginannya.
Yang mencerminkan dimana batuan tersebut terbentuk.

1.4.1 BATUAN FANERITIK


Sering pula dikatakan batuan berbutir kasar dan yang umum dijumpai
adalah :Granit berkomposisi terutama dari felspar dan kwarsa. K-felspar merupakan
mineral utamanya, berwarna merah muda, sedangkan Na-Ca plagioklas
terdapat dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselein. Mika, muskovit atau
biotit berwarna hitam mengkilat atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam
batuan. Banyak dijumpai granit dengan butiran-butiran hornblende yang tersebar.
Berat jenis granit relatif kecil ( 2,7 ) dibandingkan dengan basalt ( 3,2.).
Istilah granit hanya dipergunakan untuk batuan beku yang mengandung kuarsa
dimana K felspar dominan. Sedangkan bila plagioklas felspar yang dominan
dinamakan granodiorit. Untuk membedakan K felspar dan plagioklas felspar tidaklah
mudah, memerlukan peralatan khusus. Oleh karena itu secara umum kedua batuan
tersebut disebut saja sebagai batuan granitik.
Ada dua pendapat mengenai pembentukan granit, yang satu mengatakan batuan beku,
dilain pihak mengatakan granit termasuk batuan metamorf. Hal ini akan dibahas
dalam bab 7, Batuan metarfosa.
GRANIT dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt
membentuk kerak samudra.
DIORIT mempunyai tektur mirip granit tetapi komposisinya tidak sama. Mineral
utamanya adalah Na-plagioklas feldspar, sedangkan kwarsa dan K-feldspar
merupakan mineral minor.
Mineral amfibol didalamnya mencirikan diorit. Dan bukanlah tidak mungkin
dijumpai piroksen. Komposisi diorit merupakan komposisi menengah antara granit
dan basalt.
GABBRO, teksturnya berbutir kasar, mirip dengan granit, tetapi komposisi utamanya
adalah piroksen dan Ca-plagioklas. Olivin terdapat sebagai mineral minor. Warna
gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan material utama bagian
bawah kerak samudra, dan juga pada beberapa bagian kerak benua tua.
PERIDOTIT hampir seluruhnya terdiri dari mineral olivin dan piroksen, sangat
jarang dijumpai diatas permukaan bumi.
Dari berat jenisnya yang besar dan sifat fisik lainnya dapat diperkirakan bahwa
selubung bumi (mantel) terdiri dari PERIDOTIT.

1.4.2 BATUAN AFANITIK

BASALT adalah batuan beku luar, yang khas bertekstur afanitik, berbutir
halus sampai sangat halus. Biasanya berwarna gelap, terjadi dari pendinginan pada
bagian dalam aliran lava. Komposisi utamanya Ca-plagioklas dan piroksen,
sedangkan olivin atau amfibol hanya sedikit. Plagioklas terdapat sebagai kristalkristal memanjang mengelilingi olivin dan piroksen yang sama besarnya. Ada juga
basalt yang mempunyai kristal olivin atau piroksen yang besar-besar sebagai
fenokrist sehingga menjadikannya bertekstur porfiritik. Pada umumnya basalt
mengandung sedikit gelas, terutama didekat bagian atas aliran lava.
ANDESIT terdiri dari Na-plagioklas, piroksen dan amfibol. Umumnya mengandung
kwarsa sedikit atau sama sekali tidak ada. Kenampakannya mirip dengan diorit dan
bertekstur porfiritik, dengan feldspar dan mineral-mineral ferro dan magnesium
sebagai fenokrist. Andesit merupakan tipe lava yang banyak dijumpai setelah basalt
dan sering terdapat sepanjang batas benua atau di bagian dalam benua.
RIOLIT berkomposisi sama dengan granit, biasanya mengandung fenokrist feldspar,
kwarsa atau mika, tetapi belum dapat disebut porfiritik. Riolit dan andesit sukar
dibedakan tanpa mikroskop, dan disatukan dalam kelompok felsite (kelompok batuan
bertekstur afanitik dan berwarna terang).

1.5 STRUKTUR BATUAN BEKU

Meskipun batuan beku tebentuk dari pembekuan magma, namun beberapa batuan
beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy lava, lava bantal (pillow
lava ), struktur aliran dan struktur rekahan, serta vesikular dan amigdaloidal.
BLOK LAVA, yang di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran lava yang
permukaannya sangat kasar, berbentuk bongkah-bongkah. Pada saat mengalir
permukaannya yang berhubungan langsung dengan amosfir sudah membeku,
sedangkan didalam yang panas dan cair masih mengalir. Akibatnya bagian yang
membeku pecah-pecah dan terbawa mengalir sebagai bongkah-bongkah.
LAVA TALI (ropy lava), dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava
yang permukaannya halus dan dilihat dari atas berbentuk seperti pilinan tali. Bagian
depannya membulat, memnajang kebelakang, bergaris tengah sampai beberapa meter.
Dan saling tumpang tindih, mirip tali yang besar.

10

LAVA BANTAL, sesuai dengan namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai
bantal yang tumpang tindih. Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen
marin sehingga disimpulkan terbentuk dibawah permukaan air.
Struktur Aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil, garis-garis dan
goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak homogen.
Struktur Rekahan, atau kekar, berbentuk kolom-kolom memanjang berbentuk
prisma, permukaannya berbentuk segi enam. Rekahan-rekahan yang merupa-. kan
sumbu panjang kolom, arahnya tegak lurus bidang pendinginan, dan dinamakan kekar
kolom (collumnar joint).
Struktur Vesikular terjadi akibat keluarnya gas-gas yang terlarut dalam magma
karena penurunan tekanan disekitarnya, atau setelah mencapai permukaan bumi.
Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava. Sedangkan struktur amigdaloid
terjadi apabila rongga-rongga pelepasan gas terisi oleh kristal mineral sekunder, kalsit
misalnya.

1.3 BATUAN PIROKLASTIK

A.

Pengertian Batuan Piroklastik


Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh material

hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Yang kemudian
mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapannya, lalu setelah proses
pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan
piroklastik.

Foto 1
BatuanPiroklastik

B.

11

Genesa BatuanPiroklastik

Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunungapi,


mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar
yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu
terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan
yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur
dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami
prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut
dengan batuan epiklastik.
Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang
mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh mediaair dan angin yang
membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan
oleh air dananginyang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api.
Tempat-tempat yang rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut dan
lembah-lembah pegunungan.

Foto 2
Genesa Letusan GunungApi

C.

Klasifikasi Endapan Piroklastik


Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat gunung

api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang sama pada
endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan membentuk penebalan
apabila pada proses pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik surge penyatuan
antarapiroklastik endapan dan piroklastik aliran.

12

Gambar1
JenisPengendapan
1.

PiroklastikJatuhan (Fall)
Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang

meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan


endapan yang relative berukuran sama.
2.

PiroklastikAliran (Flow)
Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan

gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan
aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.

Gambar 2
Siklus Endapan Piroklastik Aliran
3.

Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian

mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.

13

Gambar 3
Siklus Endapan Piroklastik Surge

D.

Mineral PenyusunBatuanPiroklastik
Susunan mineral dari batuan piroklastik tidak jauh berbeda dengan mineral

pembentu batuan beku. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam mineral
penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya hanyalah bentuk dari
butirannya.Pada batuan beku butirannya campuran dari beberapa butir, dan batuan
piroklastik gabungan dari butiran.
E.

TigaJenisFragmenDalamEndapanPiroklastik
1. Fragmen Lava Baru
2. FragmenLitik
3. Kristal Individu

F.

Tekstur Batuan Piroklastik

1.

Ukuran Butir
Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi menjadi

beberapa macam, yaitu :


Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk

2.

membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.


Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm 32 mm diameternya.
Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.
Bentuk Butir
Bentukbutiradalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa macam

yaitu :
Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.
Membulat hampir seperti bola.

14

3.

Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya.


Kompaksi
Kompaksiadalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam

kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :


Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.
Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.
G.

Struktur Batuan Piroklastik


Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan

struktur struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti perlapisan.
Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan tekstur
seperti pada batuan beku lelehan.
Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu :
1.

Aglomerat, ukuran butir lebih besar 32 mm (Bomb).


Aglomerat adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat (batuan
sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, dimana
aglomerat terdiri dari fragmen-fragmen volkanik (lava dan piroklastik di

2.

antaranya gelas).
Breksi Volkanik, ukuran butir lebih besar dari 32 mm (Block).
Breksi Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh

3.

material gunungapi (volknik).


Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 32 mm.
Tufa (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff). Batuan
ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada komponen
terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat dibedakan atas

3 golongan sebagai berikut :


a. Tufa Vitric
: Banyak fragmen gelas
b. Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal
c. Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan
4.
Tufa, ukuran butir sangat halus (abu / debu).

BAB II
DESKRIPSI DAN PETROGENESA BATUAN BEKU
A. DESKRIPSI BATUAN BEKU
1.BASALT

15

1. Warna
: Hitam sedikit keabu-abuan
2. Tekstur
Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik
Tingkat Kristalisasi
: Hipokristalin
Tingkat Keseragaman Butir
: Inequigranular
Bentuk Kristal
: Subhedral
3. Struktur
: Masif
4. Komposisi Batuan : Basa
5. Komposisi Mineral
Plagioklas
Hornblende
Augite
Biotite
6. Jenis Batuan
: Batuan Beku Ektrusif
7. Nama Batuan
: Basalt
8. Petrogenesa
: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan
atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
Gambar Batuan :

DESKRIPSI MINERAL MINERAL PENYUSUN DARI BASALT

HORNBLENDE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

16

Nama Mineral : Hornblende


Warna
: Hitam
Sistem Kristal : Monoklin
Belahan
:
Cerat
: Putik keabu-abuan
Presentase
: 15%
Kilap
: Lemak
Kekerasan
:6
Ciri Khas
: Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

AUGIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama Mineral : Augite


Warna
: Dark Green
Sistem Kristal : Monoklin
Belahan
:
Cerat
: Putih keabu-abuan
Presentase
: >20%
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5,5 - 6
Ciri Khas
: Warna lebih gelap dari diopside
Gambar Mineral :

PLAGIOKLAS
1. Nama Mineral : Plagioklas
2. Warna
: White
3. Sistem Kristal : Triklin

17

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Belahan
: 1 arah
Cerat
: Putih
Presentase
: >45%
Kilap
: Lemak
Kekerasan
: 6 -6,5
Ciri Khas
:
Gambar Mineral :

BIOTIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama Mineral : Biotite


Warna
: Hitam
Sistem Kristal : Monoklin
Belahan
: 1 arah
Cerat
: Putih keabu-abuan
Presentase
: 9%
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 2,5 - 3
Ciri Khas
: Warna gelap, belahan sempurna
Gambar Mineral :

2. GABBRO

18

1. Warna
: Hitam sedikit keabu-abuan
2. Tekstur
Tingkat Visualisasi Granulitas : Fenerik
Tingkat Kristalisasi
: Holokristalin
Tingkat Keseragaman Butir
: Inequigranural
Bentuk Kristal
: Subhedral
3. Struktur
: Masif
4. Komposisi Batuan : Basa
5. Komposisi Mineral
Plagioklas
Hornblende
Quartz
Augite
6. Jenis Batuan
: Batuan Beku Intrusif
7. Nama Batuan
: Gabbro
8. Petrogenesa
: Terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
api. Termasuk batuan beku dalam
Gambar Batuan :

DESKRIPSI DARI MINERAL PENYUSUN BATUAN GABBRO

PLAGIOKLAS
1.Nama Mineral : Plagioklas
2.Warna

: White

3.Sistem Kristal : Triklin

19

4.Belahan

: 1 arah

5.Cerat

: Putih

6.Presentase

: >45%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

: 6 -6,5

9.Ciri Khas

Gambar Mineral :

HORNBLENDE
1.Nama Mineral : Hornblende
2.Warna

: Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin


4.Belahan

5.Cerat

: Putik keabu-abuan

6.Presentase

: 15%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

:6

9.Ciri Khas
: Kristal memanjang, warna gelap
Gambar Mineral :

QUARTZ
1. Nama Mineral : Qaurtz
2. Warna
: Putih

20

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sistem Kristal : Hexagonal


Belahan
: tidak ada
Cerat
: Putih
Presentase
: >50%
Kilap
: Kaca
Kekerasan
:7
Ciri Khas
: Concoidal fraktur, kilau kaca

AUGIT
1.Nama Mineral : Augite
2.Warna

: Dark Green

3.Sistem Kristal : Monoklin


4.Belahan

5.Cerat

: Putih keabu-abuan

6.Presentase

: >20%

7.Kilap

: Kaca

8.Kekerasan

: 5,5 - 6

9.Ciri Khas
: Warna lebih gelap dari diopside
Gambar Mineral :

21

3.GRANIT

1. Warna
: Putih Kabu-abuan
2. Tekstur
Tingkat Visualisasi Granulitas : Fenerik - Afanitik
Tingkat Kristalisasi
: Holokristalin
Tingkat Keseragaman Butir
: Inequiganular
Bentuk Kristal
: Anhedral - Subhedral
3. Struktur
: Masif
4. Komposisi Batuan : Asam
5. Komposisi Mineral
Plagioklas
Hornblende
Biotite
Quartz
6. Jenis Batuan
: Batuan Beku Intrusif
7. Nama Batuan
: Granit
8. Petrogenesa
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Gambar Batuan :

PLAGIOKLAS
1.Nama Mineral : Plagioklas
2.Warna

: White

3.Sistem Kristal : Triklin


4.Belahan

: 1 arah

5.Cerat

: Putih

6.Presentase

: >45%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

: 6 -6,5

9.Ciri Khas
:
Gambar Mineral :
22

1. Warna
: Putih Keabu-abuan
2. Tekstur
Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik
Tingkat Kristalisasi
: Holokristalin
Tingkat Keseragaman Butir
: Hipokristalin
Bentuk Kristal
: Euhedral - Subhedral
3. Struktur
: Masif
4. Komposisi Batuan : Asam
5. Komposisi Mineral
Plagioklas
Orhtoklas
Hornblende
Biotite
Quartz
6. Jenis Batuan
: Batuan Beku Intermediate
7. Nama Batuan
: Dacite
8. Petrogenesa : Batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma

PLAGIOKLAS
1.Nama Mineral : Plagioklas
2.Warna

: White

3.Sistem Kristal : Triklin


4.Belahan

: 1 arah

5.Cerat

: Putih

6.Presentase

: >45%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

: 6 -6,5

9.Ciri Khas
:
Gambar Mineral :

23

ORTHOKLAS
1.Nama Mineral : Orthoklas
2.Warna

: White

3.Sistem Kristal : Triklin


4.Belahan

: 2 arah

5.Cerat

: Putih

6.Presentase

: 5%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

:6

9.Ciri Khas
:
Gambar Mineral :

HORLBLENDE
1.Nama Mineral : Hornblende
2.Warna

: Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin


4.Belahan

5.Cerat

: Putik keabu-abuan

6.Presentase

: 15%

7.Kilap

: Lemak

8.Kekerasan

:6

9.Ciri Khas
: Kristal memanjang, warna gelap
Gambar Mineral :

24

BIOTIT
1.Nama Mineral : Biotite
2.Warna

: Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin


4.Belahan

: Sempurna

5.Cerat

: Putih keabu-abuan

6.Presentase

: 9%

7.Kilap

: Kaca

8.Kekerasan

: 2,5 - 3

9.Ciri Khas
: Warna gelap
Gambar Mineral :

QUARTZ
1.Nama Mineral : Qaurtz
2.Warna

: Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

25

4.Belahan

: tidak ada

5.Cerat

: Putih

6.Presentase

: >50%

7.Kilap

: Kaca

8.Kekerasan

:7

9.Ciri Khas

: Concoidal fraktur, kilau kaca

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK


1. WarnaBatuan
a. Warna Segar
b. WarnaLapuk
2. Struktur
3. Tekstur
a. UkuranButir
b. Sortasi
c. Kemas
d. DerajatPembundaran
e. Porositas
4. Komposisi Mineral
5. JenisBatuan
6. NamaBatuan
7. GambarBatuan

:
:
:

Putih
Abu-abu
Skoria

:
:
:
:
:
:
:
:

Debu Kasar (1/16 2 mm)


Baik
Terbuka
Subrounded
Sedang
Abu Vulkanik dan Silika
PiroklastikJatuhan
Batuapung (pumice)

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK


1. WarnaBatuan
a. Warna Segar
b. WarnaLapuk
2. Struktur
3. Tekstur
a. UkuranButir
b. Sortasi

26

:
:
:

Putih
Abu abu
Masif

:
:

Debu halus (< (1/16 mm)


Baik

4.
5.
6.
7.

27

c. Kemas
d. DerajatPembundaran
e. Porositas
Komposisi Mineral
JenisBatuan
NamaBatuan
GambarBatuan

:
:
:
:
:
:

Tertutup
Subrounded
Buruk
Abu Vulkanik dan Silika
PiroklastikJatuhan
Batutuff Debu Halus

BAB III
KESIMPULAN
Adapun beberapa point penting yang dapat saya simpulkan dalam makalah ini
yaitu :
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma dan
pengkristalan magma baik itu yang terjadi di dalam permukaan bumi ataupun
yang terjadi di atas permuakaan bumi.
Karena batuan beku ini berasal dari pembekuan magma maka berdasarkan
tempat pembekuannya magma di bagi menjadi 3 jenis yaitu batuan beku
dalam adalah batuan beku yang terbentukdi di dalam permukaaan bumi atau
di sebut sebagai batuan plutonik, batuan beku luar adalah batuan beku yang
tebentuk di atas permukaan atau sebagai batuan vulkanik ,dan batuan beku
gang/korok adalah batuan beku yang terbentuk di gang atau korok permukaan
bumi atau gunung api.
Proses dari pembekuan magma ini mempengaruhi komposisi susunan mineral
dari batuan beku tu sendiri yang dimana bila batuan beku dalam mempunyai
mineral yan realatif besar karena hal ini di sebapkan oleh kemampuan dari
Kristal Kristal tersebut untuk tumbuh sedangkan batuan beku luar cenderung
memiliki susunan mineral- mineral yang sangat kecil bahkan hambipr tidak
ada yang di sebut sebgai mineral gelas.
Batuan beku mempunyai teksture fanerik ( mineralnya besar besar dan
kasar), porfiritik mineralnya ( besar kecil ) dan afanitik ( kecil dan halus).
Beberapa contoh batuan beku yang di bagi berdasarkan tempat pembekuan
dari magma antara lain :
1. Batuan beku dalam : granit dan Gabbro
2. Batuan beku gang / korork : diorite dan andesit
3. Batuan beku luar : basalt dan rhyolit

Mineral mineral penyusun dari batuan beku yang paling umum antara lain
quartz,biotie,plagioklas,orthoklas,hornblende,augite dan olivin

Batuan piroklastik adalah batuan yang berasal dari letusan gunung merapi yng
berupa material debu dan batuan lainnya yang kemudian jatuh di permukaan
bumi.

28

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7302597/Laporan_Makalah_Batuan__Deskripsi_Batuan_
Beku_Sedimen_Metamorf_-_Johan_Edwart
https://www.academia.edu/4623915/Deskripsi_Batuan_Beku_-_Johan_Edwart
https://www.academia.edu/5161542/DESKRIPSI_MINERAL
https://www.academia.edu/11157163/DESKRIPSI_BEBERAPA_MINERAL_PENTI
NG
https://www.academia.edu/4391293/50_Macam_mineral_dan_kegunaanya
https://www.academia.edu/8358462/TUGAS_PETROLOGI_BATUAN_BEKU_PLU
TONIK_DAN_VULKANIK
http://www.geologipage.com

29

Anda mungkin juga menyukai