Anda di halaman 1dari 3

Rosela

Rosela, rosella, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus
sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga
yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai
minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri
asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang
terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang
dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus
sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum
dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan,
menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu.
Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang,
rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula
rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga dapat
dijadikan campuran minuman kopi.
Banyak bagian dari tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal
obat-obatan. Mereka telah digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko
melalui Afrika, dan juga dari India hingga menyebar ke Thailand. Rosella
dikaitkan dengan obat tradisional dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit
seperti hipertensi dan infeksi saluran kemih.
Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh
terhadap efektifitas kandungan zat dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu
menurunkan kemanfaatan terhadap tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela
seperti yang kita harapkan tidak muncul. Kerusakan yang berdampak pada
hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam rosela sebenarnya sangat mudah
untuk dikenali. Rosela yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui warna
dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya warna merah anggur khas rosela dalam
seduhannya menunjukkan antosianin (zat aktif dalam rosela, red.) telah
terdegradasi dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil
olahan rosela yang berbentuk sirup dalam botol kaca bening yang terkena sinar
matahari langsung.

Untuk mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak


sulit. Untuk mendapatkan teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah
terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan
bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas
kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%.
Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi
kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori
seperti gula jagung. Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang
telah dicuci dapat langsung diseduh dengan air panas.
Komposisi Kimia Rosela
Tanaman ini mengandung antosianin, asam protosatekuat, asam askorbat,
ekstrak saliks, glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda,
anthocyanins delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella
kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine. Pigmen
utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah diidentifikasi sebagai
daphniphylline.

Sejumlah

kecil

myrtillin

(delphinidin

3-monoglucoside),

Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside), dan delphinidin juga terdapat pada


tanaman ini.
Mengkudu
Produk olahan buah mengkudu tidak hanya berbentuk jus atau sari buah
saja, tetapi juga berupa serbuk buah tanpa biji, serbuk atau kopi biji dan dikemas
dalam kapsul yang banyak dijual di pasar tradisional di Jawa Tengah. Untuk sari
buah, proses pengolahan yang banyak dilakukan meliputi penyimpanan buah
mengkudu dikombinasikan dengan pengepresan atau hanya pengepresan saja.
Mengkudu mempunyai potensi yang besar sebagai bahan minuman
fungsional seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan. Beberapa tahun terakhir ini, tanaman mengkudu (Morinda
citrifolia L.) mendapat perhatian sangat besar karena adanya fakta empiris serta
bukti penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa buah mengkudu berkhasiat untuk
mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti kanker, tumor, dan diabetes.

Hal tersebut membuat produk olahan buah mengkudu diproduksi secara


luas dalam berbagai merek dengan klaim dapat mengobati berbagai jenis penyakit
seperti tekanan darah tinggi, radang ginjal, radang empedu, disentri, liver,
diabetes, cacingan, artistis, atherosklerosis, sakit perut, dan masuk angin. Dengan
adanya fakta-fakta tersebut maka mengkudu berpotensi dikembangkan sebagai
pangan fungsional.
Komposisi Kimia Buah Mengkudu
Buah mengkudu mengandung berbagai senyawa yang penting bagi kesehatan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa
metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain kandungan
nutrisinya yang juga beragam seperti vitamin A, C, niasin, tiamin dan riboflavin,
serta mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium.
Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah mengkudu adalah terpen,
acubin, lasperuloside, alizarin, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam kaproat,
asam kaprilat, zat-zat skopoletin, damnakantal, dan alkaloid.
Senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu antara lain adalah
morindin, morindon dan alizarin, sedangkan alkaloidnya antara lain xeronin dan
proxeronin (prekursor xeronin). Xeronin merupakan alkaloid yang dibutuhkan
tubuh manusia untuk mengaktifkan enzim serta mengatur dan membentuk struktur
protein.

Anda mungkin juga menyukai