Saturday
Saturday
Oleh:
MUHAMADI
11120093
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
Daftar Isi
A.
B.
1.
2.
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................... iii
PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT.............. 1
Latar Belakang........................................................................................ 1
Pembahasan............................................................................................. 2
Pentingnya Bahasa.............................................................................. 2
Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa....................................................... 3
C. Penutup.................................................................................................... 9
1. Kesimpulan.......................................................................................... 9
2. Saran-saran.......................................................................................... 10
Daftar Pustaka.................................................................................................... 11
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr Wb
Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan
tugas Bahasa Indonesia yaitu menyusun Makalah sebagai tugas akhir semester
gasal, saya mengambil judul PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM
MASYARAKAT.
Tujuan saya menyusun makalah ini karena banyak yang tidak mengetahui manfaat
dari Bahasa Indonesia dalam sehari-hari. Dan banyak juga pengaruh-pengaruh dari media lain
yang membuat Bahasa Indonesia sedikit rancu dan tidak layak digunakan dalam situasi yang
formal. Apabila bahasa yang tidak tepat ini terbawa dalam tempat yang tidak sesuai akan
memberikan pengertian yang tidak jelas.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Orang Tua, Ibu Afiati
Handayu Dyah Fitriani S.Pd, M.Pd, serta Teman-teman semua yang telah mendukung dan
membantu tersusun dan terselesaikanya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan, maka
dari itu saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya terima.
Akhirnya kepada Allahlah semua dikembalikan dengan iringan doa semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penulis
a.
1)
2)
b.
c.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul
dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai
preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh
sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek
bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas
tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby
Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan
menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan
bahasa gaul sebagai berikut :
Aku, Saya diartikan Gue
Kamu menjadi Elo
Tidak menjadi Gak
Contoh kalimatnya:
Tidak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !
4. Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi
Dengan dibiasakan berbicara bahasa Indonesia membuat kita mudah menguasinya dan
tidak merasa canggung dalam berbicara disebuah forum yang formal. Bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang dapat menyatukan bangsa ini sudah sewajarnya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara dengan bahasa yang baik tentu akan sulit
kalau tidak diterapkan dan dibiasakan apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi
tentu tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah berbicara setiap
orang mampu akan berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi yang resmi
sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur
dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak teratur pula. Bahkan yang lebih parah lagi, ada
yang tidak berani berbicara sama sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi salingberkaitan
dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat dengan kegiatan
mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah.
Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi juga oleh para
pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar
menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika
dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraanya.
Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki oleh orang lain. Karena itu
pembicara ingin disimak, dan ingin didengar. Seseorang pembicara yang merasa tidak
didengar, tentulah merasa tidak senang, dan hal ini dapat membuat seluruh kegiatanya gagal.
Hendaknya pendengar bersedia memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga
timbul hubungan timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi
aktivitas forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita juga
berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya pendengar yang
cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan mengabaikan yang tidak penting.
Seseorang yang terampil menyimak akan mampu menganalisis secara kritis dan
menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal ini tentu memerlukan latihan, sama
halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan
memudahkan kita dalam mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
a. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan sosial.
Bahasa juga merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
b. Didalam bahasa makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat
untuk menentukan sebuah kata yang akan digunakan dalam bahasa.
c. Bahasa juga mempunyai fungsi yang dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan
bahasa itu sendiri diantaranya yaitu :
1) Untuk menyatakan ekspresi diri
2) Sebagai alat komunikasi
3) Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
4) Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial
d. Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari media cetak
maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul yang digunakan para
anak remaja sekarang.
e. Dalam situasi yang resmi kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat
dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi
juga oleh para pendengar.
2.
a.
b.
c.
Saran-saran
Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.
Berbicara itu mudah jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.
Dalam situasi yang resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan konsentrasi.
Kita harus percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
d. Teruslah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia kita.
Daftar Pustaka
Anonimous.
2009.
Perubahan
Penggunaan
Bahasa
Indonesia. Dalamhttp://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bahasaindonesia/. Diunduh Pada Tanggal 30 Desember 2011, pukul 15.21 WIB.
Anton M Moeliono dan Soenjono
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dardjowidjojo.
1988. Tata
Bahasa
Baku
Bahasa
Gorys Keraf. 1973. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press