Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

P3 K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh orang
yang terlatih atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan
dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan ataupun pengalaman.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban dibawa ke
fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K sesungguhnya adalah mencegah
agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan
menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut
semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga
kompleks sehingga penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan
sekaligus ataun sesuai prioritas yang mengancam nyawa.

A. LUKA TUSUK
Luka tusuk adalah luka yang ditimbulkan oleh tusukan benda-benda berujung
runcing. Mulut luka lebih sempit jika di bandingkan dengan ukuran dalamnya. Tepi luka
mungkin ikut terdorong masuk ke dalam luka.
Luka tusuk biasanya sangat dalam. Seandainya benda yang masuk itu kotor, bahaya
infeksi kuman biasa dan kuman tetanus lebih besar. Letak luka juga perlu di perhatikan,
mengingat bahayanya terhadap alat-alat dalam tubuh.

Apabila tusukan mengenai pembuluh darah yang besar, terlebih dahulu lakukan
tindakan untuk menghentikan perdarahan itu. Luka tusuk yang mengenai jantung, dapat
dipastikan selalu membawa kematian yang cepat (Kartono Muhamad 2008:65).

Gambar 1
Luka tusuk (Muriel Skeet 1988:88)
1. Luka tusuk di dada
Luka tusuk di dada yang tidak mengenai jantung dapat menembus rongga
paru-paru. Akibatnya, selain perdarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan
masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu paru-paru pada sisi luka tusuk
akan memngempis.
Penderita nampak kesakitan saat bernafas, dan mendadak merasa sesak. Gerakan iga
disisi yang terluka berkurang.
Tindakan petolongan:
a. Tutup lukanya dengan kasa steril yang dibasahi dengan cairan steril.
b. Kemudian balut luka tersebut dengan plester. Balutan tersebut harus dibuat
kedap udara (lihat Gambar 2).

Gambar 2
c. Saluran pernafasan harus dibersihkan dari kotoran, lendir atau darah. Karena
batuk akan terasa sakit, maka penderita tidak akan berani batuk untuk
mengeluarkan kotoran tersebut.
d. Apabila tidak terjadi shock, patah tulang belakang, atau gegar otak, bawalah
penderita diusung ke rumah sakit dalam posisi setengah duduk.
e. Untuk mengurangi rasa sakit, berilah obat pelawan rasa sakit atau penekan
batuk (codein, dan sebagainya).
(Kartono Muhamad 2008:66)
2. Luka tusuk di perut
Perdarahan pada rongga perut yang diakibatkan oleh luka terbuka mudah
diketahui. Tetapi rongga perut dapat juga terjadi tanpa luka terbuka, misalnya yang di
timbulkan oleh pukulan yang keras oleh benda tumpul ke arah perut. Pada kecelakaan
kendaraan bermotor, hal semacam ini tidak jarang di jumpai.
Bahaya perdarahan rongga perut selain infeksi (bila ada luka terbuka), juga
shock dan kematian cepat menyusul.
Tanda-tanda perdarahan rongga perut tanpa luka terbuka ialah: penderita
merasa kesakitan yang hebat pada di daerah perut. Dinding perut menegang (kadangkadang sampai sekeras papan). Bila dipegan atau ditekan perutnya penderita akan

merasa kesakitan. Mual dan muntah yang kadang-kadang berdarah merupakan salah
satu tanda-tandanya. Kemudian akan cepat menjadi shock dan meninggal.
Tindakan pertongan:
a. Bila ada luka terbuka:
Tutup lukanya dengan snelverband. Jika tidak ada snelverband, tutuplah
dengan setumpuk tebal kasa steril. Siramlah kasa seteril dengan cairan
steril (aquadest steril atau larutan garam steril).
Apabila ada usus yang nampak keluar, jangan berusaha untuk
memasukkannya kembali.
Balutlah luka tersebut dengan balutan yang menekan.
Jangan dfiberi minum atau makanan apa pun. Jika penderita merasa
haus, cukup basahi bibirnya dengan air.
Kirim segera ke rumah sakit.

Gambar 3

b. Tanpa luka terbuka (akibat pukulan atau ledakan):


Jangan diberi minum atau makan apa pun.
Balut perut dengan balutan menekan.
Kirim segera ke rumah sakit.
(Kartono Muhamad 2008:95)

3. Luka tusuk di anggota badan


Tindakan pertolongan:
a. Bersihkan tepi luka dari kotoran dengan cairan steril dan obat antiseptik.
b. Kalau luka tidak dalam siramlah dengan larutan hidrogen peroksida untuk
menghentikan kegiatan kuman tetanus.
c. Luka tusuk biasanya tidak memerlukan jahitan.
d. Tutup luka tersebut dengan kasa steril yang kering dan beri balutan penekan.
e. Bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapat suntikan antitetanus dan
antibiotika.

B. LUKA GORES (LUKA LECET)


Luka gores adalah apabila permukaan kulit terkelupas akibat pergeseran dengan
benda yang keras dan kasar.

Gambar 4
Luka gores(Muriel Skeet 1988:88)
Tindakan pertolongan:
a. Bersihkan luka dengan air dan obat antiseptik yang ada.
b. Tutup luka itu dengan kasa steril yang kering, dan plester atau balut.
c. Kalau luka sangat luas lakukan desinfeksi dan kirim ke dokter untuk mendapat
suntikan pencegah tetanus apabila perlu.
d. Balutan diganti setiap hari sekali sampai sembuh.
e. Luka lecet kecil cukup dicuci dan diolesi mercurochrom atau larutan betadine,
dan apabila perlu diplester dengan tensoplas atau sejenisnya.
(Kartono Muhamad 2008:67)
C. LUKA SAYAT (LUKA IRIS)
Luka sayat adalah luka yang ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam.
Luka iris ditandai dengan bentuk luka yang memanjang (panjang luka lebih besar
daripada dalamnya), dengan tepi luka berupa garis lurus. Jaringan kulit di sekitar luka
iris tidak mengalami kerusakan.
Luka sayat disebut juga insisi yang artinya terpotong dengan kedalaman yang
bervareasi. Hal ini sering menimbulkan perdarahan yang hebat dan kemungkinan bisa
terdapat kerusakan pada struktur di bawahnya sedemikian rupa, seperti saraf, otot atau
tendon. Luka-luka ini harus dilindungi untuk menghambat terjadinya infeksi,
bersamaan dengan pertolongan perdarahan (Muriel Skeet 1988:89).

Gambar 5
Luka sayat (Muriel Skeet 1988:88)

Luka sayat yang pendek dan dangkal dapat, ditolong dengan mempergunakan
plester berobat (tensoplas dan sejenisnya). Kalua tidak ada, plester biasapun dapat
digunakan.
Tndakan pertolongan:
a. Bersihkan luka dengan air dan obat antiseptik.
b. Potonlah plester seperti pada gambar 6, dan sterilkan dengan cara
membakarnya dengan api lilin atau korek api.

Gambar 6

c. Letakkan plester tersebut pada luka sedemikian rupa, sehingga tepi luka saling
berhimpit kembali.
d. Biasanya luka dapat sembuh dengan sendirinya.
Luka sayat yang panjang atau dalam, memerlukan jahitan.
Tindakan pertolongan:
a. Lakukanlah disinfeksi.
b. Tutuplah luka dengan kasa steril atau sehelai Sofratulle.
c. Kirimlah penderita ke rumah sakit atau dokter terdekat.
D. LUKA BAKAR
1. Luka bakar dan resiko infeksi

Kuli sensitif terhadap panas. Kulit rusak biasanya tidak terjadi pada suhu
di bawah 1110F. Suhu antara 1110F dan 1230F menyebabkan kerusakan jaringan
yang berarti. Suhu di atas 1230F menghancurkan kulit dalam watu singkat (K.G
Soma Prasada, S.P 1996:63).
Luka bakar oleh berbagai sebab termasuk karena sengatan api, tersenggol
kenalpot sepeda motor yang masih panas, sianr matahari, atau terkena api
darimana saja bahkan air panas,asam keras, air aki, dan lain-lain dapat
menyebabkan rusaknya jaringan anggota badan. Luka bakar perlu hati-hati karena
ada resiko infeksi, dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan, akan mengurani
daya tahan kulit (kekebalan kulit). Bahaya shock juga bisa mengancam, hal itu
disebabkan karena keluarnya serum dari sistema sirkulasi pembuluh darah daerah
luka bakar (H. Ircham Machfoedz, MS dkk 2005:46).
2. Tingkatan luka bakar
a. Tingkatan pertama paling ringan menimbulkan merah pada kulit.
b. Tingkatan kedua yang lebih berat terjadi gelembung atau melepuh.
c. Tingkatan ketiga seluruh kulit sehingga dagingnya tampak.
d. Tingkatan keempat yang paling parah karena otot-otot ikut terbakar.
Pada tinkatan ketiga dan keempat tidak terasa sakit lagi karena urat syaraf
sudah terbakar (H. Ircham Machfoedz, MS dkk 2005:46-47).
Menurut (K.G Soma Prasada, S.P 1996:63-64) ada tiga tingkat
kedalaman luka bakar yang terjadi:
a. Luka bakar derajat I (super fisial)
Luka bakar ini mengenai lapisan kulit terluar. Karakteristiknya meliputi
kemerahan, agak membengkak, nyeri tekan, dan sakit. Penyembuhan terjadi
tanpa membentuk jaringan parut dalam seminggu.

Gambar 7
b. Luka Bakar tingkat II (ketebalan-parsial)
Luka bakar ini mengenai seluruh lapisan kulit terluar dan lapisan kulit di
bawah kulit ari. Membentuk lepuh bengkak, yang berisi cairan, dan sakit hebat
menandakan luka bakar tingkat II ini. Lepuh yang utuh menjaga luka tetap
steril sementara lepuh yang pecah menyebabkan luka basah.

Gambar 8
c. Luka bakar tingkat III (ketebalan-lengkap)
Tingkat luka bakar hebat ini mengenai seluruh lapisan kulit sengat dan lapisan
lemak, otot dan tulang. Perubahan (gososng, putih, atau merah seri), dan kulit
keras seperti kertas menandakan luka bakar derajat ini. Tidak terasa sakit
karena ujung syaraf telah rusak. Segala rasa sakit ditemukan dalam luka bakar
ini diakibatkan oleh gabungan luka bakar dari derajat rendah (derajat I dan keII) penyembuhan yang tepat memerlukan cangkok kulit.
Tingkat luka bakar ditunjukkan dengan persentase dari seluruh
permukaan tubuh. Dikenal dengan Rules of Nine (aturan sembilan) yang
menentukan tangan sebagai 9% dari permukaan tubuh. Masing-masing kaki
memuat 18% dari permukaan tubuh. Depan dan belakang badan masingmasing bernilai 18% dengan daerah genital 1%. Ukuran tangan korban sekitar
1% dan area permukaan ini dapat dgunakan untuk menghitung kebanyakan
luka bakar. Aturan sembilan akurat untuk orang dewasa, tetapi tidak membuat
pemberian untuk proporsi yang berbeda dari anak-anak. Pada sebagian kecil
anak-anak, kepala dihitung sekitar 18% dan masing-masing kaki 14%. Dengan
demikian, aturan sembilan dapat dimodifikasi (K.G Soma Prasada, S.P
1996:63-64).

Gambar 9
Rule of nine (aturan sembilan)
3. Lepuh
Lepuh dalam bahasa inggris blister. Lepuh adalah pembengkakan
permukaan kulit akibat gesekan atau panas. Hal ini disebabkan karena serum
keluar dari pembuluh dan masuk ke daerah luka bakar tepat di bawah pemukaan
kulit. Selama dalam waktu penyembuhan, kulit baru terbentuk pada dasar dari
lepuhan itu di bagian bawah dari cairan serum tersebut. Serum akan terabsorsi
dan seringkali lapisan luar akan mengelupas. Olehkarena itu jangan sekali-kali
mencegah lepuh, hal ini akan menambah resiko infeksi. Kecuali kalau memang
pecah karena suatu hal, maka perawatan harus dilakukan, menggunakan dressing
yang sesuai dengan petunjuk dari tenaga kesehatan (H. Ircham Machfoedz, MS
dkk 2005:47).
4. Jenis luka bakar dari asal sebabnya
Dalam hal ini The Australian Red Cross Societi yang dikutip oleh (H.
Ircham Machfoedz, MS dkk 2005:48), membagi pola luka sebagai berikut:
a. Dry Burns (luka bakar kering)
Terkena nyala api, api rokok, peralatan yang panas karena listrik. Gesekan
friksi barang ke kulit termasuk dalam kategori ini.
b. Scald
Luka bakar karena cairan panas, seperti air mendidih, steam-uap air yang
panas dan sejenisnya.

c. Cold (cryogenic) Burns


Kontak dengan bahan-bahan seperti likuid oksigen dan likuid nitrogen dapat
menyebabkan luka bakar yang dingin.
d. Chemical Burns
Asam dan alkali (basa) terdapat didalam produk-produk pembersih maupun di
dalam industri bisa menyebabkan luka bakar jika terjadi kontak dengan kulit.
e. Electrical Burns
Aliran listrik dan sinar listrik dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan
jaringan di bawahnya.
f. Radiation Burns
Sinar matahari dan cahaya pantulan dari permukaan yang mengkilap termasuk
salju dapat merusak kulit dan mata. Meskipun sangat jarang radiasi sinar X
juga dapat membakar kulit, bila overdosis terserap kulit.
5. Tindakan pertolongan
a. Pada luka bakar yang kurang dar 20% (tanpa luka terbuka)
Rendamlah bagian yang terbakar kedalam air es atau air dingin. Dapat
pula dengan mengompresnya dengan handuk yang direndam air es.
Tindakan ini dilakukan sampai rasa sakit tidak terasa lagi, apabila
bagian yang terbakar itu diangkat dari air. Ini dapat berlangsung antara
30 menit sampai kadang-kadang mencapai 5 jam.
Tindakan ini selain mengurangi rasa sakit, juga memperkecil akibat
lanjutan dari luka bakar tersebut.
Bagian yang melepuh janganlah dikupas. Biarkan saja demikian
sampai kelak sembuh sendiri.
(Kartono Muhamad 2008:71-72)
b. Pada luka bakar yang luas
Tutuplah bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran-lembaran
Sofratulle, dan kain yang bersih. Sedemikian rupa sehingga bagian itu
tidak terhubung langsung dengan udara. Ini untuk mencegah infeksi
dari kuman-kuman yang ada di udara.
Baringkan penderita dengan posisi kepala lebih rendah dari bagian
tubuh lainnya. Kemudian kirin kerumah sakit.
Apabila penderita tetap sadar dan dapat menelan, beri ia minum
(jangan minuman keras) sebanyak mungkin.
(Kartono Muhamad 2008:72)
c. Luka bakar kimia
Luka bakar kimia pada tubuh
Bilas bagian tubuh yang terkena dengan air dingin yang mengalir
selama sekurang-kurangnya 10-20 menit untuk mencegah kerusakan
lebih jauh pada daerah yang terbakar.

Perlahan-lahan tanggalkan pakaian korban yang terkontaminasi sambil


membilas bagian cidera; jaga agar penolong tidak terkontaminasi.
Teruskan membilas bagian yang terkena dengan air dingin sampai rasa
nyeri tidak terasa.
Rujuk ke rumah sakit untuk mengurangi penderitaan korban selama
pengangkutan, kompreslah luka dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air sesering mungkin.
Jangan melakukan usaha netralisasi pada luka bakar kimia sebab
panas yang dikeluarkan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah.
Cairan asam kuat menyebabkan luka bakar yang serius. Segera bawa
korban ke kamar mandi dan guyurlah beberapa kali dengan air (baik
pake shower) sampai larutan kimia bersih dari tubuh, lepaskanlah
pakaian korban. Segera periksakan ke dokter.

Gambar 10

(H.J. Mukono dkk 2002:36)

Gambar 11
(K.G Soma Prasada, S.P 1996:65).
Luka bakar kimia pada mata
Jangan biarkan korban menggosok matanya yang terkena.
Letakkan bagian wajah yang terkena di bawah aliran air dingin
sehingga aliran air itu akan membilas wajahnya, dan tidak melewati
mata lainnya yang sehat.
Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, dudukkan atau baringkan korban
dengan kepala mendongak dan miring ke arah bagian yang terkena.
Tutupi mata yang sehat, perlahan-lahan buka kelopak mata yang
terkena dan tuangkan air steril dari pembilas atau dari segelas air kran.
Periksa kedua kelopak mata telah di bilas selama sekurangnya 20
menit.
Jika mata tertutup karena kejang akibat rasa nyeri yang hebat, pegang
kelopak mata dengan kuat, lalu dengan perlahan dibuka.
Tutup mata dengan kain kasa steril, atau jika tidak tersedia, dengan
bahan lain yang bersih tetapi tidak terlalu empuk.
Atur pengangkutan ke rumah sakit secepat mungkin.

Gambar 112
Membilas mata akibat luka bakar kimia dengan air bersih mengalir.
(H.J. Mukono dkk 2002:37)
E. CARA MELAKUKAN DESINFEKSI
Desinfeksi adalah tindakan membersihkan luka untuk mencegah infeksi.
Tindakan ini dilakukan terhadap luka terbuka yang kotor. Urutan desinfeksi lihat
gamabr 13.

Gambar 13
Selanjutnya penderita dikirim ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut (Kartono
Muhamad 2008:67).
F. LUKA, DAN PENCEGAHAN TETANUS
Tetanus adalah penyakit yang diakibatkan oleh racun yang dijangkitkan oleh kuman
Clostridium tetani. Gejala-gejalanya ialah mulut kaku, otot-otot kaku, dan kejangkejang. Kadang-kadang perut penderita menjadi keras sekali seperti papan.
Masa tunas penyakit ini adalah lima hari sampai kadang-kadang empat bulan. Kuman
tetanus dapat masuk melalui luka di kulit. Apabila sudah terkena, penderita harus
dirawat di rumah sakit.

Pada waktu anak-anak biasanya pencegahan terhadap oenyakit ini sudah diberikan.
Pencegahan biasanya diberikan kepada mereka yang mengalami luka yang di
khawatirkan akan tercemar kuman tetanus.
Apabila anda sudah pernah mendapatkan suntikan antitetanus, catatlah tanggal
pemberian tersebut. Hal itu diperlukan apabila pada suatu saat anda mengalami luk
semacam itu lagi, dan memerlukan suntikan pencegahan tetanus. Karena suntikan
serum semacam itu dapat menimbulkan reaksi kepekaan. Jika suntikan itu harus
diulang lagi, pada orang yang peka akan dapat menimbulkan reaksi yang hebat,
bahkan sampai jadi shock.
Indikasi untuk mendapatkan suntikan tetanus adalah:
1. Luka-luka yang besar.
2. Luka-luka di leher dan muka.
3. Luka tembak yang sudah disertai jaringan otot yang mati.
4. Luka yang terlambat mendapat perawatan.
5. Ada gejala-gejala terkena tetanus.
6. Luka tusuk dan gigitan binatang yang cukup dalam.
Suntikan pencegahan tersebut terutama diberikan kepada mereka yang belum pernah
mendapatkannya. Bila sudah pernah mendapatkannya, maka akan diberika suntikan
booster (penguat).

DAFTAR PUSTAKA

H.J. mukono dkk, 2002. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja. Surabaya:Airlangga
University Press.
Ircham Machfoedz dkk, 2005. Pertolongan Pertama di Rumah dan di Tempat
Kerja.Yogyakarta:Fitramaya.
K.G. Soma Persada, 1996. Pertolongan pertama dan RJP. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Kartono Mohamad, 2001. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka.
Skeet, Muriel, 1995. Tindakan Paramedis Terhadap Kegawatan dan Pertolongan Pertama.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai