Kelompok 2
Kelompok 2
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
REALITAS SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA.
Kami mengucapkan terima kasih kepada guru pengajar maupun temanteman, karena tanpa bantuan guru pengajar dan teman-teman, kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di tentukan.
Kami pun menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam
penguasaan materinya maupun tata bahasanya. Namun Insya Allah makalah ini
dapat memberikan manfaat pada teman-teman sekalian. Oleh karena itu, kritik
dan saran kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Gorontalo,
Mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......
DAFTAR ISI
.........
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II PERMASALAHAN
1. Mata pencaharian penduduk masyarakat Indonesia..
2. Pengaruh kebudayaan asing
3. Animisme / Dinamisme di Indonesia.
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayahnya di huni oleh
berbagai etnis dengan adat istiadat yang beragam. Skiner menyebutkan bahwa
Indonesia lebih dari 35 suku bangsa. Selain suku bangsa ,masyarakat Indonesia
terdiri atas masyarakat dengan bahasa dan identitas agama yang berbeda-beda.
Sementar itu ,sebagian besar masyarakat menganut agama seperti islam,
katholik, protestan, hindu buddha dan konghuchu.
Masyarakat Indonesia dibagi atas 3 kelompok :
1. Kelompok masyarakat kelas atas
2. Kelompok masyarakat kelas menengah
3. Kelompok masyarakat kelas bawah
Selain itu, Indonesia juga di diami oleh para pendatang yang berasal dari
berbagai ras dan suku bangsa yang berbeda dari berbagai penjuru dunia.
Kehadiran mereka dengan berbagai macam budayanya telah menghasilkan
bentuk realitas sosial dan budaya yang beragam.
1.1
Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah ini pada dasarnya ialah jika kita melihat
masyarakat Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan sumber daya
alam dan adat istiadat yang cukup banyak. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku-suku bangsa.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini pada dasarnya ialah yang pertama merupakan
syarat atau tugas mata pelajaran SOSIOLOGI yang di asuh oleh Ibu Hasanati
Dama,S.Pd
Namun dari sisi lain kami juga ingin mengetahui bagaimana upaya pemecahan
masalah dalam realitas sosial masyarakat indonesia. Sehingga kami dapat
mengetahui keberagaman masyarakat indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan
keseharian kami.
BAB 2
PERMASALAHAN
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Mata Pencaharian Penduduk Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan
berada diantara benua Asian dan Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia
memiliki luas daratan 1.922.570 km sedangkan luar perairannya 3.257.483 km.
Dari luas daratan dan luas wilayah perairan tersebut maka mata pencaharian
penduduk Indonesia pun beragam. Ada yang bermata pencaharian pertanian,
perkebunan, perternakan, perikanan, dan ada pula yang bermata pencaharian
sebagai pekerja kantoran seperti di kota-kota besar di Indonesia.
Namun demikian, lebih kurang 70% mata pencaharian penduduk Indonesia
adalah dalam bidang pertanian. Indonesia juga dikatakan sebagai negara agraris,
sebab negara kita begitu besar akan hasil pangannya contohnya beras dan umbiumbian. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian di
bidang pertanian dan luasnya lahan Indonesia untuk di jadikan lahan pertanian,
tetapi tetap saja Indonesia masih mengimpor beras dari luar negri. Dengan ini
bukan hanya saja petani di Indonesia yang dirugikan tetapi pengusaha yang
bergelut dalam bidang ini juga akan merugi. Pemerintah harus bekerja keras
untuk memajukan lagi pertanian di Indonesia, karena Indonesia termasuk negara
penghasil pangan terbanyak. Dulunya pada tahun 80-an Indonesia bisa menjadi
negara berswambada beras.
Penduduk Kalimantan Selatan yang tinggal di daerah perbukitan, misalnya
yang ada di Loksado dan sekitarnya mata pencaharian utamanya berladang dan
mengumpulkan hasil hutan. Di samping itu ada pula usaha lain dalam skala kecil
misalnya beternak, berdagang dan mencari ikan.
Perladangan yang mereka lakukan masih berupa perladangan berpindah
dengan padi sebagai tanaman utamanya. Perladangan berpindah (shifting
cultivation atau swidden agriculture) dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pada musim panas hutan yang akan dijadikan ladang dibersihkan dengan cara
menebang pohon dan menebang kayu-kayunya. Pada musim hujan bidang tanah
ladang yang telah dibuka kemudian ditanami paling banyak sampai tiga kali masa
tanam. Kemudian ladang tersebut dibiarkan untuk waktu lama (8 tahun lebih)
sehingga menjadi hutan kembali. Sesudah itu hutan bekas ladang dapat dibuka
kembali denga cara-cara seperti di atas. Karena pembersihan hutan untuk
dijadikan ladang dilakukan dengan cara menebang pohon dan membakar kayukayunya maka cara berladang semacam ini juga sering disebut sebagai slash and
burn agriculture.
Di samping perladangan mengumpulkan hasil hutan seperti getah karet dan
kulit kayu manis merupakan mata pencaharian yang penting untuk menunjang
kehidupan mereka. Sekarang karet dan kayu manis mulai dibudi dayakan dan
bukan lagi tanaman liar yang tumbuh dihutan sehingga usaha ini sudah merupakan
usaha perkebunan. Getah karet dan kulit kayu manis mereka jual kepada agen
pengumpul hasil hutan. Jenis hasil hutan lain yang mereka jual adalah kayu dan
bambu. Pemeliharaan ternak seperti babi dan ayam hanya untuk dikonsumsi
sendiri demikian juga halnya dengan pencarian ikan. Seperti sudah dikemukakan
di atas ada pula penduduk daerah pegunungan yang berdagang terutama yang
tempat tinggalnya tidak begitu jauh dari kota. Mereka membuat warung-warung
kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Di dataran rendah aluvial, rawa-rawa dan daerah aliran sungai penduduk
hidup dari pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, perdagangan,
kerajianan rumah, bertukang, mendulang dan lain-lain.
Pertanian terutama adalah persawahan basah dengan padi sebagai tanaman
utamanya. Pada musim panas lahan pertanian digunakan menanam ubi-ubian,
sayuran, serta buah-buahan tertentu. Buah yang biasanya di tanam antara lain
semangka yang banyak terdapat di daerah Lupak dan Nagara.
Peternakan yang dikenal oleh masyarakat tradisional antara lain
peternakan kerbau dan bebek. Ternak kerbau dapat dibagi dua jenis yaitu ternak
kerbau di tanah tinggi baik di padang maupun pantai laut seperti daerah Tabalong
dan Tanah Laut serta ternak Kerbau Kalang di daerah rawa seperti di Danau
Panggang. Peternakan bebek merupakan peternakan daerah rawa yang sudah lama
ada dan cukup berkambang hingga kini. Usaha ini terutama dilakukan di daerah
Nagara, Alabio dan Amuntai. Di samping kerbau dan bebek, dahulu khusunya pada
masa kerajaan Banjar terdapat peternakan kuda di Tanah Laut, Riam Kanan. Dan
Riam Kiri, Martapura dan Hulu Sungai. Sekarang jenis peternakan ini sudah tidak
dikembangkan lagi.
Perikanan dalam pengertian tradisi menangkap ikan, merupakan salah satu
mata pencaharian penting bagi daerah sungai, rawa, danau dan laut. Penduduk
Marabahan sampai Amuntai melakukan penangkapan ikan air tawar di sepanjang
sungai Nagara, rawa-rawa dan danau-danau yang ada di daerah mereka, sedang
orang-orang Banjar Kuala dari Aluh-aluh sampai Batakan merupakan penangkapan
ikan laut.
Usaha perkebunan terutama menghasilkan tanaman buah-buahan yang kini
terus dibudi dayakan adalah jeruk. Hasil perkebunan ini tidak hanya dikonsumsi
oleh penduduk Kalimantan Selatan sendiri tetapi juga dikirim keluar pulau.
Orang-orang Banjar pada umunya berjiwa dagang. Usaha dagang mereka
tidak hanya terbatas pada perdagangan eceran tetapi juga perdagangan ekspor
dan impor dengan komoditas yang beragam. Usaha perdagangan ini berkaitan erat
dengan tradisi pelayaran yang sudah mendarah daging.
Kerajinan rumah seperti pembuatan kopiah jangang, tikar, lampit dari
rotan maupun pelepah rumbia serta berbagai jenis barang anyaman lainnya
memberi sumbangan yang tidak kecil bagi perekonomian Kalimantan Selatan.
Daerah yang terkenal dengan kerajinan anyamannya adalah Margasari. Jenis
kerajinan yang dahulu pernah jaya dan kemudian hampir hilang adalah seni tatah
ukir. Yang kini masih ada adalah menatah hulu senjata dan sarungnya di daearah
Hulu Sungai.
Masih erat hubungannya dengan kerajinan adalah usaha pertukangan yang
antara lain sebagai berikut :
a. Tukang membuat perahu tradisional seperti perahu pangkuh, bagiwas,
tambangan dan lain-lain. Sekarang dengan digesernya perahu-perahu
b.
c.
d.
e.
Selain yang sudah diuraikan di atas bidang pekerjaan lain yang dimiliki
penduduk Kalimantan Selatan adalah sebagai pegawai negeri atau swasta baik
yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan, pelayaran, angkutan, jasa dan
lain-lain.
Mata pencaharian dapat dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat
berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. kehidupan penduduk dapat dibedakan
menjadi dua corak yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan corak
kehidupan modern (kompleks).Mata pencaharian penduduk Indonesia yang
memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan
lahan dan sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga
perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern
biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan
pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang
jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.Mata pencaharian sebagian besar
penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan
perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Karena
tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral
didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan
memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya
sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi
(pegunungan).
Dengan bercocok tanam masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan
untuk sehari-harinya tanpa harus seluruhnya mengimport dari luar negeri. Namun,
saat ini lahan yang tersisa untuk bercocok tanam semakin terbatas karena adanya
kemajuan jaman (globalisasi). Lahan pertanian dijadikan gedung-gedung
bertingkat yang mengakibatkan kurangnya pasokan hasil pertanian untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menyebabkan para petani
kehilanganpekerjaannya.
Selain bercocok tanam, sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di
dataran rendah (daerah pantai) mata pencaharian mereka mengarah ke sektor
faktor yang terjadi dalam masyarakat maupun luar masyarakat itu sendiri.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat dapat berupa penemuan baru,
atau pertentangan dari masyarakat itu sendiri. Faktor yang berasal dari luar
masyarakat dapat berupa adanya pengaruh budaya dari masyarakat lainnya.
Menurut Soejono Soekanto (1990: 326-328) perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut:
1. Sistem pendidikan formal yang maju.
2. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan berkeinginan untuk maju.
3. Sistem yang terbuka dalam lapisan masyarakat.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyiimpang.
5. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan kejenuhan.
6. Penduduk yang heterogen adalah masyaarakat yang terdiri atas
kelompok - kelompok sosial yang mempunyai latar kebudayaan yang
berbeda beda dan ideologi yang berbeda pula.
7. Orientasi ke masa depan yang lebih baik.
8. Adanya kontak dengan masyarakat luar yang menyebabkan terjadinya
percampuran budaya.
Perubahan sosial dapat dibedakan dengan perubahan budaya. Menurut E.B.
Tylor dalam buku perubahan sosial di yogyakarta karya Selo Soemardjan (1986)
kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan tiap kemampuan serta kebiasaan
lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.oleh karena itu
apa bila terjadi perubahan pada salah satu bagian dari keseluruhan kompleks itu,
dikatakan sebagai perubahan budaya.
Perubahan sosial juga memiliki persamaan terhadap perubahan budaya, menurut
Selo Soemardjan (1986) perubahan sosial dangan perubahan budaya memiliki satu
segi kesamaan, yaitu kedua-duanya menyangkut suatu adaptasi atau perbaikan
dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berdasarkan
penggunaan konsep-konsep sosial dan budaya tersebut.
Namun dalam keadaan seperti ini masyarakat indonesia malu akan budaya
sendiri, mereka menganggap bahwa budaya indonesia ketinggalan zaman ini
merupakan salah satu penyebab terjadi masuknya budaya asing ke indonesia
dengan mudahnya, adapun faktor yang mendukung masuknya budaya asing ke
indonesia diantaranya yaitu kemajuan teknologi yang sedikit demi sedikit dapat
mempengaruhi kebudayaan nasional.kemudian dari situlah masyarakat indonesia
mulai terkena virus-virus kebudayaan asing yang perbedaan budayanya sangat
jauh dengan budaya indonesia
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman
dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu
pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di
setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada
kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-
lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat
Indonesia yang suka meniru.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak
memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang
dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut
banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan
yang ada. Jangan sampai di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita
menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu
sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih
serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah
meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak
remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya
kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman, salah satu contohnya
yang telah kita tahu kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur
ponorogo telah di akui oleh bangsa Malaysia itu di sebabkan karena
kekurangpedulian dan pelestariannyannya kita terhadap budaya kita.
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya
sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru
disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh
negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar
televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng
kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai
penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut
merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu
sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula
dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir
dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung
merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan
ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan
seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita
mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan
jenis.
1. Dampak budaya asing
Budaya asing yang masuk ke indonesia brdampak sangat buruk dengan nilainilai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia, karena indonesia dengan
mudah meniru budaya, perilaku, cara bergaul, dan berpakaian sangat tidak sesuai
dengan budaya indonesia. Dampak negatif yang terlihat jelas pada indonesia
diantaranya goncangan budaya atau sering disebut dengan culture shock, ini
terjadi karena adanya anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahanperubahan akibat budaya asing yang masuk, misalnya adanya penggusuran karena
ada pembangunan gedung atau bangunan, sukarnya mencari lahan tempat tinggal
maka hal ini membuat mereka frustasi dalam menghadapi biaya hidup yang
semakin besar akhirnya mereka pun melakukan perilaku menyimpang. Selain itu
akan terjadinya pergeseran nilai budaya indonesia yag menimbulkan kebimbangan,
karena masuknya usur-unsur budaya asing yang sangat cepat dan pesat
mengakibatkan perubahan sosial yang berkesinambungan, akibatnya masyarakat
yang mengalami kebimbangan, dimana mereka tidak mempunyai pegangan
menyebabkan anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya.
Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang
seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme. Selain dampak negatif
terdapat juga dampak positif diantaranya tumbuhnya indonesia menjadi negara
berkembang dan maju serta pembangunan yang semakin pesat terjadi di kotakota besar, perekonomian indonesia semakin maju dan berkembang.
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena
adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan
sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh
tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan
masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan
terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana
masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang
dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak
melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya
ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi
landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter
sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990)
masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta
memiliki dampak positif dan negatif.
a. Dampak positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang
terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia
dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan
makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan
masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
b. Dampak negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika,
pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial
diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup,
kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Adanya unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
indonesia sangat menghawatirkan karena dapat menyebabkan terjadinya
goncangan budaya. Namun, di sisi lain masuknya unsur budaya asing de indonesia
juga sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa indonesia.
Menurut Bierens de Haan, dalam masyarakat terdapat dua unsur berlawanan,
yaitu statika dan dinamika. Unsur statika merupakan unsur-unsur dalam
bangsa rapuh, globalisasi justruakan membuat jati diri bangsa tersebut memudar.
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi
dampak budaya asing.
1. Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing
Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat
diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita, sedangkan
yang kita tinggalkan untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila).
b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.
c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya.
2. Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional
Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri
bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari
suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan
menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional
melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan
daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan
pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dalam rangka membangun masyarakat yang adil dan makmur yang
tetap berkepribadian indonesia, kita harus tetap beriman dn bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa. Dalam menjalani tuntutan era globalisasi,
kita tetap mampu berdiri kokoh sebagai bangsa dengan ideologi dan
pandangan hidup nasional yang tangguh serta kebudayaan nasional yang
yang luhur.
C. ANIMISME DAN DINAMISME
1. Pengertian Animisme
Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'.
Kepercayaan animismeadalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.
Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan
agama wahyu. Paham animisme mempercayai bahwasetiap benda di bumi ini
(seperti laut, gunung, hutan, gua, atau tempat-tempat tertentu),mempunyai jiwa
yang mesti dihormati agar jiwa tersebut tidak mengganggu manusia, ataubahkan
membantu mereka dalam kehidupan ini.Banyak kepercayaan animisme yang
berkembang di masyarakat. Seperti, kepercayaanmasyarakat Nias yang meyakini
bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaandari roh wanita yang
meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orangyang sudah
meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan
harimau.Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orang yang
pernah menyakitinya ketikahidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan
keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasisendiri tidak lain adalah pemahaman
masyarakat Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusiayang sudah mati bisa
kembali lagi ke alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama
hidupnya, biasanya ia akan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika
dikenaldengan perangainya yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud
seekor babi.
2. Pengertian Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan
dalam bahasaInggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dengan arti kekuatan,daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme
memiliki arti tentang kepercayaan terhadapbenda-benda di sekitar manusia yang
diyakini memiliki kekuatan ghaib.Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi
dinamisme sebagai kepercayaan keagamaanprimitif yang ada pada zaman sebelum
kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamismedisebut juga dengan nama
preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai
daya dan kekuatan. Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang
beradadalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau
marabahaya. Kesaktian itubisa berasal dari api, batu-batuan, air, pepohonan,
binatang, atau bahkan manusia sendiri.Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan
manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang beradadi luar dirinya. Setiap
manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yangdianggapnya
mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.
Manusiatersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa
tenang jika ia selaluberada di samping zat itu. Sebagai contoh, ketika manusia
mendapatkan bahwa api memilikidaya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah
yang paling berhak ia sembah karena api telahmemberikan pertolongan kepada
mereka ketika mereka merasa dingin. Ia mengira bahwa apimemiliki kekuatan
misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan.
3. CONTOH PERILAKU ANIMISME DAN DINAMISME
Malam jumat kemarin ada kejadian tentang dua orang pemuda yang tewas
terbawa arus di Sungai Opak, Yogyakarta. Kedua pemuda tersebut terpeleset
ketika hendak menyelamatkan bapaknya yang terjatuh. Yang menarik adalah
ketiga orang tersebut baru saja selesai menjalani ritual kungkum atau
berendam di Sungai Opak. Ritual kungkum bagi sebagian masyarakat di Jawa
Tengah memang dipercaya membawa berkah bagi orang yang melakukannya.
Berkah tersebut bisa berbentuk jodoh, kelancaran dalam karir, kedudukan atau
bahkan pangkat dalam suatu organisasi.
Dalam kasus ini, bukannya kesuksesan atau berkah yang mereka dapat, tetapi
musibah yang mereka dapat. Kedua pemuda tersebut tewas secara konyol atau
sia-sia. Pertanyaan yang sering saya dengungkan dalam hati, mengapa mereka
begitu mempercayai hal klenik atau okultisme? Mengapa mereka tidak mau
berusaha secara wajar dan rasional dalam mengejar suatu impian?
Inilah potret masyarakat kita yang masih mempercayai animisme dan
dinamisme. Segala hal berbau okultisme masih diyakini dan bahkan dijadikan
panutan dalam mencapai suatu hal. Inilah tanda bahwa sebagian masyarakat kita
masih terbelakang dalam pola pikir dan mengalami krisis percaya diri. Bukankah
kita harus berusaha dalam mencapai tujuan? Bukankah kita memiliki Tuhan?
Mengapa masih saja menduakan Tuhan?
Sunda Wiwitan (Bahasa Sunda: "Sunda permulaan", "Sunda sejati", atau
"Sunda asli") adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam
dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat
tradisional Sunda.[1] Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di
provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar
Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur,
Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang
dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.
Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng
karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi
ajaran keagamaan dan tuntunan moral, aturan dan pelajaran budi pekerti. Kitab
ini disebut Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia. Berdasarkan
keterangan kokolot (tetua) kampung Cikeusik, orang Kanekes bukanlah penganut
Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme, yaitu kepercayaan yang
memuja arwah nenek moyang. Hanya dalam perkembangannya kepercayaan orang
Kanekes ini telah dimasuki oleh unsur-unsur ajaran Hindu, dan hingga batas
tertentu, ajaran Islam.Dalam Carita Parahyangan kepercayaan ini disebut sebagai
ajaran "Jatisunda".
1. KESIMPULAN
BAB 4
PENUTUP
2. SARAN
Di harapkan kepada para pembaca agar kiranya dapat mengkaji kembali
tentang adanya realitas sosial masyarakat Indonesia, karena Indonesia di kenal
dengan kekayaan sumber daya alam dan istiadat .
DAFTAR PUSTAKA
1. Mariyati,kun . suryawati,juju . 2007, Jakarta SOSIOLOGI SMA Kelas
XI . Pt Gelora aksara pratama.
2. http://www.nandalawi.co.cc/2011/03/mata-pencaharian-pendudukindonesia.html
3. Sri Wahyuni, Niniek. Dkk. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca
Exact.
4. DR. Mubarak, Achmad, MA. 2004. Nasionalis Religius Jati Diri Bangsa
Indonesia. Jatiwaringin: PT.Bina Rena Pariwara
5. www.google.pengaruhbudayaasing.com
6. www.google.search.westernisasi.com