Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


F.5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Penyuluhan TBC pada Kader Kesehatan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Dokter Internship
Puskesmas Kalitidu Bojonegoro

Pendamping:
dr. Wahyu Widarti

Oleh:
dr. Cahya Firly Nanda

PUSKESMAS KALITIDU BOJONEGORO


2015

HALAMAN PENGESAHAN

Nama
Judul Laporan

: dr. Cahya Firly Nanda


promosi kesehatan

: Pengetahuan TB

Laporan Penyuluhan Pengetahuan TB Kepada Kader kesehatan Kecamatan Kalitidu


Bojonegoro telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internship dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang
Promosi Kesehatan.

Bojonegoro, 15 September 2015


Mengetahui
Pendamping Dokter Internship

dr. Wahyu
Widarti

NIP 19690429 200212 2 001


PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kalitidu Bojonegoro.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1.

dr. Ibnu Rusydi selaku Kepala Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

2.

dr. Wahyu Widarti. selaku pembimbing di Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

3.

Bu Ana sebagai penanggungjawab program promosi kesehatan Puskesmas Kalitidu

4.

Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
periode Juli Oktober 2015 yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.

Bojonegoro, 15 September 2015


Dokter Internship

dr. Cahya Firly Nanda

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan masalah
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobakterium tuberkulosis

yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada

jaringan yang terinfeksi, sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara-negara
yang sedang berkembang. Indonesia adalah negara dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi
di dunia setelah China dan India, sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
tahun 2001, TB menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di
Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya tenaga
kesehatan yang memegang program TB baik secara kualitas maupun kuantitas.
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penderita dan keluarga sebagai
pengawas minum obat (PMO) menyebabkan sedikitnya penemuan kasus TB baru dan
rendahnya angka kesembuhan penderita TB. Selain itu adanya kepercayaan masyarakat
bahwa TB adalah penyakit yang memalukan dan ketakutan akan dikucilkan menjadi
kendala dalam penemuan dan pengobatan kasus TB.

BAB 2
PERMASALAHAN
a) Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB Paru
b) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara penularan TB Paru

c) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan penularan penyakit


TB Paru
d) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab dan gejala penyakit TB
Paru
e) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengobatan penyakit TB Paru

TUJUAN
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai TB, masyarakat diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mengerti mengenai TB
2. Mengetahui dan mengerti tentang gejala-gejala TB
3. Mengetahui faktor-faktor resiko terkena TB
4. Mengetahui pengobatan TB
5. Mengetahui cara-cara pencegahan TB

BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1. Prioritas masalah : kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan penularan
penyakit TB Paru dan cara pengobatannya
2. Intervensi

: penyuluhan kelompok

3. Metode

: penyuluhan dibagi atas dua sesi yaitu penyampaian materi dan sesi tanya

jawab
1. Pelaksanaan Intervensi
a. Penyuluhan dilakukan sebelum lansia diberikan pengobatan
b. Lama penyuluhan 10-15 menit dengan metode interaksi dua arah.

2. Monitoring dan Evaluasi


Sebelum dilakukan penyuluhan, didapatkan data sebagai berikut :
a. Audien kurang mengetahui apa itu penyakit TB Paru
b. Audien kurang mengetahui mengenai cara penularan penyakit TB Paru
c. Audien kurang mengetahui mengenai pencegahan penularan penyakit TB Paru
d. Audien kurang mengetahui mengenai gejala penyakit TB Paru
e. Audien kurang mengetahui mengenai pengobatan penyakit TB Paru

Setelah dilakukan penyuluhan, sebagian besar audien ( 80 % ) sudah memahami memgenai apa
itu penyakit TB Paru, cara penularan, pencegahan, gejala dan cara pengobatannya.

.
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1. Kegiatan
Penyuluhan masyarakat
4.2

Sasaran
Kader Kesehatan Kecamatan Kalitidu

4.3

Lokasi
Aula Puskesmas Kalitidu

4.4

4.5

Waktu
Waktu pelaksanaan

: Rabu, 12 Agustus 2015

Pukul

: 09.00 11.00 WIB

Peserta
Peserta 40 orang.

4.6

Materi
4.6.1 Pengertian TB Paru
TB paru adalah suatu penyakit radang paru menahun dan dapat

menular yang disebsbkan oleh infeksi bakteri. Penyakit TB paru menyerang


segala umur terutama pada mereka yang lemah, kekurangan gizi serta
tinggal bersama dengan penderita TB paru. Penyakit ini juga sangat
dipengaruhi oleh keadaan dan sanitasi lingkungan.
4.6.2 Penyebab TB Paru
Penyebab dari penyakit TB

paru

adalah

Mycobacterium tubercolosis.
4.6.3 Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru

kuman

atau

bakteri

Penyakit TB paru sukar ditemukan saat timbulnya gejala pertama,


karena mulainya secara perlahan-lahan sehingga orang yang merasa
sehatpun mengidap kuman TB paru. Kadang-kadang terdapat demam yang
tidak diketahui penyebabnya dan sering disertai tanda-tanda infeksi saluran
pernapasan bagian atas, seperti batuk, pilek, tenggorokan sakit atau nyeri
tekan.
TB paru gejalanya cenderung mereda sendiri, tetapi sebagian besar
akan menyebar ke organ lain sehingga dapat menimbulkan komplikasi dan
kuman dapat masuk ke dalam aliran darah menuju otak, tulang, hati, ginjal
dan limpha dan jika kuman TB di paru semakin banyak maka kemungkinan
besar akan menyebar ke jantung.
4.6.4 Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
4.6.5 Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian

bronkus

(saluran

yang

menuju

ke

paru-paru)

akibat

penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan

suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.


Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat

disertai dengan keluhan sakit dada.


Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada

kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.


Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagaimeningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat

terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-

kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun
yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA
positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4.6.6 Penularan TB Paru
1. Langsung
Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan
hidung penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada
waktu mereka berbicara, berhadapan, berciuman atau bersin.
2. Tidak Langsung
Bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian
ludak

yang

mengandung

kuman

TB

paru

itu

mengering,

berterbangan dan dihirup oleh orang lain.


4.6.7 Pencegahan Penularan TB Paru
Untuk mencegah agar penyakit TB paru tidak menular/menyebar
kepada orang lain, hendaknya keluarga dan penderita senantiasa untuk
selalu mengingatkan yaitu :
jika batuk, mulut ditutup dengan sapu tangan
dahak ditampung pada tempat kemudian diberi lysol atau pembunuh
kuman
anggota keluarga dan orang yang sering bergaul dengan penderita
sebaiknya memeriksakan diri kelab
pada bayi jangan lupa diimunisasi BCG
secara dini dilakukan pengobatan dan memeriksakan kesehatannya

bila batuk lebih dari 2 minggu


ventilasi rumah harus ada dan memenuhi syuarat kesehatan dan
sinar matahari dapat masuk ke ruangan, terutama pada pagi hari

sehingga dapat membunuh kuman TB paru


meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan memakan
makanan bergizi
4.6.8 Pengobatan TB Paru

TB paru dapat disembuhkan dengan berobat secara rutin dan teratur


selama 6 bulan atau 12 bulan. Obat-obatan yang diberikan dipergunakan
sesuai dengan petunjuk dokter.
4.6.9 Prognose/Gambaran Penyakit TB Paru
Ada beberapa prognose TB paru tergantung dari pengobatan yang
diberikan
Bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan minum obat secara

teratur
Bila tidak diobati secara adekuat dapat menyebar ke organ tubuh

yang lainmelalui aliran darah


Bisa terlihat sembuh/ gejala menurun tapi sewaktu-waktu kambuh
lagi karena kuman TB paru masih hidup namun tidak aktif

4.6 Metode dan teknik


Tatap muka, penyuluhan dan diskusi
4.7 Media saluran komunikasi
Power Point,Microphon, Kertas Folio

BAB 5
KESIMPULAN
a. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari
masyarakat yang hadir, terdapat 4 orang penanya.
Pertanyaan pertama:
Apakah TB bisa sembuh total?
Pertanyaan kedua:
Apakah tidak berpengaruh terapi TB dengan penggunaan kontrasepsi hormonal?
Pertanyaan ketiga:
Apakah terapi OAT memiliki efek samping?
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Pemateri memberikan pertanyaan secara kualitatif kepada peserta secara acak
c. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penyuluhan ini adalah TB
merupakan penyakit yang bisa mematikan yang dapat menular dengan
mudah melalui dahak. Sehingga, TB harus dicegah dengan mengeliminisis
sumber penularannya. Hal ini sangat penting diketahui masyarakat
mengenai tanda, gejala, pengobatan serta pencegahannya.
d. Saran
Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat dapat
mencegah terjadinya penularan TB dan menjauhi segala hal yang dapat
memicu terjadinya penularan penyakit tersebut, selain itu siswa juga

memiliki tanggungjawab untuk menyebarluaskan ilmu dan informasi yang


telah diterimanya untuk keluarga dan lingkungan mereka masing-masing.
Kedepannya agar kegiatan ini dapat terus dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai