termasuk jenis kemasan yang banyak digunakan. Spesifikasi kaleng untuk mengemas pangan
ditentukan oleh dua kebutuhan yaitu kebutuhan akan kekuatan yang dimiliki wadah dan daya
simpan yang dimiliki oleh produk dalam kaleng. Kebutuhan terhadap daya simpan isi kaleng
salah satunya ditentukan oleh sifat korosif produk. Untuk mengemas produk pangan, maka
bagian dalam kaleng (sebagaimana halnya bagian luar kaleng) harus bersifat tahan korosi (karat).
Pada bagian dalam kaleng, korosi dapat disebabkan oleh kontak langsung antara produk dan
permukaan kaleng. Beberapa faktor yang menentukan terjadinya pembentukan karat pada bagian
dalam kaleng antara lain sifat bahan pangan, terutama pH; pemacu pembentukan karat seperti
nitrat, beberapa bahan belerang, zat warna antosianin; banyaknya sisa oksigen dalam bahan
pangan, khususnya pada ruang udara (head space); suhu dan waktu penyimpanan; serta beberapa
faktor yang berasal dari bahan kemas, seperti berat lapisan timah, macam dan komposisi lapisan
baja dasar, efektifitas perlakuan pada permukaan lapisan, jenis lapisan dan lain sebagainya. Salah
satu komponen yang memberi efek perlindungan kaleng terhadap pembentukan karat karena
interaksinya dengan pangan yang dikemas adalah enamel yang digunakan. Enamel merupakan
bahan organik yang dilapiskan pada kaleng untuk melindungi metal dari kemungkinan terjadinya
korosi karena kontak dengan makanan. Selain itu, lapisan enamel juga melindungi kontak antara
makanan dengan metal yang dapat menghasilkan warna dan flavor yang tidak diingini. Sebagai
contoh misalnya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau timah dengan sulfida
pada makanan yang berasam rendah (berprotein tinggi), atau pemucatan pigmen merah dari
sayuran atau buah-buahan misalnya bit atau anggur karena reaksi baja, timah atau aluminium.
Enamel kaleng umumnya berupa bahan non metal seperti polibutadiena, epon, oleoresin, vinil,
epoksi dan fenolik, dan pemilihannya disesuaikan dengan jenis pangan yang akan dikalengkan.
Tujuh sifat yang harus dimiliki enamel kaleng, yaitu tidak beracun; tidak mempengaruhi cita rasa
atau warna makanan; harus menjadi barrier yang efektif antara makanan dengan permukaan
dalam kaleng; harus mudah digunakan secara fabrikasi pada tin-plate; tidak boleh terkelupas atau
lecet selama pengalengan (sterilisasi pangan); memiliki daya tahan mekanis pada proses
pembuatan kaleng kosong dan ekonomis Dua jenis enamel yaitu lapisan pelindung dalam (LPD)
dan lapisan pelindung luar (LPL). Pelapisan kaleng pada bagian luar kaleng selain mencegah
korosi dari luar juga berfungsi untuk mendekor wadah. Aplikasi LPL adalah sebagai lapisan
dasar (white coating, untuk warna putih yang dominan dan sizing varnish, untuk kaleng
trasnparan) dan sebagai warna yaitu solid (blok), untuk cetakan tanpa kombinasi warna dan
rester/screen untuk gambar campuran.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/1798838-mengenal-enamel-pada-kemasankaleng/#ixzz1RbAdyM6d