Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL
PEMBIMBING
: Ir.Umar Khayam
TANGGAL PRAKTIKUM
: 1 Juni 2015
TANGGGAL PENYERAHAN
: 12 Juni 2015
Oleh :
Irma Nurfitriani
131411013
2 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 3
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara mengontakkan
butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau cair). Sebagai ilustrasi dengan apa yang
dinamakan fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana dalam air di dalam mana ditempatkan
sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah partikel padat akan
diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun diam ataufixedbed. Kalau laju alir
gas dinaikkan, maka akan sampai pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi
tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat
unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada
kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan demikian disebut
fluidized bed.
Kehilangan Tekanan (Pressure Drop)
Aspek utama yang akan ditinjau di dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui
besarnya kehilangan tekanan di dalam unggun padatan yang cukup penting karena selain erat
sekali hubungannya dengan banyaknya energi yang diperlukan, juga bisa memberikan
indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung. Korelasikorelasi matematik
yang menggambarkan hubungan antara kehilangan tekanan dengan laju alir fluida di dalam
suatu sistem unggun diperoleh melalui metode-metode yang bersifat semi empiris dengan
menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi.
Untuk aliran laminer dimana kehilangan energi terutama disebabkan oleh viscous
loses, Blake memberikan hubungan sebagai berikut :
dP/L
gc
: faktor konversi
: viskositas fluida
Persamaan (4) ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny dengan mengasumsikan bahwa
unggun zat padat tersebut adalah ekuivalent dengan satu kumpulan saluransaluran lurus yang
partikelnya mempunyai luas permukaan dalam total dan volume total masing-masing sama
dengan luas permukaan luar partikel dan volume ruang kosongnya. Harga konstanta k yang
diperoleh beberapa peneliti sedikit berbeda misalnya:
Kozeny (1927)
k= 150
Carman ( 1937)
k= 180
k= 200
Untuk aliran turbulen, persamaan (4) tidak bisa dipergunakan lagi, sehingga Ergun
(1952) kemudian menurunkan rumus lain dimana kehilangan tekanan digambarkan sebagai
hubungan dari : viscous losses dan kinetic energy losses.
dimana
: k1
=150 ; k2
= 1,75
Dimana f adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada keadaan ini dimana
partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida, akan terjadi kesetimbangan
antara berat partikel dengan gaya berat dan gaya apung dari fluida di sekelilingnya.
Gaya berat oleh fluida yang naik = berat partikel gaya apung atau:
[kehilangan tekanan pada unggun] [luas penampang] = [volume unggun] [densitas zat padatdensitas fluida].
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat diilustrasikan dengan
fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas seperti pada gambar di bawah ini:
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini:
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
1.
Kolom fluidisasi
1 set
2.
Pompa udara
1 set
3.
Rotameter udara
1 set
4.
5.
6.
Piknometer
7.
Neraca timbang
25 ml
1
1
3.1.2 Bahan
No
Nama Bahan
Spesifikasi
1.
Partikel
Diameter 0-125 m
2.
Partikel
Diameter 125-250 m
3.
Partikel
Diameter 250-500 m
Gambar 3.1 Rangkaian alat fluidisasi padat gas dan contoh partikel yang digunakan
menimbang
piknometer kosong
mengosongkan dan
bersihkan
menyalakan pompa
udara
mengatur kecepatan
udara yang kecil
mematikan pompa
udara
menyalakan pompa,
catat delta P dan laju
Alir (Q)
mengulangi prosedur
untuk ketinggian 4,5cm,
5,5cm, 6,5 cm, 7,5cm
dan 8,5 cm
mengulangi langkah
tersebut pada ukuran
partikel 125-250 m
dan 250-500 m
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diameter
Diameter
0-125 m
125-250 m
250-500 m
Piknometer kosong, Wa
21.18
21.18
21.18
47.81
47.81
47.81
31.12
32.11
35.59
52.87
53.95
56.21
1827.2058
0.355 0.63
2042.9906
0.63 1.0
2191.4473
P (cmH2O)
Unggun 4,5
Unggun 5,5
Unggun 6,5
Unggun
Unggun
cm
cm
cm
7,5 cm
8,5 cm
0,8
0,5
2,2
1,4
0,7
1,7
1,8
1,3
1,4
4,3
2,6
2,1
10
1,7
0,6
2,5
0,7
2,1
11
2,4
1,3
4,8
2,4
12
2,5
2,6
5,1
2,7
2,3
13
2,7
2,8
5,2
3,9
2,8
14
2,7
3,0
5,4
4,1
2,5
15
3,1
3,3
5,6
4,4
2,7
(Liter/menit)
16
3,4
3,7
5,8
4,9
3,3
17
3,4
3,9
5,9
5,1
3,8
18
3,7
4,1
6,2
5,3
4,2
19
3,8
4,2
6,3
5,4
4,5
20
4,0
4,4
6,4
5,7
4,9
P (cmH2O)
Unggun 4,5
Unggun 5,5
Unggun 6,5
Unggun
Unggun
cm
cm
cm
7,5 cm
8,5 cm
1,7
0,4
3,8
3,7
3,0
1,7
0,7
4,0
4,5
3,4
1,9
1,2
4,3
4,8
3,8
10
2,6
2,2
4,3
4,9
4,0
11
2,7
2,5
4,5
5,0
5,7
12
2,8
2,7
4,8
5,2
5,8
13
3,0
2,9
4,9
5,4
6,0
14
3,2
3,1
5,1
5,7
6,2
15
3,3
3,2
5,3
5,9
6,3
16
3,5
3,4
5,6
6,0
6,7
17
3,6
3,6
5,8
6,2
7,0
18
3,8
3,8
6,0
6,5
7,2
19
4,1
4,3
6,1
6,6
7,2
20
4,4
4,5
6,1
6,6
7,2
(Liter/menit)
P (cmH2O)
Unggun 4,5
Unggun 5,5
Unggun 6,5
Unggun
Unggun
cm
cm
cm
7,5 cm
8,5 cm
1,7
1,5
0,8
2,5
1,3
1,8
1,7
1,0
2,7
1,4
2,3
1,8
1,2
3,0
1,5
10
2,5
2,0
1,4
3,2
1,8
(Liter/menit)
11
2,7
2,4
1,7
3,7
2,0
12
3,0
2,6
1,9
4,6
2,1
13
3,4
2,8
2,1
5,3
2,3
14
3,5
3,2
2,4
5,4
2,4
15
3,6
3,4
2,5
5,5
2,7
16
3,8
4,2
2,7
5,5
3,0
17
4,0
4,3
3,4
5,6
3,2
18
4,1
4,4
3,6
5,6
3,5
19
4,2
4,4
3,9
5,6
3,7
20
4,4
4,4
4,0
6,0
4,4
21
4,4
4,4
4,2
6,0
5,4
22
4,4
4,4
4,2
6,0
6,3
23
4,4
4,4
4,2
6,0
6,8
24
4,4
4,4
4,3
6,0
7,0
log dP
1.5
1
250-500 m
125-250 m
0.5
0-125 m
0
-0.5
log U
log dP
1.5
250-500 m
0.5
125-250 m
0-125 m
0
-0.5
-1
log U
log dP
2
1.5
250-500 m
125-250 m
0.5
0-125 m
log U
log dP
1.5
250-500 m
125-250 m
0.5
0-125 m
0
-0.5
log U
log dP
2
1.5
250-500 m
125-250 m
0.5
0-125 m
log U
Log Umf
Umf
4,5 cm
-1,057
0,087
5,5 cm
-1,054
0,088
6,5 cm
-1,135
0,073
7,5 cm
-1,136
0.073
8,5 cm
-1,057
0,088
Log Umf
Umf
4,5 cm
-1,08
0,083
5,5 cm
-1,120
0,076
6,5 cm
-1,138
0,072
7,5 cm
-1,150
0,070
8,5 cm
-1,055
0.088
Log Umf
Umf
4,5 cm
-1,10
0,079
5,5 cm
-1,120
0,076
6,5 cm
-1,145
0,071
7,5 cm
-1,128
0,074
8,5 cm
-1,0674
0,085
Umf
Log Umf
0 125 m
0,00395 m/s
-2.4034
125 250 m
0,132 m/s
-0,8794
250 500 m
0.0284 m/s
-1,5466
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan proses fluidisasi padat gas dengan ukuran partikel
bervariasi. Fluidisasi adalah sebuah teknik pengontakkan fluida baik gas maupun cairan
dengan suatu butiran padat. Fluidisasi terjadi apabila butiran padatan tersuspensi dalam gas
atau cairan sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti fluida. Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui nilai minimum Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi.
Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke dalam
tabung/kolom berisi padatan. Apabila laju alir gas rendah maka butiran padatan akan tetap
diam, karena fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
terjadinya perubahan susunan partikel tersebut dan dalam keadaan diam unggun bertekanan
besar. Namun apabila laju alir dinaikkan sedikit demi sedikit akan ada saat dimana perbedaan
penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran
padatan, penurunan tekanan pada permukaan unggun inilah yang menyebabkan unggun
terangkat. Adapun ukuran partikel yang digunakan pada praktikum ini adalah partikel
berdiameter 0-125 m, 125-250 m dan 250-500 m. Sedangkan, tinggi unggun yang
digunakan juga bervariasi pada setiap ukuran partikel yaitu 4,5 cm, 5,5 cm, 6,5 cm, 7,5 cm
dan 8,5 cm serta laju alir gas bervariasi dengan laju gas minimum 7 L/menit.
Dari praktikum yang telah dilakukan pada ketinggian unggun, laju alir udara dan
ukuran partikel tertentu unggun tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu unggun diam
(fixed bed), unggun mengembang (expantion bed) dan unggun terfluidakan (fluidized bed).
Sehingga diperoleh data besarnya nilai penurunan tekanan (
setiap tinggi unggunnya, dicatat pula penurunan tekanan pada saat laju alir gas diturunkan.
Dari data tersebut dapat dibuat kurva karakteristik fluidisasi (log
padatan itu, maka butiran padatan yang terfluidisasi pun akan semakin banyak. Sedangkan,
apabila semakin besar ukuran partikel padatan maka semakin banyak partikel padatan yang
terfluidisasi.
Kurva karakteristik fluidisasi setiap unggunnya ketika kenaikan laju alir (Q) dan
ketika penurunan laju alir (Q) tidak nampak jauh berbeda, namun ada beberapa titik yang
menunjukkan nilai perubahan tekanan (
penentuan laju alir yang tidak konstan dan kesalahan dari pengamatan praktikan atau kinerja
dari alat kurang maksimal.
Kecepatan alir minimum (Umf) dapat dilihat dari kurva karakteristik fluidisasi atau
pun bisa dilakukan dengan perhitungan rumus. Nilai Umf berdasarkan perhitungan harus
ditentukan terlebih dahulu nilai NRe nya dan didapatkan nilai Nre lebih dari 1000 sehingga
Umf berdasarkan perhitungan untuk ukuran partikel berdiameter 0-125 m, 125-250 m dan
250-500 m secara berturut-turut adalah sebesar 0,00395 m/s; 0,132 m/s dan 0.0284 m/s,
sedangkan berdasarkan kurva tiap unggunnya berbeda beda yaitu untuk setiap tinggi
unggunnya. Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre yang berpengaruh pada besar kecilnya
kecepatan aliran fluida untuk fluidisasi. Namun Nre untuk tinggi unggun yang berbeda
apabila dihitung secara teoritis nilainya akan sama karena jumlah padatan tidak berpengaruh.
Dimana pada perhitungan Nre secara teoritis ini faktor-faktor yang berpengaruh adalah
diameter padatan, masa jenis padatan dan juga laju alir fluida.
BAB IV
KESIMPULAN
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida.
Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan
partikel tersebut
Semakin besar putaran kran, maka kecepatan laju alir linier / laju alir
volumetriknya semakin besar pula.
Semakin besar putaran kran juga akan mengakibatkan bilangan Reynold ( N R e
), P ( perbedaan tekanan ), dan U mf ( kecepatan minimum fluidisasi )
semakin besar pula.
Semakin besar laju alir volumetriknya ( Q ) maka akan mempercepat proses
terfluidisasinya unggun butiran partikel tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi
Daftar Pustaka
Djauhari, Agus. 2011. Jobsheet Praktikum Satuan Operasi Fluidisasi Padat Gas. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
Geankoplis, C.L. 1993, Transport Processes and Unit operations 3rd, pp 127-132,
Prentice-Hall, Inc., Eanglewood Cliffs, new jersey USA.
Robert L. Perry, Chemical Engineers Handbook. 3rd edition.