Anda di halaman 1dari 3

Negeri ini memang tak pernah kehabisan daftar orang terkaya. Djoko Susanto adalah salah satunya.

Namanya mencuat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Joko Susanto, disebut majalah
Forbes di urutan 25 dari 40 orang terkaya di Indonesia yang dilansir Rabu, 23 November lalu. Djoko
Susanto merupakan pendiri sekaligus pemilik perusahaan retail Alfamart. Ia berhasil mengungguli
kekayaan orang-orang terkenal Indonesia, seperti Aburizal Bakrie dan Ciputra. Kekayaannya yang
dikumpulkan berjumlah US$ 1,040 miliar (Rp 9,36 triliun).

Image Credit

Djoko Susanto yang memiliki nama lain A Kwie ini lahir di djakarta 9 februari 1950. Djoko Susanto
telah berkutat dengan kerasnya perjuangan sejak ia masih balita, rumahnya selalu dipenuhi dengan
hal-hal yang berbau kerja keras. Setiap pagi dimulai dengan kerja, hingga malam pun juga diakhiri
dengan kerja. Semua dilakukan demi keberlangsungan hidup keluarga. Situasi itu sesungguhnya
sangat mudah memantik frustasi, tapi itu malah tak terjadi pada Djoko.
Ia tak menyerah terhadap nasib. Realita kehidupan justru ia jadikan pelecut untuk bergerak
memanfaatkan apa yang ia punya, yakni ilmu tentang berdagang. Andai saja pada waktu itu Djoko
tidak berani merubah hidupnya, maka kerabat, teman, serta lingkungan pergaulanya hanya akan
mengenal Djoko susanto sebagai pedagang kelontong

Lika-liku bisnis Djoko Susanto


Kebesaran bisnisnya bermula di tahun 1967, ketika Djoko Susanto masih berusia 17 tahun. Ia diminta
mengurus kios sederhana milik orang tuanya di Pasar Arjuna, Jakarta. Toko itu awalnya dinamakan
Sumber Bahagia, yang menjual bahan makanan. Tapi lama-kelamaan, Djoko melihat ada kesempatan
ekspansi yang lebih besar. Kiosnya pun mulai menjajakan rokok.
Dugaan Djoko akhirnya benar, bisnis dia dengan cepat membuat para perokok dan pengusaha grosir
serta pengecer menjadi pelanggan tetap tokonya. Dia bertaruh, perokok akan membayar lebih banyak
daripada yang dibayangkan. Hal ini kemudian menarik perhatian Putera Sampoerna, pemilik
perusahaan rokok tembakau dan cengkeh terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal
1980 dan bersepakat pada 1985 untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta.

Upaya itu membuahkan hasil dan menginspirasi mereka berdua untuk membuka supermarket yang
dinamakan Alfa Toko Gudang Rabat. Kedua orang itu kemudian bersepakat membuka toko Alfa
Minimart (yang kemudian dikenal sebagai Alfamart) pada 1994. "Saya pikir penamaan Sampoerna
Mart kurang menjual, kemudian saya menggunakan Alfa, sebuah merek yang lebih dikenal dan teruji,"
ujar Djoko, sepertimana dikutip majalah Forbes, Kamis, 24 November 2011.
Tapi pada tahun 2005, kerja sama tersebut harus berakhir, yaitu ketika Sampoerna menjual bisnis
tembakau beserta anak perusahaannya (termasuk 70 persen bagian perusahaan Sampoerna yang ada
di Alfamart) kepada Philip Morris International dengan nilai lebih dari US$ 5 miliar. Philip Morris
ternyata tidak tertarik bisnis retail, ia kemudian menjual saham Alfamart kepada Djoko dan investor
ekuitas swasta, Northstar. Tahun lalu, Djoko membeli Northstar sehingga membuatnya memiliki 65
persen perusahaan.
Saham itu lalu diperdagangkan dan ternyata menghasilkan dua kali lipat omzet pada 12 bulan
terakhir. Faktor inilah yang pada akhirnya membuat Djoko termasuk ke dalam jajaran miliuner dunia.
Dia membuat debutnya pada urutan ke-25 dalam jajaran orang terkaya Indonesia dengan kekayaan
bersih sebesar US$ 1,04 miliar.

Alfa Midi dan kegemilangan AlfaMart

Image Credit
Pada tahun 2007 Djoko susanto membentuk Alfa Midi dengan berbadan hukum bernama PT. Midimart
Utama. Ini merupakan salah satu ide cemerlangnya dalam diferensiasi merk dan ini terbukti sukses.
Namun sayang tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko
Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada Carrefour. Selain karena Alfa Supermarket tidak
menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain, Djoko
Susanto menyadari bahwa dia harus fokus pada ritel mini market. Hasil penjualan dari Alfa
Supermarket Djoko investasikan kepada Alfa Midi dan Alfamart sebagai langkah pengembangan
usaha.
Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai
dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di pelbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfa
Midi dengan Lawson. Oleh karena usaha kerasnya selama bertahun-tahun tersebut yang dikarenakan
fokusnya di bidang ritel dan pintar melihat perubahan kondisi masyarakat dan peluang yang ada,
maka Djoko mendapat buahnya

yaitu kekayaan milyaran rupiah dan dinobatkan menjadi orang

terkaya di Indonesia urutan ke-25 tahun 2012 versi majalah Forbes

Penghargaan
Bisnis alfamart Djoko terbilang sukses dan mendapat banyak penghargaan. Diawali dari ajang
penghargaan Top Brand Award 2012 pada awal Agustus 2012. Acara penghargaan yang sudah
ketigabelas kalinya digelar oleh Lembaga Riset Frontier Consulting Group dan majalah Marketing
tersebut, Alfamart ukses membawa pulang penghargaan Top Brand 2012 di kategori Minimarket.
Penghargaan tersebut merupakan kelima kalinya bagi Alfamart.
Di pertengahan September 2012, Alfamart berhasil menggondol penghargaan sebagai minimarket
terbaik dalam ajang Indonesia Best Brand Award (IBBA) yang digelar oleh lembaga survei MARS dan
Majalah SWAsembada. Penghargaan ini juga untuk yang kelima kalinya secara berturut-turut diraih
oleh Alfamart sejak tahun 2008. Masih dalam ajang yang sama, founder Alfamart Djoko Susanto juga
dianugrahkan penghargaan sebagai Indonesia Best Brand Builder Achievement 2012.
Tak cukup sampai disitu, memasuki Bulan Oktober, Alfamart juga didaulat untuk menerima
penghargaan Sosial Media Award 2012 yang digagas oleh Majalah Marketing, Digital Marketing, serta
lembaga survei independent Frontier Consulting Group dan didukung oleh MediaWave Social Media
Monitoring Platform.
Prestasi Alfamart semakin menjulang. Ini dapat dilihat dari jumlah gerainya yang terus berkembang
pesat. Sebagai gambaran, per 31 Desember 2008 saja, Alfamart memiliki 2.157 gerai minimarket dan
622 minimarket Alfamart dalam bentuk waralaba. Angka ini terus berkembang dengan jumlah gerai
per Mei 2009 mencapai 3.000 buah dengan gerai berbentuk waralaba sebanyak 711 buah yang
tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Tidak hanya itu, saat ini saja di tahun 2012 Alfamart mengadakan kontes SEO yang bertema Promo
Indonesia dengan keyword Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia. Alfamart
pun membangun komunikasi dengan para membernya, sebagai bukti bahwa Alfamart kan terus
memanjakan para membernya, salah satunya melalui Alafamart Blog Review Contest 2012. Pastinya
dengan kontes ini Alfamart mencoba mengajak para member lebih mengenal Alfamart dan lebih
mendekatkan diri dengan para membernya didunia maya.
Djoko Susanto merupakan salah satu anak bangsa yang sudah memiliki visi, misi, konsistensi, dan
pandai melihat peluang dalam berbisnis bahkan di umurnya yang masih sangat belia. Ditambah lagi
kegigihannya melewati proses kritis mengantarnya pada fase-fase yang menguntungkan dirinya.
Perjalanan karirnya sangat fantastis. Ini karena di dalam setiap proses tersebut, Djoko menjadi
pelakon yang mengumuli dengan setia setiap elemen usahanya. Ia mengetahui dengan rinci setiap
bagian dari bisnis yang dijalankannya sehingga ia menguasai setiap masalah yang muncul dan strategi
untuk mengatasinya. Sikap ini dengan cepat membuatnya mampu membaca pasar yang lebih luas dan
akhirnya terbang berkembang.

Anda mungkin juga menyukai