Anda di halaman 1dari 5

MACAM-MACAM HUKUM INTERNASIONAL

Bentuk Hukum internasional


Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu
bagian dunia (region) tertentu :

Hukum Internasional Regional


Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum Internasional
Amerika / Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf) dan konsep perlindungan
kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di Benua

Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum.


Hukum Internasional Khusus
Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti
Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat
integritas yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh
melalui proses hukum kebiasaan.

Hukum Internasional dan Hukum Dunia


Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara
yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain
sehingga merupakan suatu tertib hukum koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.
Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan Hukum Tata Negara (constitusional
law), hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua negara di dunia ini. Negara
dunia secara hirarki berdiri di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu
tertib hukum subordinasi.

Asas Hukum Internasional


Hukum internasional memuat kaidah tingkah laku yang diperlukan bagi negara dalam hubungan internasional. Hukum
internasional mampu menjaga keseimbangan kekuasaan antara negara-negara yang melakukan hubungan. Selain
itu, untuk memberikan jaminan hak dan kewajiban pada tiap-tiap negara, diperlukan suatu asas (dasar) yang kuat.
Dalam hubungan internasional atau hubungan antar bangsa, dikenal adanya tiga asas yang disesuaikan dengan cara
pandang dan pikiran tiap-tiap negara. Ketiga asas itu sebagai berikut :
1. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerah atau wilayahnya. Artinya, bahwa negara melaksanakan
berlakunya hukum dan peraturan-peraurannya bagi semua orang dan barang yang ada di wilayahnya. Sebaliknya, di
luar daerah atau wilayah negara tersebut berlaku hukum asing.
2. Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara pada warga negaranya. Artina, setiap warga negara, dimana pun ia
berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini dikenal dengan asas extrateritorial, yakni
hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing.

3. Asas Kepentingan Umum


Asas ini didasarkanpada kewenangan negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan
bermasyrakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut
paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
Sementara itu, dalam mengadakan dan selanjutnya melaksanakan perjanjian antara negara-negara, maka setiap
warga harus menaati asas-asas hukum internasional sebagai berikut.
1. Equality / asas persamaan derajat, yaitu bahwa di antara negara yang mengadakan hubungnan atau dapat
dikatakan bahwa pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama.
2. Courtesy / asas kehormatan, yaitu bahwa antara negara-negara yang mengadakan hubungan harus saling
menghormati.
3. Reciprocity / asas timbal balik, yaitu tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. Pacta sunt servada, yaitu setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang
mengadakan.
5. Rebus sig stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar/ fundamental
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.

ASAS ASAS HUKUM INTERNASIONAL

Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan antar bangsa :
ASAS TERITORIAL
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya
dan terhadap semua barang atau orang yang berada diwilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional)
sepenuhnya.
ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya, menurut asa ini setiap negara di manapun
juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya, Asas ini mempunyai kekuatan extritorial,
artinya hukum negera tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
ASAS KEPENTINGAN UMUM
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalan kehidupan
masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan
dengan kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat pada batas batas wilayah suatu negara.

Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan internasional, dikenal ada beberapa asas,
antara lain :
1. PACTA SUNT SERVANDA
Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak pihak yang mengadakannya.
2. EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif ataupun
posistif.
4. COURTESY
Asas saling menghornati dan saling menjaga kehormatan negera
5. REBUS SIG STANTIBUS
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar/fundamentali dalam keadaan yang bertalian
dengan perjanjian itu.

Sumber Hukum Internasional


Sumber hukum internasional adalah sumber sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam
memutuskan masalah masalah hubungan internasional.
Menurut Mochtar Kusumadmadja, dalam buku Hukum internasional Humaniter , dapat dibedakan antara
sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.

Dalam arti material : Hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti halnya hukum nasional, karena
masyarakat Internasional bukanlah suatu negara dunia yang memiliki badan kekuasaan atau pemerintahan tertentu

seperti halnya sebuah negera, Masyarakat Internasional adalah masyarakat negera negera atau bangsa bangsa
yang anggotanya didasarkan atas kesukarelaan dan kesadaran, sedangkan kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi
tetap berada di negara masing masing.

Walaupun demikian, dalam kenyataan kaidah kaidah hukum internasional juga ditaati oleh sebagain besar
negara anggota masyarakat bangsa bangsa yang berarti juga mengikat mengenai hal ini, ada 2 aliran yang memiliki
pendapat yang berbeda. Kedua aliran tersebut adalah :
1. ALIRAN NATURALIS
Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dari hukum internasional didaasrkan pada hukum alam
yang berasal dari Tuhan. Hukum internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih tinggi
dari pada hukum internasional. Pencetus teori ini adalah Groutius (Hugo de Groot) yang kemudian diikuti dan
disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli hukum dan diplomat asal Swiss.
2. ALIRAN POSITIVISME
Aliran ini mendasarkan pada hukum internasional pada pesetujuan bersama dari negara negara ditambah
dengan asas pacta sunt servanda yang dianut oleh mahzab Wina dengan pelopornya Hanz Kelsen, menurutnya
pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian (Viena
Convention of the law treaties) pada tahun 1969.
Dalam arti hukum, hukum internasional merupakan sumber hukum yang digunakan oleh mahkamah Internasional
dalam memutuskan masalah masalah hubungan internasional, Menurut Bierly, sumber hukum internasional dalam
arti formal merupakan sumber hukum paling utama dan memiliki otoritas tinggi dan otentik yang dapat dipergunakan
oleh Mahkamah Internasional didalam memutuskan suatu sengketa Internasional.

Sumber sumber hukum internasional sesuai dengan yang tercantum dalam piagam mahkamah internasional
pasal 38 adalah sebagai berikut :
a. Perjanjian internasional (traktat=Treaty)
b. Kebiasaan kebiasaan internsional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagai hukum,
c. Asas asas umum hukum yang diakui oleh bangsa bangsa beradab,
d. Keputusan keputusan hukum dan ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai negara sebagai alat
tambahan untuk menentukan hukum, dan
e. Pendapat pendapat para ahli hukum yang terkemuka.

Anda mungkin juga menyukai