Anda di halaman 1dari 18

P

N
E
U
M
O
N
I
A

KELOMPOK 6
1. FIQRI M. HIIJRAH
2. JENDRIKA ADELIA KASU
3. LESTARI LAPRADJA

A. KONSEP
MEDIK
1. PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing
(Ngastiyah.1997) Pneumonia sebagai akibat
infeksi mungkin didapatkan secara
transplasenta, perinatal, atau pasca lahir.
(Nelson,2000)

2. ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.

Bakteri
Jamur
Virus
Kimiawi

3. PATOFISIOLOGI
Pneumococcus
merupakan
penyebabkan
utama
pneumonia. Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui
jalan pernapasan secara percikan (droplet). Proses radang
pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu : (1) stadium
kongesti : kapiler melebar dan kongesti serta di dalam
alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri dalam jumlah
banyak, beberapa neutrofil dan makrofag, (2) Stadium
hepatisa merah, lobus dan lobulus yang terkena menjadi
padat dan tidak mengandung udara, warna
menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
alveolus didapatkan fibrin, leukosit neutrofil, eksudat dan
banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung
sangat pendek, (3) Stadium hepatisa kelabu, lobus masih
tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu.
Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin, Alveolus

4.MANIFESTASI KLINIK
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratori bagian atas selama beberapa
hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
sampai 39 - 40C dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah,
dispnea, pernapasan cepat dan dangkal disertai
pernapasan cuping hidung serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Kadang kadang disertai mual
dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari
mula mula kering kemudian menjadi produktif.

5. KOMPLIKASI
Efusi pleura.
Empiema.
Abses Paru.
Pneumotoraks.
Piopneumo toraks
Pneumatosel
Gagal napas.
Sepsis
Ileus paralitk fungsional

6. PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi, tetapi berhubung hal ini tidak selalu didapat dikerjakan dan
memakan waktu maka dalam praktek diberikan pengobatan
polifragmasi. Penisilin diberikan 50.000 U/kg bb/ hari dan ditambah
dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg bb/hari atau diberikan antibiotic
yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan
diteruskan sampai anak bebas panas selama 4 5 hari. Anak yang
sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan
oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukose 5% dan
NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10mEq/500ml
botol infus. Banyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya dihitung
dengan menggunakan rumus Darrow. Karena ternyata sebagian besar
penderita jatuh ke dalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan
hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan perhitungan kekurangan basa
sebanyak 5 mEq. Pneumonia yang tidak berat, tidak perlu dirawat di
rumah sakit. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak UI:1985)

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. ANAMNESIS
b. PEMERIKSAAN FISIK

B.
KONSEP
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Kaji status pernafasan
Kaji tanda tanda distress pernafasan
Kaji adanya demam, tachycardia, malaise,

anoreksia, kegelisahan dan perubahan kondisi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d


mukus dalam jumlah berlebih.
2. Gangguan pertukaran gas b/d reaksi radang
pada bronkus.
3. Defisit Volume cairan b/d intake oral tidak
adekuat, demam.

3. RENCANA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mukus dalam jumlah
ber lebih
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keper awatan
pasien menunjukan
Respiratory status : Ventilation, Airway patency

2x24

jam

Kriteria Hasil :
Pasien dapat suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal) .

a. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas, misal mengi, krekel, rhonki.
R : Mengkaji kemungkinan spasme bronkus yang menyebabkan obstruksi
jalan
nafas dan dapat menimbulkan adanya bunyi nafas.
b. Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi/eksp irasi.
R : Takipnea biasanya menunjukkan adanya tanda infeksi akut.
c. Kaji pasien untuk posisi nyaman.
R : Posisi yang nyaman dapat mempermudah dalam pernapasan.
d. Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
R : Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea.
e. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung.
R : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, memper mudah
pengeluaran.
Penggunaan cairan hangat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama
makan
dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
f. Kolaborasi : memberikan obat sesuai indikasi (bronkodilator,
steroid,
antitusif,
ekspektoran).
R : obat yang sesuai indikasi membantu mengefektifkan kembali bersihan
jalan
nafas.

2.
Gangguan pertukaran gas b/d reaksi
radang pada bronkus.
Tujuan : dalam 3 x 24 jam gangguan
pertukaran gas pasien teratasi.
KH
: - frekuensi nafas normal (16-20
x/menit)
- Melaporkan penurunan dipsnea
- Menunjukkan perbaikan dalam laju aliran
eskspirasi

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Catat penggunaan otot


aksesori, nafas bibir.
R : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan/atau
kronisnya pr oses
penyakit
b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi
yang mudah untuk
bernafas.
R : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi
dan latihan
nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dipsnea dan kerja nafas.
c. Kaji secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
R : sianosis dapat digunakan untuk mengevaluasi beratnya hipoksia.
d. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan
atau bunyi tambahan.
R : Adanya bunyi nafas meng indikasikasikan spasme bronkus/
tertahannya sekret.
e. Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan
indikasi.
R : Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.

3. Defisit
adekuat,
demam.

Volume

cairan

b/d

intake

oral

tidak

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4


x 24 jam, status keseimbangan cairan pasien normal
Kr iteria hasil :
- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
dan BB, BJ urine normal,HT normal
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal
- Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan

a. Timbang popok/pempers jika diperlukan


R: Mengetahui intake dan output
b. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
R: Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh pasien
c. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah
ortostatik),
R: Menjaga pasien dalam keadaan batas normal
d. jika diperlukan Monitor vital sign
R: Menjaga agar kondisi passien tetap stabil dan mengetahui
jika terjadi perubahan
status pasien
e. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian
R: Menjaga pasien dalam pemenuhan nutrisi
f. Lakukan terapi IV
R: Mengantikan cairan yang kurang
g. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
R: Pemenuhan nutrisi dan cairan melalui makanan

EVALUASI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mukus dalam jumlah
berlebih
- Pasien mengatakan tidak sesak
- Pada saat batuk produksi sputum berkurang
- Fr ekuensi nafas normal (16-20 x/menit)
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolar.
- Tidak dipsnea
- Tidak ada sianosis
- Frekuensi nafas normal
3. Defisit Volume cairan b/d intake oral
tidak adekuat, demam.
- Fluid balance
- Hydration
- Nutritional Status : Food and Fluid Intake

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai