Semester
: VIII/Genap
Prodi
A. Defenisi Logika
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari
kata benda logos. Kata logos, berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal
(pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos, berarti mengenal kata,
mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan
demikian, dapatlah dikatan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang
diutrakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. 1
Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Logika logika di devinisikan sebagai ilmu
pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus dan tepat. Devinisi ini menekankan dua hal,
Pertama : logika sebagai ilmu pengetahuan, kedua logika sebagai kecapan. Sebagai ilmu
pengetahuan, logika sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis sehingga
membentuk suatu kesatuan serta memberi penjelasan tentang metode-metode dan prinsipprinsip pemikiran yang tepat. 2
Logika Menurut Beberapa para ahli :
1. Menurut Alex Lanur, Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir
lurus (tepat).3
2. Sedangkan Poespoprojo menuliskannya sebagai ilmu dan kecakapan menalar, berpikir
dengan tepat.
3. Menurut Mundiri Logika mendefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan
hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran
yang salah.
4. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5) Logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang
diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.4
5. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13) Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar,
berpikir dengan tepat.W.
6. Soekadijo, (1983-1994: 3) Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketepatan nenalar.
7. Aristoteles : logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan
bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran.
8. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat usaha
untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak
sah.5
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi
yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi
juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang
benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi
yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme. Buku
Aristoteles to Organon (alat) berjumlah enam, yaitu:
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.
4. Analytica Priora tentang Silogisme.
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
6. De sophisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin
Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh
Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa
Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang
mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.Porohyus (232 - 305) membuat
suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.Boethius (480-524)
menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentarkomentarnya.Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.
Masa Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De
Interpretatione,
Eisagoge
oleh
Porphyus
dan
karya
Boethius
masih
saja yang dipakai. Ibaratnya di militer, kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya saja yang
dipakai) dan bukan LetkolKol.
3. Kasalahan berlogika karena hal yang dibicarakan belum diketahuinya.
Contoh:
Seorang sarjana mengatakan, untuk apa belajar logika, toh semua orang bisa
berlogika. Yang benar, logika dan ilmu logika itu berbeda. Logika, semua orang bisa.
Tetapi, ilmu logika adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari.Tidak semua orang
belajar ilmu logika. Tidak semua orang mengerti ilmu logika.
4. Kesalahan berlogika akibat ketidaktahuannya tentang ilmu bahasa.
Contoh:
Ketika BBM dinaikkan pertama kalinya, Aa Gym muncul di berbagai TV dalam
iklan layanan masyarakat. Dia mengucapkan dua kalimat. Pertama, kenaikan BBM
adalah sebuah keputusan pemerintah yang tidak bisa dihindarkan. Kedua, Tuhan tidak
akan memberikan cobaan kepada manusia melebihi kemampuannya. Kedua kalimat
itu diucapkan beruntun. Akibatnya, pemirsa punya kesan bahwa naiknya BBM
merupakan cobaan dari Tuhan. Padahal, itu bukan cobaan dari Tuhan.
5. Kesalahan berlogika karena melihat sesuatu dari alternatif yang terbatas.
Contoh:
Ketika ada sarjana menjadi alumni 6 PTN/PTS, maka dia dinilai sebagai seorang
generalis. Padahal alternatifnya cukup banyak. Antara lain:general-general,generalgeneralist,generalist-general,generalist-generalist,general-sepecial,specialgeneral,special-special,special-specialist,specialist-special,specialist-specialist,dll.
(Dibahas dalam artikel khusus Matrik Logika).
6. Kesalahan berlogika karena ada sesuatu yang belum diketahui.
Contoh:
Si A adalah seorang sarjana.Sejak diwisuda tidak pernah memakai gelar. Maka orang
berkesimpulan bahwa Si A bukan sarjana. Padahal, dia sarjana.
C. Metodelogi Riset
a) Sistem Berpikir Logika.
Kata sistem berasal dari bahasa latin (systma) dan bahasa yunani (sustma). Sistem adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga
merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah
serta memiliki item-item penggerak atau bisa juga Sistem itu adalah sebuah struktur konseptual
yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan
organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien yang dapat
diterima secara logis/masuk akal.
Dalam dasar penalaran logika tedapat dua jenis yang perlu diketahui yakni penalaran
deduktif dan penalaran induktif.
Pertama kita adalah penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif, penalaran
ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan
deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premispremisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah
argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi
logis dari premis-premisnya.
Pembuktian melalui deduksi adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumenargumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada
premis
benar,
kesimpulan
mungkin
benar,
tapi
tak
pasti
Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
benar.
Hukum Identitas
Hukum identitas menyatakan bahwa kalau satu pernyataan benar, maka pernyataan
itu
Hukum Kontradiksi
Hukum kontradiksi (juga dikenal dengan hukum non-kontradiksi) menyatakan bahwa tidak
ada pernyataan yang sekaligus benar dan salah; atau a dan bukan-a [sekaligus] adalah
kontradiksi (selalu salah). Karena itu, tidak mungkin sekaligus a dan bukan-a. Hukum ini
menyatakan bahwa tidak ada sesuatu apapun yang dapat sekaligus benar dan salah pada saat
yang sama dan tempat yang sama.
Sebagai contoh bebek itu tidak sekaligus itik dalam waktu yang bersamaan.
Rumusan Aristoteles terhadap hukum ini menyatakan bahwa satu atribut tidak dapat dimiliki
dan tidak dimiliki oleh satu subyek pada saat yang sama dan dalam hubungan yang sama: tidak
mungkin a dan bukan-a (sekaligus). Sekali lagi, setiap pernyataan yang berbentuk a dan bukan-a
pasti salah. Setiap pernyataan jamak yang memiliki struktur seperti itu pasti bersifat kontradiksi.
Sebagai contoh, pernyataan Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang
ada di dalam Kristus Yesus (Roma 8:1) tidak mungkin sekaligus benar dan salah. Adalah sebuah
kontradiksi dan kekonyolan untuk menyatakan bahwa pernyataan tersebut dan penyangkalan
terhadapnya sama-sama benar dan sama-sama salah pada saat yang sama dengan hubungan
yang sama.
Hukum kontradiksi adalah hukum yang terutama karena mencakup kedua hukum lainnya.
Formulasinya sebagai tidak mungkin a dan bukan a mengasumsikan Hukum Identitas sebagai
benar karena proposisi a selalu berimplikasi (berarti) dirinya sendiri (a berimplikasi a).
Sebagai sebuah disjungsi, hukum ini mengungkap Hukum Tiada Jalan Tengah yaitu a atau
bukan-a. Lebih lanjut, Hukum Kontradiksi adalah sesuatu yang tidak terelakkan bagi diskursus
yang bermakna, karena tanpa Hukum Kontradiksi maka pembedaan antara kebenaran dan
kesalahan akan lenyap dan seiring dengan hilangnya pembedaan itu, maka makna juga lenyap.
John Robbins menyatakan demikian:
Hukum kontradiksi memiliki makna yang lebih jauh dari pada itu. Hukum ini berarti bahwa
setiap kata dalam kalimat Garis itu adalah garis lurus memiliki arti spesifik. Kata itu tidak
berarti semua, atau bukan. Kata garis tidak berarti anjing, bakung, atau donat. Kata adalah tidak
berarti bukan. Kata lurus tidak berarti putih, atau kata lain. Setiap kata memiliki arti khusus.
Agar memiliki arti khusus, maka satu kata bukan hanya harus memiliki arti tertentu tetapi juga
harus tidak memiliki arti yang lain. Kata garis berarti garis, tetapi tidak berarti bukan garis
seperti anjing, matahari terbit, atau Yerusalem, misalnya. Jika kata garis bisa berarti apa saja,
maka kata itu tidak bermakna apa-apa. Tidak ada seorangpun yang mempunyai gambaran apapun
di benaknya ketika mendengar kata garis. Hukum kontradiksi berarti bahwa agar sebuah kata
memiliki makna, maka kata itu tidak boleh memiliki arti yang lain.
c) Macam-macam Logika
Logika dapat dibedakan beberapa macam. Meskipun demikian tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Di antaranya yaitu :
1. Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan
memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
Artinya sejauh manusia itu memiliki rasio maka dia dapat berpikir. Atau dengan akal budi
manusia dapat bekerja menurut hukum-hukum logika entah secara spontan atau disengaja.
Misalnya manusia dapat berpikir secara spontan bahwa si A berada dengan si B atau makan
tidak sama dengan tidur. Jadi tanpa belajar logika ilmiah pun orang dapat berpikir logis dengan
mendasarkan pikirannya pada akal sehat saja. Contoh yang lain misalnya, seorang pedagang
tidak perlu belajar logika ilmiah untuk maju di bidangnya. Namun apabila hal yang dipikirkan itu
bersifat rumit dan kompleks akal sehat saja tidak mencukupi untuk menjamin prosedur
pemikiran yang tepat sebab akal sehat saja tidak dapat diuji sepenuhnya secara kritis dan ilmiah.
Di sinilah kita ditantang untuk berpikir tentang caranya kita berpikir. Bagaimana kita mengetahui
hukum-hukum kodrat pemikiran secara tegas dan eksplisit, agar kita dengan sadar
menerapkannya sehingga kita mempunyai kepastian akan kebenaran proses berpikir dan juga
kepastian atas kesimpulannya. Tuntutan itu lebih terasa apabila kita harus menggeluti jalan ilmu
pengetahun yang
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau,
paling tidak, dikurangi. Logika ilmiah membentangkan metode yang menjamin kita bernalar
secara tepat/semestinya. 8
8 Ibid.hal. 4-5.
3. Dilihat dari objeknya, terdapat Logika Formal (Mantiq As-Suwari) dan Logika Material
(Mantiq al-Maddi).
Cara pertama disebut berpikir deduktif (berpikir dari umum ke khusus) dipergunakan dalam
Logika Formal yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam
pemikiran dengan menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokan berpikir benar.
Cara berpikir induktif (berpikir dari khusus ke umum) dipergunakan dalam logika material, yang
mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil pekerjaan
Logika Formal dan menguji benar tidaknya dengan keadaan empiris. Cabang Logika Formal
disebut juga Logika Minor, Logika Material disebut juga Logika Mayor.
d) Manfaat Logika
Diantaranya yaitu:
a) Membantu setiap orang untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,tepat, dan metodis.
b) Meningkatkan kemampuan berpkir secara abstrak, cermat dan objektiif.
c) Menambahkan kecerdasan dan meningkatkan kemampuanberpikir secara tajam dan
mandiri
d) Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.
e) Membuat seseorang menjadi mampu meletakka sesuatu pada tempatnya dan
mnegajarkan sesuatu pada waktunya.