Anda di halaman 1dari 16

Berikut ini adalah pengertian dan definisi penduduk:

# JONNY PURBA
Penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu

# SRIJANTI & A. RAHMAN


Penduduk adalah orang yang mendiamisuatu tempat dalam wilayah tertentu
dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut

# AHMAD YANI & MAMAT RAHMAT


Penduduk merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu wilayah atau
negara

# WALUYO, SUWARDI, AGUNG FERYANTO, TRI HARHANTO


Penduduk merupakan potensi, tetapi sekaligus beban bagi suatu daerah.

# P.N.H SIMANJUNTAK
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam
suatu wilayah negara

# Dr. KARTOMO
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu wilayah tertentu pada
waktu tertentu, terlepas dari warga negara atau bukan warga negara

# AA NURDIMAN
Penduduk adalah mereka yang menetap dan berdomisili dalam suatu negara

# SRI MURTONO, HASSAN SURYONO, MARTIYONO

Penduduk adalah setiap orang yang berdomisili atau bertempat tinggal di dalam
wilayah suatu negara dalam waktu yang cukup lama

# TIM MATRIX MEDIA LITERATA


Penduduk adalah sekumpulan orang yang hidup dalam suatu wilayah geografis
http://carapedia.com/pengertian_definisi_penduduk_info2150.html

Pengertian PendudukPenduduk adalah orang-orang yang berada di dalam


suatuwilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu.
Dalamsosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah
geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara ataudaerahbisa
didefinisikan menjadi dua:

Orang yang tinggal di daerah tersebut

Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.Dengan kata lain
orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggaldi situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain.Kepadatan penduduk
dihitung dengan membagi jumlahpenduduk dengan luas area dimana mereka
tinggal.Pertambahan Penduduk di IndonesiaPenduduk dunia saat ini telah
mencapai lebih dari 6 miliar,dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal
di negara-negaraberkembang. Sementara itu, United Nations (2001)
memproyeksikanbahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang
terusmeningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angkaini
merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk
totalnegaranegaraberkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen.
Meskipenduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat denganangka
pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhanpenduduk totalnya,
dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besardaripada negara-negara
berkembang, pertumbuhan perkotaan dinegaranegaraberkembang tetap lebih
cepat disertai dengan meningkatnyapenduduk perkotaan secara absolut.Sensus
Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah pendudukperkotaan di Indonesia
telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, denganlaju kenaikan sebesar 4,40 persen
per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari
total jumlah penduduk.Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini
(2005)diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta
jiwa, dan kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggaldi wilayah
perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas padaupaya perencanaan
dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan.Meningkatnya proporsi

penduduk yang tinggal di perkotaandapat berarti bahwa penduduk berbondongbondong pindah dariperdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk
melakukanurbanisasi.Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk
perkotaan
http://www.scribd.com/doc/91037202/Pengertian-Penduduk
Definisi Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk
adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1.

Persebaran penduduk berdasarkan geografis

Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut


batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2.

Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan

Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk


menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara,
misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.

B.

Teori-Teori Kependudukan

1.

Teori Malthus (Thomas Robert Malthus).

Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah


Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 1824. Kemudian timbul
bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi
pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok
pendapatnya yaitu :
a.

Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia

b.

Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari
bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar
antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk
meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat
meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada
faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan
terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
a.

Preventive check

Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya


dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1)

Penundaan masa perkawinan

2)

Mengendalikan hawa nafsu

3)

Pantangan kawin

b.

Positive checks

Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di


dalamnya antara lain :
1)

Bencana Alam

2)

Wabah Penyakit

3)

Kejahatan

4)

Peperangan

Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang


belum maju.
Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
1)

Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.

2)
Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan
makanan dengan cepat.
3)
Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang
kaya
4)
Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi
kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari Negara.
2.

Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)

Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham
Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya
paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan Marxist
adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan
Maltus adalah pada Natural Resource tidak bisa dikembangkan atau
mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan
penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan
makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara
kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia
semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu
diadakan pembatasan penduduk.

Pendapat Aliran Marxist


a.
Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja.
b.
Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi
karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c.
Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya,
jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan
jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint
untuk menekan angka kelahiran.
3.

Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)

Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini


menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat
menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan caracara Preventif Check yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan
menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan
persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat
kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga
akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku The Population Bomb dan kemudian direvisi
menjadi The Population Explotion yang berisi:
a.

Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.

b.

Keadaan bahan makanan sangat terbatas.

c.

Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku The Limit to Growth ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu,
melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan
membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik. Kritikan
terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow
karena tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena
itu Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan
hubungan lingkungan antar kawasan.

4.

Teori Transisi Kependudukan

Tahap Peralihan keadaan demografis:


a.
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi, penduduk tetap/naik sedikit,
anggaran kesehatan meningkat, penemuan obat-obatan semakin maju dan
angka kelahiran tetap tinggi.
b.
Angka kematian menurun, tingkat kelahiran masih tinggi, pertumbuhan
penduduk meningkat.
c.
Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun - laju
pertumbuhan penduduk menurun.
d.
Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk
kembali seperti kategori I - mendekati nol.

C.

Persebaran Penduduk di Indonesia

Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan


penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di
Pulau Jawa yang hanya memiliki luas 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia.
Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat
diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas
daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :
1.
Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk
berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris
dan kepadatan penduduk fisiologis.
2.
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk
yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
3.
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah
penduduk total (baik yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak)
dengan luas lahan pertanian.
Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu
saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait
dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas
keamanan, serta pemerataan pembangunan.
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui
ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui
pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut
pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di
tiap-tiap daerah.

Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa
semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri.
Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi
peningkatan pertahanan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara
lain karena pulau Jawa:
a.

Sebagai pusat pemerintahan.

b.

Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.

c.
Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia
lapangan kerja.
d.

Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

e.

Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.

D.

Faktor Penyebab Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di


suatuwilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau
tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-ratap
penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau
negara sebagai berikut:
1.

Faktor Fisiografis

2.

Faktor Biologis

3.

Faktor Kebudayaan dan Teknologi

Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :


a.

Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah

b.
Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau
belum yang bersifat menonitor.
c.
Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan
daerah lain disekitarnya.
d.
Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan, dimana budaya timbul pada
penduduk yang padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi .
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerahdaerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara

berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah


hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian
maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:

terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang

terjadi kekeringan

tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi

Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya
dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggidibandingkan dengan pulau-pulau lain,
sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung kehidupan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan
Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada
batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau
dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di
Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas
kemampuan wilayah tersebut dalam mendukung kehidupan.
Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
1)
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk,
karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2)
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah
biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3)
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat
banyak bertempat tinggal di daerah datar
4)

Sumber air

5)

Perhubungan atau transportasi

E.

Dampak Persebaran peduduk yang tidak merata

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.


Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan
terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.
Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan
kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan
hidup seperti:

1.

Munculnya permukiman liar

2.
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah
baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
2.

Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

3.
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan
lain-lain.

http://rafkind.blogspot.com/2013/05/persebaran-penduduk-di-indonesia.html

Perpindahan Penduduk (Migrasi); Imigrasi, Emigrasi, urbanisasi

Migrasi atau mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya dapat
dikelompokkan menjadi dua:

a. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan


antarnegara.

Migrasi internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.


1) Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu
negara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.
2) Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara
lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya para Tenaga
Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.

b. Migrasi nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara.

Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:


1) Migrasi penduduk sementara atau migrasi sirkuler, terdiri dari:
a) penglaju, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal asal menuju ke
tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi untuk melakukan suatu
pekerjaan.

b) perpindahan penduduk musiman, maksudnya perpindahan yang dilakukan


hanya bersifat sementara pada musim-musim tertentu.

2) Migrasi penduduk menetap meliputi transmigrasi dan urbanisasi.


Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu wilayah untuk menetap di
wilayah lain dalam wilayah negara.

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil
ke kota besar.
(1) Faktorfaktor yang mendorong terjadinya urbanisasi, sebagai berikut.
(a) Lahan pertanian semakin sempit.
(b) Sulitnya pekerjaan di luar sektor pertanian.
(c) Banyaknya pengangguran di pedesaan.
(d) Fasilitas kehidupan sulit didapat.
(e) Kurangnya fasilitas hiburan.
(2) Faktor penarik di kota, sebagai berikut.
(a) Lapangan pekerjaan lebih banyak.
(b) Banyak menyerap tenaga kerja.
(c) Banyak hiburan.
(d) Banyak fasilitas kehidupan.

http://dahlanforum.wordpress.com/2011/09/11/perpindahan-penduduk-migrasiimigrasi-emigrasi-urbanisasi/

Pengertian penduduk dan perpindahan penduduk atau migrasi


Penduduk adalah orang-orang yang tinggal menetap pada suatu daerah tertentu.
Penduduk Indonesia adalah semua orang yang tinggal dan menetap di wilayah
negara kesatuan Republik Indonesia. Mereka terdiri dari warga Negara asli atau
pribumi dan warga Negara asing yang menetap di Indonesia dan mengubah
status kewarganegaraannya menjadi warga Negara Indonesia. Pemerintah
mengadakan sensus penduduk setiap 10 tahun sekali. Tujuannya untuk
mengetahui jumlah penduduk, tingkat pertambahan penduduk serta mengetahui
persebaran penduduk. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 1990,

Indonesia menduduki urutan keempat Negara dengan penduduk terbanyak di


dunia.

Perpindahan penduduk (migrasi)


Ada dua jenis migrasi:
1)

Migrasi nasional, terdiri dari:

a. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam suatu


Negara.
b. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke
daerah yang masih jarang penduduknya dalam suatu Negara, misalnya dari jawa
ke sumatera.
c.

Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke daerah asalnya.

Macam-macam transmigrasi:
1. Transmigrasi local, yaitu transmigrasi dari daerah atau pulau yang
berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam suatu
wilayah propinsi.
2. Transmigrasi swadaya atau spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas
biaya dan kemauan sendiri.
3. Transmigrasi bedol desa yaitu perpindahan penduduk di mana penduduk
suatu desa beserta perangkat pemerintahan ikut bersama-sama bertransmigrasi
ke daerah yang disediakan oleh pemerintah.

2)

Migrasi internasional, terdiri atas:

a. Imigrasi, yaitu peristiwa masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu


Negara, misalnya dari jepang ke Indonesia.
b. Emigrasi, yaitu peristiwa keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara
lain.
c.

Deportasi, yaitu peristiwa kembalinya penduduk ke daerah asalnya.

When something does go wrong, I like to think about the bad decisions and learn
from them so that hopefully I don't repeat the same mistakes. This leaves me
plenty of room to make fresh mistakes going forward.
David Einhorn

http://blogbelajar-pintar.blogspot.com/2013/12/pengertian-penduduk-danperpindahan.html
Situasi Kependudukan di Indonesia
Penduduk merupakan salah satu sumber daya yang memegang peranan cukup
penting dalam perekonomian Indonesia. Penduduk dapat memacu pertumbuhan
ekonomi secara berkesinambungan. Selain itu kesejahteraan penduduk juga
menjadi sasaran utama proses pembangunan Indonesia, sehingga keadaan
penduduk perlu mendapat perhatian, khususnya pada era globalisasi seperti
saat ini.

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Menurut Propinsi


Tahun 2000-2010

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, dari
tahun ke tahun kecenderungan jumlah penduduk Indonesia terus meningkat.
Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun 2000 sampai 2010
dengan laju pertumbuhan penduduk cenderung menurun sampai tahun 2000
dan meningkat pada tahun 2010. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010
meningkat dari 205.132.458 jiwa pada tahun 2000 menjadi 237.556.363 jiwa
dengan laju pertumbuhannya sebesar 1,49 persen. Laju pertumbuhan penduduk
Indonesia antara tahun 2000-2010 adalah sebesar 1,49 persen, artinya setiap
tahun antara tahun 2000 sampai tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia
bertambah sebesar 1,49 persen-nya.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2000-2010 yang mengalami


peningkatan dibandingkan laju pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000
menunjukan pertambahan jumlah penduduk yang semakin besar selama periode
tahun 2000-2010 dibandingkan dengan tahun 1990-2000. Tingginya laju
pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk yang semakin besar ini dapat
menimbulkan banyak permasalahan jika tidak ditangani dengan baik. Hal ini
disebabkan antara lain karena laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak
diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk, selain itu jumlah
penduduk yang terus meningkat juga diikuti dengan kenaikan jumlah angkatan
kerja yang tinggi.

Pada tahun 2010, sebanyak 57,48 persen penduduk Indonesia berada di pulau
Jawa, sedangkan penduduk yang tinggal di pulau Maluku dan Papua tidak lebih
dari 3 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Padahal jika dibandingkan,
luas wilayah pulau Jawa hanya sekitar 7 persen dari seluruh wilayah daratan

Indonesia, sedangkan gabungan pulau Maluku dan Papua memiliki luas wilayah
sekitar 24 persen dari seluruh luas Indonesia.

Pulau dengan luas wilayah yang lebih besar dari pulau Jawa lainnya seperti
Kalimantan dan Sulawesi juga hanya dihuni oleh tidak lebih dari 13 persen dari
total jumlah penduduk Indonesia. Hal ini menunjukkan persebaran penduduk di
Indonesia pada tahun 2010 masih terpusat di pulau Jawa walaupun dengan luas
wilayah yang tidak begitu luas. Sedangkan pulau-pulau yang memiliki luas
wilayah lebih besar dari pulau Jawa justru hanya dihuni oleh sedikit penduduk
dari total penduduk Indonesia, kecuali pulau Sumatera yang memiliki persentase
sebesar 21 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.
http://ekanurdiyanto.blogspot.com/2013/04/jumlah-dan-persebaran-pendudukdi.html

KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN
Pengertian (PBB)
1.
Kebijaksanaan kependudukan adalagh langkah-langkah dan programprogram yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial, demografis
dan tujuan-tujuan umum yang lain dengan jalan mempengaruhi variabel
variabel demografi yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk serta
perubahan dan ciri-ciri demografinya
2.
Kebijakan yang mempengaruhi variabel kependudukan : vaksinasi anakanak
3.
dll

Kebijaksanaan yang menanggapi perubahan penduduk : Pendirian sekolah

4.
Kebijaksanaan kependudukan berhubungan dengan dinamika
kependudukan, yaitu perubahan-perubahan terhadap tingkat fertilitas,
mortalitas dan migrasi
Macam kebijakan kependudukan
1.

Pro natalis : kebijakan yang mendorong meningkatnya angka kelahiran

2.

Anti natalis : kebijakan yang mendorong turunnya angka kelahiran

http://sutarmo-univet.blogspot.com/2011/12/kebijaksanaan-kependudukan.html

Penduduk memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui


berbagai aspek seperti besarnya jumlah penduduk, penyebaran geografis,
kepadatan penduduk, komposisi dalam usia, jenis kelamin, pendidikan dan

kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa penduduk dapat


mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik dalam makna buruk maupun baik.

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi. Selain


menyangkut produk nasional riel dan produk per kapita riel, juga terjadi
perubahan- perubahan institutional dan perubahan- perubahan struktural
ekonomi masyarakat. Hal ini tercermin dari perubahan atau pergeseran peranan
sumbangan sektor- sektor ekonomi dalam produk dan pendapatan nasional.

Indonesia mempunyai masalah kependudukan yang sudah cukup padat karena


tidak hanya dapat dibatasi dengan Program Keluarga Berencana, tetapi
menyangkut masalah tenaga kerja dan lain- lainnya. Hal ini disebabkan oleh
adanya pertumbuhan penduduk yang sangat pesat serta kaitannya dengan
masalah yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk itu sendiri. Akan tetapi di
lain pihak pertumbuhan penduduk itu sendiri merupakan dorongan untuk
pembangunan di segala bidang. Dari sudut inilah mudah dipahami apabila
pertumbuhan penduduk sering ditelaah sudut pengaruhnya yang buruk kepada
pertumbuhan ekonomi. Lebih- lebih bagi negara- negara yang ekonominya
tengah berkembang dan memiliki struktur ekonomi yang berat sebelah pada
pertanian serta kekurangan modal.

Masalah kepadatan penduduk, kecepatan perkembangannya, penyebarannya


yang tidak merata, produktivitas rata- rata yang relatif rendah, pengangguran
dan masalah underitilized dari angkatan kerja tersebut, telah lama menjadi pusat
perhatian dan merupakan bagian dari sasaran perbaikan dalam strategi
pembangunan Indonesia. Dengan demikian perlu disadari, bahwa pemecahan
untuk masalah- masalah tersebut meliputi aspek- aspek perluasan pendidikan
dan peningkatan keterampilan, pembinaan dan pengembangan kewiraswastaan
yang memungkinkan tumbuhnya self creating jobs ataupun self employment, di
samping peningkatan dan perluasan investasi yang lebih berorientasi kepada
kegiatan- kegiatan yang padat karya dan program- program konvensional lain
seperti keluarga berencana dan transmigrasi.

Tekanan penduduk pada sumber- sumber kekayaan yang terbatas di negaranegara yang ekonominya tengah berkembang juga mengakibatkan bahwa lebih
banyak dari kekayaan yang tersedia harus dipakai untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi pertambahan penduduk itu. Hal ini berarti, bahwa kekayaan negara
akan teralihkan dari tabungan, investasi modal, dan investasi manusia, kearah
konsumsi, sehingga capital- labour ratio akan semakin kecil dan tingkat
produktivitas semakin merosot.

Bekerja atau tidak, manusia tetap membutuhkan makanan (Pangan). Dalam hal
ini terdapat kenyataan, bahwa tingkat kenaikan produksi beras yang sudah
cukup memadai masih dikalahkan oleh tingkat kenaikan jumlah masyarakat yang
amat berorientasi kepada beras. Sedangkan hubungan dengan masalah
pendidikan yaitu suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara self
propelling dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil
memenuhi minimum jumlah dan mutu dalam pendidikan penduduknya. Karena
pendidikan membentuk manusia- manusia membangun. Pendidikan dapat
mengembangkan semangat inner will peningkatan kemampuan diri dan
bangsa yang terpencar dalam pembangunan pendidikan mental intelektual, dan
professional bagi seluruh penduduk dan pemuda Indonesia.

Pertumbuhan penduduk di kebanyakan negara yang ekonominya tengah


berkembang adalah akibat tingkat kelahiran yang tinggi dibarengi oleh tingkat
kematian yang menurun. Tingkat kelahiran yang tinggi ini dalam banyak hal
menyebabkan bahwa pola usia penduduk cenderung pada usia anak- anak,
sehingga penduduk yang dewasa dan menduduki yang secara ekonomis adalah
usia paling produktif, berkurang secara proposional. Tingkat kematian menurun
terutama pada lapisan penduduk berusia rendah, seperti bayi dan anak- anak,
sehingga proposi anak meningkat. Struktur penduduk dengan pola usia dan
burden of dependency seperti ini pada umumnya tidak menumbuhkan semangat
pembangunan.

Akhirnya terdapat pula pendapat bahwa pertumbuhan penduduk mempengaruhi


stabilitas, baik stabilitas politik maupun sosial, berkat pengaruhnya kepada
pencapaian keseimbangan di dalam negeri dan peningkatan jumlah penduduk
sebagai sumber kekuasaan politik dan militer. Stabilitas serupa ini dapat
memberikan motivasi pembangunan.

Pertumbuhan penduduk tidaklah a priori yang bersifat merugikan atau a priori


yang bersifat menguntungkan pembangunan. Pertumbuhan penduduk memiliki
kemampuan untuk memberi pengaruh yang bersifat baik dan buruk. Maka neteffect dari kedua kekuatan yang menambah dan mengurangi pendapatan
merupakan hasil akhir dari pengaruh pertumbuhan penduduk pada
pembangunan. Hasil akhir serupa ini dapat berbeda- beda untuk masing- masing
negara. Hal ini bergantung kepada kondisi- kondisi yang memungkinkan faktorfaktor mana yang terutama dapat berlaku. Untuk keperluan analisis kita adalah
penting untuk menjelajah sampai berapa jauh pertumbuhan penduduk memberi
pengaruh kepada pembangunan ekonomi Indonesia.
http://latansablog.wordpress.com/2010/11/09/kependudukan-dan-pembangunan/

Anda mungkin juga menyukai