Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jehezkiel

Kelas : XI-IPA
Mendengarkan Isi Hati Melalui Sharing
Live in merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh SMA Kristen Kanaan yang wajib diikuti
oleh siswa siswi angkatan kelas 11. Kegiatan ini bermaksud agar para murid dapat merasakan artinya
hidup dengan kebersamaan, budi pekerti, saling menghargai, kemandirian, kesederhanaan, dan yang
terpenting yaitu mengucap syukur dalam segala hal. Di dalam kegiatan Live In ini, setiap murid akan
menempati dan tinggal di tempat masing masing orang tua asuh dan wajib menjalani dan membantu
setiap pekerjaan orang tua asuh masing masing. Tempat yang ditunjuk untuk kegiatan ini berada di
suatu dusun yang bernama Dusun Sowanan. Dusun Sowanan terletak di Kecamatan Ngablak yang berada
di dalam Magelang, Jawa Tengah.
Kegiatan kegiatan selama 5 hari di Sowanan yang akan kami jalankan sudah direncanakan dan
dikoordinasikan agar setiap kegiatan yang kami lakukan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
harapan. Setelah perjalanan yang sangat jauh dengan menaiki bus, akhirnya kami semua tiba di Dusun
Sowanan. Kami semua berkumpul di posko utama dan melakukan kegiatan serah terima. Setelah kegiatan
serah terima sudah selesai, para murid diserahkan kepada orang tua asuh dengan rumah yang berbeda
beda dan kami akan memulai aktifitas pertama kami dengan orang tua asuh di hari yang pertama dalam
kegiatan Live in ini.
Saya diserahkan dan bertempat tinggal di rumah orang tua asuh saya yang bernama Bapak
Marjono dengan istri atau ibu asuh saya yang bernama Ibu Sudiarti. Pada hari pertama, kami sebagai
murid diberi kebebasan untuk saling berkenalan dengan orang tua asuh kami masing masing. Kami juga
melakukan berbagai aktifitas bersama sama dan saling berbagi dengan keluarga yang kami tempati.
Keluarga yang saya tempati hanya terdiri dari kedua orang tua dan seorang anak yang sedang menjalani
pendidikan S1 di suatu universitas. Keluarga ini sudah tinggal di Dusun Sowanan selama 26 tahun. Bapak
Marjono yaitu bapak asuh saya memilki mata pencaharian atau pekerjaan sebagai petani. Sehari hari,
dia hanya bercocok tanam sedangkan sang ibu mengumpulkan hasil pertanian tersebut dan menjualnya di
pasar. Pekerjaan yang mereka punya sudah dapat membiayai dan mencukupi kehidupan mereka sehari
hari. Rumah yang dimiliki Bapak Marjono yang merupakan rumah yang saya tempati sudah tergolong
baik dan layak untuk ditempati. Keluarga ini memiliki tanggungan kira kira sebesar 600.000 rupiah
perbulan. Dengan usaha yang dilakukan oleh sang bapak dan ibu, kebutuhan untuk satu bulan selau
tercukupi bahkan terkadang melebihi standar kebutuhan hidup.
Pendidikan terakhir Bapak Marjono adalah tingkat SMA. Sedangkan Ibu Sudiarti memiliki
pendidikan terakhir SMP. Namun di dalam 26 tahun yang sudah mereka jalani, pendidikan di Ngablak

sudah berkembang pesat. Hal ini terbukti dari seorang anak mereka yang bernama Fendi yang sedang
menjalani studi S1 di Universitas KSW di bidang pertanian. Sehingga sistem pendidikan yang ada di
daerah Ngablak sudah baik.
Mayoritas penduduk di Dusun Sowanan beragama muslim. Bentuk kehidupan beragama mereka
di sini lebih taat atau taqwa kepada Allah. Dalam segala keadaan ataupun kondisi, mereka selalu
mengucap syukur dan berserah kepada Allah untuk semua yang mereka lakukan. Walapun terdapat juga
sebagian warga yang memeluk agama lain yaitu katolik maupun kristen, sikap masyarakat di sini adalah
tetap menghormati, bertoleransi, dan menerimanya dengan senang hati. Iman yang mereka miliki pada
umumnya tidak diawali atau tidak bedasarkan pada suatu pengalaman melainkan berawal dari suatu
kesadaran. Kepedulian atau solidaritas yang dimiliki warga Sowanan juga kokoh. Mereka semua saling
kenal satu sama yang lain. Ketika terdapat suatu persoalan dalam daerah tersebut, mereka gotong
royong untuk memecahkan masalah tersebut.
Keluarga Bapak Marjono memiliki banyak harapan untuk perkembangan Dusun Sowanan.
Perkembangan harus terus berjalan tanpa henti ujar Bapak Marjono. Dalam aspek ekonomi, Bapak
Marjono sebagai petani mengharapkan agar hasil panen tanaman tanaman yang akan dijual untuk dapat
ditingkatkan, distabilkan, dan dimaksimalkan sesuai dengan kualitas yang dihasilkan. Dia juga berharap
agar harga pupuk juga distabilkan sesuai dengan kebutuhan sang petani. Dengan adanya penstabilan harga
pasar, maka jelas perekonomian di Dusun Sowanan akan berkembang. Selain di bidang ekonomi,
keluarga Bapak Marjono juga memiliki harapan dalam beragama. Keluarga ini mengharapkan agar
nantinya dibangun tempat masjid ataupun tempat beribadah yang letaknya di daerah Sowanan sehingga
mereka dapat beribadah bersama dengan warga lain sebagai satu tubuh yang menyembah satu kepala
yaitu Allah.
Fendi yang merupakan anak dari kedua orang tua asuh saya juga mengharapkan berbagai hal
terutama dalam hal pendidikan. Dia adalah seorang mahasiswa dari Universitas KSW dan dia mengambil
jurusan pertanian atau agroculture. Dia berharap agar pemerintahan di Magelang turut ikut campur
dengan perkembangan pendidikan di Sowanan. Dengan adanya pendidikan yang lebih maju, Fendi akan
menerapkan kemampuan serta pengetahuannya dalam pertanian ke lapangan dengan harapan yaitu ladang
yang ada di Sowanan dapat menghasilkan tanaman dengan varietas varietas yang unggul berkualitas
tinggi agar dapat memberi dampak yang besar ketika harga pasar sudah stabil di Sowanan.
Menurut Bapak Marjono, pemerintah di Magelang belum memikirkan keadaan di Sowanan.
Walaupun Sowanan merupakan daerah yang kecil, pemerintah tetap harus menjaga kondisi daerah
tersebut agar dapat berkembang sesuai harapan warga. Keluarga asuh saya mengharapkan agar
pemerintah mau meningkatkan usaha pertanian dalam Sowanan dan mulai mau mengutamakan desa
desa kecil seperti Dusun Sowanan agar daerah tersebut tidak hanya stuck dengan kondisi yang sama tetapi

dapat berkembang menjadi lebih maju. Di dalam desa pasti memiliki kondisi yang berbeda dengan apa
yang ada di perkotaan. Pemerintah biasanya lebih memerhatikan kondisi kota dibandung desa desa kecil
padahal umumnya desa merupakan sumber produsen. Di Sowanan, Bapak Marjono menambahkan hal
hal yang masih kurang yaitu seperti teknologi teknologi yang canggih. Akan tetapi, walaupun mereka
tidak memiliki teknologi canggih untuk bertani, mereka tetap tekun dan bekerja keras untuk mencukupi
keluarga masing masing. Perbaikan perbaikan juga perlu dilaksanakan yaitu seperti perbaikan jalan
dan pelebaran jalan.
Dari semua hal yang diatas yang telah diungkapkan oleh keluarga Bapak Marjono, mereka selalu
mengucap syukur atas berkat yang mereka dapat. Mereka menyerahkan seluruh aktifitas yang mereka
kerjakan kepada Allah karena mereka yakin Allah memberikan yang terbaik.
Kegiatan yang saya lakukan pada hari itu adalah sharing bersama keluarga asuh saya. Akan tetapi
saya memilih untuk mendengarkan dibanding dengan berbicara. Saya mendengarkan seluruh isi hati
mereka yang mereka ingin ungkapkan. Dengan mendengarkan, selain mendapatkan informasi tentang
Sowanan dan kondisi mereka, saya belajar untuk berefleksi akan kehidupan saya untuk meneladani apa
yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Tidak menyerah, kerja dengan sepenuh hati, mengucap
syukur, selalu bersandar kepada Tuhan, dan selalu semangat merupakan hal hal yang saya dapat dari
mendengarkan apa yang mereka ungkapkan. Selain itu, dengan berbincang atau sharing dengan mereka,
maka di hari itu juga saya mengerti dan merasakan arti kehidupan disini. Saya mulai mengenal mereka
dan merasakan mereka seperti keluarga yang akan membimbing saya. Saya mulai hidup mengikuti
langkah mereka yang menurut saya patut diteladani. Disitulah saya memahami bahwa hal hal tersebut
tidak akan pernah saya rasakan tanpa adanya komunikasi yang erat dengan mereka. Itulah pentingnya
komunikasi atau sharing dalam kegiatan Live In.

Anda mungkin juga menyukai