Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH


A. Kajian Singkat dari Mesin Pencetak Batako
1. Teori Batako
Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan
yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau
tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga
memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan
dinding. (SNI 03-0349-1989). Syarat-syarat Batako Menurut SNI 03-03491989. Syarat-syarat fisis batako adalah sebagai berikut;
Tabel 1. Syarat-syarat Fisis Batako.

2. Definisi Mesin Pencetak Batako


Mesin yang akan dibuat ini merupakan mesin pencetak batako sistim getar
yang mempunyai spesifikasi getaran dan panjang langkah yang sama dengan
milik petani batako di Kulon Progo agar batako yang dihasilkan mempunyai
spesifikasi yang hamper sama dengan batako ynag dihasilkan oleh mesin batako
milik pengrajin.
3. Tuntutan Mesin dari Sisi Calon Pengguna

Mesin pencetak batako yang dibuat untuk tugas akhir ini merupakan
penyempurnaan dari mesin-mesin yang sudah ada di pasaran. Penyempurnaan ini
dilakukan dengan memberikan beberapa modifikasi pada desain mesin. Tanpa
mengesampingkan kualitas, mesin tersebut dirancang dengan menggunakan
bahan baru dan bahan bekas dengan tujuan menghemat biaya produksi.
Adapun beberapa tuntutan mesin dari pengguna berdasarkan wawancara
langsung dari salah satu pihak industri batako adalah sebagai berikut:
1. Ukuran dimensi mesin total tidak terlalu besar.
2. Harga mesin relative murah.
3. Mudah dipindahkan.
4. Mempunyai tenaga penggerak motor listrik satu phasa.
5. Mudah dalam pengoperasiannya.
6. Mudah dalam perawatan dan perbaikannya.
7. Mempunyai spesifikasi produksi yang sama dengan mesin yang ada.
4. Analisis Kebutuhan dari Mesin Pencetak Batako
Berdasarkan tuntutan dari calon pengguna di atas, maka diperlukan
analisis kebutuhan dari mesin tersebut guna memperjelas tugas perencanaan.
Hasil dari proses analisis kebutuhan mesin pencetak batako adalah sebagai
berikut:
a. Spesikifkasi mesin
Mesin pencetak batako diharapkan mempunyai bentuk yang pas dengan
ruang usaha yang dimiliki oleh pihak industri batako. Selain itu mesin
pencetak batako juga mempunyai ukuran dimensi volume yang kecil agar
ringkas dan mudah dipindahkan. Spesifikasi tersebut dipengaruhi oleh
beberapa ketentuan pernyataan dari pihak konsumen, yaitu:
1) Harga penjualan mesin terjangkau. Hal ini dipengaruhi oleh jenis dan
kualitas material. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan konstruksi
mesin yang kuat diharapkan perencanaan mesin dapat mengoptimalkan
bahan-bahan dengan harga murah namun menghasilkan sebuah
konstruksi mesin yang baik.
2) Kapasitas kerja dan daya motor penggerak merupakan satu kesatuan
pengaruh spesifikasi mesin yang penting. Kapasitas kerja mesin pencetak

batako diharapkan dapat digerakkan dengan daya motor yang sekecil


mungkin.
b. Standar penampilan
Berdasarkan batasan kapasitas kerja di atas, maka standar penampilan
dapat ditentukan berdasarkan analisis ergonomi. Dengan melakukan analisi
ergonomi diharapkan mesin tersebut menjadi sangat mudah dan nyaman
dioperasikan oleh operator. Sehingga operator dari industri batako tersebut
bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
c. Target keunggulan produk
Target yang ingin dicapai sebagai keunggulan produk pada perencanaan
mesin pencetak batako antaralain adalah sebagai berikut:
1) Biaya pembuatan mesin keseluruhan murah.
2) Proses pembuatan mesin mudah dan cepat.
3) Mudah dioperasikan.
4) Membutuhkan satu operator saja.
5) Aman digunakan oleh operator.
6) Mempunyai bentuk yang kecil dan ringkas.
7) Menggunakan listrik satu phasa.
8) Mudah dalam perawatan dan pemeliharaannya.
5. Analisis Morfologi Mesin Pencetak Batako
Analisis m morfologis merupakan pendekatan yang sistematis dan terstruktur
guna mencari alternative penyelesaian dengan menggunakan matriks sederhana.
Sebagai salah satu langkah pengembangan produk, penyelesaian tugas desain
dapat dicapai dengan memahami karakteristik mesin dan menguasai berbagai
fungsi komponen mesin. Materi dasar inilah yang selanjutnya akan dikembangkan
untuk memilih komponen mesin yang paling ekonomis. Oleh karena itu
diperlukan pengalaman seorang desainer dalam perencanaan mesin tersebut.
Berdasarkan keterangan dan penjelasan produk mesin pencetak batako, dapat
diberikan gambaran mengenai spesifikasi yang ditunjukkan pada tabel 2.1.
spesifikasi mesin dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Keharusan (Demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus
dimiliki mesin bila tidak dipenuhi maka mesin tersebut tidak diterima.

b. Keinginan (Whises) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa


dipertimbangkan keberadaannya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh
mesin yang dimaksud.
Tabel 2. Spesifikasi Mesin Pencetak Batako
No

Tuntutan
Perancangan

Persyaratan
a. Mempunyai

Getaran

Tingkat
Kebutuhan
D

getaran dengan
frekuensi
teretentu.
a. Mekanismenya
mudah

D
D

beroperasi
b. Menggunakan
2

Kinematika

sistem
trasnmisi agar
mendapatkan
keuntungan
mekanis
a. Panjang
berkisar
b. Lebar berkisar
c. Tinggi

Geometri

D
D
D
W

Berkisar
d. Dimensi dapat
diperbesar atau

Energi

diperkecil
a. Menggunakan
tenaga
penggerak
listrik satu

10

phasa
a. Mudah

didapatkan dan
harganya
murah
b. Sesuai dengan
5

Material

standar
c. Umur

D
D
D

pemakaian
panjang
d. Sifat
mekanisnya
baik
a. Sesuai dengan
6

Ergonomi

kebutuhan
b. Tidak bising
c. Mudah
dioperasikan
a. Petunjuk

Sinyal

Keselamatan

D
D
D

pengoperasian
mudah
dipahami
a. Konstruksi

harus kokoh
b. Tidak

D
D

menimbulkan
9

Produksi

polusi
a. Dapat
diproduksi

D
D

oleh bengkel
kecil
b. Suku cadang

11

dapat mudah

dan murah
didapat
c. Biaya produksi
relatif murah
d. Dapat
dikembangkan
lagi
a. Biaya
perawatan

10

Perawatan

murah
b. Perawatan

D
D
D

mudah
dilakukan
c. Suku cadang
mudah didapat
a. Dapat
dipindahkan
b. Tidak

11

Transportasi

W
D

memerlukan
alat khusus
untuk

memindahkan
Berdasarkan cara kerja, identifikasi kebutuhan, dan keterangan spesifikasi
kebutuhan mesin untuk mendapatkan klasifikasi kebutuhan komponen yang
mempunyai niai ergonomis dan ekonomis. Maka didapatkan beberapa alternative
penyelesaian tugas desain dengan matrik morfologis yang ditunjukkan pada Tabel
2.2.

12

Tabel 3. Matriks Morfologis Mesin


No.

1.

Variabel

Varian yang Memungkinkan


B
C

Sistem

Gabungan

transmisi

A dan B

Gabungan

Bahan

2.

profil siku dan

rangka

profil UNP

Mekanisme
3.

pelepasan

Vertikal

Horizontal

batako
Penjelasan analisi morfologis dari mesin pencetak batako, yaitu sebagai
berikut :
a. Transmisi berfungsi untuk mereduksi putaran motor listrik menjadi sesuai
dengan yang diinginkan. Terdapat empat varian, yaitu A, B, C, dan D.
Varian C dipilih untuk sistem transmisi mesin pencetak batako. Karena
dengan menggunakan puli dan sabuk V beban putaran awal yang didapat
oleh motor listrik rendah dikarenakan ada sedikit selip pada puli dan sabuk
V nya. Selain itu konstruksi yang digunakan dalam transmisi berupa puli
dan sabuk V adalah yang paling sederhana dan yang paling murah diantara
varian-varian yang lain.
b. Rangka berfungsi sebagai komponen utama dalam mesin pencetak batako.
Komponen-komponen lainnya akan dipasang di rangka ini. Jadi pemilihan
jenis profil baja yang akan digunakan harus benar-benar kuat dan mudah
untuk dipasangi komponen lain. Terdapat empat varian, yaitu A, B, C, dan
D. Varian A dipilih karena profil UNP banyak ditemukan di pasr logam

13

bekas. Selain itu menurut Arif Yunianto (Perancangan Mesin Pencetak


Batako), profil UNP mempunyai kemampuan menahan getaran yang paling
baik.
c. Mekanisme pelepasan batako adalah arah dimana batako yang telah
mengalami proses tersebut dilepas dari diesnya. Terdapat dua varian, yaitu
A, dan B. Varian B dipilih karena pelepasan batako dengan arah horizontal
itu lebih mudah dilakukan. Selain itu konstruksinya lebih simpel dari yang
vertikal.
6. Gambaran Mesin
Gambaran mesin dapat di lihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 1. Gambaran Mesin


Ket:
1. Kerangka Mesin
2. Dies Batako
3. Motor Listrik
4. Belt
5. Tutup Dies (Pemberat)
6. Pembatas

14

7. Poros Utama (Eksentrik)


8. Pulley
9. Alas
Waktu yang dibutuhkan untuk sekali produksi batako dengan menggunakan
mesin tersebut:
a. Isi bahan
: 2 Menit
b. Getar
: 1 Menit
c. Bongkar
: 2 Menit
d. Waktu terbuang
: 1 Menit
e. Kapasitas
: 20 Batako/jam
Spesifikasi mesin yang akan dibuat:
a. Berat mesin : 63.208 kg (analisis inventor)
b. COG
: x 46.324 mm, y 467.720 mm, z -7.542 mm titik nol
untuk x adalah pada tengah tengah panjang mesin, nol untuk y pada tengah
tengah lebar mesin, z titik nol untuk z adalah pada ujung kaki mesin.
c. Balancing
: dengan mengecor kaki mesin pada pondasi
d. Finishing
: cat abu-abu untuk rangka dan hitam untuk dies.
e. Dimensi
: P (900mm), L(400mm), T(861mm)
f. Arah getar
: Horizontal
g. Frekuensi
: 7.78 Hz
h. Konsumsi daya
: 0.5 pk
Sedangkan berikut ini adalah petunjuk langkah-langkah pengoperasian mesin
pencetak batako:
a. Masukkan adonan batako ke dalalm cetakan.
b. Tutup cetakan dengan penutupnya.
c. Hidupkan mesin.
d. Tunggu 1 menit.
e. Matikan mesin.
f. Lepaskan pengunci cetakan.
g. Lepas batako dari mesin.
B. Identifikasi Analisa Teknik yang Digunakan dalam Perancangan
1. Teori Desan Perancangan
Perancangan adalah kegiatan inovasi, kreatifitas optimasi dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman untuk
mengembangkan produk baru atau mengmbangkan (memodifikasi) produk
yang telah ada yang diprediksi akan laku di pasaran untuk memenuhi
kebutuhan manusia saat ini atau mendatang sesuai dengan tuntutan zaman
(Subiono & Ning Sutarti, 2014 : 1).

15

Dalam merancang sebuah produk, sebenarnya banyak ahli yang telah


menulis tentang metode dan langkah-langkahnya. Namun semua itu kembali
pada imajinasi dan kreatifitas sang perancang itu sendiri. Secara umum dalam
merancang sesuatu langkah awal yang diambil adalah mengidentifikasi
kebutuhan pasar. Kemudian dibuat sketsa mesin yang akan diproduksi. Dan
setelah itu baru dihitung menggunakan analisa teknik. Setelah dilakukan
perhitungan analisa teknik tersebut barulah bahan-bahan dan komponen mesin
dibeli di pasar sesuai dengan hasil perhitungn analisa teknik.
Hasil akhir dari sebuah proses desain dan perancangan adalah sebuah
gambar kerja yang nantinya akan digunakan oleh orang pemesinan dan
fabrikasi untuk memanufaktur hasil dari perancangan. Gambar kerja tersebut
harus baik dan memenuhi standar criteria yang telah ditentukan. Sehingga
nantinya orang fabrikasi dan pemesinan tidak akan bingung dalam membaca
gambar kerja tersebut. Dengan demikian gamabar kerja tersebut akan
menghindarkan miskomunikasi antara perancang dan orang di bagian
manufaktur.
2. Sistem Mekanik
Sistem mekanik yang digunakan pada mesin pencetak batako ini
adalah sistim getaran. Getaran ini diproleh dari putaran motor listrik yang
diteruskan oleh poros eksentrik. Poros eksentrik ini lah yang akan
menggerakkan crank yang terhubung dengan dies cetakan batako. Sehingga
cetakan tersebut akan bergerak horizontal maju mundur dengan frekuensi
gerakan yang telah diperhitungkan.
3. Pemilihan Bahan Teknik
Bahan teknik ada tiga macam yaitu (John Martin : 2006) :
a. Metal dan Alloys
b. Engineering keramik dan kaca
c. Engineering Polimer dan elastomer
4. Teori pembebanan.
Terdapat tiga macam beban yang terjadi pada suatu struktur yaitu
beban terpusat, beban merata, dan momen murni. Beban tersebut membuat
struktur tersebut mengalami gaya geser, gaya normal, dan gaya tarik. Nilai

16

dari gaya gaya tersebut dapat diketahui dengan melihat NFD, SFD, dan BMD
dari struktur tersebut. (Shidharta S. Kamarwan : 1984)
5. Analisis Teknik
Analisis teknik merupakan sebuah analisis yang digunakan untuk
merencanakan pembuatan mesin tepat guna agar dalam pelaksanaanya tidak
terjadi pemborosan bahan, motor tidak kuat berputar, dan konstruksi roboh
akibat tidak kuat menahan gaya dan beban yang terjadi.
a. Kerangka
Kerangka adalah bagian dimana seluruh komponen mesin
diletakkan. Sehingga kerangka harus kuat menahan beban berat dari
seluruh komponen mesin. Oleh karena itu desain konstruksi dari kerangka
dan bentuk profil serta ukuran penampang dari bahn kerangka harus
dihitung. Agar tidak sampai patah ataupun melengkung saat terkenan
beban.
Dalam mendesain suatu kerangka, setiap sambungan dianggap
sebagi sendi meski pun dalm kenyataannya di las. Hal ini bertujuan agar
rangka menjadi lebih stabil. Sehingga rangka tersebut lebih awet dan tidak
mudah roboh.
b. Poros
Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat penting
karena hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tegangan gesrer yang terjadi pada poros. Dicari dengan menggunakan
SFD. (Shidarta S. Kamarwan : 1984)
2) Tegangan tarik. (Daniel L. Schodek)
Dicari dengan persaman
Mmax x ymax
y=
(1)
I
Keterangan:
y
Mmax
Y max

: tegangan yang terjadi di titik y


:momen maksimal yang terjadi di struktur
: jarak terluar dari titik COG.

17

I
: Momen Inersia
3) Defleksi yang diijinkan pada sebuah struktur (B E. Gorenc & R
Tinyou : 1976)
L
y = 360
Keterangan :
y : Defleksi izin
L : Panjang struktur
4) Defleksi. (Grason Philip : 2011)
d2 v
M = - EI d x 2 ..(2)
Keterangan :
M
: Bending moment
E
: Modulus Young
I
: Momen Inersia
x
: Jarak di beam diukur dari kiri.
v
: Defleksi di titik x
5) Korosi
Untuk menjaga dari korosi akibat gesekan dan pengaruh
lingkungan sekitar, poros harus diberi minyak oli.
6) Bahan Poros
Poros yang digunakan dalam mesin pencetak batako sistim
getar ini menggunakan bahan baja ST. 37. Pemilihan bahan ST. 37 ini
dikarenakan baja tersebut sangat mudah dijumpai di pasaran dan
harganya cukup murah. ST 37 termasuk ke dalam golongan bahan
teknik.
c. Bantalan
Bantalan atau sering disebut dengan bearing adalah sebuah
dudukan yang dipakai oleh poros yang berputar. Pada sebuah bantalan
terdapat spesifikasi tentang beban maksimal dan putaran maksimal yang
boleh bekerja pada bantalan tersebut. Sehingga tidak perlu menghitung
lagi. Akan tetapi sebuah bantalan mempunyai umur. Sehingga suatu saat
nanti ketika sudah aus ataupun rusak, bantalan haruslah diganti. Umur
bantalan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terdapat beberapa

18

formula yang diutarakan oleh Sularso dalam menentukan umur bantalan.


Berikut ini adalah formula yang diutarakan oleh Sularso.
1) Beban ekivalen dinamis (Pr): (Sularso, 1983:135)
Pr = X . V . Fr + Y . Fa(3)
2) Faktor kecepatan (Fn): (Sularso, 1983:136)
1
33.3 3
(
)
Fn = n
.(4)
3) Faktor umur (Fh): (Sularso, 1983:136)
C
Fh = Fn . Pr .(5)
4) Umur nominal bantalan (Lh): (Sularso, 1983:136)
Fh3
Lh = 500
.(6)
d. Daya Motor
Perhitungan daya motor dilakukan dengan menganalisa beban dan
kecepatan yang diinginkan kemudian dibandingkan dengan daya motor.
Daya motor harus lebih kuat. Agar daya motor bisa mencukupi untuk
menarik beban dengan kecepatan tertentu. Sehingga terhindar dari
kejadian motor tidak kuat menarik beban ataupun motor terlalu hebat
sehingga tidak efisien.
e. Frekuensi Getar dan Panjang Langkah
Mesin pencetak batako ini mempunyai frekuensi getaran dan
panjang langkah tertentu sehingga dapat menghasilkan batako yang bagus.
Untuk angka frekuensi getaran dan panjang langkah batako, mesin ini
dibuat sama dengan mesin pencetak batako yang ada di industri batako di
daerah Kulon Progo. Sehingga spesifikasi batako yang dihasilkan bisa
mendekati mesin batako di industri tersebut.
Untuk menyamakan frekuensi getar, maka putaran motor
penggoyang mesin cetak batako ini dibuat sama dengan putaran motor
penggoyang mesin cetak batako yang ada di Kulon Progo. Kemudian
panjang langkah juga dibuat sama dengan mengatur eksentrisitas poros
eksentris dengan jarak tertentu sehingga panjang langkahnya bisa sama.
6. Faktor Keamanan

19

Faktor keamanan adalah angka yang menghindarkan sebuah


konstruksi mesin dari kelebihan beban. Angka keamanan ini biasanya
digunakan untuk dikalikan dengan beban yang bekerja. Angka keamanan pada
sutau konstruksi mesin berbeda-beda. Tergantung jenis beban yang bekerja
dan kondisi lingkungan terhadap konstruksi tersebut. Biasanya konstruksi
yang mendapatkan beban dinamis dan menghentak-hentak mempunyai angka
keamanan yang lebih besar dari pada konstruksi yang mendapat beban statis
saja.
Berikut ini teori safety factor yang di utarakan oleh David G. Ulman
(2010)
FS = FSmaterial FSstress FSgeometry FSfailure analysis FSreliability
a. FSmaterial
FSmaterial = 1,0 ; untuk material yang sudah teruji
FSmaterial = 1,1 ; untuk material yang diketahui spesifikasinya pada tabel
FSmaterial = 1.2-1.4 ; untuk material yang diketahui namun tidak valid
b. FSstress
FSstress = 1,0-1.1 ; untuk beban static pasti
FSstress = 1,2-1,3 ; untuk beban yang diketahui dengan menghitung
(bukan dengan mengukur)
FSstress = 1,4-1,7 ; untuk beban yang diketahui dari menghitung tetapi
hitungannya kurang akurat
c. FSgeometri
FSgeometri = 1,0 ; jika pengerjaannya di manfaktur ber toleransi kecil
FSgeometri = 1,0 ; jika pengerjaannya di manfaktur ber toleransi medium
FSgeometri = 1,1 1,2 ; jika pengerjaannya di manfaktur ber toleransi
besar
d. FSfailure theory
FSfailure theory = 1,01,1 ; jika analisis menggunakan teori yang
mempunyai akurasi tinggi
FSfailure theory = 1,2 ; jika analisis menggunakan teori yang
mempunyai akurasi tidak begitu tinggi
FSfailure theory = 1,3 1,5 : jika analisis menggunakan teori yang
dipakai belum begitu terpercaya
e. FSreliability
FSreabillity = 1,1 ; jika reabilitasnya kurang dari 90%
FSreabillity = 1,2-1,3 ; jika reabilitasnya kurang dari 92-98%

20

FSreabillity = 1,4-1,6 ; jika reabilitasnya kurang dari 99%


7. Torsi
Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya. Secara matematis,
torsi dirumuskan dengan persamaan berikut :
= . sin
= . sin ..(8)

Jika arah gaya tegak lurus r, maka sudut yang dibentuk adalah 90 .

Dengan demikian, besar torsi untuk kasus ini adalah : (Sularso, 1983:59)
T = F .l --------------- l = r sin
T = r . F sin 90 ------------------- sin 90 = 1
T = F . r.(9)
Torsi merupakan besaran vector, sehingga selain mempunyai besar,
torsi juga mempunyai arah. Apabila arah rotasi berlawanan dengan putaran
jarum jam, maka Torsi bernilai positif. Sebaliknya, apabila arah rotasi searah
dengan putaran jarum jam, maka arah torsi bernilai negative.
8. Perancangan Sistem Transmisi
Transmisi daya adalah untuk memindahkan daya ke mesin pemakai
daya, sehingga mesin pemakai daya tersebut bergerak atau bekerja menurut
kebutuhan yang diinginkan. Mesin-mesin sumber daya pada umumnya
mempunyai putaran tinggi. Oleh karena itu putarannya perlu diturunkan
(reduksi). Proses reduksi putaran tersebut dapat menggunakan transmisi puli.
Roda gigi, ban mesin, dan rantai.

Gambar 2. Susunan Transmisi


n1 . d1 = n2 . d2..(10)
Keterangan :

21

n1 : Putaran Motor
n2 : Putaran Poros 1
d1 : Diameter Puli 1
d2 : Diameter Puli 2
Sistem transmisi yang digunakan dalam menghubungkan motor
penggerak kepada poros utama sekaligus menurunkan putarannya adalah
dengan menggunakan dua buah puli. Dua puli tersebut masing-masing
mempunyai ukuran 2 inch dan 6 inch.
9. Perancangan Sabuk V
Gaya gesekan yang terjadi juga bertambah karena bentuk bajinya yang
akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif
rendah. Adapun bentuk konstruksi macam-macam penampang sabuk-V yang
umum dipakai terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 3. Penampang V Belt


Perhitungan yang digunakan dalam perancangan sistem transmisi V
Belt antara lain adalah sebagai berikut :
Panjang keliling sabuk :

L = 2C + 2 (Dk +d k )

1
4c

(D k +d k )

..(12)

Anda mungkin juga menyukai