Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3: KONDISI TERKINI REDD+

Ayu Ashari Hutagalung, 1306413340


Jika dilihat dari grafik dibawah, terlihat bahwa adanya kenaikan laju
deforestasi Indonesia pada tahun 2011 dan 2012 dan dianggap merupakan
kemunduran di awal perjanjian dimulai, akan tetapi, pada tahun 2013 terjadi
penurunan laju deforestasi, sehingga Norwegia akhirnya merilis dana sekitar $50 Juta
untuk Indonesia. Dana ini adalah bagian dana untuk mendukung berbagai persiapan,
dan bukan sebagai imbalan atas kinerja pengurangan emisi.

Grafik Laju Defororestasi Indonesia. Sumber: Mongabay.com

Selain itu, meski janji Norwegia sebesar $ 1 miliar, tidak diragukan lagi
sebagai sosok yang besar dan menarik, hal itu tidak berarti jika dibandingkan dengan
hasil ekspor minyak sawit Indonesia sebesar $ 18,9 miliar per tahunnya, belum lagi
pendapatan yang dihasilkan oleh produk lain dari deforestasi seperti kayu dan kertas.
Disisi lain, prospek pasar karbon swasta skala besar dalam beberapa tahun ini telah
memudar dan tidak setara dengan nilai ekspor komoditas tersebut.

Grafik pertumbuhan komoditas sawit Indonesia. Sumber: Mongabay.com

TUGAS 3: KONDISI TERKINI REDD+


Ayu Ashari Hutagalung, 1306413340
Pada bulan Januari 2015 BP REDD+ dilebur dan ditempatkan sebagai bagian
dari kementerian baru, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK). Kondisi ini dapat berakibat turunnya kemandirian dan efektivitas REDD+
dan kedepannya memungkinkan terjadinya intrusi kepentingan pemerintah. REDD+
pada dasarnya merupakan ide dari uang insenftif yang berfokus pada proteksi
lingkungan dan hak asasi manusia di Indonesia, akan tetapi pada pelaksanaan dimana
program REDD+ di implementasikan diantaranya Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi,
terlihat bahwa rendahnya komunikasi terhadap warga local sehingga mereka tidak
mengerti apa itu REDD+.
Kefektivan pemerintah adalah kunci dari kesuksesan REDD+ di Indonesia.
Berdasarkan laporan satelit data University of Maryland tahun lalu, didapatkan bahwa
40% dari pembakaran hutan di Indonesia adalah illegal. Pembersihan hutan ini
digunakan untuk kepenting produksi kelapa sawit. Indonessia telah menetapkan
peraturan No39/2014 tentang perkebunan, regulasi ini mengatur bahwa 10% dari
lahan yang digunakan harus diberdayakan sebagai wilayah konservasi untuk menjaga
keberlangsungan hutan, jika hal itu tidak dilakukan maka 10% dari tanah tersebut
menjadi milik Negara.

Sumber : Mongbay.com

Komentar: Program REDD+ saat masih menjadi lembaga independent di tahun 2013
berhasil diberlakukan dan dibuktikan dengan penurunan laju grafik deforestasi hutan
di Indonesia. Semenjak kebijakan baru pada pemerintahan Presiden Jokowi, ruang
gerak REDD+ menjadi terbatas karena termasuk dalam bagian KLHK, akan lebih
baik jika BP REDD+ tetap menjadi lembaga independen agar ruang gerak lebih luas.
Referensi:

TUGAS 3: KONDISI TERKINI REDD+


Ayu Ashari Hutagalung, 1306413340
Mongbay.com, red-monitor.org

Anda mungkin juga menyukai