ABSTRAK
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
hanya mengetahui. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi
terbukti berhasil dalam hal kemampuan mengingat, sedangkan untuk aspek pemecahan
masalah dalam jangka panjang hal ini dirasakan belum optimal. Permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelas adalah prestasi belajar siswa yang
masih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis berupaya untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan mencoba menerapkan model pembelajaran terstruktur dan
pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri
1Rancakalong Kabupaten Sumedang.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh dari
penerapan pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas terhadap peningkatan hasil
belajar dan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Setelah pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan selama tiga siklus, maka terjadi
perbaikan pada prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
pada hasil belajar siswa dari 60,71 pada siklus I, 71,43 pada siklus II menjadi 89,29
pada siklus III.
Kata Kunci : Pembelajaran Terstruktur, Prestasi Belajar
A. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara konvensional telah
berlangsung lama. Selama ini guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan
materi, kemudian dilanjutkan dengan latihan soal soal yang ada di buku paket.
Guru jarang menggunakan dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Selama pembelajaran
berlangsung, rata rata 3 5 orang siswa yang bertanya. Sebagian besar siswa
pada umumnya mencatat penjelasan guru. Guru jarang memberi tugas kepada
siswa baik secara individual maupun kelompok untuk melakukan penyelidikan dan
mempresentasikan penjelasan yang berkaitan dengan fenomena yang berhubungan
dengan dunia nyata.
Ranggon Guru Sumedang Volume 1 No. 11 Bulan
Agustus 2014
81
KAJIAN TEORITIS
1. Pembelajaran Terstruktur
Pembelajaran terstruktur adalah bentuk pembelajaran sistematis. Dalam
pelaksanaan pembelajaran terstruktur berorientasi pada tujuan yang dicapai.
Tugas terstruktur adalah salah satu bentuk kegiatan kurikuler untuk mencapai
tujuan. Setiap proses kegiatan pasti ada arah tujuan yang hendak dicapai. Guru
diharapkan memiliki strategi tertentu dalam melaksanakan pembelajaran agar
tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
82
peranannya dalam hal; (1) mengarahkan aktivitas peserta didik; (2) memilih
dan menyiapkan bahan pembelajaran; (3) memerika hasil kerja peserta didik;
dan (4) berkoordinasi dalam menyiapkan kondisi kelas untuk kegiatan
pembelajaran.
C. METODOLOGI PENELTIAN
1. Data Penelitian
Data penelitian yang akan dikumpulkan berupa perkataan, aktivitas, dokumen
situasi dan peristiwa yang dapat diobservasi, berkenaan dengan kegiatan guru
dan siswa termasuk interaksi sosial yang terjadi selama pembelajaran Pendidikan
Ilmu Pengetahuan sosial berlangsung. Untuk jelasnya data penelitian dapat
diuraikan secara rinci berupa:
a. Perkataan, yakini hubungan hubungan interaktif yang verbal guru-siswa,
antara siswa. Data ini dikumpulkan lewat observasi langsung terhadap
pelaksanaan pembelajaran didalam kelas (pelaksanaan eksplorasi, generatin,
elaborasi dan pemantapan), selama diskusi balikan yang dilaksanakan antara
peneliti dan guru.
b. Aktivitas, berupa tindakan interaktif antara guru-siswa, serta sikap guru dalam
mengambil keputusan instruksional dan reaksi. Data tersebut diperoleh lewat
pengamatan langsung atau pelaksanan proses belajar mengajar di kelas.
c. Dokumen, berupa tes atau bahan-bahan tertulis berkenaan dengan
pembelajaran yang dibuat peneliti bersama peneliti mitra.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
b. Wawancara
3. Prosedur dan Proses Penelitian Tindakan
a. Prosedur pengembangan Program Tindakan
b. Prosedur Penelitian Tindakan
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan melalui tiga langkah
pokok secara siklus, antara lain:
1. Perencanaan
2. Praktik elaborasi,
3. Diskusi balikan,
4. Prosedur Pengolahan dan analisa Data
a. Pengumpulan dan kategori data
Pada tahapan kegiatan ini dikumpulkan data-data yang diperoleh melalui
berbagai teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dokumentasi dan
refleksi).
D. Hasil Penelitian Tindakan Kelas
86 Pelaksanaan
Ranggon
Guru
Volume
1 No.
11 siswa
Bulan
tindakan
kelas Sumedang
untuk meningkatkan
prestasi
belajar
dalam
Agustus
2014
pembelajaran bahasa Indonesia melalaui penerapan pembelajaran terstruktur dan
pemberian tugas terhadap siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rancakalong dilakukan
dalam tiga siklus. Setiap siklus dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan diakhiri dengan kegiatan refleksi. Indikator yang dijadikan ukuran keberhasilan
adalah adanya peningkatan pada prestasi belajar yang ditandai dengan meningkatnya
hasil belajar siswa dalam memahami materi ajar serta proses pemaknaan terhadap
apa yang sudah dipelajari. Dengan demikian penekanan utama yang dijadikan bahan
pertimbangan bagi pencapaian tujuan meliputi penilaian terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan analisis data dari pelaksanaan tindakan pada siklus I, II dan III,
diperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung, dimana secara keseluruhan siswa menunjukkan aktivitas
belajar mengajar yang baik. Guru sudah menunjukkan kinerja yang baik dalam
merancang, melaksanakan dan memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran
dengan penerapan pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas terhadap siswa.
Sedangkan pada aktivitas belajar siswa, sebagian besar siswa menunjukkan aktivitas
belajar secara aktif dan mandiri dalam kelompoknya baik pada siklus I, siklus II
maupun pada siklus III. Gambaran mengenai peningkatan hasil belajar selama
penelitian tindakan kelas ini dapat terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Aktivitas Guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, II dan III
Prosentase Kegiatan
No
Uraian Kegiatan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Menyampaikan tujuan
6
6,7
10
2
Memberikan motivasi
7,3
7,7
8,7
3
Menghubungkan dengan pelajaran
8,3
10,7
15,7
berikutnya
4
Melaksanakan pembelajaran
7,3
10,7
13,7
5
Menjelaskan materi yang sulit
13,3
20,7
25,7
6
Membimbing
siswa
dalam
21,7
25
31
melaksanakan tugas
7
Memberi kesempatan kepada siswa
10
18,2
25
untuk menyampaikan hasil kerja
8
Memberikan umpan balik
18,3
26,6
28,7
9
Membimbing siswa dalam membuat
7,7
8,7
10
rangkuman materi
Berdasarkan data data pada tabel diatas, peneliti mendapat gambaran bahwa
semua aspek aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
memperlihatkan adanya peningkatan yang berarti dan signifikan.
2
Ranggon Guru Sumedang Tabel
Volume
1 No. 11 Bulan
87
Rekapitulasi Hasil Tes
Formatif
Siswa
pada
Siklus
I,
II
dan
Siklus
II
Agustus 2014
Hasil
Hasil
Hasil
No
Uraian
siklus III
Siklus I
Siklus II
1 Nilai rata rata tes formatif
66,25
74,64
82,50
2 Jumlah siswa yang tuntas
17
20
25
belajar
Prosentase ketuntasan belajar
60,71
71,43
89,29
Berdasarakan data pada tabel di atas, perbandingan nilai rata rata hasil tes
siswa pada siklus I dan siklus II, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 8,39 point, dan dari
siklus II ke siklus III sebesar 7,86 point. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
bertambah selalu mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus
I jumlah siswa yang tuntas berjumlah 17 orang, meningkat menjadi 20 orang pada
siklus II dan menjadi 25 orang pada siklus III. Grafik dibawah ini menggambarkan
peningkatan prosentase ketuntasan siswa selama penelitian berlangsung.
E. KESIMPULAN
88
Ranggon Guru Sumedang Volume 1 No. 11 Bulan
1. Kesimpulan
Agustus
2014 pretasi belajar siswa dalam
Pelaksanaan tindakan kelas untuk
meningkatkan
pembelajaran bahasa Indonesia melalaui penerapan pembelajaran terstruktur dan
pemberian tugas pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Rancakalong berlangsung
dalam tiga siklus. Setiap siklus dalam pelaksanaan tindakan merupakan satu
kesatuan yang saling terkait satu sama lainnya, baik bersifat perbaikan maupun
penyempurnaan atas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus sebelumnya.
Berdasarkan data data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan, maka peneliti
sampai pada kesimpulan yakni terjadi peningkatan pada prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX yang diindikasikan dari adanya
peningkatan pada aspek hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa yang terus
meningkat sejak pelaksanaan siklus I (66,25), siklus II (74,64) dan siklus III (82,50).
Selain itu pada aspek ketuntasan belajar siswa pun meningkat dari siklus I (17
orang), siklus II (20 orang dan siklus III (25 orang). Dengan demikian penerpan
pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas dipandang efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
kelas IX di SMP Negeri 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang.
2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut
Bagi guru :
a. Selalu berusaha menerapkan model pembelajaran supaya pembelajaran
lebih aktif
b. Hendaknya selalu berusaha agar media pengajaran yang disajikan dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa.
F. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta:
Jakarta
Azwar, Saifudin. 2006. Pengantar Psikologi Intelegensia.Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Deska Djoky, 2004, Memahami Contextual Teaching for Learning.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Kember David, 2000, Action Learning and Action Research, Great Britain, Bidles,
Ltd.
Lestari, T, 2004, strategi pembelajaran dalam kurikulum, bandung, In Haouse
Training
Slameto, 2004, Belajar dan Faktorfactor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta:
Jakarta.
Syaefudin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. PT
Ranggon Guru Sumedang Volume 1 No. 11 Bulan
89
Remaja Rosdakarya: Bandung
Agustus 2014
90