Azimuth matahari (AM) untuk setiap saat bisa ditentukan bila data mengamati
matahari tersebut untuk menentukan tingginya serta dicatat pula waktunya atau saat
pengamatan. Apabila sebelum atau sesudah mengamat pada matahari kemudian
teropong dibidikan ketitik acuan (P) dan dibaca lingkaran horizontalnya, sehingga
dapat dihitung sudut horizontalnya antara titik acuan dan matahari saat diamat ()
maka dapat ditentukan azimuth kearah acuan.
2. Z- KU = (900 - )
Arloji yang digunakan untuk pengamatan yang mempunyai ketelitan sampai menit. Untuk
mendapatkan deklinasi saat pengamatan dicari dengan interpolasi linier demikian pula saat
mencari lintang pengamatan pada peta topografi.
Cara pengamatan matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari peralatan
yang digunakan antara lain:
1. Memekai filter gelap di okuler, sehingga dapat langsung membidik matahari
2. Tanpa filter, sehingga bayangan matahari ditadah dikertas di belakang okuler
Kedua cara diatas bisa diamat atau dibidik pusat matahari apabila diafragma dilengkapi
dengan lingkaran matahari, namun bila tidak dengan cara menyinggungkan tepi-tepi
bayangan matahari pada benang silang mendatar atau tegak(metode kuadran tangent)
3. Menggunakan prisma Roelofs yang dipasang dimuka lensa obyektif, sehingga dapat
langsung dibidik pusat matahari
Koreksi-koreksi hasil pengamatan :
1. Koreksi Refraksi
Akibat refraksi sinar, benda langit akan terlihat lebih tinggi. Sehingga koreksi
refraksi selalu negative(minus).
Besar koreksi (r) = 58cot hu (dalam tekanan udara normal), atau
r = rm cp. Ct
dimana :
2. Koreksi Paralak
Koreksi ini selalu dikurangkan untuk sudut Zenit dan ditambahkan untuk
3.
c. Koreksi Ketinggian
d. Korekksi Setengah Diameter sudut helling
e. Koreksi waktu
2.
3.
4.
5.
6.
Varian = S2 =
n1
2
Simpangan Baku atau Ketelitian Pengamatan = s = S
V2
n1
Azimuth Matahari
Peralatan :
1. Teodolit Topcon
2. Statif
3. Unting unting
4. tripot
5. Kertas putih