Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara
Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta berperan
penting

dalam

dunia

pendidikan.

Pembelajaran

Bahasa

Indonesia

menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa yaitu,


keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut disajikan secara terpadu, namun dimungkinkan untuk
memberikan penekanan pada salah satu keterampilan, misalnya keterampilan
menulis.
Dalam kegiatan menulis, terdapat kegiatan merangkai, menyusun,
meluksikan satu lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang
membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat,
kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk
wacana/karangan yang utuh dan bermakna. Ada beberapa hal atau masalah
disekitar karangan, yakni pengembangan paragraf dengan segala aspekaspeknya. Misalnya, pengertian serta fungsi paragraf, struktur, jenis-jenis
paragraf, kriteria paragraf yang baik, dan beberapa pola pengembangan
paragraf.
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan
adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan
berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika
tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik
kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan
paragraf.
Selama menyusun paragraf masih dilakukan dengan tidak benar dan
teratur. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan
membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang

paling sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam


hingga syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.
I.2 Identifikasi Masalah
Mahasiswa maupun siswa perlu perhatian khusus dalam tata cara
penulisan paragraf dalam suatu makalah. Penulisan paragraf yang baik ialah
dengan memperhatikan beberapa hal yaitu kesatuan, pengembangan,
kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf serta pemahaman
penggunaan jenis-jenis paragraf. Pengembangan paragraf dalam suatu
makalah juga didasarkan pada beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi
kohesi, koherensi dan ide pokok utama yang mendukung dari tersusunnya
kalimat yang padu dalam setiap paragraf. Selain itu, jenis pengembangan
paragraf yang dipilih harus sesuai dengan ide pokok utama berdasarkan pada
tema makalah yang dibahas.
Ketidaksesuaian paragraf dan kalimat akan menimbulkan kerancuan
dan kurangnya pemahaman pembaca atas apa yang hendak disampaikan
penulis dalam bentuk tulisan. Penyampaian dalam bentuk tulisan perlu
banyak memperhatikan kebakuan kata dan kepaduan paragraf agar
menciptakan tulisan yang baik dan menarik minat pembaca. Ketertarikan
pembaca untuk membaca tulisan juga menjadi patokan penting dalam hal
penulisan suatu karya tulis sebab bentuk tulisan merupakan cerminan diri dari
pribadi penulis tersebut.
I.3 Pembatasan Masalah
Masalah utama yang dibahas dari makalah ini ialah pengembangan
paragraf dan aspek keterpaduan antar paragraf pada suatu makalah.
Pengembangan jenis paragraf didasarkan pada bahasan utama yang dibahas
dari makalah tersebut. Aspek keterpaduan antar paragraf dilihat dari kohesi,
koherensi dan ide-ide pokok utama kalimat yang ada dalam makalah.
I.4 Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?
3. Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?
2

4. Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?


I.5 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memberi penjelasan kepada pembaca
tentang paragraf dan cara pengembangannya sehingga dapat mempermudah
dalam penulisan suatu karya ilmiah atau karangan lainnya. Sementara bagi
penulis, tujuan penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata

kuliah

Bahasa

Indonesia

dan

pendalaman

materi

tentang

pengembangan paragraf.

BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis-sistematis
yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok dalam keseluruhan karangan. Oshima dan Hogue (1983)
menyatakan bahwa paragraf pada dasarnya ialah bagian terkecil organisasi
karangan. Berdasarkan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu (1) paragraf pendahuluan, (2) paragraf penjelas, dan (3) paragraf
penyimpul. Ketiga unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca
terhadap tulisan yang akan disajikan,memberikan harapan kepada
pembaca, dan membentuk penalaran pada diri pembaca untuk membaca
seluruh tulisan itu (Keraf, 1994). Oleh karena itu, paragraph pendahuluan
pada karya tulis ilmiah harus dapat menarik perhatian pembaca. Apabila
paragraf pendahuluan tersebut mampu menarik perhatian pembaca,
pembaca akan tertarik kepada tulisan yang dihadapinya sehingga
mempunyai keinginan menyelesaikan membacanya.
2. Paragraf Penjelas
Paragraf isi atau penjelas adalah semua paragraf yang terdapat di
antara paragraf pendahuluan dan paragraf penutup (Keraf, 1980). Oleh
Wahab dan Lestari (1999), paragraf itu disebut paragraf isi, yaitu berisi
uraian atau penjelasan isi tulisan yang dijabarkan pada batang tubuh
tulisan. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam
paragraf tersebut. Paragraf isi karya tulis ilmiah mempunyai dua macam
fungsi, yaitu (1) sebagai pembawa berbagai uraian atau penjelasan ide-ide
pokok yang disampaikan oleh penulis dan (2) mempertahankan perhatian
pembaca (Syafi'ie, 1988).
3. Paragraf Penyimpul

Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk


mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini
mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam
paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan
haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang,
tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah
bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau
betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan
kepada pembacanya.
Paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) adanya
kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan (3)
hanya memiliki satu pikiran utama.
1. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika
seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok,
satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.

Kesatuan Bentuk (Kohesi)


Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan
cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa
penghubung antar kalimat (Arifin dan Tasai, 2008).

3. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama


Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau
gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran
utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar
tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung
oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazim nya
terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu
mengacu pada pikiran utama.

II.2 Pola Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan (a) kemampuan
merincikan secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan
bawahan dan (b) kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu
urutan teratur. Dalam merincikan gagasan utama dan mengurutkan gagasan
bawahan, yang perlu ditempuh ada tiga langkah. Langkah-langkah itu adalah
(1) memikirkan ide pokok yang akan ditulis, (2) memikirkan informasi yang
logis dikemukakan agar pembaca dapat memahami ide pokok penulis, dan (3)
memikirkan tentang cara menyampaikan informasi.
Ada tiga strategi dalam mengurutkan isi/informasi dalam paragraf.
Pertama, urutan alamiah, yaitu pengurutan informasi berdasarkan ruang atau
berdasarkan kronologi. Kedua, urutan logis. Ketiga, urutan psikologis, yaitu
mengurutkan gagasan/informasi dengan sangat berpihak pada psikologi
pembaca atau menyenangkan pembaca (Kuncoro, 2010). Di antara ketiga cara
di atas, paragraf dalam karangan ilmiah lebih banyak dikembangkan dengan
cara urutan logis (Suwignyo dan Santoso, 2008).
Ada beberapa pola yang dapat dipakai untuk mengembangkan
paragraf, yaitu klimaks dan anti klimas, sudut pandangan, perbandinganpertentangan,

analogi,

contoh,

proses,

sebab-akibat,

umum-khusus,

klasifikasi, dan definisi luas (Keraf, 1980).


1) Klimaks dan Anti Klimaks
Paragraf yang menggunakan dasar klimaks, ide pokoknya dirinci
menjadi

beberapa gagasan bawahan. Gagasan-gagasan bawahan itu

disusun sedemikian rupa dengan cara menempatkan gagasan yang


dianggap kurang tinggi kepentingannya pada bagian awal, gagasan
berikutnya yang lebih tinggi kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan
yang paling tinggi kepentingannya. Variasi dari klimaks ialah anti klimaks,
gagasan yang dianggap paling tinggi kepentingannya ditempatkan bagian
awal, diikuti gagasan lebih rendah kepentingannya, dan diakhiri dengan
gagasan paling rendah kepentingannya (Budiyono,2012).

2) Sudut Pandangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan sudut pandangan, uraian
ide yang dikemukakan didasarkan pada penglihatan atas sesuatu barang
dari posisi tertentu. Dari posisi itu kemudian secara perlahan-lahan dan
berurutan digambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan
itu. Urutan tersebut dimulai dari yang paling dekat dengan posisinyalalu
berangsur-angsur ke belakang. Pengembangan paragraf tersebut disebut
juga urutan ruangan (Budiyono,2012).
3) Perbandingan-Pertentangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan perbandingan, gagasan
yang dikemukakan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan
kesamaan-kesamaan dari dua hal atau lebih. Sebaliknya, apabila paragraf
mengungkapkan

gagasan

bertolak

dari

segi-segi

tertentu

yang

menunjukkan perbedaan-perbedaan dari dua hal atau lebih disebut


pengembangan pertentangan (Budiyono,2012).
4) Analogi
Paragraf menggunakan pengembangan analogi hampir sama dengan
paragraf menggunakan pengembangan perbandingan. Perbandingan
menunjukkan adanya kesamaan-kesamaan hal yang berlainan kelas,
sedangkan pengembangan paragraf dengan analogi biasanya digunakan
untuk membandingkan sesuatu yang kurang dikenal oleh umum dengan
sesuatu yang telah dikenal oleh umum (Budiyono,2012).
5) Contoh
Paragraf yang menggunakan pengembangan dengan contoh, ide pokok
yang diungkapkan dalam paragraf dijelaskan dengan gagasan bawahan
yang berupa contoh. Contoh itu berfungsi untuk memperjelas maksud ide
pokok yang telah diungkapkan. Contoh yang dipakai untuk memperjelas
tersebut bisa hanya satu atau lebih, disesuaikan dengan kejelasan yang
dimaksudkan (Budiyono,2012).
6) Proses
Paragraf yang menggunakan pengembangan proses, gagasan yang
akan diungkapkan merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau

perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan sesuatu. Ada tiga hal yang perlu


diperhatikan dalam pengembangan paragraf proses, yaitu (1) harus
diketahui perincian-perincian ide secara menyeluruh,(2) proses yang
dimaksudkan dibagi atas tahap-tahap kejadian, dan (3) menjelaskan tiap
tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat
seluruh proses yang telah diungkapkan (Budiyono,2012).
7) Sebab-Akibat
Pengembangan yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus
yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Penalaran ini digunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat
yang ditimbulkannya atau sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnyaharus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan
pikiran manusia (Budiyono,2012).
8) Umum-Khusus
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara menempatkan ide pokok
pada awal paragraf, sedangkan rincian ide penjelasnya terdapat dalam
kalimat-kalimat berikutnya. Paragraf seperti itu bersifat deduktif (umumkhusus).Sebaliknya, rincian-rincian penjelas bisa diungkapkan lebih dulu
lalu diakhiri dengan generalisasinya.Paragraf demikian bersifat induktif
(khusus-umum).Sebuah variasi dari kedua pengembangan tersebut, pada
awal paragraf terdapat ide pokok, tetapi pada akhir paragraf ide pokok
tersebut diulang lagi (Budiyono,2012).
9) Klasifikasi
Klasifikasi ialah pengelompokan hal-hal yang dianggap mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu. Dalam klasifikasi ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu
kelompok dan (2) memisahkan kesatuan-kesatuan tersebut dari kelompok
yang lain. Dengan demikian, paragraf yang dapat dikembangkan dengan
cara klasifikasi apabila gagasan-gagasan yang akan diungkapkan dalam
paragraf tersebut dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan kesamaan
kesamaan tertentu (Budiyono,2012).
10) Definisi Luas

Paragraf menggunakan pengembangan definisi luas bila gagasan yang


akan diungkapkan merupakan suatu istilah. Agar istilah itu dapat dipahami
oleh pembaca, istilah tersebut didefinisikan. Definisi yang digunakan
biasanya merupakan definisi luas, bukan hanya definisi formal biasa,
definisi yang hanya menerangkan etimologi kata, atau definisi yang
menerangkan sinonimmya saja (Budiyono,2012)
Pengembangan paragraf yang lain berdasarkan penempatan isinya
ialah :
1. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh,
setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama (Arifin
dan Tasai, 2008).
2. Paragraf deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan
suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca
dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa
yang dilihat, didengar, dirasakan dan dicium oleh penulis tentang objek
yang dimaksud (Arifin dan Tasai, 2008).
3. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca (Arifin dan Tasai, 2008).
4. Paragraf argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan
kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu
disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi
dari eksposisi (Arifin dan Tasai, 2008)
5. Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan mempengaruhi
pembaca untuk berbuat sesuatu (Arifin dan Tasai, 2008).
II.3 Penulisan dalam Makalah
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut, disertai
analisis yang logis dan obyektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.

Makalah merupakan salah satu jenis karangan yang memiliki sifatsifat ilmiah, yaitu objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematik, dan
logis (Nurgiantoro,2001). Berdasarkan sifat-sifat di atas, baik tidaknya suatu
makalah dapat diamati dari segi signifikansi masalah yang dibahas, kejelasan
tujuan penulisan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan peroganisasian
gagasan.
Sebagaimana karangan ilmiah pada umumnya, makalah juga terdiri
dari paragraf-paragraf. Dalam skala kecil, kelogisan pembahasan dan
kejelasan organisasi gagasan dalam makalah terlihat pada paragraf-paragraf
tersebut karena pada dasarnya paragraf adalah unit-unit gagasan yang
dikembangkan dalam karangan ilmiah, dalam hal ini adalah makalah.
Pengembangan paragraf

dari masing-masing makalah tergantung

pada penulis yang menuangkan ide dan bahasan dalam makalah tersebut.
Namun, pengembangan paragraf tidak hanya berfokus dengan satu jenis
pengembangan namun dapat diuraikan berbagai jenis pengembangan di
dalamnya dengan tetap mempertahankan koherensi antar paragraf dalam
makalah.

BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENENLITIAN

10

Penelitian yang kami lakukan dengan menganalisis pengembangan


pargaraf pada salah satu makalah mahasiswa yang berjudul Vaksin. Ide
pokok/utama dari makalah Vaksin ini ialah semua lingkupan luas mengenai
vaksin baik dari segi sejarah, pengobatan, jenis-jenis dan perkembangan dari
teknologi vaksin itu sendiri. Hasil penelitian dari analisis makalah ini, dapat kami
simpulkan bahwa ada 6 pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam
makalah tersebut. Jenis pengembangan paragraf yang digunakan diantaranya
adalah proses, sebab-akibat, umum-khusus, klasifikasi, contoh dan definisi luas.
Sedangkan jenis pengembangan paragraf yang digunakan dalam makalah tersebut
ialah paragraf eksposisi.
Paragraf eksposisi ialah paragraf yang menguraikan bahasan atau ide
pokok suatu masalah yang dibahas dalam bentuk uraian dan penjelasan secara
lengkap yang ditujukan kepada pembaca. Paragraf dalam makalah ini
menguraikan beberapa hal yaitu :
1.1 Tabel Hasil Analisis Tiap Pokok Utama dalam Paragraf Makalah Vaksin
No
.
1.

Isi Makalah
Sejarah Vaksin

Uraian
Bagian ini membahas bagaimana asal
mula vaksin terbentuk dan dijadikan
sebagai

pengobatan

dalam

pencegahan untuk beberapa penyakit


2.

Definisi Vaksin

tertentu.
Pengenalan dan penjelasan mengenai

3.

Proses Pembuatan Vaksin

vaksin.
Bagian ini membahas tahapan atau
proses yang dilalui dalam pembuatan

4.

Jenis-Jenis Vaksin

vaksin hingga siap digunakan.


Membahas mengenai berbagai jenis
vaksin yang digunakan pada beberapa

5.

Perkembangan Pengobatan dengan

penyakit tertentu.
Membahas mengenai perkembangan

Vaksin

vaksin

dalam

dunia

pengobatan,

presentase penggunaan vaksin yang


sering digunakan dan efek samping
11

dari penggunaan vaksin tersebut.


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan dan uraian
mengenai vaksin dibahas secara mendalam. Tiap poin paragraf mengandung
uraian-uraian tersebut sehingga membentuk isi makalah yang padu dengan
bahasan lengkap mengenai vaksin. Poin-poin tersebut menunjukkan bahwa jenis
pengembangan paragraf yang digunakan ialah paragraf eksposisi.
Pola pengembangan paragraf yang tercangkup dalam makalah ini terdiri
atas 6 pola. Pola proses merupakan bentuk pengembangan paragraf dengan
menjelaskan uraian atau langkah-langkah yang menghasilkan sesuatu. Pola ini
terdapat pada bahasan mengenai proses pembuatan vaksin yang dibuat secara
berurutan untuk mengarahkan kepada pembaca bagaimana langkah-langkah
pembuatan ini bias menghasilkan vaksin tersebut.
Pola contoh ialah pola pengembangan paragraf dengan memberikan
gambaran lain atau contoh untuk membantu pemahaman pembaca terhadap tulisan
yang dibuat penulis. Pada makalah ini, contoh yang dimuat ialah mengenai
Pola sebab-akibat merupakan bagian dari pengembangan paragraf yang
berfokus pada penjelasan mengenai penyebab bahasan tersebut dan hasil yang
didapatkannya (akibat). Pola ini digunakan pada bahasan mengenai perkembangan
pengobatan vaksin terhadap pasien. Bahasan ini meliputi kinerja vaksin saat
diberikan kepada pasien dan hasil akhir yang didapat setelah penggunaan atau
pemberian vaksin tersebut. Ini adalah poin utama untuk pengembangan kalimatkalimat selanjutnya.
Pengembangan paragraf dengan pola umum-khusus sebagian besar
digunakan dalam isi makalah ini. Pola ini terlihat dari penjelasan secara umum
mengenai vaksin itu sendiri kemudian terurai menjadi beberapa uraian lengkap
yang membahas hal-hal lain yang berkaitan dengan ide utama tersebut. Uraiannya
meliputi dari perkenalan sejarah vaksin, proses pembuatannya, jenis-jenis vaksin
hingga perkembangannya dalam dunia pengobatan. Pola ini menitik-beratkan
pada uraian secara menyeluruh mengenai vaksin.
Pembahasan mengenai jenis-jenis vaksin yang ditujukan pada penyakit
tertentu sesuai penggunaannya merupakan bagian pola pengembangan paragraf

12

klasifikasi. Hal ini didasarkan pada penguraian jenis vaksin yang ada dalam
bahasan makalah ini. Klasifikasi merupakan bagian dari suatu pengelompokkan.
Definisi luas termasuk dalam pola pengembangan paragraf yang ada dalam
makalah ini. Definisi luas ialah gagasa yang diungkapkan dalam bentuk istilah
kemudian diuraikan agar pembaca dapat memahami istilah tersebut. Pola ini
dibahas dibagian awal paragraf makalah. Bahasan awal ialah pengertian umum
dari vaksin yang umumnya dikenal khalayak dan mudah terkonsepkan pada
pemikiran pembaca.
Selain itu, keterpaduan antar paragraf satu dengan yang lainnya juga
menjadi acuan utama menentukan ketepatan penulis dalam mengembangkan ide
dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam makalah ini, aspek
kohesi, koherensi dan ide utama sudah tercakup didalamnya. Aspek kohesi ialah
kesatuan makna antar kalimat dan paragraf. Kalimat-kalimat yang tergabung
dalam paragraf dari isi makalah ini telah membentuk makna yang bersesuaian
yaitu bahasan mengenai vaksin. Sedangkan koherensi yaitu keterpaduan antar
paragraf dimana tidak adanya kalimat juga sudah tersusun dengan cukup baik.
Fokus lain yang didapatkan dari analisis makalah ini ialah masih terdapat
beberapa kalimat tidak baku yang ditulis oleh penulis dan ada bagian kata yang
tidak tersusun dengan baik. Salah satu contohnya pada kalimat :
Produksi vaksin antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit bahkan
setelah tugas yang berat untuk membuat vaksin potensial di laboratorium.
Perubahan dari produksi vaksin potensial dengan jumlah kecil menjadi produksi
bergalon-galon vaksin yang aman dalam sebuah situasi produksi sangat
dramatis
Kalimat dari salah satu paragraf makalah ini menggunakan kata-kata yang cukup
sulit untuk dimengerti pembaca. Kesalahan dari penulisan ini dapat disebabkan
dari tidak adanya pemeriksaan ulang terhadap kata tersebut.
Makalah dibuat berdasarkan bahasan yang telah ditentukan ide
pokok/utamanya. Ide tersebut dapat menjadi acuan untuk pengembangan paragraf
selanjutnya agar isi dari bahasan tidak mengalami penyimpangan. Ketiga aspek
paragraf harus dijadikan pegangan agar ketepatan dalam penulisan tercapai.

13

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini ialah :

14

1. Paragraf merupakan kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis


dengan ide pokok yang terkandung didalamnya sesuai bahasan yang
dipilih.
2. Makalah yang diteliti menggunakan 6 pola pengembangan paragraf
yaitu contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus, klasifikasi, dan
definisi luas. Sedangkan pengembangan paragraf berdasarkan
penempatan isinya ialah paragraf jenis eksposisi.
3. Hasil penelitian dari analisa keefektifan isi paragraf yang ada dalam
makalah tersebut ialah 3 aspek (kohesi, koherensi dan ide utama)
sudah tercakup dalam tiap paragraf. Namun ada beberapa kesalahan
dari segi padanan kata dan kalimat yang dibuat menimbulkan
kesulitan pada pemahaman pembaca.
IV.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan ialah diharapkan kepada mahasiswa
untuk dapat memperhatikan dan memahami lebih mendalam aspek
pengembangan paragraf dalam suatu penulisan makalah yang baik dan
benar yaitu ketepaduan kata dan paragraf serta kejelasan ide pokok dari
bahasan yang dituliskan. Diharapkan pula makalah ini dapat membantu
pembaca sebagai penambah wawasan untuk penulisan pengembangan
paragraf.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S.A. Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademi
Pressindo, Jakarta.
15

Budiyono, H. 2012. Pengembangan Paragraf Dan Kualitasnya Pada Karya Tulis


Ilmiah Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Jambi. Tekno-Pedagogi, Vol.2 (2) : 51-64.
Keraf, G. 1980. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah,
Ende-Flores.
Keraf, G. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah,
Ende-Flores.
Kuncoro, M. 2010. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Kolom dan Resensi
Buku.Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lidwina, S. 2013. Penulisan Paragraf dalam Karya Ilmiah Mahasiswa. Jurnal
STIE Semarang, Vol. 5 (1) : 38-47
Nurgiantoro, B. 2001.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Edisi ke-3.
BPFE, Jakarta.
Oshima,A. dan A. Hogue.1983. Writing Academic English. Addison-Wesly
Publishing Company, California.
Suwignyo, H. dan A.Santoso. 2008. Bahasa Indonesia Keilmuan Berbasis Area
Isi dan Ilmu.UMM Press, Malang.
Wahab, A. & Lestari, L. A. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Airlangga University
Press, Surabaya.

16

LAMPIRAN-LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai