Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN STRATEGI

MODEL DAN TEKNIK PENYUSUNAN STRATEGI


Dosen Pengampu: Bapak Joko Setyono S.E, M.Si

Oleh:

Muhammad Dzikri H

12820018

Luliyatul Mutmainah

12820029

Masriyah

12820047

Robby Hidayat

138200

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Bisnis adalah suatu kegiatan yang membutuhkan sebuah perencanaan yang
matang untuk menduduki posisi persaingan bisnis yang tinggi. Untuk memperoleh
kedudukan tersebut, tentu saja perusahan tidak lepas dari sebuah pengambilan
kebijakan yang baik pula. Manajer harus mampu memimpin dengan sekuat tenaga
agar kegiatan bisnis yang dipimpinnya dapat memperoleh keberhasilan dan tidak
akan menghadapi yang namanya kegagalan bisnis..
Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip tertentu dalam proses pengambilan keputusan,
penggunaan pengegahuan dan teknik-teknik atau pendekatan-pendekatan secara
ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganissasi. Perencanaan digunakan
untuk menyusun tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut
merupakan tujuan perusahaan, baik itu secara umum ataupun khusus suatu kegiatan
atau program yang telah direncanakan.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang melihat situasi dan kondisi
perusahaan serta faktor faktor internal-eksternal yang sangat memungkinkan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain situasi kondisi yang mempengaruhi
perusahaan, perlu juga diperhatikan jumlah sumber daya yang kita miliki, baikk itu
suber daya alam maupun sumberdaya manusia yangsangat membantu dalam
keberlangsungan sebuah perusahaan yang berjalan.
Perencanaan sebaiknya jangan hanya untuk jangka pendek saja, melainkan
jug untuk jangka panjang, karena perencanaan untuk jangka pendek sudah di
tangani oleh perencanaan operasional. oleh karena itu, perencanaan harus dibuat
dengan metode dan teknik yang baik dan benar untuk mencapai tujuan dan program
yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYUSUNAN STRATEGI
1. Pengertian Penyusunan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen yang efektif dengan melihat kesempatan dan
ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan
(Hunger dan Wheleen, 1996: 12).
2. Tahapan Penyusunan Strategi
Tahapan pembuatan strategi adalah suatu tahap yang paling
menantang dan sekaligus menarik dalam proses manajemen strategik.
Pada intinya tahapan ini adalah menghubungkan organisasi dengan
lingkungannya dan menciptakan strategi yang sesuai untuk mencapai
misi organisasi. (Agustinus, 1996: 99).
Dalam penyusunan strategi ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan, secara umum dikembangkan dalam empat tahap, dimulai dari
perencanaan keuangan dasar, perencanaan berbasis peramalan yang
kemudian disebut perencanaan strategis (hanya perumusan strategi) ke
manajemen strategis yang berkembang sepenuhnya yang meliputi
implementasi, evaluasi dan pengendalian (Hunger dan Wheleen, 1996:
27).
Sedangkan menurut Thompson dkk (2006: 14), penyusunan strategi
meliputi lima tahapan, yaitu mengembangan visi strategis, menentukan
tujuan, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan visi,
mengimplementasikan dan menentukan strategis, dan memonitor
perkembangan, evaluasi kinerja, dan membuat penyesuaian.
Porter dalam Agustinus (1996: 99) menyatakan bahwa dalam proses
penyusunan strategi, perusahaan cenderung fokus pada pesaing karena
prinsip pembuatan strategi adalah bagaimana mengatasai persaingan.
Agustinus juga menyebutkan empat tahapan pembuatan strategi, yaitu

identifikasi

masalah

strategik

yang

dihadapi

organisasi,

mengembangkan alternatif strategi dengan pertimbangan strategi


generik serta variasinya, evaluasi dari setiap alternatif, dan menentukan
strategi terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
Hunger (1996:12) dalam bukunya menyatakan bahwa perumusan
strategi meliputi tahapan sebagai berikut: penentuan misi perusahaan,
penentuan tujuan-tujuan perusahaan, pengembangan strategi dan
penetapan pedoman kebijakan.
Dari beberapa uraian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa tahapan penyusunan strategi di mulai dari identifikasi masalah
strategik, menentukan visi, misi dan tujuan perusahaan, merencanakan
alternatif strategi termasuk kebijakan yang akan dilakukan perusahaan.
3. Asumsi Penyusunan Strategis
Agustinus (1996: 99) dalam bukunya menyebutkan bahwa adanya
pembuatan beberapa asumsi sangat penting dalam pembuatan strategi
sebagai langkah awal. Karena keberhasilan strategi yang dibuat akan
tergantung dari validitas asumsi yang mendasari strategi tersebut.
Banyak strategi yang gagal karena tidak ada dasar yang tepat dalam
pembuatan strategi tersebut. Beberapa contoh asumsi yang digunakan
perusahaan, antara lain:
a. Tingkat pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 adalah 6%
b. Tidak adanya perubahan kebijakan pemerintah dalam jangka waktu
lima bulan ke depan.
c. Perkembangan teknologi yang relatif tetap.
4. Model-Model Penyusunan Strategis
Tiga model pembuatan strategi yang dicetuskan oleh Henry
Mintzberg dari Universitas Mc. Gill dalam artikelnya yang berjudul
Tiga Model Pembuatan Strategi pada tahun 1973 (Agustinus, 1996:
100), meliputi:

a. Model Enterpreneur
Model ini ditandai dengan pimpinan yang sangat aktif mencari
peluang baru, sehingga pimpinan harus mempunyai kekuatan bisnis
dan berani mengambil risiko tinggi saat kritis. Model ini biasa
digunakan oleh perusahaan yang masih muda dan kecil untuk
mencapai pertumbuhan.
b. Model Penyesuaian
Model ini biasanya menganggap pembuatan strategi sebagai reaksi
dari suatu masalah, oleh karena itu, pembuat strtegi harus fleksibel
dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan
kompleks.
c. Model Perencanaan
Model ini mengutamakan analisa sistematis yang dilakukan
berdasarkan analisa biaya dan keuntungan. Perencanaan strategi
jangka panjang dibuat pada saat keadaan stabil. Tujuannya adalah
untuk eksistensi dan pertumbuhan.
5. Teknik Analisis Penyusunan Strategis
Agustinus (1996: 101) menjelaskan tentang lima teknik yang
dikembangkan untuk membantu pembuat strategi, antara lain:
a. Analisa Kesenjangan
Analisa ini memberikan mekanisme untuk menyatukan
berbagai variasi produk dan bisnis dalam suatu perusahaan yang
memiliki lebih dari satu produk atau bisnis, contohnya indofood.
Langkah yang dilakukan yaitu menentukan hasil dengan asumsi
yang diadopsi. Ketika ada perbedaan antara hasil dan target, maka
muncul kesenjangan strategik. Dengan kesenjangan tersebut,
strategi yang diaplikasikan tidak relevan lagi untuk mencapai tujuan
awal. Beberapa kemungkinan langkah untuk meminimalisir
kesenjangan, yaitu:
1. Merubah strategi dari satu atau lebih SBU (Produk)
2. Merubah Pengalokasian sumber daya diantara SBU

3. Menambah bisnis baru untuk memperkuat bisnis yang ada


4. Menghapuskan beberapa SBU yang ada
5. Merubah tujuan dan/atau sasaran perusahaan.

Gambar 1. Analisa Kesenjangan Strategik

b. Matrik Strategi Umum


Prinsip teknik ini adalah memposisikan SBU-SBU ke dalam
salah satu dari empat keadaan yang dibentuk secara horizontal
(melakukan posisi persaingan) dan vertikal (tingkat pertumbuhan
pasar). Setelah SBU diketahui, lalu pimpinan memilih beberapa
strategi alternatif yang sesuai dengan posisi tersebut.

Gambar 2. Matrik Strategi Umum

c. Grup Konsultan Boston


Prinsip dasar teknik ini adalah membagi sebuah daerah
dengan garis vertikal dan horizontal menjadi empat daerah kuadran.
Kemudian empat kuadran tersebut diberi tanda tanya, bintang, sapi
perah, dan anjing.
Garis horizontal menunjukan posisi relatif pangsa pasar yang
dikuasai dan garis vertikal menggambarkan tingkat pertumbuhan
pangsa pasarnya.
1) Bintang
Menunjukan tingkat pertumbuhan pangsa pasar yang tinggi dan
menguasai pangsa pasar relatif besar. Posisi ini membutuhkan
dana investasi sangat besar, dan jika tidak dapat membiayai
pertumbuhannya dari keuntungan, maka harus menjaga
posisinya dari ancaman dengan memakai strategi ekspansi. Jika
tingkat pertumbuhannya mulai turun, maka dapat menjadi sapi
perah dan sumber dana yang kuat.
2) Sapi perah
Tingkat pertumbuhan pada posisi ini adalah rendah bahkan
hampir tidak ada pertumbuhan, serta penguasaan pangsa pasar
yang realtif tinggi. Posisi ini menguntungkan dan menghasilkan
cashflow untuk membiayai unit bisnis lain.
3) Tanda tanya
Kebalikan dari sapi perah, teknik ini memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi dengan pangsa pasar yang rendah.
Sehingga tingkat keuntungan rendah dan dana investasi yang
dibutuhkan cukup besar jika ingin bertumbuh dan dapat berubah
menjadi bintang.
4) Anjing
Merupakan

produk

(SBU)

yang

berada

pada

tingkat

pertumbuhan pasar yang rendah dan pangsa pasar kecil.


Penjualan yang rendah mengakibatkan keuntungan yang sedikit.

Tidak ada kemungkinan akan menjadi Sapi Perah, karena SBU


pada posisi ini akan dilikuidasi.

Gambar 3. Analisa Grup Konsultan Boston

d. Matrik SWOT
Teknik ini menggabungkan SWOT pada matrik lalu
mengidentifikasi semua aspek dalam SWOT. Dari keempat kuadran
bertemunya SWOT, lalu disusun strategi yang sesuai dengan aspek
masing-masing.

Gambar 4. Tabel Analisis SWOT

e. Analisa Daur Kehidupan Produk


Teknik ini digunakan untuk membuat strategi pemasaran yang
dikenalkan pada tahun 1950, dengan menganalisa produk
berdasarkan perubahan pada tingkat penjualannya. Teknik ini
menyatakan bahwa produk juga mengalami empat tahapan
kehidupan yaitu introduction, growth, mature dan decline.

Gambar 5. Siklus Hidup Produk

B. PERENCANAAN STRATEGIS
1. Hakikat Perencanaan Strategis
Perancanaan yang baik dan benar akan mengarahkan kita kepada hasil
yang baik dan dalam posisi jalur yang benar. Perencanaan yang demikian
dikenal sebagai perencanaan strategis. Oleh karena itu sering pula
dikatakan bahwa perencanaan yang strategis berarti akan menuntun kita
pada doing the right thing (Indriyo, 2008: 82). Perencanaan kerja yang
baik serta strategis ini perlu dilakukan terutama untuk pekerjaan yang
berskala besar seperti ketika kita akan membuka bisnis baru atau kita akan
memperluas perusahaan yang telah ada. Semua pekerjaan tersebut tentui
saja membutuhkan perencanaan yang teliti dan sebaik-baiknya agar tidak
terjadi kekeliruan ataupun hambatan. Bisnis yang kecilpun demikian,
membutuhkan perencanaan yang strategis pula.
Setelah perencanaan strategis dibuat, penjabaran terhadap cara kerja
ataupun metode kerja harus dilakukan untuk melaksanakan program kerja
9

atau kegiatan yang telah direncanakan dalam perencanaan tersebut.


Perencanaan tersebut dikenal dengan perencanaan profesional yakni
perencanaan yang berkaitan dengan operasionalisme ataupun pemilihan
metode kerja yang akan dipergunakan. Karena perencanaan operasional ini
erkaitan denganmetode kerja sebagai pelaksanaan selanjutnya dari
perencanaan strategis, maka hal tersebut merupakan masalah yang berkaitan
dengan ungkapan doing thing right atau dengan kata lain melakaukan
pekerjaan dengan metode kerja yang baik dan benar (Indriyo, 2008: 82)..
Meskipun secara operasional suatu pekerjaan tersebut telah dirancang
dengan baik dan benar, dan metode yang digunakan telah memenuhi
standar, terkadang pekerjaan yang dilakukan tersebut belum tentu memiliki
arti strategis yang cukup tinggi. Apabila hal tersebut terjadi maka
perencanaan tersebut menjadi tidak strategik. Jadi rencana strategis harus
kita maksimalkan supaya ketika perencanaan operasionalnya dilaksanakan,
metode kerjanya akan menjadi lebih baik dan maksimal pula. Indriyo (2008:
84-85) menyatakan bahwa suatu rencana yang strategis itu adalah suatu
rencana yang memiliki berbagai aspek yaitu :
a. Jangka panjang
b. Komprehensif atau menyeluruh
c. Terpadu atau integrated
d. Skopnya luas
e. Daya tahannya tinggi
Kemudian untuk melaksanakan perencanaan operasional terdapat
beberapa aspek yang mengikuti perencanaan strategis yaitu :
a. Jangka pendek
b. Terpisah-pisah
c. Parsial atau bagian demi bagian
d. Skopnya sempit
e. Daya tahannya rendah

10

2. Perencanaan Strategis dan Perencanaan Tidak Strategis


Banyak kekeliruan yang terjadi setelah melihat beberapa aspek yang
terkandung dari perencanaan strategis dan operasional di atas. Kekeliruan
tersebut mengira bahwa perencanaan strategi merupakan kebalikan dari
perencanaan operasional. Padahal perencanaan operasional merupakan
pengikut setia perencanaan strategis dan keduanya pun saling berkaitan dan
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan setelah perencanaan strategis,
maka dari itu jangka waktu yang diperlukan rencana operasional lebih
pendek dari pada rencana strategis.
Rencana Kerja yang Latah dan Ikut Ikutan dan Asal Jadi
Dalam hal ini, kita dapat menyebutkan bahwa lawan dari kata
strategik adalah latah atau ikut-ikutan serta asal jadi. Apabila kita
selalu latah dan hanya ikut-ikutan, apalagi hanya asal jadi, maka bisnis kita
akan menjadi tidak strategis dan keliru serta tidak benar. Jadi dengan kata
lain kita harus mencari sesuatu yang memiliki arti strategi yaitu sesuatu yang
bersifat tidak latah dan tidak boleh hanya ikut-ikutan saja. Sebagai contoh
yang banyak kita jumpai dimasyarakat kita adalah bahwa kita selalu
menjumpai dimana mana diberbagai kota, dimana terdapat adanya seorang
pengusaha membuka warug pecel lele misalnya dan ternyata dia sukses an
berhasil, maka semua orang kemudian ikut-ikutan mendirikan warung pecel
lele dimana mana. Hal tersebut tentulah mudah kita pahami bahwa cara
tersebut tidak akan dapat meraih posisi strategik. Dan tidak akan memiliki
posisi yang berdampak jangka panjang, komprehensif, terintegrasi, skopnya
luas serta daya tahan yang tinggi. Oleh karena itu, maka kita harus berusaha
untuk memperoleh posisi yang strategis yaitu yang tidak latah, serta tidak
ikut-ikutan saja (Indriyo, 2008: 87).
Indriyo

(2008:

87-89)

dalam

bukunya

menjelaskan

bahwa

merencanakan suatu starategi dapat dilakukan dengan :


a. Memberikan daya beda sebagai daya magnet bagi konsumen
Dengan memberikan daya beda pada suatu produk yang akan
dibuat, maka akan membuat konsumen loyal dan mungkin fanatik

11

terhadap produk yang dibuat. Inilah yang membuat sifat permintaan


menjadi in-elastistik sehingga akan berdampak bisnis yang dijalani tidak
akan mudah diganggu oleh para pesaing bisnis.
b. Memberikan keunggulan absolute dan keunggulan komparatif yang
merupakan sumber untuk mendapakan ciri khas dan daya beda suatu
produk.
Keunggulan absolute merupakan keunggulan yang dimiliki
pengusaha berupa aset yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ini bersifat
mutlak dan tidak dapat ditiru. Sedangkan keunggulan komparatif adalah
keunggulan yang dapat dibentuk oleh semua orang dengan berbagai cara
yaitu dengan belajar dan melatih diri.

Gambar 6. Perencanaan Strategis, Perencanaan Operasional Dan


Perencanaan Tidak Strategis

3. Sasaran Perencanaan Strategis


Dalam menyusun rencana, menurut Indriyo (2008: 90-92) harus
memiliki tujuan yang menjadi ukuran dalam merancang strategi adalah
sebagai berikut :
a. Keunggulan posisi persaingan (Comparative advantage)
Comparative advantage dilakukan dengan meningkatkan posisi
persaingan bisnis, dengan membentuk persaingan seperti persaigan
sempurna, persaingan monopolistik, dan persaingan oligopolistik.
Dalam hal ini perusahaan dapat menduduki posisi posisi yang
12

memungkinkan untuk menumbuhkembangkan perusahaan sesuai


kemampuannya, yaitu perusahaan yang mampu mengambil hati
koonsumen dan berhasil menyaingi pesaing lainnya disebut dengan
perusahaan leader, sedanngkan perusahaan lain yang menantangnya
disebut perusahaanchallenger atau attacker dan perusahaan yang hanya
ikut ikutn saja disebut dengan perusahaan follower.
b. Citra perusahaan (Corporate Image)
Setelah menduduki posisi leader, perusahaan harus mampu meraih
keberhasilan

atau tujuan yang lebih tinggi lagi yakni dengan

memperoleh citra atau image yang baik pula. Hal ini diperoleh dari
merek dagang atau brand yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan
oleh perusahaan itu sendiri. Apabila brand ini dikembanngkan maka
akan membentuk nama baik produk yang secara otomatis akan
membawa nama baik perusahaan yang memproduksinya.
4. Berbagai Bentuk Rencana Strategis
Indriyo (2008: 92-106) menjelaskan beberapa bentuk strategi yang
dikemukakan oleh Michael Porter yaitu :
a. Strategi generik (generic strategy)
Strategi ini adalah bentuk paling standar yang dikemukakan oleh
Michael Porter. Strategi ini terdiri dari:
1) Cost leadership
Merupakan suatu program kerja yang berusaha untuk menjual
barang barang dengan harga murah dengan kualitas tetap terjaga.
Dalam strategi ini sering kali terjadi kekeliruan, yakni kita menjual
barang dengan murah karena produk tersebut memiliki kualitas yang
kurang menjanjikan. Bukan menjual barang dengan murah, tetapi
malah mengakibatkan barang kita menjadi barang murahan,
karena barang yang dijual murah dan tidak berkualitas.
2) Product Differentiation
Merupakan strategi dengan upaya untuk membuat produk berbeda
dengan produk perusahaan lain. Produk kita harus memiliki

13

keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan produk lain yang


menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen kita. Apabila sudah
tercapai maka akan dapat meraih sasaran strategic plan yaitu
keunggulan posisi persaingan
3) Focus
Merupakan suatu strategi yang mencoba untuk menitikberatkan atau
memfokuskan pada daerah sekitar pasar ataupun target konsumen
tertentu dan terbatas serta biaya sempit. Lingkup yang dimaksud
adalah konsumen yang hidup dengan ekonomi atas dan status sosial
yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk melayani segmen pasar tertentu
agar mereka puas dengan produk yang di sediakan. Focus ini terdiri
dari dua, yakni cost focus dan differentiation focus yang masing
masing berkonsentrasi pada segmen pasar kelas rendah dengan
menawarkan harga murah dan menawarkan produk dengan harga
tinggi.
4) Strategi Keunggulan Teknologi
Penggunaan strategi ini membuat suatu produk tidak mudah ditiru
oleh pesaing lain. Dalam strategi ini kita harus mencoba untuk
senantiasa menggunakan teknologi tinggi, atau yang sering dikenal
dengan nama Hi Tech. Dengan teknologi ini produk kita tidak
akan muah ditiru oleh perusahaan lain. Sehingga produk kita akan
semakin terlindungi dan tentu saja bisnis yang di bangun akan
berdaya tahan lebih tinggi pula.
b. Strategi Reaktif dan Proaktif
1) Strategi Reaktif
Strategi ini merupakan strategi yang hanya bersifat membalas apa
saja yang harus dilakukana oleh pesaing
2) Strategi Proaktif
Strategi ini tidak hanya melakukan tindakan membalas, tetapi juga
mencoba untuk menemukan terobosan baru yang berbeda dari
sebelumnya.

14

Leader

Challenger

Reaktif

Proaktif

Balas

Market Growth

Price Compt

R and D

Status quo

NPD

Follow The leader

Tantang

Me Too

Serang
NPD

Follower

Me Too

Market Nitcher

Status Quo

New Market
New Segment

c. Strategi Bertahan Dan Menyerang


1) Strategi Bertahan (Defense Strategy)
Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sudah
memiliki kedudukan dalam area persaingan tau yang sudah cukup
tinggi. Berbagai bentuk dari strategi ini adalah :
a) Status quo (Position defense)
b) Strategi menedampingi (Flank defense)
c) Strategi menguasai terlebih dahulu (preempive defense)
d) Strategi serang balik (Counter-offensife defense)
e) Strategi berkelit (mobile defense)
f) Strategi tinggalkan saja (contraction defense)
2) Strategi Menyerang
Ini merupakan strategi yang dilakukan oleh pengusaha yang
masih pada level bisnis yang lebih rendah yang kemudian dengan
upaya tertentu dia menantang atau challenging kepada pengusaha
yang berada pada posisi diatasnya. Strategi menyerang ini terdiri
dari beberapa macam :
a) Serangan frontal (frontal attack)
b) Serangan mengapit (flank attack)
c) Serangan melingkar (encirclement attack)
15

d) Serangan gerilya (geurrilla attack)


e) Serangan lewati saja (by-pass attack)
5. Pendekatan Penyusunan Rencana Strategis
Empat pendekatan yang disebut dengan Pendekatan Pikir, yaitu :
a. Pendekatan Perkembangan yang Menguntungkan (Profitable Growth
Approach)
Pendekatan inimerupakan pendekatan dengan cara pandangpaling
tua dalam rangka menyusun rencana strategis. Pendekatan ini memiliki
cara pikir bahwa rencana yang di rancang mampu mendatangkan laba
dan keuntungan yang sebesar besarnya. Keuntungan atau penghasilan
tersebut harus kita usahakan agar kita gunakan untuk menopang
perkembangan dan pertumbuhan aktiva yang kita miliki sehingga
menimbulkan

perkembangan

yang

menguntungkan

secara

berkesinambungan. Perkembangan yang menguntungkan dapat kita


raih apabila kita dapat mewujudkan adanya keseimbangan yang
menguntungkan baik antara sarana atau sources maupu dengan
lingkungan atau environment yang kita hadapi. Untuk mewujudkan
keseimbangan tersebut, kita harus melakukan beberapa langkah, yakni :
1) Analisis terhadap kondisi lingkungan masyarakat
2) Analisis terhadap sarana atau sumber daya yang kita miliki
3) Mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
4) Menyusun rencana strategis untuk menseimbangkan
b. Pendekatan SWOT (SWOT Appoach)
How to win the game? How to win the competition? How to bid the
enemy? How to bid the rival?
Pertanyaan pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang dapat
dijawab dengan pendekatann ini. Pendekatan ini merupakan pendekatan
yang paling sering digunakan oleh perusahaan, hampir tidak ada seorang
manajer puun yang tidak mengetahui strategi ini. SWOT merupakan
singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

16

Opportunities (peluang), dan Threaths (ancaman). Tiga aspek dalam


analisis SWOT yaitu :
1) Aspek Global
2) Aspek Strategis
3) Aspek Operasional

Gambar 7. Pendekatan SWOT


c. Pendekatan Sistem (System Approach )
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada
pengertian sistem dan kemudian mengembangkannya untuk membentuk
perencanaan startegis.
Indriyo (2008: 129-131) menjelaskan bahwa system adalah segala
sesuatu yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi
sehingga menimbulkan sesuatu yang dinamakan output. Sistem terdiri
dari dua macam yakni sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem
tertutup ialah sistem yang di dalamnya terdapat proses interaksi antar
komponen-komponen tanpa adanya pengaruh oleh faktor lain dari luar.
Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang merupakan proses
interaksi antar input-input yang akan selalu dipengaruhi oleh faktor lain
dari luar dan sebagai akibat dari pengaruh tersebut maka sistem itu
memiliki sifat yang disebut self regulation atau mengatur dirinya

17

sendiri. Kedua sistem tersebut menimbulkan dua macam rencana


strategis, yaitu :
1) Input planning
2) Output planning
d. Pendekatan Kesenjangan Perencanaan (Planning Gap)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling mutakhir pada
saat ini. Pendekatan ini dimulai dari cara berpikir yang tradisional dalam
melakukan perencanaan kemudian dikembangkan dengan cara berpikir
yang lebih modern lebih dinamis, serta lebih praktis.
Perencanaan Generasi Pertama (First Generation Planning)
Perencanaan ini dibuat melihat dari tahun tahun sebeumnya
dengan cara membuat garis proyeksi, dengan demikian kita akan dapat
membuat proyeksi masa depan yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Dengan pola pikir demikian, kita berarti enyerah kepada nasib bahwa
dengan garis tersebut kita pasrah pada perkembangan keadaan yang
akan menimpa pada perusahaan kita dan kita hanya bersikap pasif
seraya menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Cara berpikir
seperti inilah yang membuat kita menjadi proaktif dan cenderung
bersifat statis dan tidak dinamis. Maka dari itu, pola pikir seperti ini
dinamakan sebagai bentuk Perencanaan Generasi Pertama (first
generation planning) (Indriyo, 2008: 133).
Perencanaan Generasi Kedua (Second Generation Planning)
Pada generasi ini, kita mengubah pola pikir yang lebih maju serta
dinamis. Sifat ini dituangkan dalam suatu pola pikir untuk membuat uau
perencanaan dengan terobosan yang bagus agar dapat memperbaiki
posisi perusahaan dimasa depan dengan cara membuat garis potensi
usaha garis ini menunjukkan supaya kita lebih dapat memperbaiki dan
mengubah nasib perusahaan kita di masa depan. Oleh karena itu garis
ini merupakan bentuk perencanaan yang pada saat ini dinamakan
second generation planning (Indriyo, 2008: 134).

18

Kesenjangan perencanaan (Planning gap)


Indriyo (2008: 138-144) menjelaskan bahwa perencanan ini
merupakan gap dari garis pertama dan kedua diatas tadi. gap ini
merupakan suatu garis kesenjangan yang posistif yang dapat membuat
kita lebih dapat memperbaiki nasib bisnis kita dimasa yang akan datang
dengan baik dan benar sesuai rencana strategis yang akan dibuat.
Perencanaan ini harus meliputi tiga aspek yaitu :
1) Hi Tech
2) Hi Touch
3) Hi Tought
Bekal yang harus dimiliki seorang manajer dalam membuat rencana
strategis ada tiga, yaitu
1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2) Kreativitas
3) Iman dan Taqwa
Adapun bentuk kegiatan yang ada dalam kesenjangan tadi dapat
dibagi menjadi tiga macam kegiatan, mulai dari yang paling mudah
hingga yang sulit sekalipun, yaitu :
1) Pasar baru (New Market)
2) Produk baru (New Product)
3) Bisnis baru (New Business)
6. Contoh Kasus Penyusunan Strategi
Berikut ini adalah contoh kesimpulan dari penyusunan strategi yang
dilakukan oleh salah satu perusahaan manufaktur rumah tangga (Hunger
dan Wheleen, 1996: 20-24):
a. Profil Perusahaan
Maytag Corporation adalah pemanufaktur sukses dalam pembuatan
perlengkapan rumah tangga.

19

b. Perumusan Strategi
Misi:
1) Luas: Melayani dengan terbaik minat pemegang saham,
pelanggan, dan karyawan
2) Sempit: Menjadi pemanufaktur dan pemasar global yang
berorientasi pada alat-alat rumah tangga
Tujuan:
1) Meningkatkan profitabilitas
2) Menjadi nomor satu dalam kepuasan pelanggan
3) Tumbuh di bisnis perlengkapan rumah tangga untuk orang
Amerika Utara dan menjadi perusahaan perlengkapan rumah
tangga terbesar ketiga (dalam unit penjualan) di Amerika Utara
Strategi:
1) Bertumbuh secara horizontal pada lini produk perlengkapan
rumah tangga dan wilayah geografis (Seperti Eropa dan Asia) di
mana sebelumnya perusahaan tidak terwakili dengan baik,
dengan cara akuisisi eksternal atau kemitraan
Kebijakan:
1) Tidak ada proposal pengurangan biaya yang akan disetujui jika
akan mengurangi kualitas produk
c. Implementasi Strategi
Program
1) Bekerja dengan Bosch-Siemens untuk mengembangkan kerja
sama dalam pemasaran dan perjanjian pemasok untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan perlengkapan
rumah tangga Hoover di Eropa
Anggaran
Menyiapkan anggaran yang menunjukkan analisis biaya-manfaat
untuk setiap program yang direncanakan dan pernyataan seberapa
banyak perusahaan dapat memberikan pengeluaran untuk setiap
program

20

Prosedur
1) Mengembangkan prosedur untuk kerjasama pembelian dan
kemungkinan kerjasama pemasaran Bosch-Siemens dengan
Hoover terutama perlengkapan rumah tangga di Eropa
d. Evaluasi dan Pengendalian
1) Mengharuskan semua unit bisnis menyediakan laporan status
penjualan dan biaya bulanan menurut lini produk dan tren dalam
biaya

21

BAB III
PENUTUP
Penyusunan suatu metode dan teknik strategi, perusahaan harus memiliki
beberapa tahapan dari perencanaan strategi hingga menyusun rencana strategi itu
sendiri. Merencanakan dapat dilakukan dengan memberikan suatu hal yang berbeda
sebagai daya tarik bagi konsumen serta memberikan keunggulan absolute dan
keunggulan komparatif yang merupakan ciri khas suatu produk. Dalam
merencanakan strategi harus memiliki sasaran dan target sebagai ukuran dalam
merancang strategi. Bentuk rencana strategi terbagi menjadi tiga, yaitu strategi
dasar, reaktif dan proaktif, serta strategi bertahan dan menyerang.
Rencana strategi yang disusun diharapkan dapat direalisasikan sesuai
harapan. Oleh karena itu, perlu melakukan beberapa pendekatan untuk memahami
informasi yang dibutuhkan. Salah satu pendekatan yang umum dilakukan adalah
dengan analisis SWOT.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi adalah
analisa yang tepat, pemilihan metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan
perusahaan, serta pendekatan yang tepat.

22

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo., 2001, Manajemen Strategi, Edisi ke-1. Yogyakarta:


BPFE UGM
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen, 2003, Manajemen Strategis, terj.
Julianto Agung. Yogyakarta: Penerbit Andi
Thompson, Jr. et. al, Strategy: Core Concepts, Analytical Tools, Readings,
Second Edition, Irwin, 1940
Wahyudi, Agustinus., 1996, Manajemen Strategik:Pengantar Proses Berfikir
Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara

23

Anda mungkin juga menyukai