MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Strategis dan Berpikir Sistem
Oleh :
Ahmad Sulaiman
Astasari
Baiq Qurrata Aini
Cynthia Caroline
Martina Pakpahan
Raden Danu Ramadityo
Risky Kusuma Hartono
Rr. Ajeng Arumsari Yayi Pramesti
(1406594291 )
( 1406520444 )
( 1406594404 )
( 1406594436 )
( 1406594915 )
(1406521176 )
( 1406521283)
( 1406521314 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudulStrategi
Kepemimpinan dalam melawan diskriminasi; Review Film Invictus untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kepemimpinan Strategis dan Berpikir Sistem. Makalah ini kami susun untuk
memberikan pembelajaran penting nilai-nilai yang telah dipraktekkan oleh Nelson Mandela
untuk membangun persatuan suatu negara, menghapus perbedaan antara orang berkulit
hitam dan putih yang diperagakan dalam film Invictus. Selain itu, besar harapan kami nilainilai tersebut dapat diterapkan oleh kami dan para pembaca nantinya untuk menyelesaikan
suatu permasalahan secara berpikir sistem dan strategis dalam organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang konstruktif dan inspiratif dari
semua pihak sehingga dapat menambah wawasan dan sebagai evaluasi diri dalam
penyusunan makalah kami selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ............................................................................................... .
10
11
19
22
22
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan berisi konotasi tentang citra citra individu yang berkuasa dan dinamis
yang memimpin armada yang menang perang, yang mengendalikan kerajaan-kerajaan
korporasi dari atas-atas gedung pencakar langit yangberkilauan, atau yang mengarahkan
tujuan bangsa-bangsa.
Beberapa definisi yang dapat dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitasaktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
(Hemhill & Coons, 1957,hlm 7)
2. Kepemimpinan adalah sebuah proses member arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran. (Jacobs & Jacques, 1990, hlm.281)
3. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
4. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Kebanyakan
definisi
mengenai
kepemimpinan
mencerminakan
asumsi
bahwa
kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh
yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur
6
2.2.Karakteristik Pemimpin
a. Pemimpin Karismatik
Karisma adalah sebuah kata Junani yang berarti karunia diinspirasi Illahi (divinely
inspired gift) seperti kemampuan untuk melakukan mukjizat atau memprediksi
peristiwa-peristiwa di masa mendatang (Gary Yukl, 1998)
Menurut House (1977), pemimpin karismatik kemungkinan akan mempunyai
kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, rasa percaya diri, serta pendirian dalam
keyakinan-keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Rasa percaya diri dan pendirian
yang kuat meningkatkan rasa percaya para pengikut terhadap pertimbangan dan
pendapat pemimpin tersebut.
Perilaku kepemimpinan menurut House (1977) akan: 1) berhubungan dengan
perilaku-perilaku yang dirancang untuk menciptakan kesan di antara para pengikut
bahwa pemimpin tersebut kompeten; 2) menekankan kepada tujuan-tujuan ideologis
yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta aspirasiaspirasi yang berakar dalam yang dirasakan bersama oleh para pengikut; 3)
menetapkan suatu contoh dalam perilaku mereka sendiri agar diikuti oleh para
pengikut; 4) mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi tentang kinerja para
pengikut sedangkan pada saat yang bersamaan juga mengekspresikan rasa percaya
terhadap para pengikut; 5) berperilaku dengan cara-cara yang menimbulkan motivasi
yang relevan bagi misi kelompok.
Kebanyakan teori tentang kepemimpinan karismatik setuju bahwa para pemimpin
karismatik lebih besar kemungkinannya akan muncul bilamana sebuah organisasi
berada dalam keadaan stres dan transisi. Karisma diperkuat bila kekuasaan formal
gagal untuk menanggapi sebuah krisis besar dan bila nilai-nilai tradisional dan
keyakinan-keyakinan dipertanyakan. Jadi, kepemimpinan karismatik lebih besar
kemungkinannya akan diketemukan dalam sebuah organisasi yang sedang berjuang
untuk kelangsungan hidupnya, atau sebuah organisasi tua yang gagal, daripada
sebuah organisasi tua yang sangat berhasil (Bass,1985).
b. Kepemimpinan Transformasional
Bass
(1985)
mengusulkan
sebuah
teori
kepemimpinan
transformasional
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.
BAB 3
PEMBAHASAN
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua dibenua Afrika. Ada banyak suku
yang telah menjadi penghuninya. Penjelajah Belanda yang dikenal sebagai Afrikaner tiba
disana pada 1652, pada saat itu juga Inggris berminat dengan Negara ini, terutama setelah
penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
terjadinya perang Britania-Belanda dan dua perang Boer. Pada 1910, empat republik utama
digabung dibawah kesatuan Afrika Selatan, kemudian pada 1931, Afrika Selatan menjadi
jajahan Britania sepenuhnya.
Walaupun Negara ini berada dibawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi
kekuasaan dengan pihak Afrikaner. Pembagian kekuasaan inilah yang berlanjut hingga
tahun 1940, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di
parlemen. Strategi partai tersebutlah yang telah menciptakan dasar apartheid, suatu cara
untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial Negara dengan dominasi kulit putih dan
diskriminasi ras.
1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan antiapartheid khususnya ANC, pemerintahan partai nasional dibawah pimpinan F.W. de
Klerk menarik balik larangan terhadap ANC dan partai-partai politik berhaluan kiri
yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Setelah pembebasan
Mandela, undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan. Mandela kemudian
melakukan upaya negosiasi dengan presiden F.W. de Klerk untuk penghapusan
apartheid secara keseluruhan dan melaksanakan pemilu multiras 1994 yang kemudian
dimenangkan oleh ANC, Nelson Mandela dilantik sebagai presiden kulit hitam yang
pertama di Afrika Selatan.
Terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden Afrika Selatan tentu membawa
angin perubahan bagi warga kulit hitam, setelah sekian lama dalam penindasan era baru
kesetaraan kemudian dimulai. Tak sedikit dari warga kulit hitam yang menganggap
keterpilihan Nelson Mandela akan membalaskan dendam rasisme yang telah lama
mereka pendam, mencerabut hak atau bahkan melakukan hal yang serupa yang pernah
dilakukan oleh warga kulit putih (perbudakan).
Namun Mandela menilai kepemimpinannya bukanlah sebuah pertarungan
otoritas yang kemudian mengharuskannya melakukan hal yang serupa yang pernah ia
alami, mendekam di penjara selama 27 tahun dan diperlakukan sangat tidak manusiawi
oleh kerasnya kebijakan politik apartheid. Mandela yang dulu dan Mandela yang saat
ini menjabat sebagai orang nomor satu di Afrika Selatan itu tetap sama, pejuang antipolitik apartheid.
kepemimpinan saat ini. Artinya, kepemimpinan bukan lagi dipahami dalam arti
kompetisi otoritas, melainkan sebagai ko-operasi humanitas. Keputusan dibuat di meja
bundar dan dilaksanakan dalam skema kemitraan. Pendekatan kepemimpinan beralih
dari prinsip keras leadership menjadi partnership. Dalam skema itu, pemimpin
mendistribusikan persoalan, bukan sebagai beban teknis, tetapi sebagai tanggung jawab
etis. Dengan cara itu, keterlibatan ditempuh dalam proses, dan bukan ditunggu dalam
pembagian hasil. Pendekatan semacam ini mengubah persoalan menjadi perhatian setiap
orang, dan bukan sekedar keahlian beberapa orang. Kepemimpinan berarti keahlian
advokasi setiap orang, dan bukan hak eksekusi beberapa ahli. Reformulasi konsep
kepemimpinan itu menghendaki reformulasi berbagai konsep konvensional tentang
politik, bisnis dan kebudayaan (The Dancing Leader 2002 : 7).
Nelson Mandela merupakan seorang pemimpin yang memiliki banyak
karismatik yang menginspiratif orang-orang disekitarnya. Meskipun menghadapi
berbagai konflik maupun krisis sosial yang masih melanda Afrika Selatan yang
membutuhkan
pribadi yang luar biasa tampil dengan sebuah visi yang radikal yang memberi suatu
pemecahan terhadap krisis tersebut, dan pemimpin tersebut menarik perhatian para
pengikut yang percaya pada visi itu dan merasakan bahwa pemimpin tersebut sangat
luar biasa (Trice & Beyer, 1993).
Menurut House, seorang pemimpin yang karismatik mempunyai dampak
yang dalam dan tidak biasa terhadap para pengikut; mereka merasakan bahwa
keyakinan pemimpin tersebut adalah benar, mereka menerima pemimpin tersebut tanpa
mempertanyakannya lagi, mereka tunduk kepada pemimpin dengan senang hati, mereka
merasa sayang terhadap pemimpin tersebut, mereka terlibat secara emosional dalam
misi kelompok atau organisasi tersebut, mereka percaya bahwa mereka dapat memberi
kontribusi terhadap keberhasilan misi tersebut, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan
kinerja tinggi. Hal ini juga tergambarkan pada film ini disaat Mandela pertama kali
melaksanakan tugasnya di gedung Presiden dan disaat bersamaan pegawai yang berkulit
putih pada masa pemerintahan sebelumnya akan berhenti bekerja untuk Presiden.
Namun, Mandela dengan sikapnya yang berkarisma dapat meyakinkan seluruh pegawai
untuk tetap tinggal bekerja bersama dalam masa Pemerintahannya, berkontribusi
terhadap Negaranya tanpa harus memikirkan lagi perbedaan ras untuk mewujudkan
tujuan yang sama yaitu perdamaian Afrika Selatan. Selain itu, sikap tersebut juga dapat
digambarkan dari meleburnya pengawal-pengawal Mandela dalam pelaksanaan tugas
tanpa memikirkan lagi permasalahan ras dan masalah yang terjadi masa lalu.
Teori Bass (1985) mengungkapkan bahwa terdapat tiga komponen
kepemimpinan transformasional yaitu karisma, stimulasi intelektual (intellectual
stimulation), dan perhatian yang diindividualisasi (invidualized consideration).
Stimulasi intelektual adalah sebuah proses dimana pemimpin meningkatkan kesadaran
terhadap masalah dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah
dari sebuah perspektif yang baru. Perhatian yang diindividualisasi merupakan sikap
memberikan dukungan, membesarkan hati dan memberikan pengalaman-pengalaman
tentang pengembangan kepada para pengikut. Selain itu juga perilaku transformasional
disebut sebagai inspirasi (atau motivasi inspirasional) (Bass& Aviolo, 1990). Dari
berbagai komponen kepemimpian transformasional yang disebutkan sebelumnya ini
merupakan cerminan dari sikap-sikap yang ditunjukkan oleh seorang Mandela. Mulai
dengan Mandela memberikan stimulasi intelektualnya kepada orang-orang yang bekerja
dengannya juga terhadap asosiasi Proteas yang menginginkan tim nasional Springbooks
untuk bubar. Sikap invidualized consideration juga ditunjukkan Mandela ketika,
14
16
adalah menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu orang lain dalam
mencapai suatu tujuan bersama.
Sepuluh Ciri Khas Kepemimpinan Pelayan
unik.
Setiap
individu
tidak
ingin
kehadirannya
dalam
suatu
meramalkan
(foresight
and
intuition).
Kemampuan
untuk
dalam memahami persoalan yang melibatkan etika dan nilai-nilai. Hal ini
memungkinkan orang dapat memandang sebagian besar situasi dari posisi yang lebih
terintegrasi.
5. Membangun kekuatan Persuasif (Having highly develoved power of persuasion). Ciri
khas kepemimpinan pelayan lainnya adalah mengandalkan kemampuan meyakinkan
orang lain, bukannya wewenang karena kedudukan, dalam membuat keputusan di
dalam organisasi. Pemimpin pelayan berusaha meyakinkan orang lain, bukannya
memaksakan kepatuhan. Elemen ini memberikan perbedaan yang paling jelas antara
model wewenang tradisional dan model kepemimpinan pelayan. Pemimpin pelayan
efektif dalam membangun konsensus dalam kelompok.
6. Konseptualisasi (An ability to conceptualize and to communicate concepts).
Pemimpin pelayan berusaha memlihara kemampuan mereka untuk memiliki impian
besar. Kemampuan untuk melihat kepada suatu masalah (atau sebuah organisasi)
dari persfektif konseptualisasi berarti bahwa orang harus berpikir melampaui realita
dari hari ke hari. Manajer tradisional disibukkan oleh kebutuhan untuk mencapai
tujuan operasional jangka pendek. Seorang manajer yang ingin menjadi pemimpin
pelayan harus mampu mengoptimalkan pemikirannya sampai mencakup pemikiran
konseptual yang mempunyai landasan lebih luas (visioner). Pemimpin pelayan harus
mengusahakan keseimbangan yang rumit antara konseptualisasi dan fokus seharihari.
7. Kemampuan Menyembuhkan (ability to exert a healing influence upon individual
and institutions). Belajar menyembuhkan merupakan daya yang kuat untuk
perubahan dan integrasi. Salah satu kekuatan besar kepemimpinan pelayan adalah
kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang
patah semangat dan menderita karena berbagai masalah emosional. Walaupun hal
tersebut merupakan sesuatu yang alami dalam kehidupan manusia, akan tetapi
seorang pemimpin pelayan harus mampu dan mempunyai kesempatan menggerakkan
hati dan memberi semangat kepada orang-orang yang berhubungan dengan mereka.
8. Kemampuan Melayani. Peter Block (pengarang buku Stewardship dan Empowered
Manager) mendefinisikan kemapuan melayani (stewardship) dengan pengertian
memegang sesuatu dengan kepercayaan orang lain. Dalam suatu organisasi, setiap
level manajemen, dari top management sampai shoop floor semuanya mempunyai
peranan penting dalam memegang organisasi mereka dengan kepercayaan kepada
kebaikan masyarakat yang lebih besar. Kepemimpinan pelayan, seperti kemampuan
18
melayani, yang pertama dan terutama adalah memiliki komitmen untuk melayani
kebutuhan orang lain. Hal ini tentunya menekankan adanya keterbukaan dan
kejujuran, bukan pengendalian atau pengawasan.
9. Memiliki Komitmen pada Pertumbuhan Manusia. Pemimpin pelayan berkeyakinan
bahwa manusia mempunyai nilai intrinsik yang melampaui sumbangan nyata yang
telah mereka berikan selama ini. Dalam sifatnya yang seperti ini, pemimpin pelayan
sangat berkomitmen terhadap pertumbuhan pribadi, profesional dan spiritual setiap
individu di dalam organisasi. Dalam prakteknya hal ini bisa dikembangkan dengan
cara melakukan pengembangan pribadi dan profesional, menaruh perhatian pribadi
pada gagasan dan saran karyawan atau anggota, memberikan dorongan kepada
keterlibatan pekerja dalam pengambilan keputusan, toleran terhadap kesalahan dan
sebagainya.
10. Membangun komunitas/masyarakat di tempat kerja (Building community in the
workplace). Membangun komunitas ini mencakup membangun komunitas yang baik
antar karyawan, antar pimpinan dan bawahan dan membangun komunitas masyarakat
dan pelanggan. Pemimpin pelayan menyadari bahwa pergeseran komitmen lokal ke
suatu lingkungan yang lebih besar merupakan pembentuk utama kehidupan manusia.
Lingkungan kerja yang kondusif secara internal dan eksternal diharapkan akan
meningkatkan performansi organisasi secara maksimal. Kemampuan pemimpin
pelayan dalam menciptakan suasana rasa saling percaya akan membentuk kerjasama
yang cerdas dalam suatu tim kerja. Dengan ketulusan dan keteladan yang dimiliki
oleh pemimpin pelayan, rasa saling percaya dapat ditumbuhkan.
19
20
21
Semangat yang universal sekaligus partikular yang ada dalam olah raga
tersebut juga dapat memperkuat rasa kebanggaan dan salah satu cara ampuh
memperkuat nasionalisme. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta sejarah bagaimana
prestasi di bidang olah raga mampu mengangkat derajat, harkat, dan martabat suatu
bangsa.. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta sejarah bagaimana prestasi di bidang
olah raga mampu mengangkat derajat, harkat, dan martabat suatu bangsa meskipun
dalam keadaan yang terpuruk. Argentina pernah berhasil mempecundangi Inggris di
Piala Dunia 1986 yang dianggap sebagai pembalasan dengan cara lain atas kekalahan
Argentina oleh Inggris di Perang Malvinas yang berakibat jatuhnya Kepulauan
Malvinas ke negara pulau itu. Argentina kemudian berhasil meraih juara I pada Piala
Dunia tersebut.
Olahraga membuka peluang bagi setiap orang untuk berprestasi dan
mengharumkan nama bangsanya. Dalam semangat HUT kemerdekaan Indonesia yang
ke-69 ini, cita-cita untuk membentuk manusia Indonesia yang tangguh dan berdaya
guna harus menjadi semangat kita dalam upaya membangun bangsa.
Olahraga merupakan bidang yang strategis untuk bisa merajut kembali rasa
kebersamaan bangsa. Tak lekang juga dari ingatan bagaimana kedigdayaan dunia bulu
tangkis kita. Prestasi demi prestasi yang ditorehkan di berbagai ajang bergengsi kelas
dunia membuat atlet bulu tangkis Indonesia menjadi yang paling disegani oleh atlet bulu
tangkis dari negara lain. Meski sekarang prestasi tersebut sudah sangat jauh menurun.
Yang dapat kita palajari dari hal tersebut adalah bagaimana olahraga telah menjadi alat
yang paling efektif untuk mengembalikan kebanggaan kita sebagai bangsa. Karena itu,
tidak salah tentunya jika kita mulai berpikir bahwa olahraga mempunyai potensi yang
sangat besar dalam menjaga semangat nasionalisme. Euforia tak boleh berhenti menjadi
kesenangan sesaat belaka.
Menurut Yukl (1998), risiko terhadap penggunaan strategi-strategi baru
membuat pentingnya para pemimpin untuk mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk
melaksanakan strategi-strategi tersebut. Seorang pemimpin perlu memiliki ketepatan
waktu bersifat kritis dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai para
pengikut dan juga terhadap lingkungan agar dapat mengidentifikasi sebuah visi yang
inovatif, relevan, tepat waktu dan menarik. Sebagai seorang leader di suatu Negara,
Mandela memiliki ketrampilan dan keahlian tersebut. Hal ini dapat tergambarkan ketika
Mandela melihat peluang besar dan kesempatan emas untuk menyatukan kembali
22
negaranya melalui tim nasional olahraga rugby Afrika Selatan dalam kejuaran dunia.
Mandela melihat tim Springbooks dapat sebagai perantara dalam menyatukan
negaranya sehingga Mandela mendukung penuh tim nasional Afrika Selatan
Springbooks, yang pada akhirnya mampu menorehkan sejarah menjadi juara di
kejuaraan dunia dan pada saat bersamaan seluruh warganya telah melebur menjadi satu
untuk mendukung tim nasional mereka tanpa mempermasalahkan warna kulit.
23
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Intisari dari film ini adalah menggambarkan sosok Nelson Mandela yang kharismatis dan
seorang pemimpin besar yang penuh inspirasi. Dengan caranya sendiri dan dengan
keteguhannya sang pemimpin menjadikan olahraga sebagai salah satu alat untuk menghapus
perbedaan dan menjadi seorang pemimpin yang sukses menciptakan sebuah kemenangan.
Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Gaya persuasi
yang berwibawa tetapi lembut memberikan suasana lebih nyaman bagi para pegawai di
kantornya untuk bekerja bersama, tergambar dalam film tersebut. Tidak hanya
menyampaikan kata-kata penuh makna, tidak hanya untuk mengutarakan maksud dan
tujuan, tetapi juga mendengarkan orang lain, itu hal yang tidak kalah penting dalam
komunikasi. Mandela mau mendengarkan orang lain, ingin mengenal setiap hal lebih dekat.
Dalam kepemimpinan tidaklah hanya pendapat sendiri atau mayoritas yang menjadi suara
utama, melainkan setiap pandangan adalah berarti. Seorang pemimpin harus dapat
mengidentifikasi
potensi-potensi
yang
dimiliki
yang
dapat
dimanfaatkan
dalam
24
DAFTAR PUSTAKA
25