Penetapan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet NeoRheumacyl dengan Metode
Spektrofotometri Panjang Gelombang Ganda
Nama Kelompok
: - Antonius Y.W.S
(2443013328)
- Ivana Jeane M
(2443013307)
- Loviena Veronica
(2443013319)
- Stevani Lely B
(2443013328)
Golongan-Kelompok
:U-F
Asisten
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2015
I. Dasar Teori
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau visi diftraksi detector vacuum
phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotomer, yaitu suatu
alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorban dari suatu cuplikan sebangai fungsi
dari konsentrasi. Sumber sinar tampak yang biasa digunakan dalam spektro visibel adalah
lampu tungsten. Tungsten juga dikenal dengan nama wolfram. Tungsten mempunyai titik
didih 34220C, titik didih ini merupakan yang tertinggi dibandingkan logam lainnya
(Riyadi,2009).
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang dodasarkan
paada adanya serapan sinar pada daerah ultraviolet (UV) dan sinar tampak (Visibel) dari
suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisi dengan metode ini jika memiliki kemampuan
menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas
pada daerah UV disebut kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis semyawa dalam
daerah sinar trampak, senyawa harus memiliki warna (Riyadi,2009).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu.
Berdasarkan sistem optik radiasi, ada 2 macam yaitu :
a. Spektrofotometer berkas tunggal (single beam)
- Skala alat diukr pada pembacaan Absorbance 0 atau 100% Transmitance
- Larutan contoh ditempatkan sinar dan A atau T dibaca.
b. Spektrofotometer berkas rangkap/ganda (double beam)
Terdapat 2 sinar dari sumber sama lalu satu sinar dilewatkan sampel dan yang lain
dilewatkan larutan pembanding. Sinar-sinar tersebut bergabung kembali hingga kedua
jatuh pada satu sektor tunggal.
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kualitatif adalah :
Dari hukum Lambert-Beer, dapat diketahui bahwa absorbansi berbanding lurus dengan
absortivitas (a), tebal kuvet (b), dan konsetrasi (c). supaya nilai b tetap maka selama
pengukuran digunakan kuvet yang sama.
Absorbansi senyawa 1, A1=a1.b1.c1(1)
Absorbansi senyawa 2, A2=a2.b2.c2(2)
Serlama kuvet yang digunakn sama, maka nilai b tetap sehingga persamaan 1 dan 2
menjadi persamaan 3 dan 4.
Absorbansi senyawa 3, A3=a3.b3.c3(3)
Absorbansi senyawa 4, A4=a4.b4.c4(4)
Pengukuran campuran dua senyawa dilaukan baik pada panjang gelombang 1 (1)
maupun pada panjang gelombang 2 (2), oleh karena itu absorbansi pada kedua panjang
gelombang tersebut merupakan jumlah absorbansi senyawa 1 dan absorbansi senyawa 2
yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
A 1= ( a1.c1) 1 + ( a2.c2) 2(5)
A 2= ( a1.c1) 2 + ( a2.c2) 1(6)
Keterangan, bilai a (absortivitas) dapat juga diganti dengan absortivitas molar. Yang
mana :
C1
C2
(a1) 1
(a2) 2
(a2) 1
(a2) 2
A 1
A 2
: konsentrasi senyawa 1
: konsentarsi senyawa 2
: absortivitas senyawa 1 pada panjang gelombang pertama
: absortivitas senyawa 1 pada panjang gelombang kedua
: absortivitas senyawa 2 pada panjang gelombang pertama
: absortivitas senyawa 2 pada panjang gelombang kedua
: absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang pertama
: absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang kedua
II.
Sifat Bahan
a. Paracetamol
Acetaminofen
BM
Rumus empiris
Pemerian
Kelarutan
: 151,16
: C8H9NO2
: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.
: Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah
larut dalam etanol (FI V, 2015. Hal. 985).
b. Ibuprofen
BM
: 206,28
Rumus empiris
: C13H18O2
Pemerian
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton dan kloroform; sukar
larut dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam air
(FI V, 2015. Hal. 541).
c. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) dengan bobot molekul 40,00 berwarna Putih atau
praktis putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara,akan
cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa melebur berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain. NaOH mudah larut dalam air dan dalam etanol.
III.
Sifat Bahan
d. Paracetamol
Acetaminofen
BM
Rumus empiris
Pemerian
Kelarutan
e. Ibuprofen
: 151,16
: C8H9NO2
: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.
: Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah
larut dalam etanol (FI V, 2015. Hal. 985).
BM
: 206,28
Rumus empiris
: C13H18O2
Pemerian
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton dan kloroform; sukar
larut dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam air
(FI V, 2015. Hal. 541).
IV.
Alat
Spektrofotometer UV
Labu takar
Beaker glass
Mikro pipet
Batang pengaduk
Mortir dan stamper
Gelas ukur
Sendok tanduk
Bahan
V.
Masukkan ke dalam beaker glass
Aduk ad larut
C1
C2
C3
C4
C5
C1
C2
C3
C4
C5
Masukan sampel kedalam labu takar 100 ml, tambahkan NaOH 0,1 N
hingga tanda (100 ml)
Menghomogenkan campuran, dengan cara dikocok
Memipet 10ml campuran tersebut dan masukan ke dalam labu takar 50 ml
Tambahkan NaOH 0,1 N hingga tanda (50 ml)
Memipet lagi 0,65 ml campuran tersebut dan masukan kedalam labu takar 10 ml
Tambahkan NaOH 0,1 N hingga tanda (10 ml)
Mengukur Absorbansinya pada 1, 2, 3, 4
VI.
Hasil Praktikum
Perhitungan Baku
- Ibuprofen
Data penimbangan = 0,059 g
59 mg
x 1000=1180 ppm
50 ml
C1 =
0,125ml
x 1180 ppm=5,9 ppm
25 ml
C2 =
0,25ml
x 1180 ppm=11,8 ppm
25 ml
C3 =
0,375ml
x 1180 ppm=17,7 ppm
25 ml
C4 =
0,5 ml
x 1180 ppm=23,6 ppm
25 ml
C5 =
0,625ml
x 1180 ppm=29,5 ppm
25 ml
C1 = 5,9 ppm
C2 = 11,8 ppm
C3 = 17,7 ppm
C4 = 23,6 ppm
C5 = 29,5 ppm
A = 0,5298
B = 0,0237
A1 ( 1 = 299,0 nm)
0,336
0,052
0,019
0,029
0,041
A2 ( 2 = 222,5 nm)
1,125
0,773
0,869
1,112
1,350
A
0,789
0,721
0,85
1,083
1,309
R = 0,914
R tabel = 0,878
Y = bx +a = 0,0237 + 0,5298
Paracetamol
Data penimbangan = 0,0500 g
50 mg
x 1000=1000 ppm
50 ml
C1 =
0,125ml
x 1000 ppm=5 ppm
25 ml
C2 =
0,25ml
x 1000 ppm=10 ppm
25 ml
C3 =
0,375ml
x 1000 ppm=15 ppm
25 ml
C4 =
0,5 ml
x 1000 ppm=20 ppm
25 ml
C5 =
0,625ml
x 1000 ppm=25 ppm
25 ml
A1 ( 1 = 238,5 nm)
A2 ( 2 = 207,0 nm)
C1 = 5 ppm
0,247
0,182
C2 = 10 ppm
0,465
0,270
C3 = 15 ppm
0,685
0,349
C4 = 20 ppm
0,869
0,380
C5 = 25 ppm
1,093
0,392
A = -0,1126
R tabel = 0,878
B = 0,0313
Y = bx + a = 0,0313x 0,1126
R = 0,994
DATA SAMPEL
Sampel
1
2
3
Penimbangan
200,6 mg
200,4 mg
200,5 mg
Volume
100 ml
100 ml
100 ml
A
0,065
0,195
0,336
0,489
0,701
C teoritis
26,078
26,052
26,065
Cteoritis =
mg
10 ml
0,65 ml
1000 ) (
x(
( 200,6
)
100 ml
50 ml
10 ml )
Cteoritis =
mg
10 ml
0,65 ml
1000 ) (
x(
( 200,4
)
100 ml
50 ml
10 ml )
= 26,052 ppm
Cteoritis =
mg
10 ml
0,65 ml
1000 ) (
x
( 200,5
100 ml
50 ml ) ( 10 ml )
= 26,065 ppm
1 = 238,5
2 = 207,0
1 = 299,0
2 = 222,5
C teoritis
C sampel
%kadar (
C Sampel
x 100
C teoritis
0,303
26,078
13,27
(
13,27
x 100 =50,88
26,078
0,258
26,052
11,84
(
11,84
x 100 =45,44
26,052
0,241
26,065
11,29
(
11,29
x 100 =43,31
26,065
C teoritis
C sampel
%kadar (
C Sampel
x 100
C teoritis
0,37
26,078
6,74
(
6,74
x 100 =25,84
26,078
0,364
26,052
6,99
(
6,99
x 100 =26,83
26,052
0,354
26,065
7,41
(
7,41
x 100 =28,42
26,065
PARASETAMOL
1. 50,88% x 752,10 mg = 382,66 mg
2. 45,44% x 752,10 mg = 341,75 mg
3. 43,31% x 752,10 mg = 325,73 mg
Aturan 4d
325,73 mg
333,74 325,73 = 8,01
341,75 mg
333,74 341,75 = 8,01
16,02
382,66* mg
d = 8,01
40,91
4d = 32,04
333,74 382,66 = 48,921 ditolak
325,73+341,75
=333,74 mg
Kadar paracetamol =
2
IBUPROFEN
1. 25,84% x 752,10 mg = 194,34 mg
2. 26,83% x 752,10 mg = 201,78 mg
3. 28,42% x 752,10 mg = 213,74 mg
Aturan 4d
194,34 mg
198,06 194,34 = 3,72
201,78 mg
198,06 201,78 = 3,72
7,44
213,74* mg
d = 3,72
11,96
4d = 14,88
198,06 213,74= 15,68 ditolak
194,34 +201,78
=198,06 mg
Kadar paracetamol =
2
VII.
Pembahasan
Pada praktikum minggu ke 3 ini, dilakukan analisis kadar pada sediaan tablet
NeoRheumacyl. Senyawa yang akan ditetapkan kadarnya adalah Paracetamol dan
Ibuprofen yang terkandung dalam tablet NeoRheumacyl. Berdasarkan etiket kadar
Paracetamol adalah 350 mg dan Ibuprofen 200 mg.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terjadi kesalahan pada saat
pemipetan baku ibuprofen sehingga didapatkan hasil absorbansi yang kurang baik, yang
seharusnya absorbansinya semakin besar, namun yang didapatkan adalah absorbansi yang
naik turun (tidak semakin besar). Kesalahan pemipetan ini dapat dikarenakan terlalu cepat
untuk memipet larutan baku sehingga volume larutan di dalam pipet tidak tepat atau
terdapat udara sehingga volume berkurang. Dapat juga dikarenakan pipet yang kurang
bersih sehingga larutan tercampur oleh zat lain.
Kadar yang didapatkan pada praktikum ini untuk paracetamol sejumlah 333,74
mg/tablet dan untuk ibuprofen adalah 198,06 mg/tablet. Kadar yang didapat kurang sesuai
dengan kadar yang tertera pada etiket. Dapat dikarenakan kesalahan pada larutan baku
diatas. Dapat juga dikarenakan kurang homogennya tablet saat proses penggerusan atau
tidak dikocoknya larutan sampel saat hendak diamati pada spektro.
VIII. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
and tablet dosage form. India : Pharmaceutical Chemistry Departement, P.D.V.V.P.Fs College of
Pharmacy, Vilad-Ghat, Post MIDC, Ahmednagar (M.S).