Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Alam Bahari


Bahari merupakan ekosistem yang terdiri dari berbagai organisme hidup
dan berbagai faktor lingkungannya yang saling berinteraksi. Didasarkan pada
peran utama organisme tersebut yang merupakan hasil keseluruhan dari kehidupan
dan kegiatan senyawa biotoksin bersifat toksik terhadap organisme lain. Dari
sekian banyak organisme bahari yang mengandung zat toksik, hanya sekitar
beberapa persen yang telah diteliti aktifitas biologinya dan beberapa di antaranya
diketahui sifat kimia dan aktifitas farmakologinya Di samping toksin, banyak
organisme bahari yang mengandung bisa. Seperti halnya dari organisme daratan,
organisme bahari merupakan campuran senyawa yang setiap komponennya
mempunyai aktifitas farmakologi kuat.
Bahan alam bahari adalah bagian dari ilmu Farmasi yang mempelajari
bahan-bahan asal laut untuk penggunaan sebagai obat dan bahan obat, kosmetika
makanan dan minuman.
Potensi Biomedik Farmasi Bahari yaitu sebagai antiinflamasi, analgesic,
antibakteri, antiparasit, antiviral, antitumor/sitotoksik. Bahan Farmasi Bahari
Potensial diantaranya algae/rumput laut, sponge/karang lunak, dan hewan.
B. Bahan Dan Produk Alam Hayati Bahari Serta Pemanfaatannya
Sumber alam hayati yang berupa organisme penghuni bahari hidup dalam
lingkungan lebih meratadan stabil dibandingkan dengan organisme daratan karena
adanya perubahan yang relatif kecil dalam salinitas, pH, dan suhu pada
lingkungan bahari. Sebagian besar organisme ini adalah bentik dan hanya sekitar
2% adalah

pelagik. Meskipun jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme

bahari sulit diperkirakan jumlahnya, tetapi dapat diduga, bahwa ganggang ada
dalam jumlah sekitar 30.000 jenis. Dalam dunia hewan, sebanyak 26 dari 28 fila
hidup di lingkungan berair dan 8 fila secara eksklusif adalah hewan air, yang di
antaranya adalah Coelenterata, Echinodermata dan filum besar, yaitu Molusca
dengan sekitar 75.000 jenis. Habitat sebagian besar golongan organisme ini adalah

air asin. Lebih dari 95% jenis hewan adalah Invertebrata dan menurut perkiraan
kasar ada lebih dari 200.000 jenis ditemukan dalam samudera di dunia tumbuhan
bahari hidup sampai kedalaman yang dapat dicapai matahari, antara lain dijumpai
jenis alga (makro dan mikroalga), dan di pantai, di daerah pasang surut sekitar
muara sungai, kehidupan tumbuhan didominasi oleh tumbuhan tinggi.
Dibandingkan dengan organisme darat, perhatian peneliti terhadap aspek
kimiadan aktifitas farmakologi metabolit sekunder dari organisme bahari relatif
masih sangat baru. Perhatian tersebut terlihat sangat meningkat pada kurun waktu
dua puluh tahun terakhir ini. Banyak produk alam hayati berupa molekul
metabolit sekunder dengan struktur yang unik dapat diisolasi dari organisme
bahari telah menjadi perhatian ahli kimia bahan alam. Molekul baru dan unik
tersebut juga telah menarik perhatian ahli kimia sintesis untuk mensintesanya.
Penelitian yang mengutamakan karakterisasi kimia secara rinci dari metabolit
sekunder pada beberapa tahun terakhir telah merubah orientasi ke arah potensi
penggunaan sebagai obat. Seperti yang terjadi pada tumbuhan darat, penelitian
terhadap organisme bahari pada saat ini dan yang akan datang adalah untuk
mencari metabolit sekunder yang mempunyai manfaat untuk mengobati penyakit
padamanusiadan hewantemak, sertadi bidang pertanian untuk memperoleh
pestisida atau pupuk yang aman terhadap lingkungan untuk tujuan meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk pertanian.
Penelitian di bidang farmakologi terhadap produk alam hayati bahari pada
kurun waktu duapuluh tahun terakhir ini berkembang ke arah penemuan senyawa
sitotoksik, antitumor, antikanker, antibiotik, antivirus, antiparasitosis, dan
senyawauntuk mengatasi penyakit akibat gangguan fisiologis atau kelainan fungsi
organ serta untuk mencegah penyakit atau untuk memelihara kesehatan tubuh.
Antaratahun 1977-1 987 telah dilaporkan sekitar 2.500 senyawa metabolit baru
dari berbagai organisme bahari tumbuhan dan hewan. Metabolit tersebut
terdistribusi mulai dari mikroba prokariotik dan Invertebrata sampai ke jenis
Vertebrata seperti ikan. Sekitar 93% dari senyawa metabolit sekunder tersebut
tersebar ke dalam empat golongan organisme, yaitu makroalga, Coelenterata,
Echinodermata, dan bunga karang. Pada pemantauan yang dilakukan antara 19861 987 terlihat bahwa penelitian terhadap senyawa metabolit sekunder dari bunga

karang cenderung naik dibandingkan dengan makroalga. Sumbangan mikroalga


sebagai sumber telaah metabolit sekunder bioaktifmakin meriurun dan penurunan
ini terlihat sampai saat ini. Dibandingkan dengan sumber lain, kenaikan jumlah
telaah senyawa metabolit sekunder pada golongan bunga karang disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain:
(a) Relatif mudah memperoleh bahan percobaan:
(b) Tipe struktur molekul senyawametabolit sekunder pada bunga karang dan
aktifitas yang lebih beragamlvariasi;
(c) Kemampuan biosintesis metabolit sekunder yanglebih luas pada golongan
bunga karang.
Jumlah senyawa yang dilaporkan dari Echinodermata juga cenderung naik secara
pesat. Hal ini disebabkan oleh penelitian terakhir yang komprehensif dari saponin
yang dihasilkan oleh bintang laut.
Meskipun penelitian terhadap Tunicata dan mikroba bahari meningkat,
tetapi telaah kandungan kimia terhadap keduagolongan organisme tersebut masih
kecil dibandingkan dengan golongan organisme bahari lain. Meskipun demikian
dari Trididemnum solidum (Tunicata dari Karibia) telah dapat diisolasi senyawa
sitotoksik kuat, didemnin B yang dapat dikembangkan menjadi antikanker dan
telah dicoba secara klinik. Actinomycetes adalah bakteri yang merupakan
sumberantibiotik baru potensial serta telah dibudidaya. Golongan mikroba ini
nampaknya akan memegang peran penting bagi peneliti untuk dikaji bahan
aktifnya. Antibiotik yang ditemukan dari organisme bahari dan merupakan
senyawa bioaktifpertama yang digunakan sampai sekarang adalah turunan
sefalosporin C dari Cephalosporium acremonium, suatu jamur laut. Dari senyawa
ini kemudian dibuat turunan semi sintetiknya Meskipun perkembangan tumbuhan
bahari tidak sepesat tumbuhan darat, tetapi apabila dilihat lebih dari sekitar 3.600
makroalga atau rumput laut, maka tidak mustahil, bahwa di antara alga
(ganggang) tersebut dapat ditemukan senyawa yang mempunyai aktifitas
farmakologi dan bermanfaat dalam bidang pengobatan. Adalah menarik, bahwa
beberapa aktifitas farmakologi tersebut disebabkan oleh polisakarida, terutarna
yang tersulfatkan yang dikandung oleh makroalgatersebut. Sejak lebih dari 35
tahun yang lalu telah dihasilkan banyaktulisan, paten, dan artikel tentang telaah

farmakologi secara rinci dari golongan makroalga. Empat belas makroalga utama
adalah dari golongan Rhodophyta, Phaeophyta, Chlorophyta, dan Cyanophyta.
Dewasa ini hanya makroalga merah dan coklat yang merupakan bahan
penting dari polisakarida komersial. Karagenan dan agar sertaisolat agarosa-nya
yangmumi, diperoleh dari ganggangmerah, tetapi bukan dari marga yang sama.
Algin diperoleh dari banyak jenis ganggang coklat. Alginat, yaitu garam dari asam
alginat atau algin tersusun dari satuan asam D-manuronat dan L-guluronat.
Karagenan adalah senyawa kompleks polisakarida tersulfatkan dengan satuan
struktur dasar karabiosa, yang terdiri dari rangkaian secara bergantian disakarida
D-galaktosa dan 3,6-anhidro-Dgalaktosa. Gel kappa-karagenan dengan adanya ion
kalium membentuk gel sangat kaku, sedangkan lambda-karagenan tidak
membentuk gel, tetapi larutan kental. Iota karagenan dengan adanyaion kalsium
membentuk gel elastis. Tipe-tipe karagenan ini mempunyai sifat anionik kuat
sehingga menunjukkan derajat reaktifitas tinggi terhadap protein. Agar-agar,
campuran polisakarida yang diekstraksi dari ganggang merah tertentu telah
mempunyai kedudukan berarti dalarn perdagangan, karena kemampuannya
membentuk gel dalam air pada konsentrasi rendah. Agarobiosa, disakarida yang
membentuk agarosa terdiri dari D-galaktosa dan 3,6-anhidro-L-galaktosa. Pada
kurun waktu 10 tahun terakhir ini banyak dilaporkan organisme bahari sebagai
sumber senyawa antitumor, antikanker, dan antivirus. Senyawa antitumor
misalnya mersenen dari Merceneia sp, Loligo sp, dan halotoksin dari Halictona
viridis (karang). Senyawa antivirus paolin-2 ditemukan pada Loligosp, Haliotis
sp, Strombus sp, Tegula sp, Codakia sp, dan tiram lainnya.
Karagenan yang semula digunakan untuk bahan penolong padapembuatan
bentuk sediaan obat dan sediaan makanan hasil olahan, mulai dikemukakan
aktifitasnya sebagai antivirus. Pada United States-Japan Seminar on Bioorganic
Chemistry tahun 1990, banyak dikemukakan hasil penelitian tentang senyawa
alam bahari antikanker seperti didemnin dan turunannya, turunan alkaloid piridin
(nifatesin), turunan bromotirosin (purealin-A), amfidinolid-E, bromoisokumarin,
13-deoksitedanolid, dan sebagainya. Padaseminar ini dikemukakanjuga senyawa
anti-HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dikembangkan dari senyawa
metabolit sekunder antivirus dari bahari. Misalnya dari karagenan adalah lambda-

karagenan yang diperoleh dari ganggang bahari Chondrus sp. dan ganggang lain
seperti Schizimenia pacifica yang ekstraknya di laporkan sebagai inhibitor sangat
kuat dan selektifterhadap replikasi HIV padakultur T4-limfosit. Sampai saat ini
belum diketahui senyawa aktif dari ekstrak tersebut. Rumput laut (ganggang
merah, coklat, hi.jau) yang mengandung alginat, agar dan karagenan dilaporkan
menumnkan kadar kolesterol darah. Sargassum tortile (ganggang coklat)
mempunyai

aktifitas

antileukemia

dengan

senyawa

aktifnya

dihidroksisargakuinon. Jenis rumput laut seperti Gelidium spp., Gracilaria spp.,


Hypnea spp., Chondrus crispus, dan Eucheuma cottoniimasih merupakan sumber
utamametabolit nonaktif yang digunakan sebagai bahan penolong padapembuatan
sediaan obat dan bahan makanan. Tetapi karagenen dari Chondrus crispus
dilaporkan mempunyai aktifitas antipeptik, antiulser, antrikoagulan, antitrombik,
dan antivirus.
Acosta, dkk (1 992) menyatakan, bahwajenis hewan golongan invertebrata
terutama jenis yang dapat menetap, dapat mengeluarkan senyawa-senyawa untuk
pertahanan diri. Karena invertebrata tidak memproduksi antibodi, maka
mekanisme pertahanan dirinya terutamadidasarkan atas fagositosis oleh leukosit
yang dibantu oleh eksudasi alam zat non protein berbobot molekul rendah.
Senyawa ini mempunyai aktifitas dengan tingkat sitospesifitas tinggi terhadap sel
ganas dibandingkan terhadap sel normal. OIeh karena itu senyawa tersebut bisa
dijadikan model untuk sintesis antikanker baru. Sebagai contoh, bunga karang
abadi dari ordo Verongid telah dikenal kemampuannyamemproduksi alkaloid
turunan bromotirosin. Banyak di antaranya merupakan antibiotic kuat atau
senyawa antitumor. Serangkaian metabolit sekunder yang mengandung sampai 4
residu bromotirosin telah diisolasi dari bunga karang yang termasuk invertebrata
yangmeliputi marga Aplysina, Verongula, Pseudoceralina, Psammaphysilla, dan
Lanthella. Metabolit sekunder dengan ikatan disulfida telah dihasilkan juga oleh
jenis hewan invertebrata ini. Molinski (1 993) menemukan, bahwa kebanyakan
sterol hewan invertebrate mempunyai aktifitas antifungi yang sama dengan
antibiotic makrolida poliena yang mematikan jamur (fungi) melalui ikatan dengan
ergosterol yang merupakan sterol utama pada membrane sel fungi itu. Aktifitas

antihngi tersebut dapat digunakan terhadap "disseminated mycosis" yang sering


ditemukan pada pasien AIDS.
Adapun beberapa hewan laut yang berpotensi sebagai obat ataupun bahan
obat, yaitu diantaranya:
(a) Rumput Laut
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga. Tanaman ini adalah
gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman
sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jenis
rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau
seperti ranting dahan bercabang-cabang. Seperti layaknya tanaman darat pada
umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain.
Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru
(cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae)
atau ganggang coklat (phaeophyceae). Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis
rumput laut juga banyak dibudidayakan, contohnya adalah Euchema cottonii dan
Gracelaria sp.
Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia
rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak
(8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan
serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin
(A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan
selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.
Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali
lipat dibandingkan dengan tanaman darat.beberapa manfaat rumput laut adalah:
- Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat, selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker. Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
-

rendah.
Mencegah penyakit stroke

Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh


-

sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi.


Mencegah penuaan dini dan menjaga kehalusan kulit
Kandungan vitamin, mineral, asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari

rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit.


Antioksidan dan meningkatkan imunitas tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang kuat

akan dapat menguruangi gejala alergi.


(b) Bintang Laut
Bintang laut, walaupun dalam bahasa Inggris dikenal starfish, hewan ini
sangat jauh hubungannya dengan ikan. Bintang laut merupakan hewan
invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea.
Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau
lebih lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu
pergerakan.

Rangka

berfungsi

sebagai

perlindungan,

bergerak

dengan

menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada kaki tabung yang
terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk pergerakan
dan membantu makan.
Tim peneliti dari Scottish Association for Marine Science telah mempelajari
substansi atau bahan berlendir yang melapisi tubuh bintang laut berduri yang
dapat dijadikan senjata baru untuk mengobati penyakit inflamasi atau peradangan
seperti asma dan radang sendi. Penyakit peradangan seperti asma dan radang
sendi merupakan kondisi yang terjadi ketika respon alami tubuh terhadap infeksi
dipercepat diluar kendali. Hal ini membuat sel darah putih (leukosit) yang
bertugas memerangi infeksi mulai menumpuk di pembuluh darah dan menempel
pada sisi-sisinya, sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Lendir bintang laut dapat digunakan untuk melapisi pembuluh darah yang
akan membiarkan sel darah putih mengalir dengan mudah, sel-sel darah putih
harus tetap mengalir pada pembuluh darah. Peradangan adalah respon alami tubuh

terhadap cedera atau infeksi, tetapi kondisi peradangan disebabkan ketika sistem
kekebalan tubuh mulai marah tak terkendali. Bintang laut bisa memegang kunci
untuk mencari pengobatan baru.
(c) Bulu Babi
Bulu babi (Sea urchins) adalah salah satu jenis biota yang termasuk dalam
filum ekhinodermata berasal dari lebih 540 juta tahun yang lalu. Bila menyebut
bulu babi maka akan terbayang pada suatu hewan yang berduri mirip landak pada
sekujur tubuhnya. Jika bulu-bulu babi dicabut, akan terlihat sekumpulan gonad
berbentuk bintang segi lima yang menempel pada cangkangnya. Gonad bulu babi
dapat dimakan langsung ataupun diolah. Gonad yang baik berwarna orange
hingga kuning cerah dan mempunyai aroma khas hampir mirip rumput laut. Bulu
babi dikenal mempunyai sistem immune yang kuat dan umur yang panjang,
beberapa dapat hidup sampai 100 tahun. Penelitian sekarang ini sudah banyak
yang mengarah pada bagaimana sistem imun dari bulu babi ini bekerja. Sebagai
perbandingan, manusia terlahir dengan imunitas alami dan juga dilengkapi dengan
imunitas tambahan sepanjang waktu, yang diproduksi oleh antibodi tubuh dalam
merespon berbagai macam infeksi. Sedangkan bulu babi hanya mempunyai
imunitas alami, dengan 10 sampai 20 kali gen lebih banyak dari manusia.
Harapannya adalah dengan mengkaji bulu babi akan menyediakan sebuah set baru
antibodi dan antiviral untuk melawan berbagai macam penyakit. Para peneliti
banyak menggunakan bulu babi untuk mengkaji penyakit seperti kanker, penyakit
Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
Gonad bulu babi merupakan komoditas pangan yang dikenal secara luas dan
merupakan makanan yang bernilai gizi tinggi. Gonad bulu babi mempunyai
sekitar 28 jenis asam amino yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan
kesehatan manusia. Selain itu gonad bulu babi kaya akan vitamin B kompleks,
vitamin A dan mineral. Berdasarkan penelitian gonad bulu babi mengandung 13
jenis asam amino, 18 jenis asam amino essensial (lisin, metionin, treonon, valin,
arginin, histidin, triptopan dan fenilalanin) dan 5 asam amino non essesial (serin,
sistein, asam aspartat, asam glutamate dan glisin). Dari sekian kandungan asam
amino tersebut ada 2 jenis yitu aragin dan histidin yang cukup penting untuk
pertumbuhan anak. Selain itu, bulu babi mengandung asam lemak tak jenuh
omega 3 yang berkhasiat untuk menurunkan kandungan kolesterol manusia. Bulu

babi juga kaya kandungan vitamin A, vitamin B kompleks dan mineral yang dapat
memperlancar fungsi sistem saraf dan metabolisme tubuh manusia.
(d) Teripang
Gamat atau Teripang merupakan hewan yang hidup di dasar laut, biasa
dikenal dengan Teripang (Sea Cucumber). Teripang hewan laut bermarga
Echinodermata dan kelas Holothuroidea. Beberapa jenis bertubuh lunak dan
silindris memanjang seperti mentimun. Itu sebabnya teripang disebut mentimun
laut, sea cucumber atau teatfish.
Gamat merupakan hewan yang hidup di dasar laut, biasa dikenal sebagai
Teripang, Sea cucumber atau hoi som. Terdapat kurang lebih 1000 species gamat,
namun yang dapat dijadikan bahan makanan tidak lebih dari 40 species saja.
Satu diantara Gamat yang dapat kita konsumsi dan memiliki nilai pengobatan
tradisonal yang istimewa adalah gamat species Stichopus hermanii (gamat Emas).
Teripang/Gamat telah digunakan secara turun temurun sejak 500 tahun yang
lalu, terutama untuk pengobatan luka dan persalinan. Zat aktif gama petida mudah
diserap oleh tubuh baik melalui pencernaan maupun kulit, karena memiliki berat
molekul yang kecil. Penyerapan dari pencernaan akan diedarkan keseluruh tubuh
melalui aliran darah dan segera masuk ke sel-sel jaringan organ tubuh.
Selanjutnya gamapedia akan meransang sel-sel jaringan yang mengalami
kerusakan untuk melakukan perbaikan sendiri (regenerasi) menjadi sehat &
berfungsi normal kembali.
Teripang/Gamat telah digunakan sejak lebih dari 1000 tahun untuk membantu
mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di
persendian, memperlancar sirkulasi darah, radang sendi, astma, luka bakar,
penyakit kulit dan sebagai minyak urut. Kini khasiat Gamat semakin luas dimana
dapat membantu mengatasi masalah paru-paru, hipertensi, diabetes, dan juga bagi
ibu bersalin yang mengalami pembedahan (caesar).
(e) Spons
Spons adalah hewan dari filum Porifera (/ prfr /; yang berarti "pembawa
pori"). Tubuhnya terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan
tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah
menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus
yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama
dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem

peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan


aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen
dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi
untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air.
Spons (Porifera) merupakan hewan multiseluler yang paling primitif. Hewan
ini hidup menetap di dasar perairan. Bergquist (1978) mengatakan bahwa
sebagian besar spons mengambil makanan dengan cara menyaring bahan organik
yang terdapat di air. Hampir 99% spons hidup di perairan laut. Spons laut
memiliki potensi bioaktif yang sangat besar. Selama 50 tahun terakhir telah
banyak kandungan bioaktif yang telah ditemukan. Kandungan bioaktif tersebut
dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu antiflammantory, antitumor,
immunosuppessive, antivirus, antimalaria, antibiotik, dan antifouling.Zhang et al.,
2003 menyatakan bahwa lebih dari 10 % spons memiliki aktifitas citotoksik yang
dapat yang berpotensial untuk bahan obat-obatan.
Telah banyak dilaporkan bahwa sponges sangat potensial sebagai penghasil
produk alami laut dalam bidang farmasi (Mayer, 1999; Munro et al., 1987;
Faulkner, 2000). Dikemukakan oleh Jadulco (2002) bahwa sponge dari
Indonesia, Jaspis splendens, menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang
memiliki aktifitas antiproliferasi. Disamping itu, para peneliti bioteknologi
kelautan Jepang, seperti Namikoshi menyimpulkan bahwa distribusi fungi laut
yang hidup bersimbiosis dengan sponge cukup besar, dengan sebaran 82,7%
sponge yang hidup di perairan pulau Palau, dan 98% sponge yang hidup di
perairan pulau Bunaken (Widjhati et al., 2004). Menurut Lik Tong Tenet
al. (2000)

simbiosis

merah Ceratodictyon

sponge Sigmadocia

spongiosummenghasilkan

symbioticadengan
senyawa

bioaktif

alga
berupa

metabolit sekunder siklik heptapeptida yang bersifat toksik terhadap Artemia


salina (uji BSLT). Hasil-hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa biota laut
sponge memiliki potensi signifikan sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat
dikembangkan lebih jauh menjadi komoditi yang bernilai ekonomi tinggi. Saat ini
koleksi sponge yang telah dimiliki sekitar 60 jenis dari perairan Karimunjawa,
semua sampel tersebut diambil dari berbagai kondisi lokasi perairan (habitat) dan
dari berbagai kedalaman.

Sebagian besar sponge mengandung alkaloid, lalu terpenoid,kemudian


steroid. Setiap spons tidak selalu memiliki kandungan metabolit sekunder yang
sama dengan spons lainnya demikian pula golongannya ada yang mengandung
hanya alkaloid saja, atau steroid saja, atau terpenoid saja, ataupun dua ataupun
ketigatiganya. Hal ini dapat dimengerti karena pembentukan metabolit sekunder
dalam spons sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya (BERGMAN &
FEENEY 1990). Kandungan metabolit sekunder dalam spons jenis tertentu ada
yang lebih kuat (more intens) daripada di dalam jenis lainnya yang ditandai
dengan warna yang timbul pada uji kualitatif. Bila dilihat dari kandungan
metabolit sekundernya Sponge dari Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk
menghasilkan bioaktif ini terlihat dari kandungan alkaloid, terpenoid, dan
steroidnya. Sejumlah terpenoid memiliki sifat antikanker (AOKI et al. 2001).
Sedangkan steroid dan alkaloid memiliki khasiat lebih luas tergantung
substituentnya.
Sponge saat ini juga tengah gencar diteliti di berbagai negara untuk diambil
senyawa bioaktifnya, seperti sponge dari spesies Petrosia contegnatta untuk obat
anti kanker, Cymbacela untuk obat anti asma,Xestospongia sp untuk antelmentik
dan Callyspongia spmengandung alkaloida yang berkhasiat sebagai antioksidan
(Attaway dan Zaborsky, 1993 dan Hanani, 2005). Senyawa boiaktif sponge yang
juga digunakan untuk industri farmasi adalah bastadin, okadaic acid dan
monoalide. Senyawa bioaktif monoalide yang diperoleh dari sponge Luffariella
variabilis merupakan senyawa yang memiliki nilai jual tinggi dibandingkan
dengan senyawa bioaktif dari spesies sponge lainnya, yaitu 20,360 dollar Amerika
Serikat per miligram (Anonim , 2005). Peneliti dari Universitas Missisipi,
Amerika memanfaatkan sponge sebagai obat alternative terhadap penyakit malaria
dan TBC.
C. EKSTRAKSI, ISOLASI, DAN IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF
DARI ORGANISME BAHARI
Berbagai golongan senyawa telah diisolasi dari organisme bahari, mulai
dari senyawa dengan struktur sederhana sampai yang rumit. Berdasarkan
biosintesisnya, senyawa itu dapat digolongkan ke dalam golongan isoprenoid
(terpenoid), fenil propanoid, asetogenin, poliketida, turunan sikimat, alkaloid dan

campuran. Hal yang mencolok ialah banyak senyawa terhalogenasi dan di


samping itu ditemukan senyawa yang struktumya belum pemah ditemukan pada
makhluk darat. Sebelum ekstraksi bahan dikumpulkan dengan berbagai cara:
(a) Dengan mengarungi pantai yang dangkal; atau
(b) ntukdaerah yang lebih dalam dilakukan dengan penyelaman; atau
(c) ntuk daerah yang lebih dalam lagi dilakukan dengan bantuan ruang selam
khusus atau dengan alat yangdapat dikendalikan dari jauh.
Bahan yang dukumpulkan pada umumnya harus dibekukan pada suhu
20C atau dapat dianalisis langsung pada suhu biasa. Hewan biasanya dikering
bekukan (freeze drying).
Pada umumnya pengumpulan bahan percobaan organisme bahari lebih
sukar daripada pengumpulan bahan tumbuhan darat. Sebelum dianalisis perlu
dilakukan determinasi untuk menentukan identitas bahan percobaan. Ekstraksi
dapat dilakukan dengan pelarut organik terhadap bahan segar atau bahan kering
atau bahan yang telah dikeringbekukan. Apabila digunakan biakan mikroalga,
maka ekstraksi dilakukan terhadap medium biakan.
Pada prinsipnya senyawa polar diekstraksi dengan pelarut polar dan
senyawa nonpolar dengan pelarut nonpolar. Bergantung dari kestabilan senyawa
yang akan diisolasi, ekstraksi dapat dilakukan pada suhu kamar maserasi,
perkolasi, atau maserasi-perkolasi. Dengan cara yang digunakan adalah ekstraksi
sinambung menggunakan alat refluks atau soklet. Karena senyawa alam bioaktif
umumnya kurang stabil maka dianjurkan menggunakan cara ekstraksi pada suhu
kamar. Khususnya untuk bahan segar, ekstraksi dapat dilakukan menggunakan
pelumat atau homogenizer
Ekstrak kasar (crude extract) yang diperoleh dari proses ekstraksi
dianalisis lebih lanjut. Ekstrak awal ini dapat dipisah kandungan kimianya dengan
cara pengocokan atau dapat langsung dikromatografi kolom. Co11 (1986) telah
mengembangkan cara kromatografi cair vakum yang hemat pelarut untuk
memisahkan terpen yang diisolasi dari karang. Untuk pemurnian dapat digunakan
kromatografi cair tekanan pertengahan (medium atau kromatografi cair kinerja
tinggi preparatif).
Umumnya identifikasi dilakukan dengan cara kimia. Dewasa ini
digunakan cara gabungan kimia dan spektrometri. Sebelum di identifikasi,

senyawa harus murni. Karena itu kemumian senyawa itu harus diuji dengan cara
rekristalisasi dan uji suhu lebur yang tidak berubah lagi. Uji kemumian dapat
dilakukan pula dengan cara kromatografi menggunakan 2-3 sistem yang
berlainan. Apabila senyawa itu menunjukkan satu bercak atau satu puncak, maka
senyawa dapat dianggap murni.
Langkah selanjutnya adalah analisis unsur dan penentuan bobot molekul.
Dari dua data ini dapat diperoleh rumus molekul. Selanjutnya ditentukan gugus
fungsi baik secara kualitatif maupun kuantitatif, misalnya gugus fungsi hidroksil,
karbonil, lakton, metoksi dan ikatan rangkap. Seringkali dilakukan pula reaksi
penguraian untuk menetapkan kerangka molekul. Dari kepingan informasi
disusun struktur molekul yang mungkin dan struktur ini dipastikan dengan
mensintesanya Sifat kedua senyawa isolat dan hasil sintesis, harus sama untuk
dapat membenarkan dugaan struktur molekul isolat.
Dengan perkembangan analisis secara spektrometri, informasi di atas yang
diperoleh dengan cara spektrometri. Analisis unsur diganti dengan spektrometri
massa resolusi tinggi yang dapat menghasilkan bobot molekul dan rumus
molekul. Informasi mengenai gugus fungsi dapat diperoleh dari spektrometri
inframerah (hidroksi, aromatik, karbonil, ikatan rangkap, amina, amida,
karboksilat), ultraviolet (karbonil terkonyugasi, ikatan rangkap terkonyugasi),
resonansi magnet inti (karbonil, karboksilat, hidroksi, ikatan rangkap, metoksi, Nmetil, C-metil), dan spektrum massa (hidroksi, karbonil). Dari spektrum massa
seringkali dapat ditentukan pula kerangkamolekul. Pada beberapa ha1 kadangkadang diperlukan defraksi sinar-x, yaitu untuk menentukan molekul yang rumit
dan jumlahnya sedikit.
YOOOOSSSSHHH

Anda mungkin juga menyukai