10
11
12
13
Penakaran (batching)
Pencampuran/pengadukan (mixing)
Pengangkutan (transporting)
Pemadatan (compacting)
Penyelesaian (finishing)
Perawatan (curing)
14
Penakaran (batching)
Proses mengukur proporsi dan material
beton sebelum di muat ke dalam
pengaduk (mix design)
Proses pengukuran yang paling akurat
adalah dengan menimbang
15
16
17
18
Pencampuran/pengadukan (mixing)
0,8-3,1
1 menit
3,8-4,6
3
846
7,6
2 menit
it
3 menit
Tri Mulyono,2004:220
19
Pengangkutan (transporting)
Beton diangkut dengan berbagai cara,
gp
penuang
g
mulai dari kereta dorong
(dumpers), truk ready-mix, sampai pompa
beton.
beton
Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu
dari pengadukan sampai ke lokasi, dari
g
yyang
g dicor secara vertikal
lokasi ke bagian
dan horizontal.
20
Penuangan
Tujuan penuangan: tuangkan beton
g
dgn
g kedudukan
sedekat mungkin
akhirnya, dgn secepat dan seefisien
mungkin sehingga pemisahan dapat
mungkin,
dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh
penuh.
Untuk penuangan beton atau pengecoran dalam air, dapat
ditambahkan sekitar 10% semen untuk menghindari kehilangan pada
saat penuangan. Penuangan ini dapat dilakukan dengan alat-alat
( ) Karung
g (protective
(p
sandbag
g walling)
g) 2. bak khusus,, 3.
bantu,, (1).
tremi, dsb
Tri Mulyono,2004:226
21
T
Tuangkan
k campuran dalam
d l
llapisan-lapisan
i
l i
yang
seragam.
Hindari menuang dalam tumpukan yang besar atau
miring karena akan terjadi pemisahan.
Pada kolom dan dinding,
dinding tiap lapisan sebaiknya tidak
lebih tebal dari 45 cm.
Bila lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan
tidak dapat keluar, biarpun memakai penggetar.
Tiap
p lapisan
p
harus dipadatkan
p
terlebih dahulu sebelum
dituangi lagi dengan lapisan baru.
Hindari terbentuknya sambungan dingin (cold joint)
Kolom dan dinding ekspose, kecepatan menuangnya
harus lebih dari 2 meter per jam
22
Pemadatan (compacting)
Setelah
S
l hb
beton di
diaduk,
d k di
diangkut
k d
dan di
dituangkan,
k
iia masih
ih
mngandung udara dalam bentuk rongga udara.
Pemadatan adalah untuk mengeluarkan
g
udara sebanayak
y mungkin,
g ,
kalau dapat kurang dari 1 % (tidak termasuk air entrainment).
Jumlah udara yg terjebak tergantung pada kelecakan beton segar.
Beton dengan slump sebesar 25 mm mengandung udara 20%
20%. Itu
sebabnya beton denan slump rendah memerlukan pemadatan yg
lebih baik.
Untuk setiap 1% udara, kekuatan akan menurun 5 sampai 6%.
Rongga udara akan menambah permeabilitas, yg akan mengurangi
ketahanan beton
beton. Tidak mampu menghadapi cairan yg gak agresif
maupun pelapukan akibat cuaca (weathering), menyebabkan
karatan, juga akan mengurangi lekatan beton dgn baja.
23
konsolidasi
Konsolidasi : adalah proses memadatkan beton segar
untuk pengecoran di dalam acuan dan sekitar bagian yg
tertanam dan tulangan,
tulangan dan untuk menghilangkan udra
yg terjebak atau pori udara insidental dalam beton.
Rongga
gg udara dapat
p disingkirkan
g
dengan
g skop,
p, dirojok
j atau bahkan
dengan menginjak-injak.
Pemadatan yg terbaik dan tercepat adalah dengan menggunakan
penggetar (vibrator)
(vibrator). Bila campuran digetarkan
digetarkan, gesekan dalam
antar agregat akan berkurang- seperti gula atau pasir yg dipadatkan
dengan mengetuk-ngetuknya.
Batang Rojokan harus cukup panjang untuk mencapai dasar acuan,
dan cukup tipis untuk lewat antara tulangan dan acuan.
25
Vibrasii b
Vib
baik
ik iinternall maupuin
i eksternal
k
l adalah
d l h metode
d yg paling
li
banyak dipakai.
Bila beton digetarkan,
g
,g
gsekan antara butir agregat
g g kasar dihilangkan
g
sementara beton menjadi seperti cair. Ia settle di alam acuan di
bawah aktifitas gravitasi dan buih udara besar yg terjebak lebih
mudah naik ke permukaan
permukaan.
Vibrator dalam (internal vibrator, jarum penggetar) adalah jenis yg
paling sering dipakai, karena langsung masuk ke dlmcampuran,
d
dapat
t dipindahkan
di i d hk d
dgn mudah.
d h
Jarum dihubungkan ke motor penggerak dgn slang yg fleksibel.
Jarum umumnya
y silindris,, diameter 20-80 mm. Vibrator diameter
kecil berfrekwensi tinggi ( 10.000-15.000 rpm, atau 170-250 hz), dgn
amplitudo rendah (0,40-0,75 mm). Jika diameter bsar frekwensi
makin kecil dan amplitudo makin besar
besar.
26
Penyelesaian (finishing)
Lantai beton dapat diselesaikan dgn banyak cara,
tergantung tujuan penggunaanya.
Bila
Bil misalnya
i l
masih
ih akan
k di
dipasang ubin,
bi praktis
kti cukup
k
diratakan saja (strike off atau screeding).
Untuk permukaan beton ekspose perlu disapu
disapu, float atau
trowel finish.
STRIKE OFF atau SCREEDING
27
FLOATING
Dengan Float tangan dari kayu, atau logam, atau mesin dengan bilah-bilah.
Tujuannya untuk membenamkan agregat yg persis di bawah permukaan,
menyingkirkan cacat humps (tonjolan kecil) dan rongga-rongga kecil
(voids), memadatkan mortal pada permukaan sebagai persiapan operasi
finishing dan menjaga permukan tetap terbuka sehingga, kelengasan yg
berlebihan dapat keluar.
Float membuat tekstur yg rata (tetapi tidak licin), yang mempunyai
keahanan slip yg baik cocok untuk beton eksterior.
TROWELLING
Perawatan (curing)
Jumlah
J
l h air
i di d
dalam
l
b
beton cair
i sebetulnya
b l
sudah
d h llebih
bih d
darii cukup
k
(sekitar 12 liter per ak semen) untuk mnyelesaikan reaksi hidrasi.
Namun sebagian
g
air hilang
g karena menguap
g p sehingga
gg hidrasi
selanjutnya terganggu.
Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama, perawatan yg ling
penting adalah pada umur mudanya
mudanya.
Kehilangan air yg cepat juga menyebabkan beton menyusut, terjadi
tegangan tarik pada beton yg sedang mengering sehingga dpt
menimbulkan retak.
Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih kuat sekitar 50% daripada
beton tidak dirawat
dirawat.
29
30
PALU BETON
(Schmids Concrete Hammer)
Bila b
Bil
benda
d dil
dilemparkan
k pada
d permukan
k b
benda
d llain,
i maka
k b
benda
d
yang dilemparkan akan memantul kembali.
Efek p
pantulan yyang
g ditimbulkan tergantung
g
gp
pada sifat kekerasan
benda yg dilemparkan dan juga sifat kekerasan serta tekstur
permukaan benda yg dilemparkan.
Dengan mengetahui berat benda yg dilemparkan dan sifat
permukan yg terkena lemparan, maka dpt dihitung berapa tinggi
pantulan yg akan terjadi.
Dengan prinsip ini, dpt diciptakan suatu alat yg dapat menguji
kekerasan beton.
Dari berbagai jenis alat,
alat alat yg diciptakan oleh Ernest Schmids
adalah yg paling banyak digunakan dan lebih populer dengan nama
Schmids Concrete Hammer, atau palu beton Schmids
31
Cara p
pengujiannya
g j
y telah diatur dalam British
Standard, Bab IV, dan secara singkat dapat diuraikan
cara kerja alat ini SBB:
1
1.
2
2.
3
3.
4.
5.
Kelemahan
K
l
h d
darii metoda
t d iinii yaitu
it mengambarkan
b k kkualitas
lit permukaan
k
b
beton
t
dengan kedalaman penetrasi benturan yang rendah, sehingga hasilnya lebih
rendah bila dilakukan dengan pengujian tekan secara langsung.
Kadang kadang hasil pembacaan palu beton memberikan hasil yang terlalu
Kadang-kadang
optimis, dan ini biasanya terjadi bila permukaan dekat pada pengaruh tulangan
atau agregat kasar.
Pembacaan pada pelat lantai biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan
balok, karena tulangan pelat biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan
balok, karena tulangan pelat lebih dekat pada permukaan.
Untuk menghindari faktor kesalahan ini, maka harus dilakukan pembacaan
sebanyak mungkin dengan interval yang rapat. Untuk suatu lokasi diperlukan
sebanyak 20 kali pembacaan.
Dengn
g membuat bujur
j sangkar
g
20 x 20 cm dan membaginya
g y dalam 20 kotak,,
maka akan diperoleh 20 kali pembacaan.
Dengan membuang angka pembacaan yang terlalu optimis dan pesimis lalu
g rata-rata pembacaan keseluruhan.
ambil harga
Pengujian palu beton dapat digunakan sebagai pengujian awal, untuk tujuan
33
pengendalian mutu pekerjaan.
Perbandingan hasil pengujian palu beton dgn kut tekan kubus (Amri, 2005:175)
Nomor benda uji
Nilai kekerasan
dengan palu beton
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
302
338
222
227
267
267
281
269
331
341
374
375
236
216
202
247
218
247
244
255
315
325
232
232
277
283
297
244
341
329
364
385
224
229
238
262
242
220
270
271
34
HAMMER TEST
35
(Core drill)
1
1.
2.
3.
4
4.
5.
6.
7.