Disusun oleh:
HERDI TAMITAKARZA
NIM. 0910623008-62
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyambungan dengan teknik las
banyak dipakai pada konstruksi baja dan
mesin yang meliputi pembuatan badan
kapal, jembatan, bejana tekan, tower, pipa,
kendaraan, dan lain sebagainya. Luasnya
penggunaan
teknologi
pengelasan
disebabkan karena konstruksi yang dibuat
lebih ringan dan proses pembuatannya
juga lebih sederhana. Pengelasan sering
digunakan dalam suatu konstruksi
sehingga tingkat keamanan harus menjadi
perhatian utama. Rancangan dan cara
pengelasan
harus
memperhatikan
kesesuaian antara sifat - sifat las dengan
kegunaannya.
Proses pengelasan logam dengan
las yang dibutuhkan oleh industri
manufaktur adalah dengan pengelasan
cair, salah satunya adalah menggunakan
las busur gas (GMAW). Las busur gas
adalah cara pengelasan dimana gas
dihembuskan ke daerah las untuk
melindungi busur dan logam yang
mencair terhadap atmosfir. Gas yang
1
dari
sambungan
las
ternyata
mempengaruhi terjadinya patahan pada
sambungan tadi. Hasil lain didapat dari
penelitian tersebut bahwa sifat sifat bahan
yang digunakan sangat peka terhadap
takik dan retak las. Dua hal tersebut yang
memegang peranan penting terhadap
patah getas. Oleh karena itu ditentukan
suatu standart cara cara pengujian
seperti uji charpy dengan takik v. dengan
standart pengelasan akan membantu
memperluas
lingkup
pemakaian
sambungan las.
TINJAUAN PUSTAKA
GMAW (Gas Metal Arc Welding)
GMAW (gas metal arc welding)
adalah jenis las listrik yang menggunakan
bahan kawat las sebagai elektroda
terumpannya. Busur listrik terjadi antara
kawat pengisi dan logam induk. Untuk
mencegah terjadinya oksidasi selama
pengelasan digunakan gas pelindung
berupa gas mulia seperti helium, argon
atau Karbondioksida.
Dalam pengelasan MIG kawat las
pengisi yang juga berfungsi sebagai
elektroda diumpankan secara terus
menerus. Busur listrik terjadi antara kawat
pengisi dan logam induk.
Faktor utama dalam pengelas GMAW
Secara umum ada 4 faktor penting
dalam pengelasan GMAW yaitu tegangan
busur, arus pengelasan, kecepatan
pengelasan, dan gas pelindung.
1. Arus Pengelasan
Arus pengelasan sangat menentukan
penetrasi las karena berbanding
langsung dan paling tidak secara
eksponensial. Arus pengelasan juga
mempengaruhi tegangan. GMAW
dapat
menggunakan
arus
AC
(alternating current) atau DC (direct
current). Pemilihan arus tergantung
jenis bahan yang akan di las.
Keunggulan penggunaan listrik arus
DC adalah bagusnya busur yang
ditimbullkan, sehingga sangat sesuai
untuk pengelasan plat yang sangat
2
Kecepatan
pengelasan
harus
berdasarkan waktu dengan satuan
detik, hal ini diperuntukan karena
dimensi logam induk diatur untuk
menyeimbangkan masukan panas tiap
millimeter dari logam tersebut. Ketika
kecepatan pengelasan diatur, nyala
busur harus ditetapkan berdasarkan
banyak waktu agar menghasilkan
kecepatan rata- rata yang akurat.
Untuk pengelasan secara terus
menerus disarankan menggunakan
waktu 30 detik. Kecepatan pengelasan
secara akurasi dapat dilakukan dengan
las manual atau semi- otomatis
tergantung pada welder. Namun,
dengan
pengelasan
otomatis,
kecepatan diatur pada perjalanan
kereta bermotor yang dikendalikan
untuk mengatur jalannya logam induk
terhadap pembentukan busur las dari
tang elektroda (Funderburk, 1999)
4. Gas Pelindung
Ada dua jenis gas mulia yang sering
digunakan sebagai gas pelindung yaitu
helium dan argon. Gas helium
menghasilkan busur yang lebih dalam
dibandingkan gas argon. Tetapi gas
argon mampu melakukan pembersihan
katodik. Sehingga gas argon dapat
menghasilkan sambungan las bermutu
tinggi.
Kekuatan Impact
Kekuatan impact adalah energi
yang diperlukan untuk mematahkan
specimen tiap satuan areal bagian
setempat pada penampang lintang dari
notch. Kekuatan ini menyatakan jumlah
energy yang diserap pada percobaan
impact. Perpatahan adalah pemisahan atau
pemecahan suatu benda padat menjadi dua
bagian akibat dikenai tegangan.
= WH1-WH2
= W (H1 H2)
= W (BC)
= W (AC AB)
= W (R cos R cos )
= WR ( Cos Cos )
Dimana :
E = Energi
untuk
mematahkan
spesimen [J]
M = Massa Pendulum [Kg]
W = Berat Pendulum [N]
G = Percepatan Gravitasi [ms2]
H1 = Tinggi kedudukan awal pendulum
[m]
H2 = Tinggi
Pendulum
setelah
mematahkan [m]
R = Panjang lengan pendulum [m]
= Sudut simpangan [o]
= Sudut simpangan akhir dengan
beban [o]
Pengujian Impact
Pengujian ini sering disebut juga dengan
pengujian takik spesimen yang bertakik
menahan suatu beban kejut. Pembebanan
yang digunakan yaitu dengan pembebanan
charpy (charpy impact test). Pengujian
impact pada konstruksi las termasuk
dalam pengujian merusak (destructife
test). Adapun definisi pengujian impact
menurut ASTM adalah pengujian dinamik
pada specimen tertentu, yang dimesin dan
umumnya diberi takikan, kemudian
specimen
tersebut
ditumbuk
dan
dipatahkan oleh sebuah pukulan tunggal
pada suatu mesin uji khusu lalu diukur
energy yang diserap pada proses
pematahan
metrial
tersebut.Hasil
pengujian impact telah terlanjur disebut
kekuatan impact, seharusnya adalah
energy impact (Van vlack, Lawrence H.
1981 : 60).
Dimana :
f
=
energy
gesekan
[J]
=
Sudut
simpangan
akhir
tanpa
4
beban [o]
Keterangan gambar:
1. Gas CO2
2. Pipa Penyalur gas CO2
3. Mesin Las MIG
4. Elektroda
5. Kabel penghubung gas dan
elektroda
6. Kabel ke tang benda kerja
7. Torch
8. Meja kerja
9. Logam induk (Baja ST 60)
10. Mesi
pengatur
kecepatan
pengelasan
11. Saklar utama
12. Pengatur nilai kecepatan
13. Tombol STOP
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental nyata (trueexperimental
research)
yang
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh pengaruh kuat arus
terhadap
kekuatan
impact
dalam
pengelasan flat terhadap baja st 60.
Dengan asumsi variabel yang lain
konstan. Kajian literatur dari berbagai
sumber baik dari buku, jurnal yang ada di
perpustakaan maupun dari internet juga
dilakukan untuk menambah informasi
yang diperlukan.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Kuat arus pengelasan : 150; 175;
200; 225; 250.
2. Variabel terikat
Kekuatan Impact
3. Variabel kontrol
Sudut pengelasan : 45o
Tegangan Listrik : 30 v
Dimensi Spesimen : 60 x 10 x 10
Laju aliran gas CO2: 8 ml/detik
Kecepatan Pengelasan : 2 mm/s
Instalasi Penelitian
Gambar 3 instalasi penelitian
5
150
1.64
1.76
1,52
1.7
3.16
250
2.68
2.63
2.57
2.626667
Daftar Pustaka
De Garmo, E. P. 1997. Materials and
Processes
In
Manufacturing.
London
:
Prentice-Hall
International, Inc.
Surdia,
Tata.
1995.
PengetahuanBahanTeknik. Jakarta:
PT. PradyaParamita.
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar
Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Davis, Harmer E. 1982. The testing Of
Engineering Materials. USA :
Mc Graw Hill
Wiryosumarto, Harsono. 2000. Teknologi
Pengelasan Logam. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
Efendi, Nizam. 2007. Studi Pengaruh
Heat
Input
Terhadap
ketangguhan Impact Las SMAW
Posisi Vertikal Baja ST 60
Temper.
Yogyakarta
:
http://jurnal.unimus.ac.id
Henry, Eko. 2011. Pengaruh Kuat Arus
Dan Campuran Gas Argon Co2
Pada
Pengelasan
Gmaw
Terhadap Kekuatan Tarik Dan
6
Impact Pada
Baja Karbon
Medium Fasa Ganda. Malang :
Jurnal rekayasa mesin.