Disusun oleh :
1310211
1310211
1310211
1310211
1310211
FAKULTAS KEDOKTERAN
UPN VETERAN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
swt. Berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Beliau telah membangun
kehidupan manusia dari zaman kebodohan hingga zaman yang maju seperti saat ini.
Pembelajaran kali ini membahas mengenai reaksi antar zat-zat kimia yang
terdapat di dalam air liur dan fungsi dari zat yang ada di empedu. Sebagai laporan hasil
pembelajaran praktikum kali ini, kami membuat laporan dengan judul Laporan
Praktikum Biokimia Cairan Tubuh.
Tentunya, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang maksimal.
Semoga segala kelebihan dan kekurangan dalam laporan ini menjadi bahan
pelajaran bagi pembacanya.
Penyusun
BAB I
Landasar Teori
1.1.
Saliva
Definisi dan fungsi saliva
Saliva merupakan gabungan dari berbagai cairan dan komponen
yang diekskresikan ke dalam rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh
tiga pasang kelenjar saliva mayor (parotid, submandibular, dan
sublingual) serta sejumlah kelenjar saliva minor, dan cairan dari
eksudat ginggiva.
Fungsi saliva antara lain, saliva memulai pencernaan karbohidrat di
mulut melalui kerja amilase saliva yang merupakan suatu enzim
yang memecah polisakarida menjadi disakarida; Fungsi ludah
sebagai pembasah makan dalam mencerna mkanan di mulut. Enzim
yang di milikioleh saliva berupa amylase (ptyalin). Selain itu ludah
juga memiliki anti bakteri dalammulut dan cukup efektif
membunuh bakteri. Saliva berperan penting dalam membantu
menjaga kesehatan mukosa mulut dengan adanya growth factor
untuk membantu dalam proses penyembuhan luka. Aliran saliva
yang terus menerus membantu membilas residu makanan,
melepaskan sel epitel, dan benda asing. Penyangga bikarbonat di
saliva menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan
oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah karies gigi.
Saliva memiliki cairan yang lebih kental dari pada air biasa. Setiap
harinya kelenjar ludah dapat menghasilkan 1-1,5 L airludah.
Kandungan air alam ludah sekitar 99,24%. Saliva sendiri memiliki
pH sedikit dibawah 7 (nilai pH 6,5 - 7,5).
Komposisi saliva
Saliva terdiri dari 94%-99,5% air, bahan organik, dan anorganik.
+ +
2+
Komponen anorganik dari saliva antara lain Na , K , Ca ,
Mg
2+
2- +
2, Cl , SO4 , H , PO4, dan HPO4 . Komponen anorganik
+
+
yang memiliki konsentrasi tertinggi adalah Na dan K .
Masukan lain
Korteks Serebrum
Saraf otonom
Kelenjar liur
Refleks tidak
terstimulasi
hingga 10 kali lipat atau lebih. Pada orang normal, laju aliran
saliva dalam keadaan tidak terstimulasi sekitar 0,3-0,4 ml/menit.
Jumlah sekresi saliva per hari tanpa distimulasi adalah 300 ml.
Sedangkan ketika tidur selama 8 jam, laju aliran saliva hanya
sekitar 15 ml. Dalam kurun waktu 24 jam, saliva rata-rata akan
terstimulasi pada saat makan selama 2 jam. Lalu saliva berada
dalam kondisi istirahat selama 14 jam, dengan total produksi
saliva 700-1500 ml. Sisanya merupakan saliva dalam kondisi
istirahat. Ketika saliva distimulasi, laju aliran saliva meningkat
hingga mencapai 1,5-2,5 ml/menit. Pasien disebut xerostomia jika
saat terstimulasi laju aliran saliva kurang dari 0,7 ml/menit. Aliran
saliva distimulasi oleh rasa dan pengunyahan, termasuk rasa
permen karet yang mengandung xylitol dan pengunyahannya.
Peningkatan laju aliran saliva akan meningkatkan pH karena
adanya ion bikarbonat sehingga kemampuan mempertahankan pH
saliva (kapasitas dapar) juga akan meningkat. Ion kalsium dan
fosfat juga meningkat sehingga akan terjadi keseimbangan antara
demineralisasi dan remineralisasi.
1.2.
sebagi
sumber
makanan
bakteri
membangkitkan
PH
Hasil
+
yaitu cara yang mudah untuk menunjukan konsentrasi nyata H ( dan
juga OH ) didalam tiap larutan dengan keasaman berkisar antara 1,0
+
M H dan 1,0 M OH . Nilai pH 7 bagi larutan yang benar-benar
netral bukan merupakan angka yang dibuat, tetapi diturunkan dari
0
harga absolut produk ion air pada 25 C. Larutan yang mempunyai pH
lebih dari 7 bersifat basa karena konsentrasi OH lebih besar dari
+
konsentrasi H . Sebaliknya larutan yang mempunyai pH lebih kecil 7
adalah asam.
Aktifitas
Empedu
Kandung empedu bentuknya seperti kantong, organ berongga
dari
usus.
Hemoglobin
yang
berasal
dari
dan
diantarkan
ke
duodenum
setelah
rangsangan
makanan
akan
menimbulkan
pelepasan
hormon
empedu,
lemak
merupakan
stimulus yang lebih kuat. Reseptor CCK telah dikenal terletak dalam
otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum
meningkatkan
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk
membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang pelepasan
air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya, bilirubin
(pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai
limbah dari sel darah merah yang dihancurkan, serta obat dan limbah
lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling
oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal
sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam
tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap
sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar
(kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi
berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali
dan sisanya dibuang bersama tinja. Hanya sekitar 5% dari asam
empedu yang disekresikan dalam feses.
BAB II
PRAKTIKUM
A. Liur
1. Penetapan pH Liur
Tujuan : Untuk mengetahui pH liur
Dasar : Pada kisaran pH tertentu suatu indikator akan
memberikan perubahan warna sesuai dengan H + dalam larutan
yang diperiksa.
Bahan
Air Liur
pH Indikator
Cara Kerja
2. Uji Sulfat
Tujuan : Untuk mengetahui adanya sulfat dalam liur
Dasar : Ion Sulfat dalam suasana asam dapat diendapkan oleh
barium Ba2+ + SO2-4 -------------> BaSO4 (Endapan putih) --->
(+)
H+
Bahan
Air Liur
HCl Encer/HCl 10%
BaCl 2%
Cara Kerja
3. Uji Fosfat
Tujuan : Untuk mengetahui adanya fosfat dalam liur
Dasar : Fosfat bereaksi dengan asam molibdat membentuk
asam fosfomolibdat, yang dapat direduksi memberikan warna
biru tua (ortofosfat)
Bahan
Air Liur
Larutan Urea 10%
Periksa molibdat spesial
Larutan FeSO4 Spesial
Cara Kerja
4. Uji Klorida
BAB III
PEMBAHASAN
LAMPIRAN