Anda di halaman 1dari 23

Dampak budaya, bahasa,

perbedaan gender dan


Pendidikan multikultural

Oleh :

Venansius Fernando Jaleng (141434037)


Harina Shary Kon (141434042)
Theresa Talenta (141434054)
Putri Oktavia (141434059)

Pengaruh Budaya terhadap


Pengajaran dan Pembelajaran

Budaya

Menurut Kitayama, Shiraev & Levy dalam bukunya Budaya


mengacu pada pola perilaku, keyakinan dan semua produk
lain dari sekelompok orang tertentu yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Produk ini hasil interaksi antara
seklompok orang dan lingkungan mereka selama bertahunbertahun

Psikolog
Donald
Campbell
dan
rekan-rekannya
menemukan bahwa orang-orang di semua budaya sering
kali percaya bahwa apa yang terjadi dalam budaya mereka
adalah alami dan benar. Akibatnya, mereka cenderung
berperilaku
dengan cara yang mendukung kelompok
budaya mereka dan merasa bertentangan terhadap
kelompok budaya lain.

Individualis dan Kolektivis Budaya


1. individualisme mengacu pada seperangkat
nilai-nilai yang mengutamakan tujuan pribadi
daripada kelompok. Nilai individualis mencakup
merasa baik, kehormatan pribadi, dan
kemandirian.
2. Kolektivisme terdiri atas satu set nilai yang
mendukung nilai yang mendukung kelompok.
Tujuan pribadi subordinas untuk menjaga
integritas kelompok, saling ketergantungan dari
anggota kelompak, dan hubungan yang
harmonis.

empat
nilai
yang
mencerminkan
kepercayaan
orangtua
dalam
budaya
individualisistis
tentang
apa
yang
diperlukan untuk pengembangan efektif
otonomi anak :
(1) pilihan pribadi,
(2) motivasi intrinsik,
(3) harga diri dan
(4) maksimalisasi
diri yang terdiri atas
mencapai potensi penuh seseorang

tiga nilai mencerminkan kepercayaan


orangtua dalam budaya kolektif :
(1) keterikatan
kepada
keluarga
dan
hubungan dekat lainnya,
(2) orientasi kepada dua kelompok yang lebih
besar, dan
(3) rasa hormat dan ketaatan

Pengaruh perbedaan bahasa


terhadap pencapaian akademik
siswa

Menurut Berko Gleason & Ratner dalam


bukunya, Bahasa adalah bentuk komunikasi
baik secara lisan maupun secara tertulis.
Ketika kita mengatakan aturan, kita
mengartikan bahwa bahasa adalah teratur
dan bahwa aturan menggambarkan cara
bahasa bekerja.
Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky (1957)
berpendapat
bahwa
manusia
telah
dipersiapkan untuk belajar bahasa pada
waktu tertentu dan dengan cara tertentu.

Perkembangan bahasa
Masa Bayi
Mengoceh terjadi ditengah tahun pertama,
dan bayi biasanya mengucapkan kata
pertama mereka di sekitar 10 sampai 13
bulan. Saat berusia 18 sampai 24 bulan, bayi
biasanya mulai merangkai dua kata bersamasama. Dalam tahap dua kata ini, mereka
biasanya
cepat memahami
pentingnya
bahasa dalam berkomunikasi, menciptakan
seperti,itu buku, permen saya.

Masa Anak Usia Dini


Ketika anak-anak meninggalkan tahap dua
kata, mereka bergerak lebih cepat ke
kombinasi tiga, empat dan lima kata. Transisi
dari kalimat sederhana mengekspresikan
proposisi tunggal, untuk kalimat kompleks
dimulai antara 2 dan 3 tahun dan berlanjut
ketahun-tahun sekolah dasar.

Masa pertengahan dan akhir masa anakanak


Selama pertengahan dan masa akhir anakanak, perubahan terjadi dalam cara kosakata
mental
terorganisasi
.
Proses
mengkategorikan menjadi lebih mudah
karena anak-anak meningkatkan kosakata
mereka. Kosakata anak meningkat dari ratarata sekitar 14000 kata pada usia 6 tahun
dan 40000 kata pada usia 11 tahun.

Masa Remaja
Perkembahan
bahasa
dalam
bahasa
remaja
meliputi
kecanggihan
dalam
penggunaan kata-kata . ketika mereka
mengembangkan pemikiran abstrak, remaja
menjadi lebih baik daripada anak-anak untuk
menganalisis fungsi kata dalam sebuah
kalimat. Remaja juga mengembangkan
kemampuan yang lebih halus dengan katakata.

Pendidikan Multikultural

Pengertian Pendidikan
Multikultural

Pendidikan multikultural adalah gagasan


yang menyebutkan bahwa semua siswa, tak
peduli ke dalam kelompok mana mereka
masuk, seperti terkait dengan gender, suku
bangsa, ras, budaya, kelas sosial, agama
atau pengecualian, seharusnya mengalami
kesetaraan pendidikan di sekolah.

Dimensi-Dimensi Pendidikan
Multikultural
integrasi isi pelajaran,
konstruksi (pembentukan)
pengetahuan,
pengurangan prasangka,
pedagogi kesetaraan (equity pedagogy),
dan
budaya sekolah yang memberdayakan

Pengaruh Gender dan Ketidakadilan Gender


terhadap Pengalaman Sekolah Siswa

Pengaruh Gender terhadap Pengalaman


Sekolah Siswa
Perbedaan dan persamaan antara laki-laki
dan perempuan dapat dilihat pada otak,
kinerja
fisik,
inteligensi,
keterampilan
matematika dan sains, keterampilan verbal,
tingkat pendidikan, keterampilan berelasi,
perilaku prososial, agresi, dan emosi dan
regulasinya.

Ketidakadilan Gender terhadap Pengalaman


Sekolah Siswa

Seorang psikolog evolusi David Buss (2008)


berpendapat bahwa perbedaan gender meluas
disebabkan oleh masalah adaptif yang dihadapi
sepanjang sejarah evolusi. Perbedaan gender
merupakan hal yang substansial, tetapi mencapai
kesimpulan yang sangat berbeda. Ia menekankan
bahwa perbedaan gender terjadi karena kondisi
sosial yang telah mengakibatkan perempuan
memiliki kekuatan dan pengendalian sumber
daya yang lebih sedikit daripada laki-laki.

Janet Shibley Hyde (2007) menyimpulkan


bahwa perbedaan gender terlalu dibesarbesarkan. Ia berpendapat bahwa penelitian
menunjukan bahwa perempuan dan laki-laki
adalah sama dalam faktor psikologis.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

PERTANYAAN
1.

2.

3.

Ada tiga nilai yang mencerminkan kepercayaan orangtua dalam budaya individualisistis
tentang apa yang diperlukan untuk pengembangan efektif otonomi anak (B/S)
Masa remaja perubahan bahasa terjadi dalam cara kosakata mental terorganisasi .
Proses mengkategorikan menjadi lebih mudah karena mereka meningkatkan kosakata.
Kosakata meningkat dari rata-rata sekitar 14000 kata pada usia 6 tahun dan 40000
kata pada usia 11 tahun. (B/S)
Perkembahan bahasa meliputi kecanggihan dalam penggunaan kata-kata . ketika
mereka mengembangkan pemikiran abstrak, mereka menjadi lebih baik untuk
menganalisis fungsi kata dalam sebuah kalimat. juga mengembangkan kemampuan
yang lebih halus dengan kata-kata. Merupakan tahap perkembangan bahasa pada
masa pertengahan dan akhir masa anak-anak (B/S)

4.

Dalam ppt yang kami sajikan ini sekurang-kurangnya ada 5 Dimensi-Dimensi


Pendidikan Multikultural yaitu konstruksi (pembentukan) , pengetahuan,pengurangan
prasangka, pedagogi kesetaraan (equity pedagogy), dan budaya sekolah yang
memberdayakan (B/S)

5.

Kolektivisme terdiri atas satu set nilai yang mendukung nilai yang mendukung
kelompok. Tujuan pribadi subordinas tidak untuk menjaga integritas kelompok, saling
ketergantungan dari anggota kelompak, dan hubungan yang harmonis. (B/S)

JAWABAN
1.

SALAH. Karena ada 4 nilai yang mencerminkan kepercayaan orangtua dalam budaya individualisistis
tentang apa yang diperlukan untuk pengembangan efektif otonomi anak. Yaitu pilihan pribadi,
motivasi intrinsik, harga diri dan maksimalisasi diri yang terdiri atas mencapai potensi penuh
seseorang.

2.

SALAH. Karena perubahan bahasa terjadi dalam cara kosakata mental terorganisasi . Proses
mengkategorikan menjadi lebih mudah karena mereka meningkatkan kosakata. Kosakata meningkat
dari rata-rata sekitar 14000 kata pada usia 6 tahun dan 40000 kata pada usia 11 tahun merupakan
perkembangan bahasa pada masa pertengahan dan akhir masa anak-anak.

3.

SALAH. Karena Perkembahan bahasa meliputi kecanggihan dalam penggunaan kata-kata . ketika
mereka mengembangkan pemikiran abstrak, mereka menjadi lebih baik untuk menganalisis fungsi
kata dalam sebuah kalimat. juga mengembangkan kemampuan yang lebih halus dengan kata-kata.
Merupakan tahap perkembangan bahasa pada masa Remaja.

4.

SALAH. Karena Dalam ppt yang kami sajikan ini sekurang-kurangnya ada 6 Dimensi-Dimensi
Pendidikan Multikultural yaitu konstruksi (pembentukan) , pengetahuan,pengurangan prasangka,
pedagogi kesetaraan (equity pedagogy), dan budaya sekolah yang memberdayakan dan integrasi isi
pelajaran.

5.

SALAH. Karena Kolektivisme terdiri atas satu set nilai yang mendukung nilai yang mendukung
kelompok. Tujuan pribadi subordinas tidak untuk menjaga integritas kelompok, saling ketergantungan
dari anggota kelompok, dan hubungan yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai