Wiwi Anggraeni - Universitas Brawijaya - Laporan Akhir
Wiwi Anggraeni - Universitas Brawijaya - Laporan Akhir
Diusulkan oleh :
Wiwi Anggraeni
Yuli Fitria Sari
Triana Fakuwita
Miftahul Munir
Ashri Almiahsari
135050101111192
135050101111197
135100200111009
125050100111125
135070501111024
2013
2013
2013
2012
2013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
3
6
7
8
9
9
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Tes Berat Badan, Olfactorius dan Berenang ................................................
Tabel 2. Data Tes Ketebalan Mukosa dan Muscle Organ ...................................................
Tabel 3. Indeks Keberhasilan Program ...............................................................................
Tabel 4. Rincian Biaya
..................................................................................................
5
6
11
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Indeks Keberhasilan Program ......................................................................... 11
Lampiran 2. Rincian Biaya ................................................................................................. 12
Lampiran 3. Data Pendukung Kegiatan ........................................................................... 14
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sekitar 70% penduduk diperkirakan menderita Leaky Gut Syndrome /
Sindrom Kebocoran Usus data dari International Center for Nutritional Research
(http://www.icnr,org). Penelitian menunjukkan bahwa Leaky Gut Syndrome
mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. LGS adalah suatu kondisi lemah
kronis yang sering tidak terdiagnosis oleh profesional medis. Banyak yang tidak
mengakui tentang kondisi ini. Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui,
sehingga mereka saat ini berurusan dengan gejala yang disebabkan oleh usus
bocor yang telah berkembang dari waktu ke waktu.
LGS adalah suatu kondisi peningkatan permeabilitas usus dimana jaringan
dalam saluran pencernaan rusak yang memungkinkan protein seperti gluten,
bakteri jahat, dan partikel yang tidak tercerna masuk kedalam aliran darah.
Meningkatnya permeabilitas mukosa intestin merupakan salah satu kunci dari
berbagai teori penyebab Autism Spectrum Disorder (ASD). Sindrom kebocoran
usus tidak dapat diatasi secara medik konvensional dengan penggunaan antibiotik
atau obat-obatan kimia karena akan semakin membuat kebocoran usus bertambah
parah.
Kolostrum sapi mengandung IgG hingga 80% atau 40 kali dari jumlah IgG
kolostrum manusia. Kolostrum meminimalisir jumlah bakteri pathogen di dalam
usus karena kandungan immunoglobulin, lactoferrin dan proline rich polypeptides
(PRP)-nya mampu menghambat pertumbuhan koloni bakteri pathogen sebelum
mereka merusak fungsi epithel usus dan masuk ke dalam tubuh lewat lapisan
terluar usus tersebut . Nutrisi dan Epithelial Growth Factor yang terdapat di dalam
kolostrum akan memacu pertumbuhan sel epithel usus sehingga mempercepat
perbaikan lapisan usus yang telah rusak untuk berfungsi kembali secara normal.
Sehingga kolostrum sapi merupakan pilihan utama untuk mengurangi gejala
sindrom kebocoran usus.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi Leaky Gut Syndrome yang evektif?
2. Bagaimana pemanfaatan kolostrum sapi agar tepat guna?
1.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengatasi
penyakit Leaky Gut Syndrome dengan memanfaatkan kolostrum sapi yang
memiliki banyak manfaat namun belum optimal pemanfaatannya di masyarakat.
1.4
Luaran
Membuat sebuah probiotik dalam bentuk kefir kolostrum untuk mengatasi
LGS, artikel ilmiah penelitian, hak paten dan dipublikasi dalam seminar.
1.5
Manfaat
Memberikan solusi alternative untuk mengatasi Leaky Gut Syndrome bagi
industri farmasi secara global dan memberikan sumbangan inovatif bagi
perkembangan ilmu Teknologi Hasil Ternak, terutama penggunaan kolostrum sapi
untuk kesehatan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
test berat badan, test renang dan test perilaku dilakukan di Laboratorium
Farmakologi Universitas brawijaya dan uji Histologi dilakukan di Laboratorium
Anatomi Mikroskopis Universitas Brawijaya.
3.3
Variabel yang Diamati
Variabel bebas penelitian ini adalah pemberian kefir kolostrum dengan
lama fermentasi 48 jam. Variabel tergantung adalah berat badan, olfactorius
offspring, renag dan dan histologi organ stomach, duodenum, jejenum, ielun,
colon.
3.4
Objek dan Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah model tikus putih (Rattus novergicus) strain
Wistar betina siap reproduksi yang dibuntingkan sebanyak 6 ekor, dalam
penelitian ini menggunakan anak tikus dari induk yang dibuntingkan yang
berumur 4 minggu.
3.5
Metode Penelitian
3.5.1 Pembuatan Kefir Kolostrum
Kolostrum yang diambil dari pemerahan pertama setelah melahirkan
dikondisikan dengan suhu 30 C dan diaduk secara terus menerus agar tidak
menggumpal. Grain kefir sebanyak 5 gram/100 ml kolstrum ditaruh diwadah
tupperware. Kolostrum yang telah dikondisikan dimasukkan dalam wadah
kemudian difermentasi selama 18 jam. 24 jam, 36 jam dan 48 jam
3.5.2 Pengukuran kadar IgG
Untuk mengetahui konsentrasi IgG pada sampel kefir kolostrum
digunakan alat brix refraktrometer. Cara kerja refraktometers mengukur
pembiasan cahaya dalam larutan cair. Konsentrasi yang lebih tinggi dari protein
(termasuk IgG) akan menghasilkan pembiasan cahaya yang lebih besar melalui
sampel. Caranya sampel kolostrum dan kefir kolostrum yang sudah diberi
perlakuan tadi diteteskan sebanyak 2-3 tetes dalam prisma dan penutup sampel
diturunkan. Instrumen akan menampilkan pembacaan digital pada skala Brix.
Setiap menggunakan refraktometer, prisma dan sampel penutup harus dibersihkan
setelah menguji sampel untuk menghindari residu yang dapat mempengaruhi
pengukuran berikutnya. Pembacaan brix refraktrometer didasarkan pada nilai
ambang 22. Nilai di atas 22 baik sedangkan nilai di bawah 22 tidak begitu baik.
3.5.3 Pembuntingan tikus
Tikus betina yang siap kawin dikandangkan dengan tikus jantan dengan
perbandingan 1:1. Hari pertama setelah pencampuran dihitung sebagai hari
pertama tikus betina bunting.
3.5.4 Pemberian valproic acid dan Kefir kolostrum
Valproic acid diberikan dengan dosis 800 mg/kg bb dengan cara oral
menggunakan sonde lambung diberikan pada saat kehamilan ke-9. Kefir
kolostrum diberikan pada anak tikus, anak tikus yang berusia 4 miggu selama 1
bulan diberikan kefir kolostrum secara oral menggunakan sonde laambung dengan
dosis 1 cc/100 g BB.
P1
P1
P1
P2
P2
P2
30
31
31
39
49
44
5
8
6
3
0
2
4
4
3
5
7
8
IgG 1
IgG 2
IgG rata rata
48
36
24
18
BB 1
BB 2
BB 3
Sehat
Sakit
Terapi
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Sehat
Sakit
Terapi
dengan tikus P1, kemudian tikus yang diberikan kefir kolostrum ketebalan
mukosa dan musclenya sangat rendah, pemberian kefir kolostrum belum dapat
meningkatkan ketebalan jejenum. Hal ini sesuai dengan Wresdiyati (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran jejenum yang lebih panjang sehingga paparan bakteri
cenderung lebih lama didalam jejenum selain itu, jejenum memiliki regenerasi sel
epitel vili yang lebih lambat bila dibandingkanduodenum dan ileumsehingga
eliminasi bakteri cenderung lebih lambat dalam jejenum.
Dari hasil uji ANOVA antar ketebalan mukosa dan muscle pada
jejenum tikus dapat diketahui bahwa Nilai p-value sebesar 0,000 < nilai kritis
0,05, karena itu Ho ditolak, bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat
perbedaan dari ketiga kelompok perlakuan terhadap ketebalan mukosa jejenum
tikus
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Sehat
Sakit
Terapi
TMsL
TMsD
TMsJ
TMsI
Sehat
400
Sakit
300
Terapi
200
100
0
TMuL
TMuD
TMuJ
TMuI
10
11
LAMPIRAN
Lampiran 1 Keberhasilan Program
Tabel 3. Indeks keberhasilan program
Kegiatan
Proporsi
Tercapai
Belum Tercapai
Persiapan
5%
5%
Membuat
kandang tikus
5%
5%
Membuntingk
an tikus
10 %
10 %
Memberikan
obat valproic acid
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
Membuat
kefir
Menganalisa
konsentrasi IgG
Membuat
laporan kemajuan
5%
5%
Memberikan
kefir kolostrum pada
anak tikus
10 %
10 %
Menganalisa
pengaruh VPA
10%
10 %
Menganalisa
pengaruh kefir
kolostrum
10 %
10 %
Tabulasi data
6%
6%
Hak paten
5%
5%
Publikasi
ARtikel
2%
2%
Membuat
laporan akhir
2%
2%
12
Jumlah
100 %
100 %
Belum terlaksana
Terlaksana
0 % belum terlaksana
10 April 2015
13 April 2015
14 April 2015
6
7
14 April 2015
14 April 2015
14 April 2015
15 April 2015
Uraian
Pemasukan
Dana
9.652.000.
Universitas
Pembelian
pulsa modem
Pembelian
logbook
Foto kopi +
print
dan
penjilidan
proposal
Pembelian
bahan kandang
Pembelian
tikus
Pembelian
tupperwaare
bensin
Pembelian
kolostrum
Pembuatan
kefir
Pembelian
Pengeluaran Saldo
9.652.000
35.000
9.617.000
100.000
9.517.000
18.000
9.499.000
300.000
9.199.000
300.000
8.899.000
128.000
8.771.000
31.000
50.000
8.740.000
8.690.000
50.000
8.640.000
67.000
8.573.000
13
10
11
16 April 2015
22 April 2015
12
23 April 2015
14
4 Mei 2015
15
8 Mei 2015
16
9 Mei 2015
17
10 Mei 2015
18
10 Mei 2015
19
20 Mei 2015
20
20 Mei 2015
21
23 Mei 2015
22
04 juni 2015
23
05 juni 2015
24
06 juni 2015
valproic acid
ke 1
Test IgG
Pembelian
valproic acid
ke 2
Print+fotocopy
proposal dan
jurnal
Pembuatan
etik
Membeli kue
untuk
rapat
monev univ
Membeli nasi
bungkus
sebelum
monev univ
Pembelian
handspon dan
masker
Konsumsi
anggota
Prin
dan
fotocopy
laporann
kemajuan
Membeli
kolostrum
Membeli
peralatan
kandang
penampung
urine
Membeli
mannitol
Konsumsi
anggota
Transportasi
survey
lab
untuk
test
50.000
200.000
8.523.000
8.323.000
33.600
8.289.400
250.000
8.039.400
30.000
8.009.400
40.000
7.969.400
87.000
7.882.400
31.500
7.850.900
48.000
7.802.900
100.000
7.702.900
45.000
7.657.900
16.000
7.641.900
22.000
7.619.900
23.000
7.596.900
14
25
06 juni 2015
26
27
28
29
30
31
07 juni
08 juni
09 Juni
10 juni
10 juni
10 juni
15 juni
16 juni
13 juli
10 juli
11 juli
13 juli
13 juli
12 juli
Jumlah
urine
Beli
lampu,handuk,
sabun
Beli etanol
Beli etanol
Beli etanol
Scan nota
Transportasi
Konsumsi
Print
Jurnal
dan Fotocopy
Beli kolostrum
Tes Histologi
Sewa Lab
Beli ojek glas
Pengamatan
preparat
Pengukuran
Transportasi
75.000
7.521.900
30.000
30.000
30.000
25.000
50.000
50.000
54.000
7.491.900
7.461.900
7.431.900
7.406.900
7.356.900
7.306.900
7.252.900
100.000
2.500.000
3.500.000
500.000
300.000
7.152.900
4.652.900
1.152.900
652.900
352.900
300.000
50.000
9.649.100
52.900
2.900
2.900
Diskusi Anggota
Membuat Kandang
15
Pembuatan Kefir
Menganalisa IgG
Pembuntingan
16
Menimbang tikus
Pembuatan Etik
17
Memberikan kolostrum
18
Melakukan bimbingan
19
Stomach
Sehat
Sakit
Terapi
Duodenum
Sehat
Sakit
Terapi
20
Jejenum
Sehat
Sakit
Terapi
Ileum
Sehat
Sakit
Terapi
21
Mean Rank
SKOR 1
2.17
7.00
5.83
Total
Test Statisticsa,b
SKOR
Chi-Square
6.168
df
Asymp.
Sig.
.046
Mean Rank
PEMBERIA
N
2.00
TANPA
8.00
TERAPI
5.00
Total
Test Statisticsa,b
BB
Chi-Square
7.261
22
df
Asymp.
Sig.
.027
Oneway
Descriptives
95% Confidence Interval
for Mean
Std.
N
TMsL
TMsD
TMsJ
TMsI
Mean
Deviation
Upper
Std. Error Lower Bound
Bound
Minimum
Maximum
sehat
3 1.7974E2
4.33381
2.50213
168.9742
190.5058
175.96
184.47
sakit
3 1.4730E2
4.41158
2.54703
136.3444
158.2623
143.59
152.18
terapi
3 1.8058E2
14.88352
8.59301
143.6039
217.5494
165.08
194.76
Total
9 1.6921E2
18.30122
6.10041
155.1391
183.2742
143.59
194.76
sehat
58.5500
3.75324
2.16693
49.2264
67.8736
54.23
61.01
sakit
34.1400
13.57550
7.83782
.4166
67.8634
20.00
47.07
terapi
82.9033
1.66689
.96238
78.7625
87.0441
81.01
84.15
Total
58.5311
22.27419
7.42473
41.4097
75.6526
20.00
84.15
sehat
73.5200
2.16998
1.25284
68.1295
78.9105
71.24
75.56
sakit
66.0667
2.29901
1.32733
60.3556
71.7777
63.85
68.44
terapi
60.1933
.77261
.44607
58.2741
62.1126
59.46
61.00
Total
66.5933
6.00865
2.00288
61.9747
71.2120
59.46
75.56
sehat
65.9000
3.28830
1.89850
57.7314
74.0686
62.17
68.38
sakit
45.3167
3.40014
1.96307
36.8703
53.7631
42.15
48.91
terapi
62.5933
2.17045
1.25311
57.2016
67.9850
60.81
65.01
Total
57.9367
9.92006
3.30669
50.3114
65.5619
42.15
68.38
23
df1
df2
Sig.
TMsL
2.213
.191
TMsD
3.172
.115
TMsJ
1.052
.406
TMsI
.393
.691
ANOVA
Sum of Squares
TMsL
Between Groups
1079.976
519.526
86.588
Total
2679.478
Between Groups
3566.796
1783.398
402.319
67.053
3969.115
267.648
133.824
21.182
3.530
Total
288.831
Between Groups
733.091
366.545
54.169
9.028
787.260
Within Groups
Total
TMsJ
Between Groups
Within Groups
TMsI
Mean Square
2159.952
Within Groups
TMsD
df
Within Groups
Total
Sig.
12.473
.007
26.597
.001
37.906
.000
40.600
.000
Oneway
Descriptives
95% Confidence Interval
for Mean
Std.
N
TMuL
TMuD
Mean
Deviation
Upper
Std. Error Lower Bound
Bound
Minimum
Maximum
sehat
3 7.5746E2
29.41908 16.98511
684.3790
830.5410
725.50
783.41
sakit
3 7.3988E2
33.78269 19.50444
655.9592
823.8008
701.78
766.18
terapi
3 7.6670E2
21.29492 12.29463
713.8038
819.6028
743.96
786.17
Total
9 7.5468E2
27.46461
9.15487
733.5699
775.7923
701.78
786.17
sehat
3 5.2110E2
9.29711
5.36769
498.0014
544.1920
510.88
529.06
sakit
3 2.6994E2
26.06268 15.04730
205.2000
334.6866
251.56
299.77
24
TMuJ
TMuI
terapi
3 6.7470E2
4.43316
2.55949
663.6841
685.7093
670.17
679.03
Total
9 4.8858E2
177.50596 59.16865
352.1357
625.0220
251.56
679.03
sehat
3 7.8577E2
12.91370
7.45573
753.6906
817.8494
774.40
799.81
sakit
3 5.3814E2
17.38284 10.03599
494.9620
581.3247
526.16
558.08
terapi
3 4.8507E2
4.21466
466.9391
503.2075
476.83
490.72
Total
9 6.0300E2
139.46250 46.48750
495.7952
710.1959
476.83
799.81
sehat
3 6.5257E2
10.27446
5.93196
627.0502
678.0965
640.73
659.10
sakit
3 5.6272E2
16.37893
9.45638
522.0358
603.4108
545.77
578.46
terapi
3 6.2461E2
11.21101
6.47268
596.7637
652.4630
613.49
635.91
Total
9 6.1330E2
41.35849 13.78616
581.5124
645.0943
545.77
659.10
7.30000
df1
df2
Sig.
TMuL
.512
.623
TMuD
6.464
.032
TMuJ
1.698
.260
TMuI
.301
.751
ANOVA
Sum of Squares
TMuL
TMuD
1113.987
556.993
Within Groups
4920.451
820.075
Total
6034.438
250496.218
125248.109
1570.705
261.784
Total
252066.923
Between Groups
154553.876
77276.938
1044.434
174.072
155598.310
12685.156
6342.578
999.041
166.507
13684.197
Between Groups
Within Groups
Total
TMuI
Mean Square
Between Groups
Within Groups
TMuJ
df
Between Groups
Within Groups
Total
Sig.
.679
.542
478.440
.000
443.936
.000
38.092
.000