Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan
adanya keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui
Rosul-Nya. Maka dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya
bersifat ghaib, atau mempunyai unsur ghaib. Iman kepada tujuh langit,
yang didalamnya terdapat malaikat, baitul mamur, di tingkat ketujuh ada
syurga, atapnya adalah Arsy, ruh- ruh kaum mukminin naik padanya,
semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al-Quran. Iman dengan
adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari keimanan
kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang
ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun.
Ghaib adalah kata masdar yang digunakan untuk setiap sesuatu
yang tidak dapat diindra, baik diketahui maupun tidak. Iman kepada yang
ghaib berarti percaya kepada segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau
oleh panca indra dan tidak bisa dicapai oleh akal biasa, akan tetapi ia
diketahui oleh wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul.
Iman kepada yang ghaib adalah salah satu sifat dari orang-orang
mukmin. Al-Quran sendiri telah menyebutkan kata ghaib kurang lebih
sebanyak 56 kali. Dan di permulaan surat al-Baqarah, Allah meyebutkan
salah satu dari karakter orang-orang yang beftaqwa adalah, orang-orang
1

yang

beriman

kepada

yang

ghaib.

Allah

Subhannahu

wa

Taala

berfirman:

Alif laam miim. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan pada-nya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian
rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Al-Baqarah: 1-3).

Bentuk percaya kepada alam ghaib bukan berarti boleh memintaminta kepada makhluq halus, jin, syetan, iblis dan sebagainya. Ini
pengertian percaya yang keliru. Percaya disini meyakini keberadaan dan
eksistensi alam dan makhluq ghaib, termasuk surga, neraka, malaikat,
alam kubur, alam barzakh, padang mahsyar dan seterusnya. Inti dari
kepercayaan

kepada

semua

itu

tidak

lain

bahwa

kita

harus

mempersiapkan diri untuk mati dan masuk ke alam ghaib itu serta
mempertanggung-jawabkan semua amal kita di dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Bagaimana
Bagaimana
Bagaimana
Bagaimana

Iman
Iman
Iman
Iman

Kepada
Kepada
Kepada
Kepada

Allah?
Malaikat
Hari Kiamat
Padang Mahsyar
2

5. Bagaimana Iman Kepada Qada dan Qadar


6. Bagaimana Iman Kepada Makhluk Allah Swt.
7. Bagaimana Iman Kepada Eksistensi Alam

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui

Iman Kepada Allah.


Iman Kepada Malaikat.
Iman Kepada Hari Kiamat.
Iman Kepada Padang Mahsyar.
Iman Kepada Qada dan Qadar.
Kepada Makhluk Allah Swt.
Kepada Eksistensi Alam.

BAB II
PEMBAHASAN
Ghaib adalah apa yang tersembunyi dari manusia tentang perkaraperkara yang akan datang atau yang telah lalu dan apa yang tidak mereka
lihat[1]. Ilmu ghaib ini khusus milik Allah semata Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah:"tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui

perkara

yang

ghaib,

kecuali

Allah",

dan

mereka

tidak

mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (An-Naml:65)


Maka tak seorangpun mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata,
namun terkadang Allah memperlihatkan apa yang dikehendakinya dari yang
ghaib kepada rasul-rasulnya untuk suatu hikmah dan kemaslahatan. Allah
SWT berfirman : (dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia
tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. kecuali
kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-jin 26-27)

Artinya Allah tidak memperlihatkan sesuatupun dari masalah ghaib


kecuali kepada orang yang dipilihnya untuk mengemban risalahnya. Allah
memperlihatkan kepadanya apa yang dikehendakinya dari masalah ghaib.
Karena bukti kenabiannya adalah mukjizat dan diantara mukjizat itu adalah
1 http://ibnuhussain.wordpress.com/umum/beriman-kepada-yang-ghaib/

mengabarkan tentang masalah ghaib yang diperlihatkan Allah kepadanya.


Dan hal ini berlaku umum bagi rasul (utusan Allah), baik dari jenis malaikat
maupun dari jenis manusia. Dan selain mereka tidak diperlihatkan masalah
ghaib berdasarkan dalil yang membatasinya. Barang siapa yang mengaku
mengetahui ilmu ghaib dengan cara apapun, padahal dia bukan orang yang
dipilih Allah sebagai rasul maka ia adalah pendusta dan kafir.2
Alam yang dapat disaksikan oleh Al-Quran dinamakan alam syahadah
(alam nyata), sedangkan alam yang tidak tampak oleh indra kita (alam
metafisik) dinamakan alam ghaib. Tentang alam nyata, semua manusia
mempercayai dan membenarkan keberadaannya. Bahkan hewan yang bisu
saja dengan perasaannya dapat mengetahui keberdaannya. Jadi,dalam
mempercyai masalah ini tidak ada orang yang lebih unggul daripada yang
lain. Sebab ini termasuk dalam kategori ilmu dhaaruri. Keunggulan hanya
ada dalam kepercayaan kepada yang gaib. Keunggulan ini ada pada orang
beriman kepada apa yang tidak dapat ia lihat, namun ia membenarkan
keberadaannya karena bersandar kepada kebenaran berita mengenai hal itu.
Bagaimana kita percaya kepada yang gaib, sedangkan Allah tidak
memberikan kepada kita indra untuk mengetahuinya? Jika kita hanya
bersandar pada indara dan akal untuk menentukan segalanya, maka kita
akan tetap pada kejahilan mengenai apa yang ada dibalik materi, oleh
karena itu, diantara hikmah Allah dan rahmatnya yang diberikan kepada kita,

2 http://pondokassunnah.com/pelajaran-2-07-iman-kepada-hal-hal-yang-ghaib/
5

Allah tidak membiarkan akal dalam kelemahanya untuk mengetahui, tetapi


Allah memberitahukan hal-hal yang dibutuhkannya.3
Pemberitahuan itu tidak berasal dari jiwa, tetapi datang dari luarnya
bukan dari intuisi jiwa, inspirasi spiritual, kilasan pikiran, juga bukan
kesimpulan akal. Kia tidak muncul dari kemampuan manusiawi, tetapi
datang dari luar melalui salah satu dari tiga jalan: Pertama, diberikannya
berita-berita ini oleh Allah kepda manusia melalui ilham, mimpi atau jalan
lainnya yang tidak bisa direkayasa oleh manusia dan tidak dapat dihasilkan
dengan cara ijtihad, lalu ia merasakan dan mengungkapkannya. Kedua,
memperdengarkannya tanpa bisa diketahui siapa yang sebenarnya telah
mengatakannya, sehingga hal itu sampai ketelinganya yang akhirnya ioa
dapat mengetahui. Ketiga, (yang paling sering), Allah mengutus salah
seorang dari makhluknya yang pilihan dan taat serta gaib dari mata kita,
yaitu makhluk yang dinamakan malaikat, kepada salh seorang manusioa
yang dipilih

oleh

Allah yakni

Rasul untuk

menerima

risalhnya

dan

memerintahkannya agar menyampaikan risalah itu kepada manusia.


Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347]
atau

dengan

mengutus

seorang

utusan

(malaikat)

lalu

diwahyukan

kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia


Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(Asy-Syura : 51)

3 http://ibnuhussain.wordpress.com/umum/beriman-kepada-yang-ghaib/
6

Maslah

gaib

yang

merupakan

rukun

iman

dimana

orang

yang

mengingkarinya dianggap kufur dan keluar dari agama islam adalah


masalah-masalah gaibn yang dikemukkan oleh Al-Quran. Adapun maslah
gaib yang disebutkann dalam sunnah hadis yang sahih, maka orang yang
mengingkarinya tidak bisa dikafirkan dan tidak sampai keluar dari agama,
tetapi dianggap fasiq.
Perbedaan antara kitab dan sunah disini perlu sedikit dijelaskan. Wahyu
yang diterima oleh Nabi yang kemudian beliau sampaikan kepada umatnya
dan hadis yang beliau tuturkan , keduanya pada dasarnya memiliki kekuatan
yang sama untuk dijadikan hujjah.
Alam gaib itu bermacam-macam, diantaranya: Pertama, kegaiban yang
tidak kita ketahui, namun diketahui oleh manusia yang lain selain kita.
Misalnya, kisah Yusuf yang dinamakan oleh Allah sesuatu yang gaib. Sebab
Nabi Muhammad SAW dan kaumnya tidak mengetahui kisah tersebut dengan
indra mereka tidak melihat serta tidak pula mendengarnya. Kedua, kegaiban
yang tidak diketahui oleh manusia, meskipun ada kemungkinan secara akal
mereka

dapat

mengetahuinya

sekiranya

Allah

mengemukakan

waktu

penciptaan mereka. Seperti misalnya, peristiwa-peristiwa yang pernah


terjadi dibumi sebelum mereka dan berita-berita mengenai makhluk-makhluk
yang pernah menghuninya, meski secara riil mereka tidak mengetahuinya.
Ketiga, kegaiban yang tidak mungkin dapat diketahui dengan indra, tidak
dapat ditentukan oleh akal, dan tidak dapat dimengerti hakikatnya dengan

imajinasi. Contohnya sifat-sifat Allah dan segala makhluknya yang digaibkan


dari kita seperti para malaikat, jin, setan, keadaan hari kiamat, serta
kejadian-kejadian sesudah hari kiamat yang berupa hisab, pahala, dan siksa.

A. Iman Kepada Allah


Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan
lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Dengan
demikian iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah SWT itu ada, Allah Maha Esa. Keyakinan itu diucapkan dalam
kalimat :


Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah
Sebagai perwujudan dari keyakinan dan ucapan itu, harus diikuti
dengan perbuatan, yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat
mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar umat manusia
beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya: Wahai
orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Quran) yang diturunkan kepada
RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya,

dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.
(Q.S. An Nisa : 136)

Itulah keimanan yang sesungguhnya. Jika sudah demikian Insya


Allah hidup kita akan tentram. Apabila hati dan jiwa sudah tentram, maka
seseorang akan berani dan tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan
ini. Segala nikmat dan kesenangan selalu disyukurinya. Sebaliknya setiap
musibah dan kesusahan selalu diterimanya dengan sabar.
Dasar Beriman Kepada Allah: (a) Kecenderungan dan pengakuan
hati, (b) Wahyu Allah atau Al-Quran, dan (c) Petunjuk Rasulullah atau
Hadits. Setiap manusia secara fitrah, ada kecenderungan hatinya untuk
percaya kepada kekuatan ghaib yang bersifat Maha Kuasa. Tetapi dengan
rasa kecenderungan hati secara fitrah itu tidak cukup. Pengakuan hati
merupakan dasar iman. Namun dengan pengakuan hati tidak akan ada
artinya, tanpa ucapan lisan dan pengalaman anggota tubuh. Sebab
antara pengakuan hati, pengucapan lisan, dan pengalaman anggota
tubuh merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Untuk
mencapai

keimanan

yang

benar

tidak

hanya

berdasarkan

fitrah

pengakuan hati nurani saja, tetapi harus dipadukan dengan Al-Quran


dan Hadits.5

B. Iman Kepada Malaikat


4 Achmad Qomary. 2003. AhlusuSnnah Wal Jamaah. (Jakarta: CV. Wangsamerta). Hal 24
5 Rosihon Anwar. 2008. Akidah Akhlak. (Bandung: Pustaka Setia). Hal 120
9

Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat


pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata
malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Iman kepada Malaikat adalah
yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah
SWT dari cahaya / nur.
Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :
1. Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak
2.
3.
4.
5.

melaksanakan apa yang dilarang Allah SWT.


Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.6

Fungsi iman kepada Malaikat Allah :


1. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti
melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh
malaikat.
2. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan
dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlombalomba mendapatkan Lailatul Qodar.
3. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk
mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat.

6 Abdulloh Zakiy Al Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1991. Mutiara Ilmu Tauhid.
(Bandung: Pustaka Setia). Hal 112
10

4. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan


karena tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.7

C. Iman Kepada Hari Kiamat


Iman kepada hari Akhir merupakan salah satu rukun dari rukun iman,
dan salah satu aqidah dari aqidah Islam yang pokok, karena masalah
kebang-kitan di negeri akhirat merupakan landasan berdirinya aqidah
setelah masalah keesaan Allah Taala. Hari akhir atau hari kiamat adalah
hari binasanya atau hancurnya seluruh alam semesta. Hari kiamat
didahului dengan tanda-tanda seperti keluarnya Dajjal, Yajuj Majud,
turunnya Nabi Isa AS, keluarnya hewan-hewan besar, muculnya matahari
dari barat dan lain sebagainya. Iman kepada segala hal yang terjadi pada
hari Akhir dan tanda-tandanya merupakan keimanan terhadap hal ghaib
yang tidak bisa dijangkau oleh akal, dan tidak ada jalan untuk
mengetahuinya kecuali dengan nash melalui wahyu. Karena pentingnya
hari yang agung ini, kita dapati (di dalam al-Qur-an) bahwa Allah Taala

7 Nasruddin Razdi. 1973. Dienul Islam. (Bandung: PT. Al Maarif). Hal 157
11

seringkali menghubungkan iman kepada-Nya dengan iman kepada hari


Akhir.8
Sesudah hari kiamat manusia dibangkitkan dari kematian dan mulai
menjalani kehidupan baru di alam akhirat dengan fase sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Yaumul
Yaumul
Yaumul
Yaumul

Baats ( Hari Kebangkitan )


Mahsyar ( Hari Berkumpul di Padang Mahsyar )
Mizan ( Hari Pertimbangan Amal )
Jaza ( Hari Pembalasan )

Sesungguhnya beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan beriman


kepada apa yang ada di dalamnya berupa pahala dan siksaan adalah
sesuatu yang benar-benar mengarahkan prilaku manusia kepada jalan
yang benar. Tidak ada satu undang-undang pun yang dibuat manusia,
mampu menjadikan prilaku manusia lurus dan istiqamah sebagaimana
yang dihasilkan oleh iman kepada hari Akhir. Oleh karenanya, ada
perbedaan yang sangat nampak antara prilaku orang yang beriman
kepada Allah dan hari Akhir, dia mengetahui bahwasanya dunia adalah
ladang bagi kehidupan akhirat, juga mengetahui bahwasanya amal shalih
adalah bekal hari akhir.9
Fungsi iman kepada hari akhir antara lain :
1.

Bertindak / beramal dengan penuh tanggung jawab.

8 Rosihon Anwar. 2008. Akidah Akhlak. (Bandung: Pustaka Setia). Hal 181
9 Thantawi Syaikh Ali.2004.Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi. (Solo: Era Intermedia). Hal
156

12

2.
3.
4.

Pandangan hidup optimis.


Kehidupan yang shaleh di masyarakat.
Menambah rasa iman dan taqwa pada Allah.
Beriman kepada hari akhir artinya meyakini bahwa hari akhir itu haq

dan

tidak

ada

keraguan

tentangnya.

Adanya

hari

akhir

dan

mengimaninya merupakan motivasi bagi seorang mukmin untuk semakin


bersemangat dalam berlomba-lomba berbuat kebaikan dan memperbaiki
kesalahan yang telah diperbuat.10
Adapun orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir serta
apa yang ada di dalamnya, baik perhitungan maupun pembalasan, maka
dia akan selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan segala
keinginannya dalam kehidupan dunia, terengah-engah di belakang
perhiasannya, rakus dalam mengumpulkannya, dan sangat pelit jika
orang lain ingin mendapatkan kebaikan melaluinya. Dia telah menjadikan
dunia sebagai tujuannya yang paling besar, dan puncak dari ilmunya
(pengetahuannya).

Dia

mengukur

setiap

perkara

dengan

kemaslahatannya semata, tidak mempedulikan orang lain dan tidak


pernah melirik sesamanya kecuali dalam batasan-batasan yang dapat
mewujudkan manfaat bagi dirinya pada kehidupan yang pendek dan
terbatas ini. Dia bergerak dengan menjadikan bumi dan umur sebagai
batasannya

saja.

Oleh

karena

itu,

sistem

perhitungan

dan

10 Abdulloh Zakiy Al Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1991. Mutiara Ilmu Tauhid.
(Bandung: Pustaka Setia). Hal 145
13

pertimbangannya pun berubah-ubah dan akan berakhir dengan hasil


yang salah.

D.Iman Kepada Padang Mahsyar


Iman kepada padang mahsyar adalah meyakini bahwa semua
makhluk setelah dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan akan digiring
ke Mahsyar, yaitu suatu tempat berkumpul, berupa padang putih yang
luas, rata dan lurus, tidak ada kelokan dan gundukan. Tak ada bukit yang
dapat

digunakan

manusia

untuk

bersembunyi

atau

jurang

untuk

berlindung dari pandangan mata. Mahsyar adalah satu tanjakan yang


membentang, tanpa naik turun. Mereka akan digiring kesana secara
berbondong-bondong.
Tingkatan manusia dalam iring iringan menuju mahsyar ini
berbeda-beda sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Ada yang
menaiki kendaraan, yaitu orang-orang yang bertakwa. Ada yang jalan
dengan kakinya yaitu orang-orang islam yang kurang beramal (sedikit
amal baiknya). Ada yang berjalan dengan wajahnya (kepalanya) atau
jungkir yaitu orang-orang kafir. Dari tempat berkumpul itu kemudian
mereka diarahkan ke surga atau neraka. Setelah itu mereka akan
melewati jembatan (Shirat).11

11 http://qomiuth-thughyan.blogspot.com/2013/02/8-iman-kepada-hasyrdikumpulkannya.html

14

Dalam hal ini ummat Muhammad terbagi menjadi tujuh macam


golongan, yaitu:
1.

Shiddiquun, yaitu orang-orang yang suka pada kebenaran atau

sangat membenarkan ajaran Nabi, mereka berjalan melewati shirat


dengan kecepatan tinggi bagaikan petir yang menyambar.
2.
Alimun, yaitu orang-orang yang alim. Mereka berjalan melewati
shirat bagaikan angin yang bertiup kencang.
3.
Budala, Yaitu para wali Abdal (mulya), mereka berjalan melewati
shirat bagaikan burung yang terbang dalam waktu singkat.
4.
Syuhada, yaitu orang-orang yang mati syahid. Mereka berjalan
melewati shirat bagaikan kuda balap dalam waktu setengah hari.
5.
Hujjaj, yaitu orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji
dengan baik. Mereka berjalan melewati shirat dalam waktu sehari
penuh.
6.
Muthiuun, yaitu orang-orang yang taat beribadah kepada Allah.
Mereka berjalan melintasi shirat dalam waktu sebulan.
7.
Ashun, yaitu orang-orang yang durhaka(berbuat maksiat), tetapi
masih memiliki iman. Mereka meletakkan kaki pada shirat, sementara
dosa-dosanya ada di punggung mereka. Ketika mereka berjalan
melintasinya, api neraka jahanam akan menjilat mereka. Tetapi saat itu
api neraka jahanam akan melihat sinar iman di dalam hati mereka,
maka berkatalah ia :Selamatlah kau wahai orang yang beriman.
Sesungguhnya

sinarmu

memadamkan

baraku. Keterangan

ini

sebagaimana dikemukakan oleh Imam Muhammad Al Hamdani.

15

Di padang mahsyar semua makhluk merasa malu ketika dihadapkan


kepada Tuhan Yang Maha Perkasa. Masing-masing sibuk dengan dirinya
sendiri, bertebaran bagaikan laron. Teman-teman dekat bertemu, saling
melihat dan saling mengenal, tetapi mereka tidak saling menyapa.
Mereka dalam keadaan telanjang kaki, telanjang bulat dan berjalan kaki.
Rasulullah
telanjang

Saw
kai,

bersabda:

manusia

telanjang bulat dan

dibangkitkan
belum

dalam

dikhitan.

keadaan

Mereka

akan

dikendalikan oleh keringat yang mencapai daun telinga.12

E. Iman Kepada Qada dan Qadar


Menurut

istilah

Islam,

yang

dimaksud

dengan

qadha

adalah

ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang


segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti
qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun
menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah
terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai
dengan iradah-Nya.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para
ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :13

12 http://ferinaldop.blogspot.com/

13 Rosihon Anwar. 2008. Akidah Akhlak. (Bandung: Pustaka Setia). Hal 230
16

Takdir muallaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar


manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur
pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun.
Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur
pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman: Bagi manusia ada malaikatmalaikat

yang

selalu

mengikutinya

bergiliran,

di

muka

dan

di

belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.Sesungguhnya


Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia. (Q.S Ar-Rad ayat 11)
Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat

diusahakan

atau

tidak

dapat

di

tawar-tawar

lagi

oleh

manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau
dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih
dan sebagainya.14
F. Iman Kepada Makhluk Ghaib Allah Swt.
1.
Jin
Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy (dalam
bahasa arab dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggris) artinya
14 Abdulloh Zakiy Al Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1991. Mutiara Ilmu Tauhid.
(Bandung: Pustaka Setia). Hal 180
17

yang tersembunyi atau yang tertutup atau yang tak terlihat. Hal
itulah yang memungkinkan kita mengaitkannya dengan sifat yang
umum alam tersembunyi, sekalipun akidah Islam memaksudkannya
dengan makhluk-makhluk berakal, berkehendak, sadar dan punya
kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama kita di bumi ini.
Dalam sebuah hadits dari Abu Thalabah yang bermaksud : Jin itu
ada tiga jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di
udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan berpindahpindah.
Allah S.W.T. menciptakan jin sebelum menciptakan manusia,
dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia
mahupun jin sendiri. Allah S.W.T. berfirman (maksudnya) : Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah
menciptakan jin, sebelum itu dari api yang sangat panas. (QS. Al-Hijr:
26-27)
Secara

etimologi

Al-Jin

berasal

dari

kata

jamak

artinya

bersembunyi.Al-Jin kerena tersembunyi dari pandangan manusia. Jin


adalah suatu macam makhluk yang termasuk dalam golongan ruh
yang berakal yang juga diberi perintah taklif (menjalankan syariat
agama). Allah SWT menjelaskan tentang asal bahan yang dari
padanya jin itu diciptakan oleh-Nya bagaimana firmannya:

18

,,Sungguh kami (Allah) telah menciptakan manusia itu dari


tanah kering (yang berasal) dari lumpur hitam,yang diberi bentuk.
Dan kami ciptakan jin sebelum itu dari api yang sangat panas.
(QS.Hijir 26-27)
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa jin diciptakan dari api yang
tiada berasap yang murni sama sekali.dan penciptaan jin lebih dulu
dari pada penciptaan manusia.
Jin

juga

diperintahkan

untuk

mengerjakan

syariah

agama

sebagiamana manusia, sedang yang mereka ikuti adalah rasul dari


manusiadalam hal ini Allah SWT berfirman:
,,Hai para jin dan manusia! Bukankah sudah datang pada mu
rasul-rasul yang dari golonganmu sendiri, menerangkan ayat-ayat
(keterangan-keterangan)Ku dan member peringatan padamu semua
tentang pertemuannya dengan hari ini? Mereka mengatakan:Kami
menjadi saksi-saksi akan kesalahan kami sendiri merka itu telah
tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka itu menjadi saksi atas diri
mereka sendiri bahwa mereka itu lah orang-orang kafir.(QS.Anam
130)
Jin itu banyak sekali penggolongannya. Diantara mereka ada
yang istiqomah (berpendirian teguh), baik perangainya serta bagus
kelakuaanya. Tetapi ada pula diantara mereka yang bodoh, lemah

19

akal fikirannya, serta lalai. Diantara mereka ada pula yang kafir dan
inilah bagian yang terbanyak sekali dikalangan bangsa jin itu.
,,Diantara kita ada golongan yang baik dan diantara kita ada
golongan yang demikian(yakni tidak baik) kita semua menempuh
jalan yang berlain-lainan. (QS.Jin 11)
,,Diantara kita ada yang patuh (memeluk agama islam) dan
diantara kita ada pula yang menganiaya(kafir). Barangsiapa yang
patuh (masuk islam) itulah yang menempuh jalan yang benar. Adapun
yang menganiaya,maka mereka itulah yang menjadi kayu bakar
neraka jahanam. (QS.Jin 14-15)15
2.

Iblis
Kata Iblis menurut

sebagian

ahli

bahasa

berasal

dari ablasa artinya putus asa. Dinamai iblis karena dia putus asa dari
rahmat atau kasih sayang Allah SWT. Iblis mempunyai kerajaan yang
sangat besar. Ada menteri-menteri, pemerintahan dan pejabatpejabat. Iblis juga mempunyai wakil-wakil, lima di antaranya wajib
diwaspadai :
* Yang pertama, menurut kalangan Jin, bernama Tsabar. Dia
selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau ditimpa
musibah, baik kematian isteri, anak ataupun kaum kerabat. Kemudian
15 Shalih bin fauzan.2010.Kitab Tauhid 3. (Jakarta :Darul Haq). Hal 159

20

dia melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhannya kepada


Allah. Diucapkannya, melalui mulut orang yang ditimpa musibah itu,
keluh-kesah and caci-maki terhadap ketentuan Allah atas dirinya.
* Yang kedua, namanya ialah Dasim. Syaitan inilah yang selalu
berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencerai-beraikan ikatan
perkahwinan, membuat rasa benci antara satu sama lain di kalangan
suami-isteri,

sehingga

menjadi

penceraian.

Dia

adalah

anak

kesayangan Iblis di wilayah kerajaannya yang sangat besar.


* Yang ketiga, namanya ialah Al-Awar. Dia dan seluruh penghuni
kerajaannya,

adalah

pakar-pakar

dalam

urusan

mempermudah

terjadinya perzinaan. Anak-anaknya menghiaskan indah bahagian


bawah tubuh kaum wanita ketika mereka keluar rumah, khususnya
kaum wanita masa kini, betul-betul menggembirakan Iblis di kerajaan
yang besar. Segala persoalan yang menyangkut keruntuhan moral
dan perzinahan berurusan dengan pejabat besar mereka.
*

Yang

keempat,

namanya

ialah

Maswath,

pakar

dalam

menciptakan kebohongan-kebohongan besar mahupun kecil. Bahkan


kejahatan yang dia dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat
dia memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam
suatu

pertemuan

yang

disenggarakan

oleh

manusia,

lalu

menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya disebarkan pula oleh


manusia.
21

* Yang kelima, namanya ialah Zalnabur. Syaitan yang satu ini


berkeliaran di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia. Merekalah yang
menyebabkan pertengkaran, caci-maki, perselisihan dan bunuhmembunuh sesama manusia.
Untuk menghindarinya hendaklah mengucapkan :Aku berlindung
kepada

Allah

dari

gangguan

syaitan,

Tsarbar/Dasim/Al-Awar/Maswath/Zalnabur)

(**Sebutkan
yang

namanya:

terkutuk,

serta

pengikut-pengikut dan anak-anaknya.


Menurut buku Asy-Syibli meriwayatkan sebuah riwayat dari Zaid
bin Mujahid yang mengatakan bahawa, Iblis mempunyai lima anak,
yang masing-masing diserahkan urusan-urusan tertentu. Kemudian
dia memberi nama masing-masing anaknya : Tsabar, Dasim, Al-Awar,
Maswath dan Zalnabur.16
3.

Syaitan
Kata Syaitan berasal

dari

kata syatana artinya

menjauh.

Dinamai

Syaitan karena jauhnya dari kebenaran. Dalam menjalankan misinya untuk


mengganggu anak cucu Adam, Iblis dibantu oleh Syaithan. Yang dimaksud
Syaithan secara istilah adalah setiap yang mengikuti perbutan Iblis baik dari
golongan Jin ataupun manusia sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam
surah Al-Anam, ayat 112 yang artinya: Demikianlah kami ciptakan bagi
tiap-tiap nabi musuh-musuhnya, yaitu Syaithan-syaithan yang terdiri dari
16 Shalih bin fauzan.2010.Kitab Tauhid 3. (Jakarta :Darul Haq). Hal 165

22

bangsa manusia dan jin, sebagian menyampaikan perkataan palsu kepada


yang lainnya untuk mengadakan penipuan.
Sebagaimana yang telah kita bahas di atas bahwasanya Iblis telah
diberikan

kehidupan

panjang

sampai

hari

kiamat

untuk

menggoda

keturunan Nabi Adam. Dalam segi kedudukan, Iblis adalah pemimpinnya


para Syaithan. Sebagaimana diriwayatkan dari Jarir R.A dari Nabi SAW
bersabda: Sesungguhnya Iblis itu meletakkan singasananya di atas air,
kemudian ia mengirimkan pasukannya. Yang paling dekat dengan Iblis
(diantara anak buahnya), maka ia adalah yng terhebat dalam membuat
fitnah (kejahatan). Iblis dan Syaithan menggoda manusia dengan cara
melupakan mereka dari mengingat Allah (Dzikrullah). Oleh karena itu Allah
SWT beberapakali berfirman dalam Al-Quran, menyuruh manusia untuk
menjadikan Iblis dan syaithan itu sebagai musuh, agar manusia membenci
mereka dan tidak tergoda dari tipu muslihat mereka. Wallahu Alam.
Dalam kehidupan manusia, Iblis dan Syaithan adalah pengganggu yang
menyesatkan manusia, dan mengajak manusia untuk menjadi penghuni
neraka. Sehingga dengan demikian, iman manusia pun betul-betul diuji.
Manusia juga harus memimikirkan akibat dari sebuah kesalahan yang
dikerjakan Iblis sehingga ia dikeluarkan dari surga dan mendapat lanat
Allah, agar manusia tidak melakukan hal yang sama dalam kehidupannya.

9 Anak-Anak Syaitan Yang Lainnya:

23

a. ZALITUUN : Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat


jimat cermat. Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan
membeli barang-barang yang tidak perlu.
b. WATHIIN : Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya
bersangka buruk terhadap Allah.
c. AAWAN : Menghasut sultan/raja/pemerintah

supaya

tidak

mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga


terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para
ulama.
d. HAFFAF : Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri
orang berada di tempat-tempat maksiat ( i.e. disko, kelab malam
& tempat yang ada minuman keras )
e. MURRAH : Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yang
sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam
dalam keseronokan dan glamour etc.
f. MASUUD : Duduk dibibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah,
gosip, umpatan dan segala apa sahaja penyakit yang mula dari
kata-kata mulut.
g. DAASIM ( Berilah Salam sebelum masuk ke rumah ) : Duduk di
pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke
rumah,

Daasim

akan

bertindak

agar

berlaku

keruntuhan

rumahtangga. (suami-isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas,


memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anakanak didera dan perbagai bentuk kemusnahan rumahtangga).
h. WALAHAAN : Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia
khususnya ketika berwudhuk dan solat dan menjejaskan ibadatibadat kita yang lain.
24

i. LAKHUUS : Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api


dan matahari.17

G.Iman Kepada Eksistensi Alam


Segala sesuatu tidaklah luput dari ketentuan ALLAH Tabaraka wa
Taala

yang

telah

mengkabarkan

bahwasanya tiap-tiap

kepada

sesuatu bermula adalah

kita

para

mesti

ada

ummat-Nya,
awal

dan

adapula akhirnya, jika ada hidup maka tentu ada mati, jika ada awal
dijadikannya semesta alam maka tentu ada pula masa semesta alam ini
diakhiri oleh ALLAH Tabaraka wa Taala.
1. Alam Ruh

Perjalanan hidup manusia dimulai dari alam ruh (tahapan titik


nol) ketika Allah mengumpulkan semua ruh manusia yang akan
diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam QS.Al-Araf ayat
173:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap

jiwa

mereka

(seraya

berfirman):

Bukankah

Aku

ini

Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami


menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat

17 Shalih bin fauzan.2010.Kitab Tauhid 3. (Jakarta :Darul Haq). Hal 178


25

kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah


orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)
Berkaitan dengan ayat ini, Rasulullah SAW bersabda dalam
sebuah hadits, Ketika Allah menciptakan Adam, DIA mengusap
punggungnya, maka dari punggung itu setiap ruh yang menyerupai
biji atom berjatuhan, yang DIA (Allah) adalah penciptanya sejak itu
sampai hari kiamat kelak. (HR. Imam Tirmidzi)
Dari ubay bin Kaab ia mengatakan, Mereka (ruh tersebut)
dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan, baru kemudian
mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara, lalu
diambil dari mereka janji dan kesaksian, Bukankah Aku Tuhanmu?,
mereka

menjawab

Benar.

Sesungguhnya

AKU

akan

mempersaksikan langit tujuh tingkat dan bumi tujuh tingkat untuk


menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan nenek moyang kalian
Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat
kelak, Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu.
Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan selain Aku semata, tidak ada
Rabb

selain

diriKu,

dan

janganlah

sekali-kali

kalian

mempersekutukanKu. Sesungguhnya Aku akan mengutus kepada


kalian para RasulKu yang akan mengingatkan kalian perjanjianKU itu.
Selain itu Aku juga akan menurunkan kitab-kitabKu. Maka merekapun

26

berkata, Kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami, tidak ada
Tuhan bagi kami selain hanya Engkau semata.
Dengan demikian mereka telah mengakui hal tersebut. Kemudian
Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun melihat kepada
mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang miskin, ada
yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata, Ya
Tuhanku,

seandainya

Engkau

menyamakan

di

antara

hamba-

hambaMU itu. Allah menjawab, Sesungguhnya Aku sangat suka


untuk Aku disyukuri. Dan Adam melihat para nabi di antara mereka
seperti pelita yang memancarkan cahaya pada mereka. (HR.
Ahmad).
Inilah peristiwa yang terjadi di Alam ruh, dimana setiap jiwa dari
kita manusia telah diambil kesaksian dan melakukan perjanjian
dengan Allah SWT, dengan Nabi Adam dan penduduk langit sebagai
saksi. Secara fitrah kita memang lupa akan perjanjian itu, karena itu
Allah mengingatkan sesuai dengan hadits di atas ; Sesungguhnya
Aku (Allah) akan mengutus kepada kalian para RasulKu yang akan
mengingatkan kalian perjanjianKu itu..
Wahai manusia jika kamu ragu kepada hari kebangkitan maka
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari

setetes

kemudian

dari

air

mani,

segumpal

kemudian
daging

yang

dari

segumpal

darah

sempurna kejadiannya
27

dan yang tidak sempurna. Agar Kami jelaskan kepadamu dan kami
tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah

ditentukan,

kemudian

Kami

keluarkan

bayi kemudiankamu menjadi dewasa. Dan

di

diwafatkan dan ada yang dipanjangkan

umurnya

supaya

dia

tidak mengetahui

kamu

antaramu

sebagai

ada

hingga

yang
pikun

lagi sesuatupun yang telah dia

ketahui dahulu. Dan kamu lihat bumi itu kering dan apabila Kami
turunkan air dari

atasnya

hiduplah

bumi

itu

dan

suburlah

menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah. QS. Al-Hajj :


005

18

2. Alam Rahim
Setelah membuat kesaksian tentang Allah selanjutnya satu
persatu

ruh

tersebut

dihembuskan

Allah

kedalam

rahim

ibu

sebagaimana disebutkan dalam QS. Sajdah ayat 9, Kemudian


dibentukNya (janin dalam rahim) dan ditiupkan ke dalamnya sebagian
dari ruhNya.
Sejak

itu

mulailah

manusia

memasuki

tahap

kedua

dari

perjalanan hidupnya. Kurang lebih selama 9 bulan janin manusia


menetap dirahim ibu untuk kemudian setelah tiba waktunya lahir
kedunia menjadi seorang bayi.
18 http://tausyah.wordpress.com/2012/12/20/lima-fase-atau-tahapan-kehidupan-manusiayang-mesti-dialami-manusia-dari-awal-sampai-akhir-tahapan-titik-nol-atau-ketidak-adaantahapan-di-alam-rahim-alam-dunia-alam-barzakh-dan-alam-akhirat/

28

Alam arham adalah ketika manusia berada di rahim ibunya.


Arham adalah bentuk jamak dari kata rahim. Rahim berarti kasih
sayang. Alam arham adalah suatu alam di mana manusia dibentuk
atas dasar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Saat di alam arham
ini, sejak itulah terjalin kasih sayang yang disebut silaturahim.
Sebelum rahim itu ditempelkan kepada manusia, sebelum
ditempelkan kepada manusia rasa kasih sayang Allah itu di sifat
rahim tersebut, maka dia (rahim) berbicara kepada Allah, Tuhan,
inilah saatnya aku berlindung kepada-Mu dari putusnya tali kasih
sayang.
Dijawab

oleh

Allah,

Ketahuilah

wahai

rahim,

Aku

akan

terhubungkan dengan orang yang menghubungkan denganmu, dan


Aku

akan

memutuskan

hubungan

dengan

orang

yang

memutuskanmu. (Hadits Qudsi). Dia menciptakan kamu dari


seorang diri kemudian Dia jadikan dari padanya isterinya dan Dia
menurunkan

untuk

kamu

delapan ekor yang berpasangan dari

binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian


demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu
dapat dipalingkan?. QS. Az-Zumar : 00619
19 http://tausyah.wordpress.com/2012/12/20/lima-fase-atau-tahapan-kehidupan-manusiayang-mesti-dialami-manusia-dari-awal-sampai-akhir-tahapan-titik-nol-atau-ketidak-adaantahapan-di-alam-rahim-alam-dunia-alam-barzakh-dan-alam-akhirat/

29

3. Alam Kubur
Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah
hubungannya dengan kehidupan dunia. Hanya amal baik dan
buruklah yang abadi menemani sampai kealam kubur. Amal baik
seperti shalat, zakat, sedekah dan zikir semua itu akan membawa
kebahagian dan ketentraman dialam kubur.
Sebaliknya amal buruk seperti perbuatan dosa mendurhakai
Allah, melakukan perbuatan yang dilarang dan dimurkaiNya, serta
meninggalkan amal perbuatan yang diperintahkan semua itu akan
membawa

kesengsaraan

dialam

kubur. Alam

ini

adalah

masa

penantian yang penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh


kebahagiaan bagi orang beriman. Alam kubur akan berakhir pada hari
kiamat kelak.
Dan

Allah

telah

mengeluarkan

kalian

dari perut ibu-

ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu dan Dia
menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian
bersyukur. QS. An-Nahl : 078
Dan

pada

tahapan

inilah

yang

menentukan bahagia dan

celakanya, dan merupakan negeri ujian dan cobaan. Sebagaimana


firman

Allah

Taala:

Dialah

yang

telah

menciptakan

30

kematian dan kehidupan agar menguji kalian siapa di antara kalian


yang paling bagus amalannya. QS. Al-Mulk : 2
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya

saja.

Dan

di

hadapan

mereka ada barzakh (pembatas) sampai hari mereka dibangkitkan.


QS. Al-Muminun : 100.20
4. Alam Akhirat
Sebelum adanya surga dan neraka, ada fase dimana fase
tersebut merupakan fase perhitungan amal. Pada hari berhisab setiap
orang diadili, ditimbang amal baik dan buruknya tidak ada satu
perbuatanpun

yang

luput

dari

pemeriksaan. Orang

yang

baik

timbangan amalnya akan menerima raport dari sebelah kanan. Dia


akan

kembali

kepada

teman

dan

saudaranya

dengan

penuh

kegembiraan. Sedangkan orang yang buruk timbangan amalnya akan


menerima kitab raport dari belakang, dia mengeluh dan kembali
kepada teman serta saudaranya dengan berkeluh kesah.
Setelah menerima raport setiap orang diperintahkan menempuh
perjalanan menuju tempat abadi yang telah disiapkan untuk mereka.
Orang yang telah menerima raport dari sebelah kanan dengan mudah
20 http://tausyah.wordpress.com/2012/12/20/lima-fase-atau-tahapan-kehidupan-manusiayang-mesti-dialami-manusia-dari-awal-sampai-akhir-tahapan-titik-nol-atau-ketidak-adaantahapan-di-alam-rahim-alam-dunia-alam-barzakh-dan-alam-akhirat/

31

dapat melalui lembah neraka yang ganas, dia tidak merasakan


panasnya api neraka sedikitpun. Dia sampai di surga abadi dengan
penuh kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta
meriah, hidup kekal selamanya disana.
Namun

orang-orang

yang

menerima

raport

dari

belakang, terpuruk dilembah nerakadan tidak pernah bisa keluar dari


situ untuk. Kehidupan manusia di dunia adalah kehidupan yang akan
menentukan kehidupan dia selanjutnya di alam lain. Setiap kebaikan
sesuai ajaran Islam akan memudahkan hidupnya di alam kubur dan di
hari pembalasan. Dan sebaliknya, keburukan akan membawanya
pada kesengsaraan di alam kubur dan di alam akhirat. Semoga kita
termasuk orang-orang yang senantiasa memperbanyak amal untuk
meraih ridho-Nya dan bertemu dengan-Nya di surga kelak.21
a. Surga
Dalam

al-Quran

(Islam),

konsep

surga

dimaksudkan

terjemahan dari kata bahasa arab, jannah - jamak dari Jinan - yang
berarti kebun, taman. Ia adalah tempat yang kekal di akhirat
dan diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah Swt yang beriman
dan beramal shaleh, tempat yang memberikan kenikmatan yang
belum pernah dirasakan ketika hidup di dunia dan sebagai balasan
jerih payah memenuhi perintah dan menjauhi larangannya.
21 http://thelittlepuu.blogspot.com/2013/01/pengertian-surga-dan-neraka.html

32

Dari arti kebun itu, tampaknya sangat sesuai ketika AlQuran melukiskan Al-Jannah (surga) sebagai sebuah tempat yang
indah, dipenuhi pohonn-pohon rindang, sungai yang airnya
mengalir jernih dan segala keindahan lainnya. Hal tersebut
dimaksudkan dan juga sejumlah penafsir menggarisbawahi bahwa
keadaan di surga, begitu indah dan nikmatnya sampai tidak
terbayangkan oleh manusia.
Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang memikat dan
menyenangkan hati serta pandangan, di dalamnya terdapat
segala sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum
pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terpikirkan oleh
akal

pikiran.

berfirman:

Oleh

karena

Seorangpun

itu,
tidak

Allah

subhanahu

mengetahui

wata'aala

apa

yang

disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat)


yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan. (As Sajdah: 17).
Berdasarkan Al Quran dan hadits Nabi Saw, Ada sepuluh
golongan yang akan menjadi penghuni Surga. Kesepuluh golongan
itu diantaranya: para Nabi, orang-orang yang jujur, syuhada, dan
orang-orang yang shalih, Orang-orang yang berbuat baik (alAbrar),

Orang-orang

yang

terdahulu

(masuk

islam)

yang

didekatkan kepada Allah, Ashhabul Yamin yaitu orang-orang yang

33

menerima buku catatan amal dari sebelah kanan, Al-Muhsinun,


yaitu orang-orang yang senantiasa berbuat baik dengan ikhlas
dan sesuai dengan aturan syariat, Ash-Shabirun, yaitu orangorang

yang

bersabar,

Orang

yang

takut

saat

menghadap

Tuhannya, Al-Muttaqun, yaitu orang-orang yang bertakwa, Orangorang yang beriman dan beramal shalih, dan At-Taaibun, yaitu
orang-orang yang bertaubat.22

b. Neraka
Neraka dalam terminologi al-Quran memiliki beberapa pengertian,
di antaranya: 1) Alam akhirat tempat penyiksaan untuk orang berdosa,
2) Sial, dan 3) Keadaan atau tempat menyengsarakan, penyakit parah,
dan kemiskinan.
Dalam terminologi al-Quran, kata neraka disebut naar, yang
berartiapi yang menyala. Secara istilah, neraka berarti tempat balasan
berupa siksaan bagi orang yang berbuat dosa dan kesalahan.
Neraka adalah tempat penyiksaan dimana bentuk hukumannya
yang paling sangat menyiksa digambarkan sebagai api. Nama-nama
neraka yang digunakan di dalam al-Quran: al-Naar (api), jahannam, alJahim (yang

membakar), al-Sair (jilatan

api), al-Saqar (api

yang

22 http://thelittlepuu.blogspot.com/2013/01/pengertian-surga-dan-neraka.html

34

menghanguskan), al-Hawiyah (jurang), al-Huthamah (api

yang

meremukkan).
Naar adalah api yang panas sekali atau api yang dijadikan jin
darinya. Adapun ayat-ayat yang menggunakan kata naar ditemukan
sebanyak 194 kali. Jahannam, yang memiliki arti sumur yang dalam.
Kata jahannam dalam al-Quran disebutkan sebanyak 77 kali.
Dalam firman Allah l tersebut terdapat enam sifat orang yang
bakal dilemparkan ke dalam Jahannam, diantaranya: Orang yang
sangat ingkar, Keras kepala, Sangat menghalangi kebajikan, Melanggar
batas, Lagi ragu-ragu, dan Yang menyembah sesembahan yang lain
beserta.23

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Iman kepada yang ghaib mempunyai pengaruh yang besar sekali,
sehingga terpantul dalam tingkah laku seseorang dan juga dalam jalan
hidupnya. Ia merupakan motivator yang sangat kuat untuk melahirkan amal
kebajikan dan memberantas kejahatan. Ikhlas beramal untuk memperoleh
23 http://thelittlepuu.blogspot.com/2013/01/pengertian-surga-dan-neraka.html

35

pahala dan menghindarkan diri dari siksa di akhirat, bukan menginginkan


balasan dunia dan pujian manusia.
Kuat, tegas dan tegar dalam pembenaran. Apa yang dijanjikan Allah
untuk orang yang beriman menjadikan seseorang teguh dalam men-jalankan
segala perintahNya, menjelaskan yang haq, mengajak kepada yang haq,
menjelaskan yang batil dan memeranginya. Meremehkan bentuk-bentuk
penampilan duniawi. Hal ini merupakan pengaruh dari makmurnya hati
karena keimanan bahwa

dunia beserta kenikmatannya akan lenyap,

sedangkan akhirat adalah kehidupan kekal, damai abadi selamanya. Maka


tidak masuk akal lebih memilih hal yang fana daripada yang kekal.
Lenyapnya kebencian dan kedengkian. Sesungguhnya usaha mewujudkan
keinginan nafsu tanpa melalui jalan yang benar menyebabkan kebencian dan
kedengkian antarmanusia. Sedangkan iman kepada yang ghaib, berupa janjijanji Allah dan ancamanNya menjadikan seseorang mau mawas diri dan
mengoreksi diri sendiri dalam setiap gerak-geriknya demi mendapatkan
pahalaNya dan menjauhi sik-saNya.

DAFTAR PUSTAKA

http://ferinaldop.blogspot.com/
http://ibnuhussain.wordpress.com/umum/beriman-kepada-yang-ghaib/

36

http://irpanmaulana91.blogspot.com/2014/04/percaya-kepada-hari-

akhir-makalah.html
http://pondokassunnah.com/pelajaran-2-07-iman-kepada-hal-hal-yang-

ghaib/
http://qomiuth-thughyan.blogspot.com/2013/02/8-iman-kepada-hasyr-

dikumpulkannya.html
http://tausyah.wordpress.com/2012/12/20/lima-fase-atau-tahapankehidupan-manusia-yang-mesti-dialami-manusia-dari-awal-sampaiakhir-tahapan-titik-nol-atau-ketidak-adaan-tahapan-di-alam-rahim-

alam-dunia-alam-barzakh-dan-alam-akhirat/
http://thelittlepuu.blogspot.com/2013/01/pengertian-surga-dan-

neraka.html
Shalih bin fauzan.2010.Kitab Tauhid 3. (Jakarta :Darul Haq)
Thantawi Syaikh Ali.2004.Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi. (Solo: Era

Intermedia)
Rosihon Anwar. 2008. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Razdi Nasruddin. 1973. Dienul Islam. Bandung: PT. Al Maarif.

Abdulloh Zakiy Al Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1991. Mutiara Ilmu Tauhid.
Bandung: Pustaka Setia.

37

Anda mungkin juga menyukai