Anda di halaman 1dari 2

IV.2.

Pembahasan
Kadar pati yang ditemukan lebih kecil
Hal tersebut dikarenakan pemanasan dilakukan terlalu lama (setelah mendidih).
Pemanasan akan mempercepat laju reaksi. Pemanasan pada saat titrasi (setelah
mendidih) akan menyebabkan reaksi antara campuran fehling dan glukosa standar
semakin cepat, sehingga larutan fehling cepat dan banyak tereduksi. Pada reaksi
antara glukosa dan fehling, ion Cu2+ akan direduksi menjadi Cu. Hal ini karena
glukosa terdapat gugus aldehid yang merupakan reduktor kuat yang dapat
mereduksi fehling menjadi Cu2O
R-CH=O + 2Cu2+ + 5OH- R-C-OH + Cu2O + 3H2O
Hal ini mengakibatkan volume titran yang dibutuhkan lebih sedikit. Ion Cu2+
yang direduksi menjadi Cu+ tidak hanya direduksi oleh gugus aldehid yang ada di
dalam glukosa standar melainkan juga direduksi oleh gugus aldehid dari glukosa
yang ada di dalam sampel sehingga titran yang dibutuhkan lebih sedikit.
(Reff: www.univ.uit.umas.edv)
Tujuan standarisasi glukosa anhidris
Glukosa anhidris dilarutkan dalam aquades guna mendapatkan glukosa standar.
Larutan tersebut perlu distandarisasi terlebih dahulu karena merupakan larutan
standar sekunder, di mana normalitasnya dapat berubah (sesuai volume dan
massa)
N = M eq
= m1000/(BM V) eq
= 1,25x1000/180x500 . 1
= 0,1 N
Normalitasnya adalah 0,1 N
Larutan glukosa standar digunakan untuk melakukan titrasi terhadap larutan yang
sudah diberi fehling A dan fehling B. Glukosa merupakan aldehid dan reduktor kuat
sehingga akan mereduksi fehling menajdi Cu2O dan membentuk endapan merah
bata,
(Reff: www.wikipedia.org)
Munculnya endapan merah bata
Larutan glukosa standar berfungsi untuk menitrasi larutan fehling A dan fehling B
yang telah bercampur dengan sampel. Glukosa tersebut akan mereduksi fehling
menjadi Cu2O sehingga membentuk ebdapan merah bata.
(Reff: David S, Page, 153)
Cara kerja larutan fehling
Bila larutan fehling A dan fehling B dicampur dengan volume yang sama maka
dihasilakn larutan yang berwarna biru tua. Adanya glukosa atau heksosa pada
karbohidrat mereduksi larutan fehling menjadi Cu2O dan meimbulkan adanya warna
merah bata. Sehingga adanya karbohidrat pada suatu sampel dapat diidentifikasi
menggunakan larutan fehling.

Reduksi
Oksidasi
(Reff: David S. Page, 153)
Koefisien 0,9
Untuk menghitung kadar pati yang ada di roti marie harus dikalikan dengan 0,9
sesuai dengan rumus:
X=((F-M)N(100/5)(B/5))/W x0,9
Koefisien 0,9 merupakan rasio perbandingan berat molekul glukosa dengan berat
molekul pati:
Glukosa C6H12O6 BM = 180
Pati
C6H12O6 BM = 162
Koefisien = (BM Pati)/(BM Glukosa)
= 162/180
= 0,9
(Reff: Tabel SPU)
http://chemeng-author.blogspot.com/2010/08/laporan-resmi-karbohidrat.html

Anda mungkin juga menyukai