PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan
ketersediaan informasi yang dibutuhkan manajemen sangat menentukan keberhasilan dalam
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan
situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.
Dari pemaparan yang secara singkat di atas mengenai pengambilan keputusan, maka
kami tertarik untuk membuat RMK ini. Penulis berusaha menyusun RMK ini semenarik
mungkin agar para pembaca menyukainya. Sehingga para pembaca dapat mengenal dan
mengerti serta dapat menambah wawasan pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan RMK ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan Kelompok ?
2. Apa saja Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Kelompok ?
3. Bagaimana Gaya Dalam Pengambilan Keputusan ?
4. Bagaimana Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan ?
BAB II
ISI
2.1 Pengambilan Keputusan Kelompok
2.1.1 Pengertian keputusan
3.
4.
5.
kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya
dilakukan
oleh
seorang
saja
manajer. Individu
bertanggungjawab
untuk
2.1.3
Kelemahan
2.2.1
lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan
kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji
bahwa jumlah anggota 5 sampai 7 orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu
juga dengan efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan
keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek yang
mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
2.3 Gaya Pengambilaan Keputusan
Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang
berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan. Yang pertama
adalah cara berpikir seseorang. Lebih bersifat rasional dan logis dalam cara kita memikirkan
atau memproses informasi. Jenis rasional memandang informasi secara teratur dan
memastikan bahwa informasi itu logis dan konsisten sebelum mengambil keputusan.
Sebagian lagi di antara kita cenderung lebih bersifat kreatif dan intuitif. Jenis intuitif tidak
harus memproses informasi menurut urutan tertentu melainkan merasa puas memandangnya
sebagai keseluruhan.
Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Sekali
lagi, sebagian di antara kita mempunyai toleransi ambiguitas yang rendah. Jenis itu
mempunyai konsistensi dan keteraturan atas cara merekamenyusun informasi sehingga
ambiguitas itu minimal. Di lain pihak, sebagian di antara kita dapat menanggung tingkatan
ambiguitas yang tinggi dn mampu memproses banyak pemikiran sekaligus. Apabila kita
membuat diagram dua dimensi itu, terbentuklah empat gaya pengambilan keputusan, yaitu:
a.)
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan
berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien,
logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga
berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi
pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan,
ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
b.)
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas
dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada
kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih
banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga
memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau
tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan
otokratis.
-
c)
Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas,
orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam
memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin
untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil
keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung
bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan,
mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
7
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,
orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan
baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat.
Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal
daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan
kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata
'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
-
Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org
lain
Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain.
Meskipun ke empat gaya pengambilan keputusanini khas, kebanyakan manager
mempunyai lebih dari satu gaya. Barangkali lebih realitisjika kita memikirkan gaya yang
dominan pada diri manager tertentu dan gaya alternatifnya.
dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknik management science dan
operations research. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan bergantian dengan
pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research).
2.4.1 Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Terpusat pada pembutan keputusan
Hasil akhir riset oprasi harus berupa informasi yang secara langsung membantu
manajer mencapai suatu keputusan.
2. Penggunaan metode ilmiah
Riset operasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah yang
meliputi
perumusan
masalah,
pemahaman
prilaku
sistem
masalah,
dan
10
Programasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk memecahkan
masalah optimasi atau masalah satu jawaban paling baik dari serangkaian alternatif.
Model programasi linear termasuk model normatif karena mencari penyelesaian
optimum.
Teori antrian. Karena hampir semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan
sejumlah sumber daya yang relatif terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk,
komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu dilayani. Teori antrian atau
sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu para manajer
memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu
manajeman dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relatif kompleks dan
tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak digunakan untuk
merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM
digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model
persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada berbagai macam
situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk
pembuatan model berbagai macam system dan proses yang bisnis. Model ini digunakan
untuk memperkirakan perubahan di waktu yang akan datang dalam berbagai variabel
dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam variabel tersebut.
Programasi dinamik adalah sekumpulan teknik programasi yang digunakan untuk
pembuatan
keputusan
yang
bertingkat-tingkat.
Tujuan
model
ini
adalah
11
dengan
teknik-teknik
riset
operasional
karena
menyangkut
diperoleh
melalui
penggunaan
teknik-teknik
riset
operasional
yang
12
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian
suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dengan programasi linear,
model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan usang atau tidak
terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang
terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya
pemeliharaan. Masalah ini biasanya menggunakan programasi linear.
Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha
mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk
meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang satu
merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat digunakan
dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan
keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk
memperbaikinya. Sebaliknya pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan
waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model programasi
linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.
2.4.4 Kebaikan dan Keterbatasan Pengunaan Riset Operasi
Teknik-teknik riset oprasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu para
manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik. Maksud ini dapat terpenuhi
karena teknik riset oprasi mempunyai tiga kelebihan pokok yaitu :
1. Memungkinkan untuk merinci suatu masalah kompleks dan bersekala besar menjadi
bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisis.
2. Dalam penyusunan dan analisis model-model riset operasi, para peneliti harus
memperhatikan perincian dan mengikuti prosedur logik dan sistematik. Hal ini
menambah kemungkinan bahwa pembuatan akan menghasilkan keputusan yang
baik.
13
14
Para manajer, sering memerlukan penyelesaian dengan cepat. Mereka tidak dapat
dipaksa untuk menunggu begitu lama dan cenderung untuk mengatakan
lupakanlah itu.
5. Penyederhanaan yang berlebih-lebihan (oversimplification)
Para ahli riset operasi hanya memperhatikan variabel-variabel yang dapat
dikuantitatifkan, melalui penggunaan teknik-teknik matematik dan statistik.
Karena itu banyak variabel yang penting bersangkutan dengan perilaku manusia
yang sulit dikuantifikasikan.
2.4.6 Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi
Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan sangat
berguna apabila meliputi delapan unsur berikut :
1. Dukungan manajemen puncak,
Tanpa dukungan manajemen puncak, suatu program riset operasi akan cenderung
kurang mempunyai kerja sama para manajer.
2. Tanggungjawab manajerial bagi program
Bila para manajer mempunyai tanggung jawab akhir keberhasilan suatu proyek
riset operasi, maka mereka akan lebih cenderung menjad terlibat secara aktif.
3. Partisipasi manajer
Bila para manajer ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan program,
model-model riset operasi akan lebih realistik.
4. Penggunaan kebijakan manajerial
Saran seorang manajer harus ikut dipertimbangkan dalam proses riset operasi.
Prosedur seperti ini akan menghindari suatu proyek riset operasi berjalan pada
jalur yang salah.
5. Pengumpulan data secara cepat
Pengumpulan data secara cepat dan efisien akan memperpendek waktu proses
riset operasi, sehingga membuatnya lebih berguna.
6. Aspek aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi
Personalia riset operasi harus juga mempertimbangkan aspek-aspek suatu masalah
yang sulit diukur, terutama perhatian terhadap bagaiman perilaku orang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyelesaian-penyelesaian yang mereka
sarankan.
7. Persiapan untuk kesulitan kesulitan awal
15
Ketika suatu sistem riset operasi baru sedang diuji dan diterapkan, kesulitan
kesulitan sementara akan timbul. Bila manajer mengantisipasi masalah masalah
dan mempersiapkannya, evektifitas sistem tidak akan terganggu.
8. Penyimpanan laporan secara akurat
Pemeliharaan model-model riset operasi sekarang juga akan membuat lebih
mudah untuk menggunakannya sebagai pemecahan masalah di masa yang akan
datang apabila menemukan masalah-masalah yang serupa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak manajer merasa bahwa keputusan keputusan yang dibuat kelompok,
seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Para
manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa
bahwa hal itu lambat, tidak praktis dan sering menghasilkan keputusan keputusan yang
kurang berbobot. Maka dalam pembuatan keputusan kelompok terdapat unsur kebaikan
dan kelemahannya yang perlu dipertimbangkan saat akan membuat keputusan kelompok.
Selain itu gaya pembuatan keputusan manajemen juga akan mempengaruhi dan untuk
menentukan apakah sebaiknya pembuatan keputusan kelompok digunakan atau tidak.
Apabila pembuatan keputusan kelompok digunakan maka salah satu cara agar keputusan
yang diambil itu efektif dan tepat sasaran maka digunakanlah metoda-metoda kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan Riset Operasi dalam pembuatan keputusan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Handoko Hani, 2013, MANAJEMEN Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
http://noormutia.blogspot.com/2013/07/pengambilan-keputusan-kelompok.html
17
CONTOH KASUS
Proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup
manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan sangat alot
prosesnya. Sehingga pengambilan keputusan harus melalui sidang Paripurna DPR yang akhirnya
mengesahkan RUU RAPBN-P tahun 2013 yang didalamnya terdapat opsi penaikan BBM dan
penyaluran dana BLSM atau Bantuang Langsung Sementara Masyarakat untuk menjadi undangundang yang melalui voting yang berlangsung hingga Senin 17 Juni malam. Diamana Wartawan
BBC Indonesia, Andreas Nugroho, melaporkan sebanyak 338 anggota DPR menyatakan setuju
disahkannya RAPBN-P 2013 sementara 181 anggota menolak.
Apapun keputusan yang di ambil DPR seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang
akan terlibat / terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili
kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu.
18