Pengantar Ekonomi Mikro 1
Pengantar Ekonomi Mikro 1
pasar, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari
sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan
semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk
membiayainya). Dalam kasus ini, ekonomi akan berusaha untuk mencari kebijakan
yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara
tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai
norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat pasar yang
hilang untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah
terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga
bahwa kesejahteraan optimal biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam
aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma
utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif,
disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi
mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan
teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut
sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara
harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang
dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan
kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
Model operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan
rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam
asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan
dipertimbangkan:
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika
average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran
maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas
keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika
keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total
cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada
keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi
kerugian minimal.Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena
kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus
menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap,
tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua
biaya tetapnya.
Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan,
perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak
memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan
yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya
variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap.
Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar
dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan resiko kerugian menyeluruh.
Kegagalan pasar Dalam ekonomi mikro, istilah kegagalan pasar tidak berarti
bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar
adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi
barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi
dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non
pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik,
pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi
saat pasar dipaksa untuk tidak melayani kepentingan publik, sebuah pernyataan
subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana
sebuah pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau
keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan
undang-undang anti trust.
Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana pasar tidak dibawa kedalam
akun dari akibat aktifitas ekonomi didalam orang luar/asing. Ada eksternalitas
positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti
dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik.
Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi
udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari
pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk
memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi
mereka pada taraf yang seharusnya.
Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan dalam kesehatan publik
seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk
diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan
dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara
biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk
membayar pda barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari
eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang
inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki
informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjua
yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu
terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin
mengetahui dimana mbil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau
taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki
informasi lebih baik dari penjual merupaka penjualan rumah atau vila, yang
mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate
membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut
dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan
pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di artikel seminartentang kesehatan tahun 1963
berjudul ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan,
di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan
istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons.
Akerlof menyadari bahwa , dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas
Penjelasannya :
1.Bila seandainya harga barang X naik dari OPx menjadi OPx, maka untuk
mencapai posisi kepuasan total yang maksimum (atau sering disebut
posisi equilibrium konsumen), konsumen akan me-milih tingkat konsumsi
(pembelian) sebesar OX4 (yang lebih kecil dari OX3). Jadi perilaku
konsumen yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan terbukti.
2.Perhatikan bahwa dengan pendekatan marginal utility ini, kurva Marginal
Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah kurva permintaan
konsumen, karena menunjukkan tingkat pembeliannya (atau jumlah yang
ia minta) pada berbagai tingkat harga.
Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam
barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah :
Dalam kasus banyak barang ini pun kita bisa menunjukkan bahwa
Hukum Permintaan berlaku bagi masing-masing barang (X, Y,Z dan
seterusnya).
PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE
Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan Indifference
curve sebagai berikut:
(a)konsumen mempunyai pola preferensi akan baarang-barang konsumsi
(misalnya X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map
atau kumpulan dari indifference curve,
(b)konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan
(c)konsumen lelaluberusaha mencapaikepuasan maksimum.
Definisi: Indifference curve adalah konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang
menghasilkan tingkat kepuasanyang sama.
Asumsi: Indifference curve :
a.turun dari kiri atas ke kanan bawah,
b.cembung ke arah origin,
c.tidak saling memotong,
d.yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih
tinggi ( tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal
ulility)
Gambar
barang Y dan OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan antara budget line
dengan indifference curve.
(Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi equilibrium
konsumen dengan constraint (M) karena I 1 adalah Indifference curve yang tertinggi
yang bisa dicapai oleh budget line tersebut; posisi selain A hanya bisa mencapai
indifference curve yang lebih rendah dari I 1).
bila harga X turun dari Px menjadi Px dan harga Y tetap. Maka budget line
akan berayun ke kanan menjadi garisM/Py <-> M/PxPosisi equilibrium yang baru
adalah pada C.
Jadi dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yniig
diminta naik dari OX 1 menjadi OX 3. Perilaku konsumen
Menurut Hukum Permintaan terbukti.
Keunggulan pendekatan Indifference Curve dibanding dengan pendekatan Marginal
Utility, adalah :
(a) tidak perlunya menganggap Bahwa utility konsumen bersifat cardinal,
(b) efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih
lanjut menjadi dua, yaitu efek substitusi atau substitution effect dan efek pendapatan
atau income effect. Dari gambar di atas, efek total dari penurunan harga :
barang X dari Px menjadi Px dapat dipecah menjadi X1 X2 = substitution
effect dan X2 X3 = income effect.
Substitution effect didalam contoh ini adalah kenaikan konsumsi X karena
adanya substitusi Y dengan X, karena sekarang harga X relatif menjadi
lebih rendah dibanding harga Y.
Income effect adalah kenaikan X, yang (disebabkan oleh kenaikan income
riil karena turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik karena Px turun.
Contoh : Apabila dengan gajiDoni Rp 100.000,00, maka doni sekarang bisa
membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, karena harga beras
turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni meningkat,
atau income riil Doni meningkat, meskipun M Doni tetap Rp 100.000,00).
Keunggulan lain dari pendekatan indifference curve adalah bisa
ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi
permintaan konsumen akan sesuatu barang. Faktor-faktor ini (yang di dalam Hukum
Permintaan dianggap tidak berubah, atau ceteris paribus) adalah :
a.Penghasilan atau income riilkonsumen. Kenaikan income riil konsumen, yang
dicerminkan oleh kenaikan M bila harga-harga barang dianggap tetap, biasanya
menaikkan permintaan konsumen. Keadaan seperti ini berlaku bagi barangbarang pada umumnya, atau barang normal. Pengecualian terjadi untuk
barang-barang inferior, di mana kenaikan income riil menurunkan permintaan
akan barang tersebut (income effect negatif). Contoh barang inferior adalah
gaplek dari rumah tangga-rumah tangga di kota-kota. Barang inferior tidak
banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita beli adalah barang normal.
Gambar berikut menggambarkan pengaruh perubahan income terhadap jumlah
barang yang diminta.
06
b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang mempunyai
hubungan ekat dengan suatu barang bisa pula mempengaruhi permintaan akan
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga
untuk permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih
sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dengan penghasilan mereka.
Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak orang
yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya, sehingga
jumlah pembeli bertambah banyak. Hal mi disebut income effect:
2. Pengarub substitusi (Substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya
sama tetapi harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut
substitusi. Maka gejala mi disebut substitution effect.
3. Penghargaan subyektif (Marginal Utility)
Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia
akan menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh
pasang. Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk
membeli sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau
orang mempunyai sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar
kalau kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan
uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Jadi makin banyak dan satu macam
barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang
itu.
Tinggi-rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang
tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan (Marginal) yang diperolehnya dan
konsumsi barang tsb. Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin
Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Law of Diminishing Marginal Utility LDMU),
atau Hukum Gossen ke-I.
> Persamaan fungsi permintaan
Antara HARGA (P) suatu barang dan JUMLAH yang mau dibeli (Qd) ternyata
ada hubungan fungsional yang kurang-lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli
merupakan fungsi dan harga. artinya: besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggirendahnya P. Hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk
sebuah persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan.
Kehanyakan kurve perrnintaan berbentuk garis melengkung yang menyerupai hentuk
hiperbola. BeHtuk umurn persamaan hiperbola adalah:
a
y=+ b
x
Tetapi untuk rnenyederhanakan, garis rnelengkung di daerah yang penting dapat
didekati dengan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah:
y = mx + b
dimana untuk kurve perrnintaan koefisien arahnya (rn = gradien) bertanda negatif.
Sebagai contoh. dalam Gambar 1.3 dilukiskan dua bentuk kurve permintaan, yaitu:
D : P = 200 2,5 Q (garis lurus)
D: P= 200 + 50 (garis melengkung)
Q
Dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak
kurve permintaan akan suatu barang. Bagairnana tepatnya kurve perrnintaan dan
1. Jumlah pembeli: jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka
pada harga yang sama jumlah yang man diheli hcrtamhah hanyak juga. dan kurve
permintaan akan bergeser ke kanan. Hal mi dapat terjadi misalnya karena
pertambahan penduduk, perbaikan transport sehingga barang tertentu dapat terjual
di daerah lain pula, berhasilnya usaha promosi/perikianan, dsb. Misalnya pada awal
tahun pelajaran baru permintaan akan alat-alat tulis tentu bertambah.
2. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpcngaruh sekali
terhadap permintaan. Dan penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli
lebih banyak dan segala macam barang dan jasa.
Dalam hal mi hanya ada satu perkecualian, yaitu yang disebut inferior goods
(atau juga disebut Giffen goods), yaitu barang-barang yang permintaannyajustru
berkurang bila penghasilan konsumen naik. Misalnya orang miskin, yang terpaksa
hanya makan gaplek atau jagung, dengan naiknya penghasilan akan menggantikan
gaplek dengan nasi, sehingga permintaan akan gaplek/jagung berkurang. Semua
barang lain disebut normal goods artinya barang yang pemiintaannya naik apabila
pendapatan konsumen naik.
Pengaruh perubahan penghasilan terhadap permintaan akan suatu barang
dapat diukur dan diperhitungkan, dengan jalan membandingkan persentase kenaikan
jumlah yang diminta dengan persentase kenaikan penghasilan konsumen. mi disebut
elastisitas pendapatan.
3. Harga barang-barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan
harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil perrnintaan masyarakat
akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang lain itu barang pelengkap
(= komplementer), barang pengganti (= substitut) atau barang lepas (= independent!
netral).
> Barang pelengkap (komplementer)
Misalnya sepeda motor, bensin dan oli saling melengkapi. Jika harga sepeda
motor turun, maka jumlah sepeda motor yang diininta akan bertambah. Akibatnya
permintaan akan bensin bertambah pula. Demikian pula permintaan akan oil ikut
bertambahjuga.
> Barang pengganti (substitut)
Misalnya kopi dan teh, rokok merk yang satu dan merk yang lain, kereta api
dan bis malam, bis dan colt itu dapat saling mengganti. Kalau harga karcis kereta api
naik, lebih banyak orang akan naik bis. Jadi bila harga barang yang satu naik,jumlah
yang diminta dan barang tersebut akan berkurang, tetapi jumlah yang diminta dan
barang substitutnya justru akan bertambah.
> Barang lepas (independent)
Barang independent adalah barang yang tidak ada hubungan atau pengaruh
timbal-balik satu sama lain. Apabila harga barang lain itu naik, mungkin pendapatan
real berkurang (= ada income effect) dan hal mi secara tidak Iangsung dapat
berpengaruh terhadap jumhah barang/jasa yang diminta.
4. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan jaman, Iingkungan sosial juga
berpengaruh terhadap permintaan. Misalnya permintaan akan payung pada
awalmusim hujan. Terutama mode pakaian dapat berubah dalam waktu singkat.
Kemajuan zaman dapat menyebabkan bahwa harang yang dulu dipandang sebagai
barang mewah (radio, kaset, walk-man, komputer,jam tangan, sepeda motor, TV,
dsb.) lama-kelamaan menjadi barang yang biasa.
5. Harapan/pandangan tentang masa yang akan datang dan faktor-faktor
psikologis lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam
permintaan masyarakat. Misalnya desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga
akan naik mendorong orang untuk segera membeli banyak (sebelum harga naik)
sehingga jumlah yang diminta akan naik pada harga yang sama.
Jadi akibat dan perubahan dalam salah satu atau lehih dan faktortsb. di atas
ialah:
suatu kombinasi yang baru antara harga dan jumlah yang mau dibeli; berarti bahwa
seluruh permintaan berubah. Jika perubahan dalam permintaan tsb. di atas
digambarkan dalam grafik, kurve permintaan semula bergeser ke kanan atau ke kin
menjadi kurve permintaan yang baru.
Pergeseran kurve permintaan
Bila permintaan bertambah, maka kurve permintaan bergeser ke kanan-atas
seperti pada gambar dibawah Artinya:
Para konsumen mau membeli lebih banyak dan suatu harang tertentu pada
tingkat harga yang berlaku. Misalnya pada harga Rp 1.000,- jumlah yang
diminta bertambah dan 5 menjadi 8 satuan (dan titik A > E).
Jumlah barang yang mau dibeli sama, meskipun harga barang telah naik.
Misainya harga naik dan Rp 1 .000,- menjadi Rp 2.000,- tetapi jurnlah
yang mau dibeli tetap 5 satuan (dan A > C).
09
Perubahan Dalam Penawaran
Kurve Penawaran Tertentu selalu digambarkan dengan Anggapan Cateris
Paribus (bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah
yang diminta dianggap tidak berubah )
Yang dianggap sama Dalam Hal ini :
1.Jumlah Produsen di Pasar
> Jika jumlah Produksen Bertambah, penawaran total juga akan
bertambah , pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang/ jasa
yang ditawarkan untuk dijual di pasaran. Atau kalau harga pasar turun
karena persaingan antara produksen tsb, jumlah yang sama mau dijual
juga meskipun pada harga yang lebih rendah.
2.Harga Faktor-Faktor Produksi
>>Bersama
dengan
Tehnik
Produkssi,
Harga
Faktor-Faktor
Produksimerupakan input dalam proses produksi, menentukan biaya
produksi. Misalnya jika harga bahan baku turun, maka produksen :
dapat menjual (menghasilkan) lebih banyak pada tingkat harga yang
sama dan /atau.
dapat menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang
lebih rendah, ini berarti penawaran bertambah dan kurve supply
bergeser ke kanan kebawah.
10
Sebaliknya jika harga bahan-bahan dan input-input lainnya
naik, sehingga biaya produksi bertambah, maka :
Jumlah barang yang sama hanya akan dijual pada harga lebih tinggi
Pada tingkat harga yang sama jumlah yang ditawarkan lebih sedikit.
Ini berarti penawaran berkurang, dan kurve supply bergeser ke kiri
atas. Lihat kurve B
3.Harga Barang-barang Lain :
Jika berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah, mungkin
berkurang, tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain
(barang pengganti, barang pelengkap atau barang lepas.
4.Harapan atau perkiraan para produksen/penjual tentang masa yang akan
datang.
a.Jika diperkirakan harga akan naik, apakah para penjual segera akan
menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan
sebaliknya, banyak yang akan menahan barangnya, menunggu
kenaikan harga < dan akibatnya harga memang akan naik >
b.Jika diperkirakan harga akan Turun, apakah para penjual tidak akan
menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan
sebaliknya, banyak yang akan menjual semua barang
persediannya selama harga belum merosot < dan akibatnya harga
memang akan merosot/turun >
Harga Pasar
Jumlah yang mau dibeli di tunjukkan dengan Q d
Jumlah yang mau dijualdi tunjukkan dengan Q s
Berbagai kemungkinan harga di tunjukkan dengan P
Pengertian Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
untuk mengadakan transaksi jual beli barang.
Pengertian Pasar dalam ilmu ekonomi lebih luas lagi yaitu Pasar
mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak
antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa.
Setiap barang yang diperjual belikan ada pasarnya. Contoh : ada pasar
ikan, tetapi juga ada pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal dan
pasar tenaga kerja.
Fungsi Pasar adalah : sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual
yang mempunyai barang dan menginginkan uang, dengan pembeli yang
mempunyai uang dan menginginkan barang. Penjual dan pembeli tidak
bertemu muka , tetapi dapat juga melalui surat atau telepon.
Pasar Sempurna adalah apabila semua pihak di pasar tersebut mengetahui
seluruhkeadaan pasar yaitu : harga-harga yang berlaku, jumlah-jumlah yang
ditawarkan.
PasarPersaingan Sempurna terjadi apabila jumlah pembeli lebih banyak dan
jumlah penjual juga lebih banyak, yang semuanya menawarkan barang yang
sifatnya samaatau homogen. Misalnya barang jenis tertentucontoh ikan lele,
karena jumlah penjual banyak dimana masing-masing menawarkan sebagian
kecil saja dari suplai total, maka tidak ada penjual atau pembeli yang seorang
diri mempengaruhi harga, bila jumlah penjual dan pembeli yang bertemu di
pasar banyak dan terdapat koordinasi yang baik diantara mereka, untuk satu
macam barang akan terjadi satu harga. Yaitu harga pasar.
Harga Keseimbangan
Untuk mengerti bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan
harga pasar, sebagai contoh kita pelajari terbentuknya harga gula kelapa. Dalam
masyarakat kita gula kelapa banyak pembelinya dan juga banyak
produsen/penjualnya(= bentuk pasar persaingan).
Dalam tabel di bawah mi dikumpulkan hasil pengamatan pasar, yaitu berapa kg
gula kelapa yang mau dibel i (Q1) dan berapa kg yang mau dij ual (Q) pada
berbagai harga(di daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu
minggu atau satu bulan).
Tabel
Permintaan dan Penawaran Bawang Putih
11
Angka-angka dan tabel dapat juga digambarkan dalam bentuk sebuah
diagram. Karena mengenai barang yang sama, makajumlah yang mau dibeli (D) dan
jumlah yang mau dijual () dapat digambarkan dalam satu diagram.
Dan gambar segera tampak bahwa
pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para
pembeli hanya mau membeli sedikit;
pada harga rendah, para pembeli ingin membeli banyak, tetapi para
penjual hanya mau menjual sedikit.
Maka berapakah harga gula kelapa yang akhirnya akan terjadi? Atau dengan
kata lain: dan berbagai kemungkinan harga yang tercantum dalam daftar di atas,
harga yang manakah yang akan berlaku di pasaran?
Jawabannya ialah: dalam interaksi dan tawar menawar antara para pembeli
(yang membutuhkan barang dan bersedia membayar uang untuk memperolehnya,
diringkas Demand) dan para penjual (yang telah mengeluarkan biaya untuk
menghasilkan barang dan mau menjualnya dengan harga tertentu, ringkasnya
Supply) akhirnya akan terbentuk satu harga tertentu, yaitu harga dimanajumlah yang
mau dibeli (Qd) sama dengan jumlah yang mau dijual (Q). Harga inilah yang disebut
harga pasar atau harga keseimbangan (Equilibrium price). Hal ini dengan mudah
dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
12
Keterangan Gambar .
Konfrontasi antara permintaan danpenawaran Bawang Putih
Penjelasan :
a. Pada Posisi Harga Rp 1000,-/kg
Apakah harga Rp 1000,-/kg dapat terjadi? Dapat! Sebab memang ada
beherapa icmbeli yang bersedia membayar harga setinggi itu. Apakah harga Rp
l000.-!kg akan inenjadi harga pasar yang umum berlaku? Tidak! Mengapa tidak?
Karena pada harga kp l000,-/kg para penjual mau menjual 11.000 kg. Tetapi pada
harga itu para pembeli Iianya mau membeli 5.000 kg!minggu. Jadi ada kelebihan (=
surplus) sebanyak 6000 kg yang tak terjual. Supaya barangnya laku (supaya tak
perlu disimpan lama, atau (lihawa pulang, supaya uangnya segera kembali, dli.)
tentu akan ada penjual yang bersedia menurunkan harga dan menjual barangnya
dengan harga yang Iebih rendah. Oleh karena itu harga Rp 1 000,-/kg tidak akan
menjadi harga yang berlaku umum di pasaran.
Situasi seperti ini dengan istilah teknis disebut buyers market (pasar
dikuasai oleh para pembeli). Para pembeli yang merupakan pihak yang kuat, para
penjual berada di pihak yang lemah; mereka mencani-cari pembeli dan untuk itu
bersedia menurunkan harga hal mana inenguntungkan bagi pembeli.
b. Pada posisi harga jual Rp 400,- per kg
Sekarang kita teliti harga Rp 400,-/kg. Apakah harga mi bisa menjadi harga
pasar Yang berlaku umum? Tidak! Sebab pada harga itu pmbeli mau membeli
sebanyak I .000 kg gula per minggu (Qd = 11.000). Tetapi para penjual hanya
menyediakan ft 000 kg saja (Qs = 6.000). Jadi ada kekurangan supply (= shortage)
sehanyak 5.000 kg/minggu. Dalam situasi mi jelas ada konsumen yang tidak
mcndapatkan gula sehanyak yang diinginkan. Maka tentu akan ada pembeli yang
berani/ bersedia membayar Iiaiga Icbih tinggi. Oleh karena itu harga Rp 400,-/kg
tidak bisa menjadi harga pasar yang berlaku umum. dan kalaupun terjadi jual-beli
dengan harga itu, pasti tidak bisa tahan lama.
Siluasi pasar ini disehut sellers market: para penjuallah yang menguasai
pasara, sedang para pemheli di pihak yang lemah. Untuk mendapatkan barang, para
pembeli bersedia menaikan harga belinya, yang akan menguntungkan para penjual.
Harga Rp 600,- per kg
Pada harga Rp 600,-/kg dan hanya pada harga ini jumlah yang mau
dibeli (Qd = 8.000 kg/minggu) danjumlah yang rnau dijual (Qs = 8.000 kg/minggu)
tepat sama, tidak ada kekurangan dan tak ada kelebihan. Jadi pada harga mi semua
pihak mendapat apa yang diinginkan, dan tidak ada alasan untuk
menaikkan/menurunkan harga lagi (ceteris parihus). Maka harga Rp 600,- mi disebut
harga keseimbangan (Equilibrium price). yaitu harga yang menyeirnbangkan
Permintaan dan Penawaran, atau P dimana Qd=Qs.
Kurve Permintaan dan Penawaran
Hal yang sarna dapat juga dianalisis dengan mempergunakan kurve. Untuk
itu Gambar 1-8 di atas tadi dilukiskan kembali dalam bentuk kurve permintaan dan
penawaran. Lihat gambar 1-9, di mana kurve D dan kurve S dilukiskan pada diagram
yang sama. Jumlah (baik Qd maupun Qs) diukur pada sumbu horisontal (sumbu X),
sedang harga per satuan diukur pada sumbu tegak (sumbu Y). Perpotongan kedua
kurve tsb. menunjukkan harga keseimbangan: pada harga Rp 600,-/kg, maka Qd =
Qs = 8.000 kg/minggu.
13
Keterangan Gambar Harga keseimbangan.
Kurve Permintaan (D) turun ke kanan-bawah. Kurve Penawaran (S) naik ke
kanan-atas. Perpotongan kurve D dun kurve S inenunjukkan harga keseimbangan,
yaitu P Rp 600/kg. Pada harga itun jumlah yang diperjualbelikan Q = 8.000
kg/minggu.
Pada harga lebih tinggi, daripada harga keseimbangan tsb., ada surplus
hurang yang tak lequal; supaya harangnya laku, para penjual terdorong untuk
inenurunkan harga jual sa. Sehaliknya jada harga lebih rendah daripada Rji 600/kg,
adanya kekurangan bawang putih akan mendorong pembeli menawar harga yang
Iebth tinggi.
Dan grafik segera tampak bahwa pada semua harga yang lebih tinggi
daripada liarga keseimbangan (pada P>600), maka > q berarti ada surplus. Surplus
mi akan mendorong para penjual untuk menurunkan harga jualnya. Pada harga yang
lebih rendah itu, para penjual akan mengurangi jumlah yang ditawarkan (= hiikum
penawaran). .lika harga diturunkan, para pembeli akan bersedia membeli lehih
banyak atau Qd hertambah (hukum permintaan). Proses mi berjalan terus sampai
surplus tsb. hilang. .ladi misalnya apakah harga Rp 800/kg bisa terjadi? Bisa! Apakah
harga Rp 800 akan dapat tahan larna? Tidak! Sehab pada harga Rp 800/kg itu Q >
Q. berarti masih tetap ada surplus/kelebihan supply.
Demikian pula pada seniua harga lebih rendah daripada harga kesei
mbangan (pada P <600), maka Q1> Q ,jadi ada kekurangan supply (Shortage).
Kekurangan tsb. akan inendorong para pembeli untuk menawar dengan harga lebih
tinggi, agar rnendapatkan gula sebanyak dibutuhkan. Jika harga dinaikkan, maka Qs
akan bertambah dan Qd akan herkurang. sampai tercapai keseimbangan. Jadi
misalnya harga Rp 400/kg, apakah akan bisa tahan lama? Tidak! Sebab pada harga
itu Q < Q. Ceklah sendiri untuk harga Rp 1000 dan Rp 200.
Satu-satunya harga yang dapattahan lama ialah harga dirnana Q1 = Q.
Hanya pada harga itu tak ada kecenderungan menaikkan/menurunkan harga atau
untuk menambah/ incngurangi jumlah. Maka harga Rp 600 adalah harga
keseimbangan (Equilibrium price).
Secara matematika
Hal yang sama dapat juga dirumuskan dalarn bahasa matematika.
Kenyataannya kurve D dan kurve S biasanya berbentuk garis melengkung
(hiperholalparabola). [elapi untuk menyederhanakan, dapat didekati dengan garisgaris lurus di daerah Nlrategisnya. Misalnya kurve D dan gambar harga
keseimbangan diatas dapat didekati dengan garis lurus P = 1400 0,075 Q atau P
= 1200 0,1 Qd Sedang kurve S dapat didekati dengan paris P = 200 + 0,1 Q.
Contoh:
Pemintaan dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi (persamaan) yang
menunjukkin liuhungan antara harga barang (P) dan jumlah yang mau dibeli (Q1).
Rumus urnum iiiitiik fungsi permmntaan yang berbentuk garis lurus adalah: P = a
mQ. Misalnya P = 80 0,5 Q.
Ieiiawaran pun dapat dinyatakan sebagai fungsi (persamaan) yang menunjukkan
hubungan antara harga barang (P) dan jumlah yang mau dijual (Q). Rumus umum
untuk fungsi penawaran yang berbentuk garis lurus adalah: P = a + mQ. Misalnya: P
= 20 + 0,5 Q.
Ditanyakan: Berapakah harga keseimbangan. Hitunglah dan lukiskan kurvenya.
14
Perpotongan kurve P dan kurve S menunjukkan harga keseimbangan, dimana Qd =
Qv.
Perhatikan bahwa hasil perhitungan dan titik potong dalam grafik harus cocok.
Proses penyesuaian
Harga keseimbangan merupakan persesuaian antara keinginan pembeli
dan keinginan penjual, sehingga masing-masing pihak mendapat apa yang
diinginkan, tanpa adanya kekurangan/kejebihan Harga keseimbangan tidak selalu
tercapai. mi ternyata dan adanya persediaan barang-barang yang bertumpuk di
gudang karena tak laku terjual, atau dan kekurangan barang yang sering terjadi.
Untuk menyamakan permintaan dan penawaran diperlukan suatu proses
penyesuaian, yang biasanya memerlukan waktu (mungkin waktu yang cukup lama).
Bila proses mi digambarkan dalam kurve, akan kelihatan seperti sarang labah-lahah.
Sebagai contoh lihatlah gambar dibawah ini.
15
Keterangan Gambar Proses Penyesuaian.
Pada P = 400, jumlah Qv = 50. Tetapi pada harga ini Qd hanya 10. jumlah Qs
= 50 hanya akan mau dibeli konsumen dengan harga P = 100. Pada P = 100, Qd
memang 50. tempat Qs hanya 15. jadi ada kekurangan, dan harga akan naik. Untuk
memperoleh jumlah sebanyak Q = 15 para pembeli bersedia membayar P = 330.
Pada P = 330, Q.s = 45. Tetapi Qs ,sebesar 45 hanya akan dapat laku pada harga P
= 130. Demikian seterusnya sampai akhirnya tercapai P = 200 dan Qd Q,s = 30.
Contoh lain untuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran
bersama-sama menentukan harga pasar, dapat dilihat sebagai berikut :
16
pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para
pembeli hanya mau membeli sedikit.
pada harga rendah, para pembeli ingin membelibanyak, tetapi para
penjualhanya mau menjualsedikit.
Pertanyaan :
1.Berapa harga Semangka Tanpa Biji yang akhirnya akan terjadi ?
2.dari kemungkinan harga yang tercantum dalam table diatas, harga
manakah yang akan berlaku di pasaran ?
Jawaban :
Setelah terjadi interaksi antara pembeli dan penjual, akhirnya akan terbentuk
satu harga tertentu, yaitu harga dimana jumlah yang mau dibeli Qd sama
dengan jumlah yang mau dijual Qs. Harga inilah yang disebut dengan harga
pasar atau harga Keseimbangan.
Pemahaman Tabel harga pasar semangka .
A. Untuk harga Rp. 2000/kg :
1.Apakah Harga Rp. 2000/kg dapat terjadi ? dapat ! sebab memang ada
beberapa pembeli yang bersedian membayar harga setinggi itu.
2.Apakah Harga Rp. 2000/kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ?
Tidak dapat ! karena pada harga Rp. 2000/kg para penjual hanya mau
menjual 13.000 kg. tetapi pada harga itu pembeli hanya mau membeli
6000 kg/minggu. Jadi ada kelebihan sebanyak 7000 kg yang tak terjual.
3.Supaya barangnya laku , maka akan ada penjual yang menurunkan harga
danmenjual barangnya dengan harga yang lebih rendah dari yang lain.
Sehingga harga Rp. 2000/kg tidak akan berlaku menjadi harga umum
dipasaran.
( pada situasi seperti ini dengan istilah Tehnis Buyer Market pasar
dikuasai oleh para pembeli. Pembeli dipihak yang kuat, penjual dipihak
yang lemah. Situasi ini menguntungkan pembeli.
B. Untuk harga Rp. 2000/kg :
1.Apakah Harga Rp. 400/kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ? Tidak
dapat ! karena pada harga Rp. 400/kg para pembeli hanya mau membeli
sebanyak11.000 kg per minggu (Qd = 11.000). tetapi para penjual hanya
Misalnya : P = 80 0,5 Q
2. Rumus UmumFungsiPenawaranadalah :
P = a + mQ
Misalnya : P = 20 + 0,5 Q
3.Rumus UmumHarga Keseimbanganadalah :
Qs = Qd
20 + 0,5 Q = 80 0,5 Q
ELASTISITAS
> PENGERTIAN ELASTISITAS
Kurve permintaan dan penawaran memperlihatkan bagaimana reaksi pembeli dan
penjual (dalam hal banyak-sedikitnya jumlah yang mau dibeli atau dijual) terhadap
perubahan harga. Dalam masalah reaksi ini dipertanyakan lebih lanjut: berapa
besarnya perubahan harga dan berapa besarnya reaksi tsb. Sehingga para para ahli
ekonomi memberikan pengertian elastisitas permintaan dan penawaran
ELASTISITAS PERMINTAAN
Inti pengertian permintaan adalah: hubungan antara HARGA suatu barang dengan
Jumlah yang mau dibeli. Bentuk kurve permintaan yang turun ke kanan menunjukkan
hagaimana reaksi jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga: kalau P naik,
Qd Iislru berkurang, sedang kalau P turun, Qd justru bertambah.
Tetapi reaksi konsumen tidak mesti sama untuk pelbagai macam barang. Untuk
heherapa macam barang para konsumen sangat peka terhadap perubahan harga,
artinya:
1witihahan harga yang kecil saja sudah menyebabkan jumlah yang mau dibeli
berkurang hanyak. Tetapi ada juga barang di mana konsumen hampir tidak peka
terhadap pertihahan harga: biarpun harga naik, jumlah yang dibeli hampir tidak
berkurang. Untuk iiicnyatakan peka-tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap
perubahan harga dipergunakan istilah elastisitas, tepatnya elastisitas harga (price
elasticity of demand).
PENGERTIAN DAN RUMUS ELASTISITAS PERMINTAAN
Ealastisitas (harga) menunjukkan bagaimana reaksi pembeli (dalam hal jumlah
yang mau dibeli) bila ada peruhahan harga, atau: peka-tidaknya jumluh yang man
dibeli terhadap perubahan harga. Maka agar dapat dibandingkan dua-duanya
dinyatakan dalam %
Jika konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, permintaan akan
barang itu disebut ELASTIS.
Artinya: perubahan harga yang kecil menyebabkan perubahan yang relatif
(lebih) hesar dalam jumlah yang diminta. Misalnya harga naik dengan 10%.
Akibatnya jumlah barang yang mau dibeli berkurang dengan % yang lebih
besar, misalnya 20%
Jika konsumen kurang peka terhadap perubahan harga suatu barang tertentu,
permintaan akan barang itu disebut INELASTIS.
Artinya: meskipun kenaikan harga (relatif) cukup besar. namun jumlah yang mau
diheli hampir tidak berkurang; sedang kalau harga barang turun, jumlah yang
diminta hampir tidak bertamhah.
SISTEM HARGA
pentingjuga. Kalau begitu. mengapa mereka membatasi hanya pada segi hiaya
saja. Sementara itusegi kegunaan barang sama sekali diabaikan.