Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO


(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2014)

DISUSUN :
ADI KUSUMA SETYAJI
(12.05.52.0042)
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK)
SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini di dalam dunia usaha banyak sekali persaingan yang meningkat bagi
perusahaan yang sudah Go Public, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga
terjadi antara banyak sektor. Indeks LQ 45 mengatakan bahwa volume perdagangan saham
di dominasi oleh perusahaan manufaktur. Dalam kondisi demikian, menuntut

setiap

perusahaan untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi agar tetap
mempunyai keunggulan dan daya saing khususnya bagi perusahaan manufaktur, sehingga
perusahaan dapat menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin. Dengan penghasilan laba
yang tinggi tentu perlu adanya kebijakan dari perusahaan.

Perusahaan

menetapkan

kebijakan laba untuk menindaklanjuti perolehan laba yang dapat dialokasikan pada dua
komponen yaitu dividen dan laba ditahan.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan dari pihak manajemen untuk menentukan
apakah laba yang diperoleh badan usaha akan dibagikan ke pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi dimasa mendatang.
Dividend payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio merupakan
perbandingan antara dividend per share dengan earning per share pada periode yang
bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga
jika semakin besar dividend yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout
rationya.

Riyanto dalam Kumar (2007) menyatakan perusahaan selalu menginginkan adanya


pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan di satu pihak dan juga dapat membayarkan
dividen kepada para investor di pihak lain, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan
sehingga dapat menimbulkan masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen. Dengan
demikian perlu bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
Untuk menetapkan kebijakan dividen, seorang manager harus menganalisis
pembelanjaan dari dalam perusahaan itu sendiri yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan
begitu salah satu elemen yang digunakan sebagai bahan pertimbangan yaitu Cash Rasio yang
menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka
pendeknya (Brigham, 2006). Semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan
keyakinan para investor akan perusahaan untuk membayar dividen yang diharapkan oleh
investor.
Selain itu juga ada elemen peningktan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi
sehingga dapat menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Ukuran perusahaan
juga termasuk dalam bahan pertimbangan kebijakan dividen. Suatu perusahaan besar yang
sudah memiliki perkembangan perusahaan yang baik akan memiliki akses yang mudah
menuju pasar modal. Perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak
kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, karena kemudahan akses ke pasar modal
cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih
besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi
daripada perusahaan kecil (Puspita, 2009).
Manager juga mempertimbangkan profitability Return on Asset (ROA), menurut
Hanafi (2004) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa
membayar dividen atau meningkatkan dividen. Keuntungan yang layak dibagikan kepada

pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban


tetapnya yaitu bunga dan pajak.
Debt to Total Asset (DTA) juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
menentukan kebijakan sebab DTA merupakan rasio antara total hutang terhadap total aktiva.
Semakin besar rasio DTA maka semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap
pihak eksternal dan sebakin besar pula biaya hutang yang harus dibayar oleh perusahaan.
Debt to equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan
(Puspita, 2006). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio
yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya.
Manager juga perlu menganalisis tentang Free Cash Flow, Jensen (1986)
mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh
proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat
biaya modal yang relevan.
Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk
dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi dan Profit Margin, yaitu
besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih.
Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.

Perusahaan memerlukan adanya kepercayaan dari pemegang saham dengan adanya


jaminan asset atau sering disebut dengan Collateralizable assets. Collateralizable assets
adalah asset yang dapat dijaminkan kepada kreditor untuk menjamin pinjaman perusahaan.
Titman dan Wessels (1988) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak aset
yang bersifat collateral memiliki agency problem yang lebih kecil antara kreditor dengan
pemegang saham karena aset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang.
Berikut penelitian terdahulu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend
Payout Ratio. Winatha (2001) mengatakan, berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap
pengaruh variabel bebas terhadap kebijakan dividen (DPR) di perusahaan manufaktur
ternyata hanya variabel Earning per share, growth of sale, dan corporate tax yang
mempunyai pengaruh langsung terhadap kebijakan dividen (DPR).
Risaptoko (2007) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI
menyatakan bahwa cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, debt to
total asset juga berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, variabel growth tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPR, begitu juga dengan variabel firm size tidak
berpengaruh terhadap DPR, dan ROA tidak berpengaruh terhadap DPR.
Kumar (2007) dalam penelitiannya menggunakan 40 perusahaan yang terdaftar di BEI
dan membagikan dividen pada tahun 2003-2005 menganalisis pengaruh antara ROA, DER,
IOS, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional DPR. ROA berpengaruh positif
signifikan, DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap DPR, IOS berpengaruh positif
tidak signifikan, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap DPR. Secara simultan kelima variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap DPR dan kelima variabel mampu menjelaskan DPR sebesar 36%.
Syahbana (2007) dalam penelitiannya menggunakan 31 perusahaan yang terdaftar di
BEI dan membagikan dividen pada tahun 2003-2005 menganalisis pengaruh antara ROA,

cash ratio, DTA, Growth, dan size terhadap DPR. ROA berpengaruh positif signifikan dan
DTA berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR, sementara variabel Cash ratio dan growth
mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan dan size mempunyai pengaruh positif tidak
signifikan terhadap DPR. Secara simultan kelima variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap DPR dan kelima variabel mampu menjelaskan DPR sebesar 17.6%.
Penelitian Nuringsih (2005) yang berjudul Analisis Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan, Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel ROA dan DTA
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Penelitian yang dilakukan Damayanti dan Achyani (2006) dengan judul Analisis
Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Growth Asset, Quick Acid
Ratio,dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Dividen Payout Ratio, Sedangkan
variabel ROA dan Growth sales berpengaruh positif terhadap DPR.
Jumaah (2008) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI
menyatakan bahwa variable probability, liquidity, dan companies size berpengaruh positif
signifikan terhadap DPR, pada variable Expansion and investment berpengaruh signifikan
terhadap DPR, sementara pada variable investors perception dan companies risk tidak
signifikan terhadap DPR.
Rosdini (2009) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI
menyatakan bahwa Free Cash Flow berpengaruh positif signifikan terhadap Dividen Payout
Ratio.

Febryanno (2012) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI


menyatakan bahwa pada variable Free cash flow dan Profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR), pada variable Debt to equity berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) sedangkan variable Asset growth
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Berdasarkan uraian tersebut, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
perusahaan-perusahaan manufaktur yang berkaitan dengan kebijakan dividend payout ratio
sebab perusahaan manufaktur merupakan sektor terbesar di Indonesia dan juga manufaktur
memiliki badan usaha terbanyak di Indonesia. Saya akan meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio dengan menggunakan variabel penelitian
diantaranya yaitu : dividend payout ratio sebagai variabel dependen, dan cash ratio, growth,
firm size,Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA), Debt to equity Ratio (DER),
Free Cash Flow. Return on investment (ROI), dan collateralizable assets sebagai variabel
independen. Maka penelitian ini mengambil judul penelitian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014)

Anda mungkin juga menyukai