CEPHALGIA
OLEH:
AGUNG DARMAWAN
1. Latar belakang
Cephalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik yang paling
umum manusia. Sakit kepada pada kenyataanya adalah gejala, bukan penyakit dan
dapat menunjukan penyakit organic, tegangan otot rangka atau kombinasi respon
tersebut.
Intensitas, kualitas, dan lokasi nyeri terutama durasi dari cephalgia dan
keberadaangejala neurologik terkait- dapat memberikan tanda penyebab. Migraine
atau nyeri kepalatipe tegang biasanya dijelaskan sebagai sensasi berdenyut;
sensasi tekanan juga umumterdapat pada nyeri kepala tipe tegang. Nyeri seperti
tertusuk-tusuk menandakan penyebab neuritik; nyeri okuler dan periorbital
menandakan terjadinya migraine ataunyeri kepala kluster, dan nyeri kepala
persisten merupakan gejala tipikal dari massaintracranial. Nyeri okuler dan
periokuler menandakan gangguan ophtalmologik, nyeridengan sensasi terikat
umum pada nyeri kepala tipe tegang. Pada pasien dengan sinusitis,mungkin
didapatkan rasa nyeri pada kulit dan tulang sekitar..
2. Pengertian
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia atau
dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala:
kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas, disebut juga sebagai
sakit kepala. jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang
sering diutarakan.
3. Etiologi
Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat
terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan
lengkap. Sakit kepalakronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau
depresi, namun dapat jugaterkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan
spondilosis servikal, penyakit gigiatau mata, disfungdi sendi temporomandibular,
hipertensi, sinusitis, dan berbagai macamgangguan medis umum lainnya.
Walaupun lesi structural jarang ditemukan padakebanyakan pasien yang
7. Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus
(sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III
yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.
8. Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada
keadaan depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing
kepala.
5. Tanda dan gejala
a. Sakit kepala sebelah
b. Sakit di bagian tengkuk/leher
c. Sakit diatas atau bagian sekitar mata
6. Pemeriksaan penunjang
a. CT Scan
b. MRI Scan
c. Pungsi lumbal
7. Pengkajian
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang
penyebab dan sifat dari sakit kepala.
1. Data Subyektif
a. Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya.
b. Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress.
c. Langkah langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan.
d. Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri,
lama dan interval diantara sakit kepala.
e. Awal serangan sakit kepala.
f. Ada gejala prodomal atau tidak
g. Ada gejala yang menyertai.
h. Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila
migren).
No.
1.
9. Intervensi
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut
berhubungan dengan
agen injuri neurologis
2.
3.
kurangnya
pengetahuan
berhubungan dengan
Tujuan
Masalah nyeri akut dapat
teratasi setelah 3x24 jam
perawatan, dengan kriteria
hasil :
1. tidak
memperlihatkan
nyeri lagi
2. klien tampak
tenang
3. nyeri berkurang
saat beraktivitas
4. nyeri seperti
ditusuk-tusuk tidak
terasa lagi.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan1x24 jam,
masalah gangguan pola
tidur dapat teratasi dengan
kriteria :
1. pasien dapat tidur
5-7 jam setiap
malam
2. tidak mengeluhkan
gangguan tidur
3. pasien tidak terlihat
letih
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam, masalah kurang
pengetahuan dapat teratasi
Intervensi
1. kaji keluhan nyeri
2. kaji skala nyeri
3. berikan analgetik sesuai
prosedur.
Rasional
1. untuk mengetahui
sumber nyeri
2. mengetahui tingkat
nyeri
3. mengurangi nyeri
1. mengetahui
penyebab gangguan
tidur
2. memberikan rasa
nyaman
3. mengetahui apa yang
harus dilakukan
untuk mengatasi
gangguan tidur
4. mengatasi gangguan
tidur
1. memberikan
informasi
2. agar pasien merasa
keterbatasan paparan
informasi
dengan kriteria
1. pasien mampu
mencari informasi
sehubungan dengan
penyakitnya
2. pasien mampu
beradaptasi
deangan keadaan
saat ini
tersupport
3. penanganan terhadap
penyakit
Daftar pustaka
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Long AC, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran, Bandung.
Marlyn
Sidharta P, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta.
Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa
dan Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.
Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses proses penyakit. EGC,
Jakarta