BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi Daerah maka setiap
Daerah dituntut untuk bisa lebih mandiri dalam memenuhi seluruh kebutuhan.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka setiap Daerah akan menggali potensi daerah
masing-masing agar seluruh kebutuhan untuk jalannya roda Pemerintahan maupun
mensejahterakan masyarakat dapat terwujud. Hal tersebut akan dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah
(PAD),
yaitu
dengan
membangun,
pengembangkan
pusat-pusat
perekonomian, dengan biaya PEMDA baik tingkat I, tingkat II maupun dari Pusat
atau bekerja sama dengan Pihak ke Dua.
Salah satu lokasi yang akan di tata dan dikembangkan adalah keberadaan Pasar
Boja, di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dimana kondisi pasar sudah rusak
akibat terjadi kebakaran tanggal 31 Mei 2007. Pasar tradisional Pasar Boja
Kecamatan Boja belum dapat berfungsi maksimal, meskipun sudah dilakukan
pembangunan tahap I (kios dan kantor), tahap II (los), tahap III (kios dan los),
ternyata masih banyak para pedagang yang belum mendapatkan tempat berjualan
yang layak setelah terjadi kebakaran. Selain akibat kebakaran ada juga bangunan
kios yang kondisinya sudah tidak layak huni, sehingga perlu adanya pembangunan
kembali. karena belum mendapatkan tempat jualan banyak pedagang yang
memanfaatkan badan jalan.yang berakibat tidak adanya jalan lingkungan pasar
(jalan lingkar timur pasar Boja) dan drainase air yang tidak berfungsi optimal.
Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu adanya penataan dan pengembangan Pasar
Boja, sehingga permasalahan yang ada dapat diatasi sesuai yang diharapkan.
1.2
2.
3.
Mengurangi pengangguran.
4.
5.
6.
Saluran drainase dapat mengalir dengan lancar dan air tidak masuk ke
lingkungan Los / Kios kalau terjadi hujan dengan menaikkan Elevasi bangunan.
7.
Los daging dan sayur perlu dilengkapi saluran air bersih dan saluran
pembuangan.
8.
9.
Kejelasan Zonasi, (Sayur-sayuran, Buah-buahan, Daging dll), untuk kemudahan pelayanan bagi pembeli.
10.
Kenyamanan para pembeli / pedagang (adanya tempat parkir, tempat naik turun
barang)
11.
Diharapkan Pasar Boja akan kembali berfungsi secara optimal dan bahkan
semakin meningkat fungsi ekonomi sosialnya.
12.
13.
Untuk dapat mendorong peningkatan kinerja proyek yang lebih baik, sehingga
efisien
dalam
aspek
waktu
dan
biaya
serta
kualitas
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
14.
15.
16.
Untuk menggali potensi pendapatan anggaran daerah dari pasar-pasar yang ada
di wilayah Kabupaten Kendal.
17.
18.
2.
Blok K (Kios)
Kios ukuran 3,00 x 5,00 m
Jumlah
Bangunan Los, terdiri dari :
Blok J (Los)
Los Sayuran Ukuran 1,95 x 1,50 m
Jumlah
Blok L (Los)
Los Sayuran Ukuran 1,95 x 1,5 m2
Jumlah
Jumlah total Los
3.
=
=
46
46
kios
kios
=
=
280
280
los
los
=
=
96
96
los
los
376
Los
1.4. PROGRAM
1.4.1 Peningkatan pelayanan masyarakat melalui penyediaan los dan kios pasar
kepada
1.5. MANFAAT
Dengan telah dibangunnya Pasar Boja di Kabupaten Kendal diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
Laporan Akhir Perencanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
1.5.1
1.5.2
1.5.3
1.5.4
Memberikan kepastian tempat berusaha yang layak, yakni pasar yang bersih,
aman, nyaman dan sehat bagi para peagang maupun pembeli.
PASA R BO JA
K ABUPA TE N KEN DAL
BAB II
RENCANA PENATAAN DAN PENGEMBANGAN
Laporan Akhir Perencanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
2.1
DASAR
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN,
PENATAAN,
DAN
Dasar pendekatan yang digunakan didalam perencanaan dan perancangan Pasar Boja
Kabupaten Kendal adalah :
1. Perancangan Pasar Boja Kabupaten Kendal ini direncanakan untuk jangka waktu
10 Tahun mendatang dengan prediksi bahwa kehidupan sosial ekonomi
masyarakat sudah lebih baik.
2. Pasar Boja secara fungsional merupakan bangunan perdagangan dan jasa, berupa
pasar yang memadukan dua unsur, yaitu pasar tradisional dan pasar modern,
dengan sifat barang baik grosir maupun eceran dimana didalamnya terdapat
fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan pasar.
3. Sebagai bangunan umum, penampilan bangunan dirancang supaya berkesan
terbuka, mengundang dan menarik.
4. Perancanaan Pasar Boja memperhatikan kemudahan sistem sirkulasi baik
kendaraan maupun manusia, diluar maupun didalam bangunan serta
pengelompokan pedagang berdasarkan jenis barang dagangan dan berdasarkan
tipe los/kios.
5. Perencanaan dan perancangan Pasar Boja mengacu pada kebijakan-kebijakan
pemerintah didalam RIK/RDTRK dan peraturan-peraturan daerah yang
berhubungan dengan pembangunan pasar.
6. Bangunan ini adalah milik pemerintah sehingga penyelenggaraan dan
pengelolaannya dilakukan pula oleh pegawai dari pemerintah dalam hal ini
pemerintah daerah.
7. Untuk ruang-ruang yang tidak memiliki standar dilakukan studi ruang
berdasarkan studi banding dan asumsi logis.
Poin-poin tersebut digunakan sebagai dasar untuk melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap program dasar perencanaan dan perancangan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
2.2 RENCANA PENATAAN DAN PENGEMBANGAN BLOK K (KIOS)
Blok K terletak pada sisi sebelah barat dari Site Plan Pasar Boja (lihat gambar I.1.
Site Plan Pasar Boja) Perencanaan Penataan dan Pengembangan pada Blok K terdiri
dari :
1.
2.
3.
4.
Spesifikasi Teknis :
2.
Los J1 berjumlah
Los J2 berjumlah
Los J3 berjumlah
: 108
: 96
: 76
Los
Los
Los
Los J1 berjumlah
Los J2 berjumlah
Los J3 berjumlah
3.
4.
5.
: 519,48
: 469,53
: 369,63
m2
m2
m2
Spesifikasi Teknis :
10
11
12
2.4
13
2.
3.
4.
5.
Spesifikasi Teknis :
Peresapan dari Lapisan Ijuk tebal 10 cm dengan lapisan batu pecah 15/20,
lapisan batu pecah 5/7 dan lapisan batu pecah 2/3
14
15
2.5
Rencana Anggaran Biaya Rp. 60.769.200,00 (Enam Puluh Juta Tujuh Ratus
Enam Puluh Sembilan Ribu Dua Ratus Rupiah).
16
17
2.6
Rencana Anggaran Biaya Rp. 36.064.400,00 (Tiga Puluh Enam Juta Enam
Puluh Empat Ribu Empat Ratus Rupiah).
18
2.7
Pasir urug 10 = 5 cm
19
20
2.8
2.9
Spesifikasi Teknis :
21
2.10
2.11
22
Rencana Anggaran Rp. 45.988.625,00 (Empat Puluh Lima Juta Sembilan Ratus
Delapan Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Dua Puluh Lima Rupiah)
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN STRUKTUR
3.1.
PEDOMAN PERENCANAAN
Pedoman yang menjadi dasar perencanaan ini adalah :
1.
2.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK-SNI-T15-1991-03 (SNI 1992)
3.
3.2.
PEMBEBANAN
Prosedur dan asumsi dalam perencanaan serta besarnya beban rencana mengikuti
ketentuan berikut ini :
1.
2.
3.
Dalam perencanaan terhadap beban angin dan gempa, seluruh bagian struktur
yang membentuk kesatuan harus memenuhi SNI 03-1726-1989, Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk rumah dan gedung.
Jenis beban yang diperkirakan bekerja pada komponen struktur gedung ini adalah :
3.2.1. Beban pada atap
a. Beban mati, yang terdiri :
1.
2.
3.
4.
Berat plafon
23
1.
2.
2.
2.
3.
4.
b. Beban hidup
Estimasi beban hidup didasarkan atas fungsi dari masing-masing ruangan
yang besarnya sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983.
3.2.3. Beban pada portal
b. Beban mati dan beban hidup
Portal menerima beban hidup dan beban mati dari plat lantai yang
distribusikan melalui balok. Pola penyaluran beban dari plat lantai ke
balok mengikuti pola garis leleh plat. Untuk mempermudah perhitungan
dalam analisa struktur maka dilakukan perataan beban, dimana momen
maksimum akibat beban yang bekerja pada plat disamakan dengan
momen maksimum akibat beban merata segi empat pada plat.
Lx
Ly
24
Beban trapesium
qa = qu.0,5Lx
qeku
0,5 Lx
0,5 Lx
Ly
qekuivalen
2.
q .L
2
y
2
3
q a .L x
2
y
qeku
0,5 Lx
0,5 Lx
Lx
qekuivalen 2 3 qa
b. Beban gempa
1.
Dihitung berat total bangunan (Wt) akibat beban mati dan beban
hidup. Beban hidup direduksi sesuai tabel 4 PPKGURG 1987
2.
3.
4.
5.
25
6.
Arah x
H
<3
A
Wi.hi
.Vx
Wi.hi
Fi,x =
Arah y
H
<3
A
Fi,y =
3.3.
Wi.hi
.Vx
Wi.hi
Kontrol tegangan
b.
Mx My 1600
Wx
Wy
kg/cm2
fijin =
1
L
250
fx =
5.Qx.L4
Px.L3
384.E.Iy
48.E.Iy
fy =
5.Qy.L4
Py.L3
384.E.Ix 48.E.Ix
f =
fx 2 fy 2
fijin
Batang Tarik
1. Kontrol Luas Penampang Batang
P
Anetto = 0,75
Aprofil Anetto
2. Kontrol Terhadap Kelangsingan
Laporan Akhir Perencanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
26
= i
< 240
min
tarik
b.
Batang Tekan
Kontrol Tegangan Batang
1. Terhadap sumbu x-x
x =
x =
lk
==> didapat dari tabel
ix
.P
Atotal
ijin
y =
3.4.
lk
ijin
PERENCANAAN PORTAL
Perhitungan gaya-gaya dalam pada portal dilakukan dengan menggunakan Program
SAP 2000 dengan kombinasi pembebanan sebagai berikut :
Kombinasi 1
= 1,2 DL + 1,6 LL
Kombinasi 2
Kombinasi 3
27
2.
bw + 16ht
3.
2. Untuk batok yang hanya mempunyai flens pada satu sisi, lebar
efektif bagian plat yang menonjol yang diperhitungkan tidak lebih
besar dari seperduabelas panjang bentangan balok, atau enam kali
tebal plat, atau jarak besih dengan balok di sebelahnya.
3. Untuk balok yang khusus dibentuk sebagai balok T dengan maksud
untuk mendapatkan tambahan luas daerah tekan, ketebalan flens
tidak boleh lebih besar dan separoh lebar balok, dan lebar flens total
tidak boleh Iebih besar dari empat kali lebar balok.
Langkah-langkah perencanaan balok T menurut Istinawan Dipohusodo
dalam bukunya Strukutur Beton Bertulang ( hal. 83-84) adalah sebagai
berikut :
1. menghitung momen rencana Mu .
2.
28
3.
menetapkan lebar flens efektif menggunakan ketentuan SK SNI T15-1991-03 pasal 3.1.10
4.
flens
efektif
5.
untuk
tekan
adalah
Mu
.b.d 2
Mu
. fy.z
29
maksimum
untuk
maksimum
.b.d2.k
Apabila MR < MU, rencanakan balok sebagai balok bertulangan
4.
rangkap, dan MR MU, balok direncanakan sebagai balok
bertulangan tarik saja.
Apabila harus direncanakan sebagai balok bertulangan rangkap:
1. Menghitung rasio penulangan pasangan kopel gaya beton tekan dan
tulang taiik, = 0,90 (maks) = 0,90.(0, 75 b). Nilai tersebut
digunakan untuk mencari k pada Tabel (buku ini).
2. Menentukan kapasitas momen dari pasangan kopel gaya beton tekan
dan baja tarik. M R .b.d 2 .k . Menghitung tulangan baja tarik
30
yang diperlukan untuk pasangan kopel gaya tekan dan tulangan baja
tarik, As1 perlu .b.d
3. Menghitung selisih momen, atau momen yang harus ditahan oleh
pasangan tulangan baja tekan dan tarik tambahan, MR2 = MU MR1
4. Dengan berdasarkan pada pasangan kopel gaya tulangan baja tekan
dan tarik tambahan, hitung gaya tekan pada tulangan yang
diperlukan (anggap bahwa d = 70 mm).
N D2
M R2
. d d '
Ast . fy
0,85. fc '.b
a
1
s'
c d'
0,003
c
f s '.As '
fy
31
bw .s
3 fy
Av
bw
Fy
32
24
fc' x 2 y , efek
33
Nu
untuk tarik.
4. Dipeniksa apakah Tu > Tc. Apabila tidak, efek torsi boleh diabaikan.
Apabila Tu > Tc, hitunglah Ts, yaitu momen torsi yang harus ditahan
oleh tulangan, dengan batasan sebagai benikut:
untuk torsi keseimbangan: Ts = Tn - Tc, dan,
untuk
torsi
keserasian:
Ts
fy '
.x 2 . y Tc dipakai
yang
20
fy ' x 2 y
5. Nilai Tn tidak kurang dari Tu/, dan apabila Ts> 4 Tc penampang harus
diporbesar.
6. PilihIah tulangan sengkang tertutup sebagai tulangan melintang dan
gunakan diameter minimum D10. Apabila jarak spasi sengkang s,
hitunglah luas sengkang untuk torsi setiap satuan jarak lengan dengan
menggunakan persamaan sebagai benikut:
7. Hitung penulangan geser yang diperlukan untuk Av, tiap satuan jarak di
dalam penampang metintang, dengan Vu adalah gaya geser luar rencana
pada penampang kritis, sedangkan Vc adalah kuat geser nominal badan
beton, dan Vs adalah gaya geser yang harus dipikul oleh sengkang
Dimana Vs = Vn - Vc
Laporan Akhir Perencanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
34
3.4.4. Kolom
a. Perencanan kolom pendek eksentritas kecil
Perencanaan kolom beton bertulang pada hakekatnya menentukan
dimensi serta ukuran-ukuran baik beton maupun batang tulangan baja,
sejak dari menentukan ukuran dan bentuk penampang kolom,
menghitung kebutuhan penulngannya sampai dengan memilih tulangan
sengkang atau spiral sehingga didapat ukuran dan jarak spasi yang tepat.
Karena rasio luas penulangan terhadap beton g harus berada dalam
daerah batas nilai 0,01 g 0.08, maka persamaan kuat perlu yang
diberikan dimodifikasi untuk dapat memenuhi syarat tersebut.
Untuk kolom dengan pengikat sengkang,
Ast
, sehingga didapat Ast g . Ag
Ag
fy.
35
Karena PuPn (mak) maka dapat disusun Ag perlu berdasarkan pada kuat
kolom Pu dan rasio penulangan g, sebagai berikut :
Untuk kolom dengan pengikat sengkang,
Ag perlu
Pu
0,80 0,85 fc' 1 g fy g
Ag perlu
Pu
0,85 0,85 fc ' 1 g fy g
Bial resultante gaya tidak tepat pada pusat berat dasar pondasi.
nett
2.
P
m2
net
P
6M
B.L B.L2
36
unet =
3.
Wu
Mu
B.L
W
fc
.bo.d
Syarat, Vc Vu
L a2
d B
= unett.
2
Arah y
Vu = unett x luas beban geser
B a1
d L
= unett.
2
fc
.bo.d
Syarat, Vc Vu
4.
Perhitungan Tulangan
Ru
Mu
b.d 2
; didapat
As = min.b.d
3.5.
METODOLOGI
Dalam perencanaan struktur ini, penulis mengunakan metode perhitungan dengan
tahapan sebagai berikut :
37
1. Perencanaan struktur dimulai dari pendimensian rangka atap, plat lantai, portal
(balok anak/induk dan kolom), pondasi dan tangga.
2. Setiap pendimensian diawali dengan perhitungan beban-beban yang
diasumsikan akan diterima oleh komponen struktur.
3. Analisa struktur (analisa statika) mengunakan metode Matrik Kekakuan
dengan bantuan program komputer SAP 2000.
Rumus kekakuan :
K F
dimana :
2.
38
BAB IV
PENDIMENSIAN STRUKTUR
4.1.
PERENCANAAN PORTAL
Beban Trapesium dan Segitiga
a. Beban mati
3.
Berat plat
3.
Berat spesi
= 1,5*0,21
= 0,315 KN/m
3.
= 0,360 KN/m
DL = 4,995 KN/m
b. Beban hidup
LL = 1,5*2,5 = 3,750 KN/m
Perhitungan gaya-gaya dalam pada portal dilakukan dengan menggunakan Program
SAP 2000 dengan kombinasi pembebanan sebagai berikut :
Kombinasi 1
= 1,2 DL + 1,6 LL
Kombinasi 2
Kombinasi 3
Dari data di atas, kemudian dihitung dengan metode seperti pada BAB III poin 3.5.
sehingga dapat ditentukan dimensi tulangan untuk Balok seperti pada table berikut:
39
40
Gbr.IV.1. Penulangan
4.2.
PERENCANAAN PONDASI
Gaya-gaya yang di pakai dalam merencanakan penulangan plat pondasi diambil
dari hasil perhitungan/analisa portal (joint reactions/reaksi tumpuan) yang paling
menentukan sebagai berikut :
Joint
OutputCase
CaseType
U1
U2
U3
R1
R2
R3
Text
Text
Text
KN
KN
KN
KN-m
KN-m
KN-m
21
COMB1
Combination
-37,171
-11,285
249,238
49,7023
-80,7896
32,598
21
COMB2
Combination
-37,287
-12,06
247,043
53,5236
-82,0866
32,7566
21
COMB3
Combination
-66,301
-83,274
200,075
463,1115
-226,7149
87,0828
Gaya horizontal, H
= 83,274 KN
b. Data Tanah
= 17 KN/m3
Kohesif tanah, C
= 16 KN/m3
41
N = 5,0
Factor keamanan, SF = 3
c. Tegangan Tanah
Bengan menganggap lebar telapak pondasi B = 2 m, tegangan tanah
dihitung berdasarkan rumus Terzaghi sebagai berikut :
qu = 1,3*C*Nc+t*Df*Nq+0,4*t*B*N
= 1,3*16*17,7+17*2*7,4+0,4*17*5*5 = 687,76 KN/m2
qa =
qu
687,76
229,253 KN/m2
SF
3
d. Tegangan Netto
Timbunan tanah
= -(2*17)
= -24 KN/m2
= -(0,5*24)
= -12 KN/m2
= 229,253 KN/m2
net
= 183,253 KN/m2
P
249,238
1,360 m2
net 183,253
B=L=
1,360 1,166 m,
= 1,2 m
f. Tegangan Netto Akibat Beban Terfaktor
Pu = Wu = 249,238 KN
Jarak
42
u nett =
Wu
Mu 249,238
B*L W
1,2 * 1,2
504,749
1925,683 KN/m2
2
*
1
,
2
*
1
,
2
6
Penutup beton, p= 70 mm
Diameter tulangan, D= 22 mm
Tinggi efektif, d
=hpD- D
= 500 70 22 .22 = 397 mm
L
a
d/2
(L-a2d)/2
fc
*bo*d
43
Syarat, Vc Vu
1560,391 KN 1223,56 KN.Oke
Jadi tebal plat cukup untuk memikul gaya geser, tanpa harus
dipasang tulangan geser
3.
L
a
d
(L-a)/2
d
= u nett*
2
1,2 0,3
0,397 102,061 KN
= 1925,683*
2
fc
= 0,6*1/3*
*bo*d
Syarat, Vc Vu
1560,391 KN 102,061 KN.Oke
Laporan Akhir Perencanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
44
Jadi tebal plat cukup untuk memikul gaya geser tanpa harus
dipasang tulangan geser
Mu
504,749
2668,875 KN/m2,
2
2
b.d
1,2 * 0,397
4228,05
2114,025 mm2
2
45
BAB V
BIAYA PEMBANGUNAN
Total biaya Proyek Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja di Kabupaten Kendal +
PPn sebesar Rp. 3.700.000.000,00 (Tiga Milliar Tujuh Ratus Juta Rupiah). Dana tersebut
dari TP - APBN Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2012. Penggunaan dari dana
seperti tersebut diatas dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran RAB.
46
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dapat disimpulkan bahwa :
a.Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Boja Tahap 4 untuk Tahun Anggaran 2012,
meliputi :
1. Bangunan Kios, terdiri dari :
Blok K (Kios)
=
=
46
46
kios
kios
=
=
280
280
los
los
=
=
=
96
96
376
los
los
Los
47
maupun
manusia,
diluar
maupun
didalam
bangunan
serta
48
j.
6.2.
SARAN
49
50