Anda di halaman 1dari 3

Banjir

Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan.[1] Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara
oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata
ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya.[3]
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta
perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah
rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya
kerusakan akibat banjir periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam
mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

Jenis dan penyebab utama


Lusinan desa terendam ketika hujan meluapkan sungai di barat laut Bangladesh pada awal
Oktober 2005. Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di satelit Terra
NASA menangkap citra banjir Sungai Ghaghat dan Atrai pada 12 Oktober 2005. Sungai
biru gelap tersebar di seluruh pedesaan pada citra banjir ini.

Sungai

Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran
sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan
hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti
tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah
hulu rintangan.

Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar)
atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan,
tanah longsor, atau gletser.

Muara

Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin


badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam
kategori ini.

Pantai

Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.

Malapetaka

Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana


lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).

Manusia

Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.

Pengelolaan tata ruang yang salah. Hal ini menyebabkan air tidak mudah terserap
atau lambat mengalirnya, sehingga debit air cepat meningkat atau lebih banyak
yang tertahan dari pada yang tersalurkan ataupun yang terserap.

Lumpur

Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen


kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau
penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai
mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak
sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

Lainnya

Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat
hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan
rendah).

Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.

Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan


pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

Dampak
Dampak primer

Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,


mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.

Dampak sekunder

Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.

Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.

Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh


kegagalan panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.

Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]

Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada


orang-orang yang membutuhkan.

Dampak tersier/jangka panjang

Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya


pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.

Pengendalian
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hatihati. Pertahanan seperti bendungan,[6] bund, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah
sungai meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel
digunakan. Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan
pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai, dan pulau penghalang.

Keselamatan pembersihan
Aktivitas pembersihan setelah banjir biasanya mengancam pekerja dan relawan yang
terlibat. Bahaya-bahaya mengancam tersebut yaitu air berpolusi yang tercampur dengan
selokan bawah tanah, bahaya listrik, terpapar karbon monoksida, bahaya otot tengkorak,
hipertermia atau hipotermia, bahaya kendaraan bermotor, kebakaran, tenggelam, dan
terpapar bahan berbahaya.[12] Karena daerah banjir tidak stabil, pekerja pembersih bisa saja
menemukan puing-puing tajam, bahan biologis dalam air banjir, kabel listrik, darah atau
cairan tubuh lain, dan sisa-sisa hewan dan manusia. Dalam merencanakan dan merespon
bencana banjir, manajer harus menyediakan helm keras, kacamata, sarung tangan kerja,
jaket keselamatan, dan sepatu bot kedap air berlapis besi kepada para pekerja.[13]

Anda mungkin juga menyukai