Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Praktek

Kerja

Industri

(PRAKERIN)

merupakan

suatu

syarat

untuk

menuntaskan system pembelajaran pada pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) khususnya SMK Negeri 1 Lasusua, dan syarat umum untuk mengikuti Ujian
Nasional.
Dengan adanya Praktek Kerja Industri ini. Maka diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu sehingga menghasilkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini yaitu
mengaplikasikan kompeten yang diperoleh di sekolah untuk ditetapkan di lapangan
kerja agar dapat mewujudkan siswa/siswi SMK Negeri 1 Lasusua yang berprestasi di
dunia

usaha/industry

(DU/DI),

khususnya

pada

program

keahlian

Geologi

Pertambangan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar peserta didik dapat mengenal
dunia kerja secara lebih dini, memahami lingkungan social yang berlaku di dunia kerja
serta siswa mampu menguasai dan menerapkan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
kerja.
Dengan dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Industri ini, peserta didik
diharap dapat memperoleh pengalaman kerja selama di dunia kerja serta dapat
menambah wawasan dan kreativitas bagi setiap peserta didik yang mengikutinya.

BAB II

TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Panca Logam Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dalam industry
pertambangan emas. Berdiri pada tanggal 01 Agustus 2008 berdasarkan Akta Notaris
Tjoa Karina Juwita, SH Nomor 13 yang disahkan oleh keputusan Mentri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor AHU-75824.AH.01.01 Tahun 2008 dan NPWP Nomor
02.74.402.2-047.000.
PT. Panca Logam Makmur saat ini telah melakukan eksplorasi dan eksploitasi
atas tambang emas yang berada di Desa Wumbubangka, Kec. Rorowatu Utara, Kab.
Bombana, Prov. Sulawesi Tenggara.
Pada bulan November 2008 PT. Panca Logam Makmur telah mendapatkan izin
melakukan eksplorasi tambang emas di wilayah Desa Wumbubangka, Kec. Rorowatu
Utara, Kab. Bombana, Prov. Sulawesi Tenggara dari Pemerintah Kabupaten melalui
keputusan Bupati Bombana Nomor 353 Tahun 2008 dengan luas wilayah eksplorasi
1.210 hektar. Dan dilanjutkan dengan izin eksplorasi tanggal 24 Desember 2008 melalui
Keputusan Bupati Kabupaten Bombana Nomor 376.a Tahun 2008 dengan luas 1.000
hektar disertai izin untuk melakukan pengangkutan dan penjualan bahan galian emas
sesuai Keputusan Bupati Kabupaten Bombana Nomor 376.b tahun 2008. Untuk Izin
Kelayakan Lingkungan (AMDAL) juga telah dikantongi oleh PT. Panca Logam
Makmur seperti tertuang dalam keputusan Bupati Bombana Nomor 45 Tahun 2009
Tanggal 27 Februari 2009.
A. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi perusahaan Rogional yang handal dan professional dalam menjalankan
kegiatan usaha pertambangan, perdagangan dan konstruksi.
b. Misi

1. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia yang mandiri dan


sejahtera secara umum, terkhusus karyawan PT. Panca Logam Makmur.
2. Menyediakan pelayanan berkualitas tinggi kepada para stakeholders melalui
best mining practice. Serta menjaga komitmen yang tinggi terhadap aspek
kesalamatan, kesehatan dan lingkungan kerja
3. Memelihara komitmen perusahaan dalam memenuhi aspek Peraturan
Perundang-Undangan dan kontrak kerja sehubung dengan usaha kegiatan
usaha pertambangan.
4. Memelihara komitmen perusahaan yang tinggi dengan terus membangun
dan tumbuh secara berkesinambungan.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah hubungan pelaporan formal, tingkat dan jenis divisi
pekerja, serta merupakan alat untuk melakukan koordinasi dari berbagai bagian. Untuk
mendukung manajemen Sumber Daya Manusia yang efektif dalam kegiatan
penambangan emas PT. Panca Logam Makmur maka digunakan bagan organisasi Line
and Staff yang dapat dilihat pada lampiran 1.

2.3 Topografi
Topografi daerah penyelidikan merupakan perbukitan bergelombang dengan
ketinggian sekitar 75 sampai 400 m dpl. Daerah ini dialiri oleh sungai-sungai utama
yaitu Sungai Watu-Watu dan Sungai inotunowua.

2.4 Keadaan Geologi


2.4.2 Geologi Regional Wilayah Izin Usaha Pertambangan(IUP)
Segalah fisiografi daerah kuasa pertambangan termasuk kedalam dua
mandala Geologi yaitu Mandala Sulawesi Timur dan Mandala Tukang Besi

Buton. Mandala Sulawesi Timur ditandai oleh batuan Ultramafik, Mafik dan
Batuan oleh batuan sedimen pinggiran benua yang beralaskan batuan malihan.
Batuan tertua dari Mandala Anjungan Tukang Besi-Buton berupa batuan alas
malihan yang terdiri dari skis mika, skiss kuarsa, skiss klorit, skiss mikaamphibolit, dan genes berumur permo-karbon. Di atasnya menindih tidak selaras
Formasi Meluhu (Lembar Muna) yang terdiri dari batugamping hablur dengan
sisipan

filit dan setempat sisipan kalsilutit rinjingan. Kedua formasi

diperkirakan berumur Trias Akhir sampai Jura Awal.Diatas kedua Mandala


yang salingbersentuhan di endapkan secara tak selaras Formasi Lengkowala
yang terdiri dari batupasir dan konglomerat yang saling menjemariyang di
perkirakan akhir Miosen Tengah. Diatasnya menindih selaras Formasi Eemoiko
yang terdiri dari batugamping, koral, kalkarenit, batupasir gamping, napal, dan
Formasi Boepinang yang terdiri dari batugamping pirisan, napal pirisan,dan
batupasir. Kedua formasi berumur miosen askhir sampai pliosen. Diatas kedua
formasi ini ditindis tak selaras oleh Formasi Alangga terdiri dari konglomerat
dan batu pasir yabg belum padat dan Formasi Buara terdiri dari terumbu koral,
setempat lensa konglomerat dan batupasir yang belum terkonsilidasi sempurna.
Kedua formasi ini saling menjemari berumur Pliosen. Satuan batuan termuda
adalah Endapan sungai, rawa, dan kolovium.
Aktifnya kembali sesar sorong yang berarah hamper timur-barat pada
Kala Oligosen, mengakibatkan terbentuknya sesar-berarah barat laut-tenggara
merupakan sesar geser menganan.
Akhirnya kembali sesar sorong yang berarah hampir timur-barat pada
kala oligosen, nmengakibatkan terbentunya sesar-sesar kelurusan pada lengan
selawesi tenggara (simanjuntak dkk, 1983). Diantaranyasesar lasolo berarah

barat laut-tenggara merupak sesar geser mengiri, dan sesar muna berarah barat
laut-tenggara merupakan sesar geser menganan.
Adanya sesar sengkup yang terdapat di pulau kabaena

yang berarah

hampir barat-timur mengsesar sungkupkan kompleks ultramafiks ke atas


kompleks pompangeo dan sedimen-sedimen malihan kebaena yang diduga
terjadi pada mesozoikum. Di daerah buton utara terdapat sesar utama berarah
barat laut-tenggara yang mempunyai ararh sejajar dengan arah memanjanya
tubuh batuan pra tersier dan sumbuh cekungan sedimen miosen.
Tektonika di derah ini berkembang sejak pra Miosen (Formasi Tondo) dan
berlanjut sampai Sampalakosa terendapkan. Pada akhir Oligosen Mintakat
Buton Bertubrukan dengan mintakat Sulawesi tengara yang menyebabkan
terjadinya perlipatan kuat dan sesar naik pada batuan Pra Miosen. Kegiatan ini
di ikuti dengan rumpan sedimentasi hingga Miosen Awal. Pada Miosen tengah
terbentuk formasi Tondo yang bercirikan endapan darat pada Buton Utara.
Sedangkan pada Buton Tengah berupa endapan terbidit distal. Sedimentasi
berlanjut pada Pliosen dengan rerdapaknya Formasi Samplakosa. Kegiatan
tektonik pada Plio-pleistosen mengakibatkan terlibatnya batuan Pra Pliosen dan
menggiatkan kembali sesar yang terbentuk sebelumnya.

2.4.2 Geologi Loka


a. Geomorfologi
1. Satuan pembuktian curam
Satuan ini menempati bagian Selatan dari daerah penyelidikan, dengan
pelemparan sekitar 34% dengan ketinggian antara 100 sampai 300 mwtwr
diatas permukaan laut, dengan kemiringan rata- rata dan merata 35-55
Satuan marfologi ini dicirikan dengan relief yang terbiku kuat dan memilikin

pola aliran denrintik. Batuan penyusun satuan ini berupa batuan resisten dari
batuan metamorik.
2. Satuan Pembukitan agak curam
Satuan ini menempati bagian tengah dari tengah dari daerah
penyelidikan, dengan pelamparan sekitar 46.8%, ketinggian antara 95
sampai 100 meter diatas permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 15-20.
Satuan morfologi ini dicirikan dengan relief yang terbiku lemah dan
memiliki pola aliran derintik . Batuan penyusun satuan ini berupa batu
lempung pasiran dan Endapan Kuarter.
3. Satuan perbukitan landai
Satuan ini menempari bagian timur laut daerah penelitian, melampar
sekitar 19.% dengan ketinggian 60 sampai 75 meter diatas permukaan laut,
memiliki kemiringan rata-rata sekitar 5-10. satuan perbukitan ini dicirikan
oleh relief yang lemah dan mempunyai pola penyuluran sub paralel. Satuan
ini tersusun oleh batuan batuan yang kurang resisten dari endapan kuarter.
b. Stratigrafi
Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun 3 satuan batuan secara berurutan
dari tua ke muda, yaitu Satuan batuan metamorf, Satuan batulempung pasiran,
dan Satuan lempung-pasir kerikilan.
1. Satuan Batuan Metamor.
Satuan ini dicirikan oleh sifat fisik berwarna abu-abu cerah sampai abuabu kehitaman,bersifat britle dan dengan tekstur foliasi, berstruktur genesan
sampai sekisan, sebagian tempat mencirikan adanya pola struktur foliasi
secara

dominan

tersusun

oleh

mineral

mika

yang

kadang

memperlihatkanpola struktur augen kuarsa berukuran kerikilan. Sebagian


anggota pada satuan ini mengalami proses pengersikan pada batuan induk.
Pada bagian paling atas dari satuan ini terdapat hornfekls berwarna merah

urat-urat kuarsa warna putih susu yang tidak termineralisasi. Satuan ini
merupakan satuan batuan tertua pada daerah penyelidikan yang berumur Pra
Tersier. Satuan ini melampar 35% dari daerah penyelidikan.
2. Satuan Batulempung Pasiran.
Satuan ini dicirikan oleh sifat fisik berwarna abu-abu sampai abu-abu
gelap, bersifat lempungan, tekstur klastik, mut supported, sortasi baik,
kemas terbuka, berstruktur gradasi normal. Anggota satuan batuan ini
merupakan batu lempung dengan susunan fragmen batupasir , kuarsa
konglomeratan, dan batulempung

pasiran yang berukuran pasir sedang

sampai kerikila, bentuk butir membundar tanggung sampai membundar,


tersusun sehingga membentuk stuktur gradasi normal ysng mengambang di
dalam matriks kempung berwarna abu-abu gelap. Satuan ini melambar 15%
dari daerah penyelidikan.
3. Endapan Kuarter
Endapan ini terdiri dari endapan-endapan lepas lempung berpasir sampai
pasir berkerikil yang membentuk struktur berlapis dan bergradasi normal.
Fragmen-fragemen

lepas

berukuran

berakal-berangkal

san

dominan

berkerikil-pasir kasar berupa fragmen kuasit, batuan terkersikan, mineral


kuarsa ,mineral mika, mineral hematite, ilmenit, titanit, dan mineral logam
lainya yang mengambang didalam matriks berukuran pasir sedang-lempung
berwarna coklat kehijauan. Beberapa singkapan memperlihatkan ketebalan
yang berfariasi antara 20 cm 8 cm meter. Endapan ini di perkirakan
merupakan hasil dari proses pembentuk endapan elluvial purba berarus kuat
dengan arah relatif barat-timur. Endapan semacam ini sering disebut
paleoalluvial yang terbentuk pada zaman Kuarter dan endapan alluvial
recent yang berada di sekitar sungai. Endapan paleoallvial karena adanya
arus transportasi yang kuat melewati penghalang berupa barisan gelombang

di perbukitan bagian barat dan selatan daerah penyelidikan telah


mengakibatkan fragmen-fragmen kerikil-berangkal pada bagian muka
(front)dan didominasi oleh endapan-endapan pasir-kerikil pada bagian
belakang (back) lensa pengendapan. Arus kuat yang berakibat gaya
turbulensi serta putaran memusat menyebabkan mineral-mineral logam
banyak terendapkan. Satuan ini melampar 50%dari daerah penyelidikan.
c. Stuktur Geologi
Daerah penyelidikan termasuk bagian dari sistem pola struktur patahan
bungku yang memanjang arah relative barat-barat laut-timur- tenggara. Struktur
patahan ini membentuk Pola Antiklinorium Lemah Langkowala dengan orentasi
sumbu antiklin-sinklin berarah relatif utara-selatan. Stuktur geologi tersebut
diketahui berdasarkan pengamatan lapangan. Hal ini dapat dibuktikan di
lapangan melalui pelapisan Endapan Kuarter yang membentuk arah perlapisan
relatif utara-selatan. Pada bagian barat daerah penyelidikan terlihat beberpa
perlapisan dengan kemiringan lapisa yang landai atau sekitar 10.
2.5 Iklim
Lokasi Ijin Usaha Pertambangan bahan galian emas PT. Panca Logam Makmur
Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara, secara klimatologi masuk ke dalam
Stasiun Hukaea. Perubahan yang mungkin terjadi akibat kegiatan pertambangan ini hanya
pada iklim mikro. Kondisi iklim mikro ini meliputi temperature, kelembaban dan
evapotranspirasi yang kesemuanya dipengaruhi oleh curah hujan, hari hujan dan
kecepatan angin. Berdasarkan hasil perhitungan data CH Stasiun Hukaea didapatkan
curah hujan tahunan di Kecamatan rarowatu Utara sebesar 743.1 mm/tahun, dan jumlah
hari hujan sebesar 78.4 hari. Berdasarkan data curah hujan pada Stasiun Hukaea maka
diperoleh curah hujan yang paling tertinggi terdapat pada bulan juni dengan rata-rata
curah hujan 111.6 mm/bulan dan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan Oktober
dengan rata-rata curah hujan sebesar 15.4 mm/bulan. Kondisi temperature udara di

Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana berkisar antara 23-27.3 C dengan


kelembaban relative bulanan selama 10 tahun terakhir berkisar 71.5-86.5 %.
Evapotranspirasi berkisar 2.5-4.9 mm/hari. Kecepatan angin berkisar antara 4.6-7.7.
2.6 Sasaran Produksi
PT. Panca Logam Makmur melakukan kegiatan operasi penambangan bijih emas
dengan target produksi 25 kg/bulan
2.7 Peralatan Yang Digunakan
Dasar pertimbangan dalam pemilihan jenis peralatan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam metode penambangan. Di samping itu perlu dikaji pula karatristik batuan
yang ada pada daerah terutama untuk overburden dan lapisan material pembawa emas.

Anda mungkin juga menyukai