Anda di halaman 1dari 10

Kode Etik Kedokteran

Terjadinya perkembangan ilmu dan


teknologi mempengaruhi
perkembangan ilmu kedokteran dan
profesi kedokteran.
Hal tersebut menyebabkan
masyarakat semakin kritis dan
menuntut pelayanan kesehatan yang
baik.

Maka untuk menghindari tuntutan


ketidakpuasan masyarakat akan
pelayanan kesehatan, dibuatlah kode
etik kedokteran.

Definisi
Berasal dari 2 kata bahasa latin yaitu
mores (kesopanan) dan ethos
(akhlak)
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan
dari etik kedokteran:
1. Etik jabatan kedokteran (medical
ethics)
2. Etik asuhan kedokteran (ethics of the
medical care)

Kode Etik Kedokteran


Internasional
Ikatan Dokter Sedunia mengeluarkan
beberapa deklarasi yang berkaitan
dengan permasalahan etik
kedokteran :
1. Deklarasi Helsinki, 1964(penelitian
dengan objek manusia)
2. Deklarasi Sydney, 1968 dan Deklarasi
Venice 1983 (kriteria mati dan penyakit
terminal yang dikaitkan dengan
transplantasi organ)

3. Deklarasi Oslo, 1970 (pengguguran


kandungan)
4. Deklarasi Munich, 1973 (penerapan
teknologi administrasi)
5. Deklarasi Tokyo, 1975 (penggunaan
obat-obatan terlarang)
6. Deklarasi Brussel, 1985 (bayi tabung)
7. Deklarasi Madrid, 1987 (Euthanasia dan
rekayasa genetika)

Kode Etik Kedokteran


Indonesia
Terdapat beberapa pasal mengenai kode
etik kedokteran Indonesia :
1. Kewajiban umum seorang dokter (sembilan
pasal)
2. Kewajiban dokter terhadap penderita (lima
pasal)
3. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat (dua
pasal)
4. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri (dua
pasal)
5. Penutup (satu pasal)

Kewajiban Umum
Pasal 1 : Setiap dokter harus menjunjung
tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter
Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa
berupaya melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar profesi tertinggi
Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan
kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Pasal 4 : Setiap dokter harus


menghindari diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri
Pasal 5 : Tiap perbuatan atau
nasehat yang mungkin melemahkan
daya tahan tahan psikis maupun fisik
hanya diberikan untuk kepentingan
dan kebaikan pasien, setelah
memperoleh persetujuan pasien

Pasal 6 : Setiap dokter harus


senantiasa berhati-hati dalam
mengumukan dan menerapkan
setiap penemuan teknik atau
pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan hal-hal yang
dapat menimbulkan keresahan
masyarakat
Pasal 7 : Seorang dokter harus

Anda mungkin juga menyukai