Anda di halaman 1dari 42

PNEUMONIA

Erik S
Inggrid B
Syndi N

C11050174
C11050175
C11050176

Definisi
Penyakit dengan demam dan takipnea
tanpa memandang apa penyebabnya
(WHO)
Parameter:
Takipnea
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
(retraksi epigastrik)

Bronkopneumonia: penyakit demam dan batuk


disertai distress pernapasan dan dibuktikan
adanya infiltrat berbercak yang bersifat lokal
atau generalisata pada foto toraks.
Pneumonia lobaris: sama dengan
bronkopneumonia, kecuali dalam hal
pemeriksaan fisis toraks dan foto toraks yang
menunjukkan konsolidasi lobar.

Epidemiologi
WHO Child Health Epidemiology Reference
Group : 0,28 episode per anak tahun, 7 13 %
memerlukan perawatan di rumah wakit.
95 % pneumonia klinis pada anak timbul di
negara berkembang.
Di negara berkembang, jumlah kasus
pneumonia usia < 5 tahun diperkirakan 150 juta
pertahun, merupakan 25% penyebab kematian
pada anak balita. Anak balita di wilayah urban
mengalami infeksi saluran respiratorik akut
sebanyak 5-8 kali pertahun, sedangkan di
pedesaan hanya 3-5 kali pertahun.

Etiologi

Virus (paling banyak): Adenovirus, virus

Bakteri

parainfluenza, virus influenza

Neonatus: Streptococcus grup B, Escherichia coli,


Listeria monocytogenes, Chlamydia trachomatis
3 minggu 3 bulan: virus merupakan penyebab
terbanyak dan selain itu bisa pula oleh chlamydia
trachomatis, dan Streptococcus pneumoniae
4 bulan 4 tahun: Streptococcus pneumoniae
(paling banyak), H. influenzae, S. aureus, Group A
streptococcus (S. pyogenes), Mycoplasma
pneumoniae.
5 tahun: Mycoplasma pneumoniae dan
Streptococcus pneumoniae

Penyebab pneumonia secara individual sulit


ditentukan karena kultur dari biopsi paru
merupakan tindakan yang sangat invasif dan
biasanya tidak diindikasikan.
Pneumococcus patogen urutan tersering yang
diidentifikasi di antara anak-anak yang dirawat
dengan pneumonia.
Pneumonia dapat pula disebabkan oleh
noninfeksi antara lain aspirasi makanan, asam
lambung, benda asing, hidrokarbon, substansi
lipoid, reaksi hipersensitivitas, radiasi (radiation
induced pneumonia), atau obat-obatan.

Faktor Resiko
Berat badan lahir rendah (BBLR)
Malnutrisi atau tidak mendapat ASI)
Lingkungan yang tidak memadai (Overcrowding
dalam kamar tidur)
Asap rokok
Tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap
Sanak saudara ada yang menderita batuk-batuk
Faktor yang menyebabkan inaktifnya
mekanisme pertahanan tubuh lokal

Klasifikasi
Berdasar tempat atau lokasi terjadinya pneumonia
Community-acquired pneumonia (CAP) infeksi
parenkim paru yang ditandai demam, batuk, sesak napas
dan ditemukannya abnormalitas pada pemerikasaan
auskultasi paru berupa rales/crackles atau perubahan
suara pernapasan, atau adanya gambarab infiltrat pada
foto toraks pada individu yang tidak sedang dalam
perawatan di rumah sakit paling sedikit 14 hari sebelum
timbulnya gejala
Hospital-acquired pneumonia (HAP)/nosocomial
pneumonia pemakaian ventilator (ventilator acquired
pneumonia) atau penyebab lain yang berhubungan
dengan perawatan di rumah sakit

Berdasarkan lokasi anatomis


Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
Pneumonia intersitialis

Berdasar etiologi:
Pneumonia Pneumokokal
Pneumonia Stafilokokal
Berdasar lama penyakit:
Pneumonia akut
Pneumonia persisten

Berdasarkan berat ringannya penyakit


Ringan
Sedang
Berat

Anak usia < 2 bulan

Pneumoniasangatberat

Terdapat tanda bahaya yaitu


kurang mau minum, kejang,
wheezing, stridor, mengantuk/
penurunan kesadaran, febris, atau
hipotermi

Pneumoniaberat

Tarikan dinding dada yang jelas


tampakataunapascepat

Bukanpneumonia

Tidak ada tarikan dinding dada


ataunapascepat

Anak usia 2 bulan 5 tahun

Pneumoniasangatberat

Terdapattandabahaya,yaitu
tidak mau minum, kejang,
stridor,
penurunan
kesadaran, gizi buruk,
sianosissentral

Pneumoniaberat

Batuk atau kesulitan


bernafas dan tarikan dinding
dada

Pneumonia

Napascepat

BukanPneumonia

Tidak ada tarikan dinding


dadaataunapascepat

Aspirasi inokulum sal. Resp.atas

Inhalasi langsung patogen

Mekasnisme pertahanan saluran respirasi:


Filtrasi oleh bulu hidung
Refleks epiglottis
Refleks batuk
Aparatus mukosilier
Imunologis (sekresi lokal Ig A, respon inflamasi oleh leukosit, komplemen,
sitokin, imunoglobulin, makrofag alveoli, cell-mediated immunity (CMI)

Kuman masuk ke sal. Resp. bawah yang steril

Invasi bakteri pada parenkim paru

Hiperaemia, eksudasi cairan intra-alveolar, deposisi fibrin, infiltrasi neutrofil


(Red hepatization)

Konsolidasi eksudatif pada jaringan paru secara lobular, lobar, interstitial

Kapasitas vital menurun

Ventilation-perfusion missmatching

Hipoksemia

Saturasi oksigen menurun

Kerja jantung meningkat

Deposisi fibrin dan disintegrasi sel inflamasi makin meningkat progresif


(gray hepatization)

Resolusi

Reabsorbsi dan pengeluaran oleh mekanisme batuk

Diagnosis Klinis
Takipnea merupakan gejala klinis yang paling sensitif
pada pneumonia anak. Frekuensi nafas dihitung secara
akurat yaitu harus dihitung dalam 60 detik secara
inspeksi
Usia < 2 bulan 60X/menit atau lebih
Usia 2 bulan sampai < 12 bulan 50X/menitatau lebih
Usia 12 bulan sampai < 5 tahun 40 X/menit atau lebih
Umumnya disertai dengan meningkatnya kerja
pernapasan yang ditandai oleh retraksi epigastrium,
interkostal, dan suprasternal, serta adanya pernapasan
cuping hidung yang menunjukkan adanya penggunaan
otot-otot pernapasan tambahan yang diperlukan untuk
membantu pernapasan

Anamnesis
Neonatus:
Rewel atau tidak mau menyusu
Batuk jarang
Demam juga dapat tidak terjadi pada neonatus,
sebaliknya harus diperhatikan adanya hipotermia
Grunting, takipnea, sianosis
Infeksi Streptococcus grup B onset awal infeksi
perinatal asendens (sepsis) atau pneumonia dalam 24
jam pertama kehidupan
Pneumonia Chlamydia trachomatis bersamaan
dengan konjungtivitis dan timbul pada minggu kedua
atau ketiga kehidupan

Bayi
Batuk (di atas usia 1 bulan) atau mengi
Tachypnea, grunting, retraksi, muntah,
tidak mau minum susu, dan rewel
Bakteri febris
Virus atau atipik subfebris atau afebris

Anak kecil
Batuk
Nyeri dada juga sering dikeluhkan
Riwayat infeksi saluran respirasi atas
Muntah, terutama setelah batuk
Febris tergantung dari organisme
penyebab

Remaja
Atipik lebih sering
Selain gejala yang terdapat pada anak kecil, dapat pula
terdapat gejala konstitusional seperti sakit kepala, nyeri
dada pleuritik (disebabkan oleh iritasi pleura yang mana
dapat membatasi pergerakan dada), nyeri perut,
muntah, diare, faringitis, dan otalgia/otitis
Sering didahului dengan panas tinggi dan menggigil
secara tiba-tiba, batuk dan nyeri dada yang disusul
dengan takipnea, batuk pendek dan tidak produktif,
penderita tidur miring ke sisi yang sakit dengan lutut
dilipat

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Baju dilepas dan lampu dinyalakan
Hitung respirasi selama 1 menit
Perkusi
Tidak menunjukkan kelainan terutama
pada bayi apabila distribusi pneumonia
bersifat patchy

Auskultasi
Crackles
Pleural friction rub dapat terdengar di daerah pleura
yang terkena
Auskultasi sulit dilakukan pada bayi dan anak kecil
karena sering menangis.(2)
Manifestasi klinis ini juga tergantung pada stadium
penyakitnya, pada stadium awal dapat ditemukan
crackles yang tidak difus serta suara npas yang
menurun, selanjutnya dengan meluasnya proses
konsolidasi maka akan ditemukan suara napas ynag
meningkat sampai subbronkial

Foto Thorax
Dapat menunjukkan ada tidaknya komplikasi
Pneumonia Lobaris konsolidasi lobar
maupun segmental
Pneumonia interstitial hiperaerasi &
meningkatnya bronchovascular markings
serta peribronchial cuffings
Bronkopneumonia gambaran infiltrat
kecil-kecil merata sampai perifer

Tidak dapat membedakan penyebab virus dari


bakteri
Konsolidasi lobar
- lebih sering pada pneumonia bacterial
- dapat pula ditemukan pada pneumonia viral
Infiltrat interstitialis
- lebih sering padapneumonia viral
- dapat ditemukan pada pneumonia bakterial

Bayi gambaran radiologis dapat tidak


berhubungan dengan tanda klinis
Kelainan pada foto toraks masih akan terlihat
walaupun sudah terjadi perbaikan secara klinis.
(menghilang setelah 3-4 minggu pada 80%
kasus, dan kebanyakan masih tetap ada sampai
3-4 bulan)
Biasanya dilakukan yaitu kira-kira 4-6 minggu
setelah munculnya gejala awal (diperkirakan
sudah terjadi resolusi).
Tidak perlu diulang dalam masa penyembuhan
bila tidak dicurigai atau didapatkan
pneumatokel, abses paru, pneumotoraks, atau
komplikasi lain yang berkembang atau bila anak
mempunyai penyakit imunosupresi

Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis pada pneumonia bakterial,
dengan hitung lekosit > 15.000/mm3
dengan dominasi neutrofil
Jumlah lekosit <5000/mm3 biasanya
berkaitan dengan penyakit berat

Kultur Darah
Sensitivitas pemeriksaan kultur darah sangat
rendah
Positif hanya pada 10-30% kasus pneumonia
anak terutama yang disebabkan pneumococcus
Kultur sputum tidak mempunyai nilai diagnostik
yang berarti pada pneumonia anak
Isolat bakteri dari apus tenggorok tidak mewakili
patogen yang berasal dari saluran respiratorik
bagian bawah

Mantoux Test
Untuk mengetahui
pneumonia yang
disebabkan oleh M.
Tuberculosis

Tatalaksana
pemilihan antibiotika klinis,
laboratorium, dan gambaran foto toraks.
Pemilihan antibiotika awal usia anak,
kemungkinan patogen penyebab, dan
epidemiologi lokal patogen saluran
respiratorik dan sensitivitasnya terhadap
antibiotika yang umum dipergunakan serta
adanya resistensi terhadap antibiotika
Pneumonia ringan rawat jalan

Pemberian antibiotik empiris


berdasarkan usia
Bayi baru lahir - 3 minggu ampisilin dan
gentamisin intravena; berat ditambah
sefalosporin generasi ke-3
3 minggu 3 bulan seftriakson 50
mg/kgBB/hari setiap 24 jam.
4 bulan 4 tahun ampisilin 200
mg/kgBB/hari, setiap 6 jam, berat
seftriakson

Pemberian antibiotik empiris


berdasarkan usia
5 tahun azitromisin 10mg/kgBB dosis tunggal untuk
hari ke-1 dan dilanjutkan 5mg/kgBB untuk hari ke2-5
atau eritromisin 30-40 mg/kgBB/hari secara peroral
dibagi 4 dosis selama 10 hari atau klaritromisin 15
mg/kgBB/hari setiap 12 jam dibagi 2 dosis selama 7-10
hari untuk mengatasi mikroorganisme atipikal. Multipel
dengan bakteri lain ditambahkan ampisilin, dan
seftriakson dikombinasi/tidak, dengan makrolid dapat
diberikan bila keaadaan berat.
Semua usia, bila diduga S. aureus sebagai penyebab
kloksasilin (150-200 mg/kgBB/hari i.v dibagi 4 dosis)
atau vankomisin untuk methicillin resisten S.aureus
(MRSA).

Pemberian antibiotik pada


patogen spesifik
Mycoplasma pneumoniae golongan makrolid
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin).
S.pneumonia ampisin dosis tinggi 200
mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis menjadi pilihan
pertama, resistensi tinggi seftriakson.
H. Influenza ampisilin, kloramfenikol,
seftriakson, atau ampisilin-sulbaktam
Lama pemberian antibiotik tergantung pada
respon pengobatan (sampai 72 jam bebas
panas) dan lama pemberian diharapkan tidak
kurang dari 10 hari, kecuali azitromisin yang
cukup diberikan selama 5 hari saja

Pengelolaan suportif

Mempertahankan keseimbangan cairan dan


elektolit
Humidifiksasi
Oksigen. Saturasi O2 harus dipertahan diatas 95
%
Membersihkan rongga mulut
Antipiretik
Tidak diberikan antitusif penekanan batuk
menggaggu kliren saluran respiratorik.
Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan juga tidak
berdampak pada perjalan penyakit pneumonia.

Komplikasi
Penyebaran langsung infeksi bakteri pada
rongga toraks misalnya empiema, perikarditis.
S. aureus dan S. pneumoniae merupakan
penyebab tersering komplikasi empiema.
Penyebaran hematogen atau bakteremia
misalnya pada meningitis, artritis supuratif,dan
osteomielitis tetapi kejadian ini jarang.
Abses paru merupakan komplikasi yang jarang
terjadi, umumnya pada anak yang lebih besar.
Selain itu bisa pula terjadi komplikasi sepsis.

Pneumonia berulang (rekuren)


Pneumonia yang dialami sebanyak 2
episode dalam 1 tahun atau lebih dari 3
episode selama hidupnya
Koordinasi otot orofaring yang tidak baik
pada penderita cerebral palsy (CP)
Kelainan imunologis

Aspirasi pneumonia
Penyakit peradangan paru akibat masuknya
sekresi endogen atau eksogen secara tidak
normal ke dalam saluran respiratorik bagian
bawah
Anak susu, asam lambung, hidrokarbon,
minyak, mineral, alkohol. Umumnya ditemukan
pada kelainan refleks menelan dan refleks
menghisap
Pemakaian ventilator atau terapi inhalasi.
Diagnosis: riwayat, pemeriksaan fisis, dan
radiologis

Pencegahan
Vaksin pneumokokal anak asplenia
atau yang menjalani splenektomi
Vaksin conjugated Haemophilus influenza
type B
Vaksin influenza penyakit kronis
Vaksin varisela anak yang
immunocompromised

Klasifikasi

Pengobatan

Pneumoniasangatberat

Rawatinap
BerikanO2
Beriantibiotik:kloramfenikol
Perawatansuportif
Nilaiulang2x/hari

Pneumoniaberat

Rawatinap
Beriantibiotik:benzilpenisilin
Perawatansuportif
Nilaisetiaphari

Pneumonia

Rawatjalan
Antibiotik:kotrimoksazol,amoksisilin,
ampisilin,penisilinprokain
Kontroldalam2hariataukeadaanmemburuk

Bukanpneumonia

Batuk>30haricaripenyebab
Rawatjalan

Anda mungkin juga menyukai