Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Oroantral Fistula
1.1.1 Definisi
Oroantral fistula adalah lubang antara prosessus alveolaris dan sinus
maksilaris yang tidak mengalami penutupan dan mengalami epitelisasi. Oroantral
fistula adalah hubungan yang tidak normal antara sinus maksillaris dan rongga
mulut dan dapat merupakan hasil dari beberapa proses patologi yang berbeda.
Oroantral fistula adalah satu dari beberapa jenis komplikasi pencabutan gigi
premolar dan molar pada daerah rahang atas (Sulastra, 2001)
1.1.2

Etiologi dan Patomekanisme Oroantral Fistula


Fistula oroantral kadang pula didefenisikan sebagai lubang sinus yang

bertahan lebih dari 48 jam. Lubang terbentuk setelah pembedahan (sengaja


ataupun tidak) dan akibat trauma pada sinus dan jarang sekali disebabkan oleh
cacat perkembangan/ akibat infeksi (Pedersen, 1996).
Oroantral fistula dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu (Sulastra, 2001):
a. Pencabutan gigi posterior rahang atas terutama pada molar pertama, molar
kedua, dan premolar kedua dimana akarnya dekat dengan antrum
b. Kesalahan penggunaan alat seperti penggunaan elevator dengan tekanan yang
berlebih kearah superior dalam tindakan pengambilan fragmen atau ujung akar
gigi molar atau premolar, pemasangan gigi tiruan implan yang tidak benar dan
penggunaan kuret yang tidak benar, sehingga menyebabkan terjadinya
penembusan lapisan epitel yang tipis dari sinus maksillaris.
c. Bentuk dinding dasar antrum yang berlekuk mengikuti kontur akar gigi
sehingga tulang dasar antrum menjadi menipis.
d. Adanya jaringan patologis pada ujung akar gigi seperti kista radikuler,
granuloma periapikal, dan adanya suatu neoplasia. Keradangan pada daerah
periapikal mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur tulang di daerah
infeksi sehingga tulang menjadi rapuh.
e. Enukleasi atau pengeluaran kista yang besar pada maksilla.
f. Pada segmen prosessus alveolaris rahang atas yang besar.
1.1.3

Penatalaksanaan
Pembukaan kronis sinus maksilaris yang persisten lebih dari 48 jam

diperkirakan telah menjadi fistula. Pasien dengan OAF (Oroantral Fistule) butuh
penangan terhadap fistula dan penutupan dari sinus yang terbuka. Sebelum
prosedur tersebut dilakukan pasien mungkin butuh perawatan terhadap sinusitis

yang mungkin ada. Ada beberapa macam metode perawatan terhadap sinusitis
yang mungkin terjadi diantaranya dengan terapi obat-obatan dan prosedur
Caldwell-Luc.
Kombinasi antibiotik dan dekongestan harus diresepkan kepada pasien
serta irigasi sinus yang rutin untuk menghilangkan infeksi kronis. Dalam
perawatannya, OAF harus dievaluasi dengan pemeriksaan gambar dan klinis.
Pasien dengan debit (cairan) yang berasal dari fistula dan hidung membutuhkan
irigasi sinus. Irigasi dari sinus maksilaris tidak boleh dilakukan dalam keadaan
tekanan tinggi, karna tekanan yang besar/tinggi dapat menyebabkan distribusi
materi yang terinfeksi kedaerah jaringan sekitar, termasuk daerah orbital. Irigasi
harus dilakukan dalam interval 48 jam dan dievaluasi kembali. Jangan pernah
mencoba untuk melakukan penutupan sebelum infeksi sinus ditangani.
Setelah penyakit pada sinus telah dikontrol barulah prosedur bedah dapat
direncanakan. Bagian terpenting dari prosedur ini ialah pembuangan sisa mukosa
kronis. Ukuran dari lubang oroantral yang terjadi biasanya lebih besar dari fistula
yang ada itu sendiri. Prosedur Caldwell-Luc digunakan untuk mendapatkan akses
ke antrum agar dapat melakukan debrisasi jika diperlukan. Akses didapatkan di
atas vestibulum kaninus dan kemudian kuret antral dapat digunakan untuk
membuang jaringan mukosa yang terinfeksi. Nasal packing dan antibiotic topical
pada kasa digunakan untuk mengontrol pendarahan pada sinus dan membantu
penyembuhan mukosa. Kemudian perhatian bisa lebih difokuskan pada
pembuangan jaringan fistula dan penutupan lubang yang terbentuk. Fitulektomi
dapat dilakukan pada prosedur ini.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menutup lubang oroantral
yang terbuka. Awang membagi sumber penutupan OAC (Oroantral Comunication)
menjadi flap local, flap

distant, dan grafting. Flap local meliputi jaringan

disekitar yang adekuat untuk menutupi lubang. Beberapa contoh teknik flap local
diantaranya flap bukal (sliding /-pun finger), flap palatal, dan kombinasi antara
jaringan mukoperiosteal bukal dan palatal.
Flap bukal merupakan prosedur yang sederhana. Flap bukal dapat
dikombinasikan dengan prosedur Caldwell-Luc yang digunakan sebagai jalan
masuk ke sinus maksilaris seperti yang dijelaskan sebelumnya. Kelebihan dari

teknik ini adalah mudah dimobilisasi, keterampilan yang minimum serta waktu
yang diperlukan lebih singkat. Kekurangannya adalah penyatuan jaringan kurang
baik sehingga hanya disarankan untuk OAF yang kecil.
Flap palatal dilakukan dengan melibatkan insisi dan pengambilan flap
mukoperiosteal dan dijahit pada jaringan de-epitalisasi yang telah disiapkan. Perlu
perhatian lebih terhadap desain flap agar dapat terjadi rotasi dan posisi yang benar.
Flap palatal yang didesain dengan baik itu tebal dan memiliki suplai darah yang
sempurna

yang

diperlukan

untuk

penyembuhan.

Prosedur

ini

dapat

mengakibatkan terbukanya tulang palatal sehingga perlu dilakukan dressing


sampai terbentuknya jaringan granulasi. Kelebihan dari tekhnik ini adalah lebih
mudah dibentuk untuk menutupi kerusakan yang terjadi karena mukosa palatal
lebih tebal dan padat serta penyatuannya yang lebih baik sehingga lebih
disarankan pengunaannya untuk fistula yang kambuh dan atau lebih besar,
sedangkan kekurangannya adalah tekniknya yang sulit. Flap palatal ini sendiri
terbagi atas 2 tipe yaitu full thickness flap dan split thickness flap. Kombinasi
jaringan mukoperiosteal bukal dan palatal merupakan prosedur sederhana yang
dapat memberikan hasil yang baik bagi penutupan daerah OAF yang terbuka
secara tidak sengaja saat pencabutan.
OAF yang besar disertai dengan penyakit kronik akan susah untuk
ditangani dan kegagalan dalam penutupannya dapat terjadi. Jika pada
penanganannya terdapat jaringan yang tidak adekuat maka prosedur distant flap
dapat dilakukan. Salah satu contoh dari flap distant adalah flap lidah.
Bahan graft yang dapat digunakan untuk menutup OAF diantaranya adalah
gold foil dan allograft bone graft. Bahan graft ini tersedia dalam bentuk lembaran
ataupun core. Metilmetakrilat dalam bentuk lembaran juga disarankan. Umumnya
lubang tertutup lewat jaringan halus terdekat atau disekitarnya. Indikasi utama
penggunaan bone grafting ini sendiri adalah jika dibutuhkannya rekontruksi
tulang disertai dengan penutupan OAF (Pedersen, 1996) (Sulastra, 2001).

DAFTAR PUSTAKA

Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis bedah Mulut (Oral Surgery). Jakarta :

EGC. 1996.
Sulastra, I Wayan. Oroantral fistula Sebagai Salah Satu Komplikasi
Pencabutan dan Perawatannya. Surabaya : Jurnal PDGI Vol. 58 No.1. 2009.

Anda mungkin juga menyukai