Anda di halaman 1dari 8

Saturday, March 10, 2012

MAKALAH PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM


MASYARAKAT
MAKALAH

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Afiati Handayu Dyah Fitriani S.Pd, M.Pd

Oleh:
MUHAMADI
11120093
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

Daftar Isi
A.
B.
1.
2.

Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................... iii
PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT.............. 1
Latar Belakang........................................................................................ 1
Pembahasan............................................................................................. 2
Pentingnya Bahasa.............................................................................. 2
Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa....................................................... 3

3. Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-Hari


di Masyarakat Saat Ini........................................................................ 5
4. Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi....................................... 8

C. Penutup.................................................................................................... 9
1. Kesimpulan.......................................................................................... 9
2. Saran-saran.......................................................................................... 10
Daftar Pustaka.................................................................................................... 11

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr Wb
Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan
tugas Bahasa Indonesia yaitu menyusun Makalah sebagai tugas akhir semester
gasal, saya mengambil judul PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM
MASYARAKAT.
Tujuan saya menyusun makalah ini karena banyak yang tidak mengetahui manfaat
dari Bahasa Indonesia dalam sehari-hari. Dan banyak juga pengaruh-pengaruh dari media lain
yang membuat Bahasa Indonesia sedikit rancu dan tidak layak digunakan dalam situasi yang
formal. Apabila bahasa yang tidak tepat ini terbawa dalam tempat yang tidak sesuai akan
memberikan pengertian yang tidak jelas.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Orang Tua, Ibu Afiati
Handayu Dyah Fitriani S.Pd, M.Pd, serta Teman-teman semua yang telah mendukung dan
membantu tersusun dan terselesaikanya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan, maka
dari itu saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya terima.
Akhirnya kepada Allahlah semua dikembalikan dengan iringan doa semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penulis

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT


A. Latar Belakang
Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi apapun yang
disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya
dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah
memungkinkan bahasa tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa

Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan


dan kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung
kesantunan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait dengan
pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya. Sebagai contoh, pemilihan kata yang tepat
apabila disampaikan dengan cara kasar akan tetapi dianggap kurang santun.
Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat komunikasi
yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca,
disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang yang memiliki kemampuan
berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain,
keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan
atau yang diajak berbicara.
Di Indonesia sendiri didalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang menggunakan
bahasa daerahnya masing-masing, mereka beranggapan bahwa menggunakan bahasa
Indonesia dalam sehari-hari akan terasa seperti bergaya dan berlebihan. Sesungguhnya
manfaat dari berbahasa Indonesia ini yaitu memberikan atau melatih kita supaya terbiasa
berbahasa Indonesia, sehingga apabila kita dalam sebuah forum yang formal kita akan mudah
menguasai bahasa Indonesia yang sopan dan bisa memberikan pemahaman terhadap orang
lain dengan jelas. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat pengaruh bahasa dari beberapa
media cetak baik tulis maupun media elektronik, dan juga ada pengaruhnya dari bahasa
remaja atau yang dikenal dengan bahasa gaul, sehingga bisa jadi bahasa yang kita gunakan
tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
Didalam makalah yang saya susun ini akan membahas tentang: Apa Pentingnya
Bahasa ? Apa Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa ? Bagaimana Penggunaan Bahasa
Indonesia Sehari-hari diMasyarakat saat ini ? Bagaimana Kita Berbicara Dalam Sebuah
Forum yang Resmi ?
B. Pembahasan
1. Pentingnya Bahasa
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam
masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan
dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya
bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwaperistiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya,
akan mendapat tanggapan dalam pikiran manusia. Disusun dan diungkapkan kembali kepada
orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan
tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Yang memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta
latar belakangnya masing-masing.
Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa
itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa adalah alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
2. Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa

a.

1)
2)

b.

c.

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol


vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter. Yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah
yang nyata. Hal tersebut merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna
tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap panca indra.
Bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal
yang diwakilinya itu. Bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita
(yang diserap panca indra kita). Sedangkan arti adalah isi yang terkandung didalam arus
bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain.
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbiter ataumanasuka. Arbiter
atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu
harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung
dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Apakah seekor hewan
dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien, atau canis itu tergantung dari
kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar
antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada; untuk itu diusahakan
bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dengan bahasa. Etimologi
merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mula-mula timbul untuk
mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit diterima.
Fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri.
Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:
Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat didalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.Unsur-unsur yang mendorong
ekspresi diri antara lain:
Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak terpisah satu
sama lain dalam kenyataan sehari-hari.
Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikiran, dan kita ketahui
kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua
yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang
sejaman dengan kita.
Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa, disamping sebagai alat salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orangorang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efesien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa
dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua
kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya.

d. Alat mengadakan kontrol sosial


Yang dimaksud dengan kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan
tindak-tanduk orang-orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka (overt: yaitu tingkah
laku yang dapat diamati atau diobservasi), maupun yang bersifat tertutup (convert: yaitu
tingkah laku yang tak dapat diobservasi).
Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan
mempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat tanggapan,
baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk perbuatan atau
tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaanya, bila bahasa yang dipergunakan
untuk menyampaikan instruksi atau penerangan kepada bawahanya, adalah bahasa yang
kacau dan tak teratur. Kekacauan dalam bahasanya akan menggagalkan pula usaha untuk
mempengaruhinya tingkah laku dan tindak-tanduk bawahannya. (Gorys Keraf 1973:6)
3. Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-Hari di Masyarakat Saat Ini
Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah yang masing-masing dituturkan
sebagai alat perhubungan antar warga masyarakat bahasa itu. Karena hidupnya berdampingan
dengan bahasa Indonesia. Terjadilah proses pemengaruhan. Hal itu nampak sekali dalam
bentuk kata dan perluasan kosa kata. Hingga kini orang masih terlalu banyak menekankan
peranan bahasa daerahnya sebagi sumber dan bukan sebagai penerima. Proses ini sebenarnya
bersifat timbal balik. Dalam bahasa daerah masa kini dapat juga disaksikan masuknya unsur
bahasa Indonesia, atau unsur bahasa asing yang diserap lewat bahasa Indonesia. (Anton M
Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo 1988:20)
Sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia telah melewati rajutan sejarah yang panjang
sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga menjadi bahasa komunikasi
ditingkat global. Sudah delapan dasawarsa bahasa Indonesia hidup, tumbuh, dan berkembang
seiring dengan perkembangan peradaban bangsa. Namun, tidak seperti perjalanan dan
dinamika manusia yang makin lama makin menemukan kematangan dan kesempurnaan
hidup, bahasa Indonesia justru mengalami perubahan yang tidak baik. Diantaranya perubahan
yang dilakukan oleh media, baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal lagi, media
memiliki daya sugesti dan persuasi yang begitu kuat terhadap publik. Bahkan, saat ini tidak
sedikit orang yang memiliki ketergantungan informasi terhadap media.
Tak berlebihan kalau dikatakan bahwa bahasa media memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap penggunaan bahasa publik. Penggunaan satuan bahasa tertentu yang terus berulang
dalam sebuah media tak jarang diyakini sebagai bentuk yang tepat sehingga publik bersikap
latah untuk tak segan-segan menirunya. Contoh yang paling mudah, misalnya kata (dimassa
= dipukuli), seperti dalam kalimat:
Pencopet yang tertangkap itu dimassa beramai-ramai oleh penduduk kampung.
Dalam struktur bahasa Indonesia, awalan (bukan kata depan) di- yang melekat pada
nomina (kata benda) yang berfungsi untuk membentuk verba (kata kerja) hampir tidak pernah
ditemukan. Kita tidak pernah mengenal bentuk verba dirumah, dibatu, dibola, dan
semacamnya. Demikian juga penggunaan kata penunjuk jamak parayang seharusnya tak
perlu lagi digunakan didepan nomina jamak, seperti para politisi atau para kritisi yang
seharusnya para politikus atau para kritikus.
Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia
film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan
bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia
dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.

Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul
dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai
preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh
sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek
bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas
tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby
Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan
menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan
bahasa gaul sebagai berikut :
Aku, Saya diartikan Gue
Kamu menjadi Elo
Tidak menjadi Gak
Contoh kalimatnya:
Tidak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !
4. Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi
Dengan dibiasakan berbicara bahasa Indonesia membuat kita mudah menguasinya dan
tidak merasa canggung dalam berbicara disebuah forum yang formal. Bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang dapat menyatukan bangsa ini sudah sewajarnya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara dengan bahasa yang baik tentu akan sulit
kalau tidak diterapkan dan dibiasakan apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi
tentu tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah berbicara setiap
orang mampu akan berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi yang resmi
sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur
dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak teratur pula. Bahkan yang lebih parah lagi, ada
yang tidak berani berbicara sama sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi salingberkaitan
dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat dengan kegiatan
mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah.
Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi juga oleh para
pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar
menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika
dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraanya.
Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki oleh orang lain. Karena itu
pembicara ingin disimak, dan ingin didengar. Seseorang pembicara yang merasa tidak
didengar, tentulah merasa tidak senang, dan hal ini dapat membuat seluruh kegiatanya gagal.

Hendaknya pendengar bersedia memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga
timbul hubungan timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi
aktivitas forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita juga
berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya pendengar yang
cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan mengabaikan yang tidak penting.
Seseorang yang terampil menyimak akan mampu menganalisis secara kritis dan
menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal ini tentu memerlukan latihan, sama
halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan
memudahkan kita dalam mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
a. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan sosial.
Bahasa juga merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
b. Didalam bahasa makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat
untuk menentukan sebuah kata yang akan digunakan dalam bahasa.
c. Bahasa juga mempunyai fungsi yang dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan
bahasa itu sendiri diantaranya yaitu :
1) Untuk menyatakan ekspresi diri
2) Sebagai alat komunikasi
3) Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
4) Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial
d. Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari media cetak
maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul yang digunakan para
anak remaja sekarang.
e. Dalam situasi yang resmi kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat
dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi
juga oleh para pendengar.
2.
a.
b.
c.

Saran-saran
Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.
Berbicara itu mudah jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.
Dalam situasi yang resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan konsentrasi.
Kita harus percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
d. Teruslah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia kita.
Daftar Pustaka
Anonimous.
2009.
Perubahan
Penggunaan
Bahasa
Indonesia. Dalamhttp://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bahasaindonesia/. Diunduh Pada Tanggal 30 Desember 2011, pukul 15.21 WIB.
Anton M Moeliono dan Soenjono
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dardjowidjojo.

1988. Tata

Bahasa

Baku

Bahasa

Gorys Keraf. 1973. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press

Anda mungkin juga menyukai