G1A010053
Nurvita Pranasari
G1A010054
G1A010055
Indrajati Laksana
G1A010057
Rahmat Vanadi N.
G1A010058
Yuni Purwati
G1A010059
G1A010060
G1A010061
Dasep Padilah
G1A010062
G1A010063
G1A010113
BAB I
LATAR BELAKANG
Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit
dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih
prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang
yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan
keburukan apalagi jika
Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah adakah saya terlibat
langsung dalam dilema?. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan
menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya
data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :
Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat
dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and
Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun
terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :
1
Implementasi
Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan
treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang
situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para
pengambil keputusan masih harus dipelihara.
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus 2 :
Please, Jangan Ada Dusta Di Antara Kita...
Jika Anda mengalami kejadian seperti ST, apa yang akan Anda lakukan?
(Apakah Anda ingin mengetahui tentang penyakit Anda? Siapa yang Anda
harapkan dapat memberitahu Anda?)
Jawaban:
Opini 1 :
Jika saya mengalami kejadian seperti ST saya tentunya akan sangat sedih
karena tidak tahu alasan saya dirawat di rumah sakit serta tidak tahu
penyakit yang dialami. Saya akan bertanya-tanya pada orang tua, dokter,
serta perwat. Saya sangat berharap untuk dapat mengetahui penyakit saya.
Saya ingin orang tua saya dapat menjelaskan pada saya didampingi dokter
yang menangani saya. Orang tua saya pasti bisa menenangkan kesedihan
saya dan dokter dapat menjawab pertanyaan saya terkait penyakit serta
terapinya.
Opini 2:
Iya saya ingin tahu penyakit saya, dikarenakan sebagai orang awam dalam
bidang kesehatan sayan ingin mengetahui seberapa parah penyakit saya,
kemungkinan saya untuk tetap bertahan hidup. Dan yang saya harapkan
untuk membertitahukan tentang penyakit saya, yaitu keluarga terdekat
terutama orang tua.
2. Bagaimana perasaan Anda jika mengetahui pada saat-saat terakhir
kehidupan Anda bahwa keluarga menyembunikan informasi tentang
penyakit Anda ?
Jawaban :
a
tapi akan lebih baik apabila penyakit saya disampaikan sejak awal.
Saya akan merasa marah karena mengapa hal penting seperti ini harus
dirahasiakan, karena saya berpikir bagaimanapun juga saya akan
3. Jika Orang tua anda didiagnosis menderita kanker stadium akhir, apakah
anda akan memberitahukan hal tersebut? Mengapa?
Jawaban :
Saya akan memberitahukan kepada Orang tua saya, karena merupakan
kewajiban saya sebagai seorang anak yang lebih tau sifat dan keadaan
psikologis dari Orang tua saya agar bisa menyampaikan dengan baik ke
Orang tua saya.
4. Jika ada keluarga (inti) yang didiagnosis menderita kenker stadium akhir,
menurut Anda siapakah yang seharusnya menyampaikan berita buruk
tersebut kepada penderita? Mengapa?
Jawaban :
BAB III
KESIMPULAN
Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa sebagai dokter harus memikirkan
keadaan terbaik untuk pasien dan dapat merasakan apa yang dirasakan serta
diinginkan pasien dengan memposisikan dokter apabila menjadi pasien tersebut
agar dapat lebih memahami perasaan pasien dan harapkan dengan begitu dokter
dapat mempertahankan kualitas hidup dari pasien.
DAFTRA PUSTAKA
Astuti, EA. 2010. Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien Dalam Upaya
Pelayanan
Medis.
Available
from:ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/view/292/304
Hanafiah, jusuf.,Amir Amri. 2009. Etika dan Hukum Kesehatan edisi 4. EGC:
Jakarta
KODEKI, 2004. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan
Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran Indonesia (MKEK)
Samil, Ratna Supraptil. 2001. Etika Kedokteran Indonesia Edisi 2 Cetakan 1.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing
Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.