Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KUAT ARUS PADA PENGELASAN METAL INERT GAS

DALAM POSISI PENGELASAN FLAT TERHADAP KEKUATAN


IMPACT PADA BAJA ST 60
MAKALAH SEMINAR HASIL
KONSENTRASI TEKNIK PRODUKSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
HERDI TAMITAKARZA
NIM. 0910623008-62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2013
0

PENGARUH KUAT ARUS PADA PENGELASAN METAL INERT GAS DALAM


POSISI PENGELASAN FLAT TERHADAP KEKUATAN IMPACT PADA BAJA
ST 60
Herdi Tamitakarza,Endi Sutikno, Erwin Sulistyo
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: herdi.tami@yahoo.co.id
ABSTRACT
Welding is one of the means used to connect rods - a metal rod in the process of making a
construction , well construction and construction machinery . Welding process with weld metal required by
the manufacturing industry is the liquid welding , one of which is the use of gas arc welding ( MIG ) .
Welding is divided into two with a protective argon arc welding and arc welding with CO2 patron . In arc
welding gases , welding filler wire also serves as the electrode is fed continuously. Electric arc occurs
between the filler wire and metal induk.Sedangkan factors that affect the quality of the welding process is
one of them is a strong amount of current used during welding . In the present study used 150 strong currents
; 175 ; 200 ; 225 ; 250 A. Control variables in welding use that angle 45o , electrical voltage 30v , each
material thickness of 10 mm , CO28 gas flow rate ml / sec using a welding machine speed control . From the
results, the average price impact of each flow is equal to 1.7 ; 2.48; 2.63 ; 3.16 Joule/mm2 , but at a current
of 250 A value decreased by 2.63 Joule/mm2 .
Kata kunci :Gas metal arc welding, Baja st 60, impact

digunakan sebagai pelindung adalah gas


helium (He), gas Argon (Ar), dan gas
karbondioksida (CO2) atau campuran dari
gas gas tersebut.(Wiryosumarto, 2000 :
16)
Las Metal Inert Gas (MIG)adalah
salah satu metode pengelasan yang sering
digunakan dalam praktek terutama untuk
pengelasan baja baja kwalitas tinggi
seperti baja tahan karat, baja kuat dan
logam logam bukan baja yang tidak dapat
dilas
dengan
cara
yang
lain.
(Wiryosumarto, 2000 : 20)
Baja st 60 merupakan baja karbon
sedang, disebut juga baja keras,banyak
sekali
digunakan
untuk
tangki,
perkapalan,
jembatan,
dan
dalam
permesinankarena
mempunyai
sifat
mampu las dan kepekaan terhadapretak
las. Pada umumnya sering terjadi patah
getas pada jembatan dan kapal yang dilas.
Sehubungan dengan hal ini maka perlu
beberapa pemecahannya. Penyelidikan
yang dilakukan terhadap patahan ini
menghasilkan suatu fakta bahwa retak
retak halus pada daerah pengaruh panas

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyambungan dengan teknik las
banyak dipakai pada konstruksi baja dan
mesin yang meliputi pembuatan badan
kapal, jembatan, bejana tekan, tower, pipa,
kendaraan, dan lain sebagainya. Luasnya
penggunaan
teknologi
pengelasan
disebabkan karena konstruksi yang dibuat
lebih ringan dan proses pembuatannya
juga lebih sederhana. Pengelasan sering
digunakan dalam suatu konstruksi
sehingga tingkat keamanan harus menjadi
perhatian utama. Rancangan dan cara
pengelasan
harus
memperhatikan
kesesuaian antara sifat - sifat las dengan
kegunaannya.
Proses pengelasan logam dengan
las yang dibutuhkan oleh industri
manufaktur adalah dengan pengelasan
cair, salah satunya adalah menggunakan
las busur gas (GMAW). Las busur gas
adalah cara pengelasan dimana gas
dihembuskan ke daerah las untuk
melindungi busur dan logam yang
mencair terhadap atmosfir. Gas yang
1

dari
sambungan
las
ternyata
mempengaruhi terjadinya patahan pada
sambungan tadi. Hasil lain didapat dari
penelitian tersebut bahwa sifat sifat bahan
yang digunakan sangat peka terhadap
takik dan retak las. Dua hal tersebut yang
memegang peranan penting terhadap
patah getas. Oleh karena itu ditentukan
suatu standart cara cara pengujian
seperti uji charpy dengan takik v. dengan
standart pengelasan akan membantu
memperluas
lingkup
pemakaian
sambungan las.

tipis. Sedangkan arus AC lebih sering


dipergunakan karena pertimbangan
harga, mudahnya penggunaan dan
sederhananya perawatan..dengan arus
pengelasan yang tinggi maka ujung
dari elektroda akan selalu runcing. Hal
ini menyebabkan butir butir logam
cair menjadi halus dan pemindahannya
berlangsung dengan cepat, seakan
akan disemburkan.
2. Tegangan Busur
Tegangan ini adalah perbedaan
potensial listrik antara ujung elektroda
dengan permukaan yang akan dilas.
Tegangan pengelasan akan berubah
seiring dengan perubahan jarak antara
elektroda dengan benda kerja, jika
jarak yang terjadi membesar maka
tegangan akan meningkat. Jika
jaraknya mengecil maka tegangannya
akan turun. Tegangan pengelasan ini
hanya memiliki pengaruh yang kecil
terhadap jumlah endapan logam las.
Jumlah endapan logam ini sangat
dipengaruhi
oleh
kecepatan
pengelasan dan besar arus las.
Tegangan
pengelasan
akan
mennetukan ukuran dari daerah
leburan dan penguatan lasan.Tegangan
busur yang rendah akan menghasilkan
penembusan yang dalam sedangkan
tegangan
yang
tinggi
akan
menghasilkan
penembusan
yang
kurang dalam, lebih lebar, disamping
itu bila tegangan dinaikan maka
keperluan fluks juga bertambah
(Wiryosumarto, 1994 : 240 )
3. Kecepatan Pengelasan
Kecepatan
pengelasan
adalah
perpindahan tiap waktu dimana logam
induk yang akan dilas bergerak
sepanjang logam las. Kecepatan
pengelasan pada umumnya sesuai
dengan kombinasi tertentu dari arus
dan tegangan proses busur. Dalam
kata lain kecepatan pengelasan adalah
kecepatan maju dari busur diukur
dalam inchi permenit, millimeter
permenit ataupun millimeter perdetik.

TINJAUAN PUSTAKA
GMAW (Gas Metal Arc Welding)
GMAW (gas metal arc welding)
adalah jenis las listrik yang menggunakan
bahan kawat las sebagai elektroda
terumpannya. Busur listrik terjadi antara
kawat pengisi dan logam induk. Untuk
mencegah terjadinya oksidasi selama
pengelasan digunakan gas pelindung
berupa gas mulia seperti helium, argon
atau Karbondioksida.
Dalam pengelasan MIG kawat las
pengisi yang juga berfungsi sebagai
elektroda diumpankan secara terus
menerus. Busur listrik terjadi antara kawat
pengisi dan logam induk.
Faktor utama dalam pengelas GMAW
Secara umum ada 4 faktor penting
dalam pengelasan GMAW yaitu tegangan
busur, arus pengelasan, kecepatan
pengelasan, dan gas pelindung.
1. Arus Pengelasan
Arus pengelasan sangat menentukan
penetrasi las karena berbanding
langsung dan paling tidak secara
eksponensial. Arus pengelasan juga
mempengaruhi tegangan. GMAW
dapat
menggunakan
arus
AC
(alternating current) atau DC (direct
current). Pemilihan arus tergantung
jenis bahan yang akan di las.
Keunggulan penggunaan listrik arus
DC adalah bagusnya busur yang
ditimbullkan, sehingga sangat sesuai
untuk pengelasan plat yang sangat
2

Kecepatan
pengelasan
harus
berdasarkan waktu dengan satuan
detik, hal ini diperuntukan karena
dimensi logam induk diatur untuk
menyeimbangkan masukan panas tiap
millimeter dari logam tersebut. Ketika
kecepatan pengelasan diatur, nyala
busur harus ditetapkan berdasarkan
banyak waktu agar menghasilkan
kecepatan rata- rata yang akurat.
Untuk pengelasan secara terus
menerus disarankan menggunakan
waktu 30 detik. Kecepatan pengelasan
secara akurasi dapat dilakukan dengan
las manual atau semi- otomatis
tergantung pada welder. Namun,
dengan
pengelasan
otomatis,
kecepatan diatur pada perjalanan
kereta bermotor yang dikendalikan
untuk mengatur jalannya logam induk
terhadap pembentukan busur las dari
tang elektroda (Funderburk, 1999)
4. Gas Pelindung
Ada dua jenis gas mulia yang sering
digunakan sebagai gas pelindung yaitu
helium dan argon. Gas helium
menghasilkan busur yang lebih dalam
dibandingkan gas argon. Tetapi gas
argon mampu melakukan pembersihan
katodik. Sehingga gas argon dapat
menghasilkan sambungan las bermutu
tinggi.

material yang akan disambung. Adapun


jenis jenis kampuh las untuk jenis
sambungan tumpul adalah :

Gambar 1 Alur sambungan las tumpul


Mampu Las Baja
Sifat mampu las dapat di
definisikan sebagai kemampuan bahan,
logam untuk dapat dilas, tanpa
mengurangi penurunan sifat sifat yang
dimiliknya secara berlebihan. Logam yang
dilas dapat mengurangi mutu akibat
terjadinya penggetasan, cacat, atau
retakan. Salah satu sambungan pada
konstruksi baja dibuat dengan jalan
mengelas. Baja konstruksi merupakan
salah satu jenis baja yang mempunyai sifat
mampu las yang baik. Salah satu dampak
pengelasan adalah tidak dapat dihindari
bahwa bahan berubah sifatnya yang
disebabkan karena panas pada waktu
pengelasan. Jadi daerah pengelasan atau
didaerah yang dipengaruhi oleh panas
(HAZ) bisa terjadi perubahan kekerasan
atau
bahkan
bisa
terjadi
retak
(Surdia,1999 : 77)
Antara permukaan logam induk
dan logam penyambung pada daerah
pengelasan dinamakan bagian pengikat
dan selanjutnya daerah yang dipengaruhi
panas dari logam induk adalah daerah
yang
terpanaskan
pertama
pada
temperature yang tinggi dan mengalami
pendinginan yang secara cepat, yang
menyebabkan daerah itu menjadi lebih
keras (Surdia, 1999 : 93)

Bentuk Kampuh Las


Bentuk kampuh dalam sambungan
las sangat mempengaruhi effisiensi
pengerjaan dan jaminan konstruksi yang
akan dilas. Dalam memilih bentuk
kampuh harus memperhatikan ketebalan

Pengelasan Baja Karbon Sedang


Baja karbon sedang mengandung banyak
karbon dan unsur lain yang dapat
memperkeras baja. Karena itu panas atau
HAZ pada baja ini mudah menjadi keras
bila dibandingkan dengan baja karbon
rendah. Sifatnya yang mudah menjadi
keras ditambah dengan adanya hydrogen
3

difusi menyebabkan baja ini sangat peka


terhadap retak las. Disamping itu
pengelasan
dengan
menggunakan
elektroda yang sama kuat dengan logam
lasnya mempunyai perpanjangan yang
rendah. (Wiryosumarto, 2009 : 91)

Gambar 2. Kerja alat uji impact


Harga Impact
Untuk mencari Harga impact pada
suatu logam lasan maka mencari jumlah
energy yg digunakan untuk mematahkan
specimen, didapat kan dengan rumus
sebagai berikut :

Kekuatan Impact
Kekuatan impact adalah energi
yang diperlukan untuk mematahkan
specimen tiap satuan areal bagian
setempat pada penampang lintang dari
notch. Kekuatan ini menyatakan jumlah
energy yang diserap pada percobaan
impact. Perpatahan adalah pemisahan atau
pemecahan suatu benda padat menjadi dua
bagian akibat dikenai tegangan.

= WH1-WH2
= W (H1 H2)
= W (BC)
= W (AC AB)
= W (R cos R cos )
= WR ( Cos Cos )

Dimana :
E = Energi
untuk
mematahkan
spesimen [J]
M = Massa Pendulum [Kg]
W = Berat Pendulum [N]
G = Percepatan Gravitasi [ms2]
H1 = Tinggi kedudukan awal pendulum
[m]
H2 = Tinggi
Pendulum
setelah
mematahkan [m]
R = Panjang lengan pendulum [m]
= Sudut simpangan [o]
= Sudut simpangan akhir dengan
beban [o]

Pengujian Impact
Pengujian ini sering disebut juga dengan
pengujian takik spesimen yang bertakik
menahan suatu beban kejut. Pembebanan
yang digunakan yaitu dengan pembebanan
charpy (charpy impact test). Pengujian
impact pada konstruksi las termasuk
dalam pengujian merusak (destructife
test). Adapun definisi pengujian impact
menurut ASTM adalah pengujian dinamik
pada specimen tertentu, yang dimesin dan
umumnya diberi takikan, kemudian
specimen
tersebut
ditumbuk
dan
dipatahkan oleh sebuah pukulan tunggal
pada suatu mesin uji khusu lalu diukur
energy yang diserap pada proses
pematahan
metrial
tersebut.Hasil
pengujian impact telah terlanjur disebut
kekuatan impact, seharusnya adalah
energy impact (Van vlack, Lawrence H.
1981 : 60).

Lalu menghitung kerugian energy yang


disebabkan oleh gesekan dan poros
bantalan.
f = WR (Cos Cos )

Dimana :
f
=
energy
gesekan
[J]

=
Sudut
simpangan
akhir
tanpa
4

beban [o]
Keterangan gambar:
1. Gas CO2
2. Pipa Penyalur gas CO2
3. Mesin Las MIG
4. Elektroda
5. Kabel penghubung gas dan
elektroda
6. Kabel ke tang benda kerja
7. Torch
8. Meja kerja
9. Logam induk (Baja ST 60)
10. Mesi
pengatur
kecepatan
pengelasan
11. Saklar utama
12. Pengatur nilai kecepatan
13. Tombol STOP

didapatkan energy aktual sebesar


E = E f
Bila energy ini kita bagi dengan luas
penampang melintang dari patahan
dibawah takikan maka kita akan dapatkan
besarnya kekuatan impact atau disebut
juga nilai pukul takik ( van Vliet, GLJ dan
both, w, 1983 : 60)

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental nyata (trueexperimental
research)
yang
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh pengaruh kuat arus
terhadap
kekuatan
impact
dalam
pengelasan flat terhadap baja st 60.
Dengan asumsi variabel yang lain
konstan. Kajian literatur dari berbagai
sumber baik dari buku, jurnal yang ada di
perpustakaan maupun dari internet juga
dilakukan untuk menambah informasi
yang diperlukan.

Bahan yang digunakan


Bahan spesimen yang digunakan
adalah Baja ST 60

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengujian impact
didapatkan bahwa dengan semakin
bertambahnya kuat arus maka harga
impact akan semakin tinggi namun pada
arus 250 A kekuatan impact akan semakin
menurun. Hal ini dijelaskan dalam tabel
dan grafik berikut.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Kuat arus pengelasan : 150; 175;
200; 225; 250.
2. Variabel terikat
Kekuatan Impact
3. Variabel kontrol
Sudut pengelasan : 45o
Tegangan Listrik : 30 v
Dimensi Spesimen : 60 x 10 x 10
Laju aliran gas CO2: 8 ml/detik
Kecepatan Pengelasan : 2 mm/s

Tabel 1 Hasil Pengujian Impact terhadap


kekuatan arus
PENGULANGAN
1
2
3
JUMLAH
RATA - RATA

Instalasi Penelitian
Gambar 3 instalasi penelitian
5

150
1.64
1.76
1,52
1.7

BESAR ARUS (AMPERE)


175
200
225
2.38
2.63
3.15
2.6
2.71
3.2
2.44
2.57
3.13
2.473333 2.636667

3.16

250
2.68
2.63
2.57
2.626667

menyebabkan logam las menjadi getas,


sehingga ketika dilakukan pengujian
impact
nilai
kekuatan
impactnya
mengalami penurunan.
KESIMPULAN
Dari
penelitian
yang
sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Dengan semakin bertambahnya
kuat arus maka nilai kekuatan
impactnya
semakin
tinggi
diakibatkan karena masukan panas
yang dihasilkan lebih rendah dan
belum cukup untuk menyebarkan
panas secara merata, sehingga
pendinginannya berlangsung lebih
cepat. Dengan adanya pendinginan
cepat maka struktur logam las yang
terbentuk adalah struktur yang
keras sehingga ketika dilakuakn
pengujian impact harga impact yg
di dapat rendah.

Gambar 4 Grafik Pengaruh Kuat Arus


Terhadap Harga Impact
Pada grafik dapat dilihat bahwa
semakin besar kuat arus maka kekuatan
impact yang didapat semakin meningkat
namun pada arus 250 harga impact yang
didapat cenderung kembali turun. Untuk
Kuat Arus 150 A didapatkan harga impact
pada pengulangan 1 sebesar 1,64 J/mm2,
pada pengulangan 2 sebesar 1,76 J/mm2,
pada pengulangan 3 sebesar 1,52 J/mm2.
Untuk kuat arus 175 A didapatkan harga
imapact pada pengulangan 1 sebesar 2,38
pada pengulangan 2 sebesar 2,6 , pada
pengulangan 3 sebesar 2,44 . Untuk kuat
arus 200 A didapatkan harga impact pada
pengulangan 1 sebesar 2,63, pada
pengulangan 2 sebesar 2,71, pada
pengulangan 3 sebesar 2,57. Untuk kuat
arus sebesar 225 A didapatkan harga
impact pada pengulangan 1 sebesar 3,15,
pada pengulangan 2 sebesar 3,2, pada
pengulangan 3 sebesar 3,13. Untuk Kuat
arus 250 A didapatkan harga impact pada
pengulangan 1 sebesar 2,68, pada
pengulangan 2 sebesar 2,63, pada
pengulangan 3 sebesar 2,57.
Dari hasil dan grafik di atas, harga
impact mengalami kenaikan seiring
dengan meningkatnya kuat arus yang di
pakai sampai pada titik maksimum yaitu
sebesar 225 A, namun mengalami
penurunan pada arus 250 A. Hal ini
disebabkan karena masukan panas yang
dihasilkan semakin berlebih sehingga
kecendrungan memberikan sifat penetrasi
yang lebih menonjol dan terkadang karena
jumlah panas yang terlalu tinggi akan

Daftar Pustaka
De Garmo, E. P. 1997. Materials and
Processes
In
Manufacturing.
London
:
Prentice-Hall
International, Inc.
Surdia,
Tata.
1995.
PengetahuanBahanTeknik. Jakarta:
PT. PradyaParamita.
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar
Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Davis, Harmer E. 1982. The testing Of
Engineering Materials. USA :
Mc Graw Hill
Wiryosumarto, Harsono. 2000. Teknologi
Pengelasan Logam. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
Efendi, Nizam. 2007. Studi Pengaruh
Heat
Input
Terhadap
ketangguhan Impact Las SMAW
Posisi Vertikal Baja ST 60
Temper.
Yogyakarta
:
http://jurnal.unimus.ac.id
Henry, Eko. 2011. Pengaruh Kuat Arus
Dan Campuran Gas Argon Co2
Pada
Pengelasan
Gmaw
Terhadap Kekuatan Tarik Dan
6

Impact Pada
Baja Karbon
Medium Fasa Ganda. Malang :
Jurnal rekayasa mesin.

Anda mungkin juga menyukai