Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan farmakognosi, simplisia, herbarium, dan haksel
menurut 5 literatur berbeda sertakan pustakanya!
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber-sumber alamiah obat,
yaitu hewan, tumbuhan, mineral, atau produk-produknnya (kumpulan kuliah
farmakologi Edisi 2: 6) Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta: EGC
Farmakognosi adalah pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu
pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. (Dasardasar farmakognosi: 1) Alfi Rizky. S. Farm., Apt.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. (Dasar-dasar farmakognosi: 3)
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang
belum mengalami pengolahan kecuali proses pengeringan (Cara Produksi Simplisia
yang Baik:1) Herawati, Dian, dkk. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik.
Bandung: Institut Pertanian Bogor
2. Penggolongan herbarium:
Herbarium basah
Herbarium kering
Pengolahannya
Herbarium basah
Herbarium kering
3. Penggolongan simplisia:
Simplisia terbagi menjadi tiga bagian yakni simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman (eksudat tanaman
adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari
selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara
tertentu yang masih belum merupakan zat kimia murni), simplisia hewani yaitu
simpisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat yang dihasilkan hewan yang
masih belum berupa zat kimia murni, dan simplisia mineral adalah simplisia yang
berasal dari bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa zat kimia murni
(Dirjen POM,1979).
Cara pengolahan simplisia (Cara Produksi Simplisia yang Baik:17-23) Herawati,
Dian, dkk. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik. Bandung: Institut Pertanian
Bogor:
a. Pemanenan
Peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan dalam keadaan kering, tangan
harus bersih,dan penempatan dalam wadah tidak boleh terlalu penuh sehingga tidak
terjadi panas yang berlebihan.
*Pemanenan daun
Umumnya daun dapat dipanen setelah tanaman berumur satu tahun atau pada saat
taman telah tumbuh maksimal yang tergantung kepada masing-masing jenis tanaman.
Pemanenan dilakukan dengan cara pemangkasan menggunakan pisau atau gunting
bersih.

*Pemanenan bunga
Bunga dapat dipanen ketika masih kuncup ataupun sudah mekar. Pemanenan
dilakukan dengan pemetikan dengan tangan atau dengan alat pemotong (gunting atau
pisau).
*Pemanenan buah
Buah dapat dipanen jika sudah masak. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara
pemetikan.
*Pemanenan rimpang/akar
Waktu panen rimpang bervariasi tergantung pada jenis rimpang (pada umumnya
dipanen setelah tanaman berumur 8 10 bulan; Pemanenan dilakukan dengan
menggunakan cangkul, garpu, sekop kecil atau alat lain yang bisa mencegah rusaknya
rimpang saat dipanen
*Pemanenan biji
Biji dipanen pada saat sudah matang atau biji telah terbentuk dengan sempurna. Biji
dipanen dengan pemetikan buah lalu dikupas
*Pemanenan kayu dan kulit kayu
Umur panen kayu dan kulit kayu tergantung pembentukan senyawa aktifnya.
Pemanenan kulit kayu dilakukan dengan cara menguliti batang kayu menggunakan
pisau. Pemanenan batang kayu dilakukan dengan cara memotong batang/bagian
batang yang memiliki khasiat.
b. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan bahan yang busuk, bahan yang tidak sesuai
(misal terlalu tua atau terlalu muda) atau kotoran yang tidak diinginkan.
c. Pencucian dan penirisan
Pencucian harus dilakukan segera setelah panen dengan menggunakan air bersih.
Sebaiknya, air yang digunakan sudah diklorinasi. Setelah dicuci, bahan-bahan
ditiriskan di rak pengering. Untuk daun, bunga, buah, biji, kulit kayu dan batang kayu,
pencuciannya dilakukan di bawah air mengalir atau dengan perendaman beberapa kali
pada wadah dan air yang berbeda sambil dilakukan pembersihan kotoran dengan
tangan. Wadah yang digunakan dapat berupa baskom plastik atau bak perendam yang
selalu dibersihkan. Untuk rimpang atau akar, pencuciannya dilakukan dengan
penyemprotan atau penyikatan atau kombinasi penyemprotan dan penyikatan apabila
kotoran melekat sangat kuat dan bahannya cukup keras. Penyemprotan dilakukan
dengan air bertekanan tinggi. Penyikatan harus dilakukan dengan hati-hati jangan
sampai merusak bahan.
d. Perajangan/pengirisan
Untuk bahan-bahan yang berukuran besar, tebal dan tidak lunak dilakukan pengirisan
dengan menggunakan pisau bersih atau mesin perajang. Irisan diatur agar tidak
terlalu tipis ataupun terlalu tebal (ketebalan kurang dari 1 cm).
e. Pengeringan
*Dengan sinar matahari
Sebaiknya dilakukan dalam rumah pengering yang tertutup tetapi sinar matahari dapat
menembus ke dalam rak-rak pengering. Rumah pengering dilengkapi rak yang kuat,
tahan karat dan selalu dijaga kebersihannya. Rumah pengering harus dilengkapi
dengan pengatur sisrkulasi udara seperti ventilasi atau blower.

*Dengan alat pengering (pengering kabinet)


Pengering kabinet dengan sumber panas gas atau listrik. Rak-rak pengering berupa
stainless steel yang harus dijaga kebersihannya. Penyebaran bahan di atas rak
pengering harus dilakukan setipis mungkin agar cepat kering. Suhu pengering diatur
pada 40oC 60oC.
f. Pengemasan dan pelabelan
*Bahan kemasan : plastik PP tebal atau aluminium foil
*Fungsi kemasan: kemasan primer dan kemasan sekunder
*Kapasitas kemasan: bulky (besar) atau eceran (kemasan kecil)
*Syarat kemasan: kedap air dan udara
*Penyimpanan: bersih, tidak lembap, ventilasi cukup dan bebas dari hama
*Label: menarik dan informatif
4. Alkaloid adalah senyawa organik bernitrogen dan bersifat basa, umumnya bersal dari
tumbuhan, misalkan turunan piridina, kuinolina, isokuinolina, dan pirola, banyak yang
berkhasiat sebagai obat, bersifat narkotik atau toksik. (kamus kimia: 26) pudjaatmaka,
A. Hadyana. 2002. Kamus kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Flavonoid adalah zat pigmen dalam tumbuhan yang larut dalam air. (kamus gizi: 66)
Sadjaja, Atmarita. 2009. Kamus Gizi Pelengkap kesehatan Keluarga. Jakarta: kompas
Glikosida adalah senyawa yang terbentuk dari senyawa hidroksida dan gula yang
terdapat dalam tumbuhan. (kamus sains: 146) Hadidat, dkk. 2004. Kamus sains.
Jakarta: Balai Pustaka
Steroid adalah
5. Cara menentukan dan menetapkan suatu simplisia yang baik sesuai dengan aturan
yang berlaku (Cara Produksi Simplisia yang Baik:11) Herawati, Dian, dkk. 2012.
Cara Produksi Simplisia yang Baik. Bandung: Institut Pertanian Bogor:
a. Kering (kadar air < 10%), dengan ciri:
Simplisia daun: bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan
Simplisia bunga: bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan atau
mudah dipatahkan
Simplisia buah dan rimpang (irisan): mudah dipatahkan
b. Tidak berjamur (bulukan)
c. Berbau khas menyerupai bahan segarnya
6. Manfaat mempelajari farmakognosi di bidang biologi, fisika, kimia, pertanian dan
kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai