Disusun oleh :
Kelompok 11
1.
(12.0102.0074)
2.
(12.0102.0082)
3.
(12.0102.0110)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang
perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam
mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk
melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar.
Dalam sistem perekonomian pasar bebas, perusahaan diarahkan untuk
mencapai tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, sejalan
dengan prinsip efisiensi. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut pelaku
bisnis kerap menghalalkan berbagai cara tanpa peduli apakah tindakannya
melanggar etika dalam berbisnis atau tidak.
Pelanggaran etika di dalam perusahaan itu bergantung pada bagaimana
manajemen
dalam
mengambil
keputusan
yang
etis
atau
tidak.
mengenai
pengambilan
keputusan
yang
dilakukan
manajemen pada PT. Indosat, Tbk dan anak perusahaan PT. Indosat Mega
Media (IM2) terkait kasus yang terjadi pada perusahaan tersebut mengenai
kasus korupsi dalam penyalahgunaan frekuensi 3G di frekuensi radio 2.1
GHz dengan menggunakan beberapa pendekatan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan etis.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kasus pelanggaran etika yang terjadi di PT. Indosat,
Tbk dengan Anak Perusahaannya PT. Indosat Mega Media (IM2) ,
mengenai kasus korupsi dalam penyalahgunaan frekuensi 3G di
frekuensi radio 2.1 GHz.
2. Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang tepat dalam kasus
tersebut dengan menggunakan 4 pendekatan.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral[1]. Kata etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos atau taetha yang berarti tempat tinggal, padang
rumput, kebiasaan atau adat istiadat. Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika
digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta
moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan
suara hati. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Pada pengertian yang paling
dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa
yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu;
memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang
ada dalam organisasi dan diri pribadi. Etika juga diartikan pula sebagai
filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan-tindakan baik
ataupun buruk manusia di dalam mencapai kebahagiaannya[2]. Apa yang
dibicarakan di dalam etika adalah tindakan manusia, yaitu tentang kualitas
baik (yang seyogyanya dilakukan) atau buruk (yang seyogyanya dihindari)
atau nilai-nilai tindakan manusia untuk mencapai kebahagiaan serta
tentang kearifannya dalam bertindak.
B. Pengertian Pengambilan Keputusan
Para individu dalam organisasi membuat keputusan (decision), artinya
mereka membuat pilihan-pilihan dari dua alternative atau lebih. Sebagai
contoh, manajer puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi,
produk atau jasa yang ditawarkan, cara terbaik untuk membiayai berbagai
operasi, produk atau jasa yang menempatkan pabrik manufaktur yang
baru. Manajer tingkat menengah dan
produksi,
dibuat
untuk
menghadapi
masalah-masalah
atau
keputusan
adalah
pemilihan
diantara
alternatif
lebih
sederhana
dikemukakan
oleh
Handoko
(1997),
3.
4.
5.
6.
7.
cukup lama;
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
8.
9.
adalah
pendekatan
berguna
untuk
4. Pendekatan pastin
Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan
bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilainilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang
diinginkan. Jika keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada
kemungkinan bahwa disenchamtment atau relatiation akan terjadi.
Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan pemecatan seorang karyawan
yang bertindak tanpa pemahaman
saham.
Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan pemegang saham
Berfokus hanya pada legalitas
Keadilan yang terbatas
Pembatasan hak yang teliti
Konflik kepentingan
Keterkaitan pemangku kepentingan
Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok stakeholder
PEMBAHASAN
A. Kasus Korupsi dalam Penyalahgunaan Frekuensi 3G di Frekuensi
Radio PT. INDOSAT, Tbk dan Anak Perusahaan PT. Indosat Mega
Media (IM2)
Majalah mingguan Tempo edisi 13-19 Januari 2014 memberitakan
sebuah tulisan tentang kasus korupsi yang melibatkan PT Indosat Mega
Media (IM2), Direktur PT IM2 Indar Atmanto, dan PT Indosat. Tempo,
memberi judul kasus tersebut dengan nama Korupsi Penyedia Jasa
Telekomunikasi[1]. Kedua perusahaan tersebut dituduh telah melanggar
Pasal 33 UU Telekomunikasi, Pasal 58 PP No.52 Tahun 2000, dan Pasal
30 PP No.53 Tahun 2000. Jika pelanggaran tersebut dirangkum, intinya
kedua perusahaan tersebut mencurangi perjanjian dalam proyek
pengadaan jaringan broadband alias internet berbayar. Secara keseluruhan,
kasus tersebut ditengarai, sesuai tudingan Kejaksaan Agung, karena
adanya perjanjian kerja sama yang tidak sah dan melanggar peraturan
antara PT Indosat dengan PT IM2 (dimotori oleh Indar Atmanto, direktur
periode 2006-2012) yang membuat negara rugi. Menurut Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan, kerugian yang diderita negara atas
perjanjian kerjasama yang tidak sehat tersebut sekitar Rp 1,3 Triliun.
Seperti yang dilansir majalah mingguan Tempo[2], kasus tersebut
berawal ketika PT Indosat memenagi tender pita frekuensi radio 2,1
Gigahertz generasi ketiga (3G) dengan penawaran seharga Rp 160 miliar.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh Indosat sebagai syarat protokol
terhadap pemerintah adalah membayar pendapatan negara bukan pajak
(PNBP) berupa pembayaran upfront fee atau biaya awal sebesar Rp 320
miliar untuk jangka waktu 10 tahun dan biaya hak penggunaan frekuensi
setiap awal tahun dengan total Rp 1,37 triliun pada tahun 2012. Setelah
memenangi tender tersebut, PT Indosat kemudian melakukan perjanjian
bisnis dengan salah satu anak perusahaannya yaitu PT Indosat Mega
menyelenggarakan
jaringan
dan/atau
jasa
telekomunikasi
kepada
korporasi
dengan
cara
melawan
hukum
dan
melakukan
pelayanan
di
bidang
konten,
manufaktur,
perbankan,
Pengambilan Keputusan
1. Pendekatan Cost Benefit (Biaya Manfaat)
Dalam pendekatan ini, menyangkut beberapa hal, yaitu :
a. Well ofness
perusahaan
ini
didasarkan
untuk
mengibuli
pihak
pemerintah agar IM2 tidak membayar biaya nilai awal dan biaya
hak pengguna frekuensi, yang sudah ditetapkan didalam peraturan
perundang-undang.
b. Fairness (keadilan)
Hal ini menyangkut mengenai distribusi pelayanan yang fair (adil)
dari manfaat dan kerugian. Pada kasus ini, manfaat yang didapat
hanya untuk PT. Indosat dan anak perusahaanya sedangkan
kerugian ini melibatkan pihak-pihak lain seperti pihak pemerintah
(negara) maupun pihak pengguna jasa internet. Sehingga, dalam
hal ini jelas bahwa keputusan yang diambil oleh kedua perusahaan
ini tidak adil karena tidak menguntungkan bagi perusahaan
maupun pihak-pihak pemangku kepentingan .
c. Right
Pengambilan keputusan yang etis sebaiknya tidak melanggar
beberapa hak dari stakeholder (pemangku kepentingan). Namun,
pada kasus ini PT. Indosat,Tbk dan anak perusahaannya telah
melanggar hak-hak dari stakeholder, sebab perusahaan ini telah
mengingkari dari perjanjian yang telah dilakukan. Dan pihak
perusahaan juga tidak mematuhi segala peraturan yang ditetapkan
hak-hak
pemerintah
dalam
memperoleh
informasi
perusahaan
ini
hanya
mementingkan
hak-hak
Pada kasus ini, manajemen perusahaan PT. Indosat, Tbk dan anak
perusahaannya yaitu PT. Indosat Mega Media (IM2)jelas
melanggar
moral
dan
norma
etika
dalam
pengambilan
hak-hak pemangku
terhadap
prinsip-prinsip
etika.
Namun
pada
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat kasus pelanggaran etika yang terjadi pada PT. Indosat, Tbk dan
anak perusahaannya PT. Indosat Mega Media (IM2) menyangkut pelanggaran
yang dilakukan perusahaan yang telah melanggar peraturan pemerintah yaitu
PT Indosat dan PT IM2 telah melanggar Pasal 33 Undang-Undang No 36
Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi yang berisi; (1) Penggunaan spektrum
frekuensi radio dan orbit satelit wajib mendapatkan izin pemerintah; (2)
Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit harus sesuai dengan
peruntukannya dan tidak saling mengganggu; (3) Pemerintah melakukan
pengawasan dan pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio dan
orbit satelit. PT Indosat dan PT IM2 juga melanggar Pasal 58 PP Nomor 52
Tahun 2000 Tentang Peneyelenggaraan Komunikasi yang berbunyi, Menteri
mengumumkan peluang usaha untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau
jasa telekomunikasi kepada masyarakat secara terbuka dan Pasal 30 PP
Nomor 53 Tahun 2000 Tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Dan
Orbit Satelit yang berbunyi, biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio
bagi penggunaan bersama pita frekuensi radio dan atau kanal frekuensi radio
dibebankan secara penuh pada setiap pengguna.
Kasus ini dapat terjadi dikarenakan beberapa hal yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan, salah satunya adalah pengambilan keputusan
manajemen perusahaan yang tidak etis yang hanya memperhitungkan
keuntungan dan kepentingan untuk perusahaannya itu sendiri tanpa melihat
kepentingan bagi pihak-pihak lain seperti pemerintah dan pihak pengguna
jasa layanan internet.
Terdapat beberapa pendekatan dalam melakukan pengambilan keputusan
yang etis bagi perusahaan. Yaitu pendekatan biaya manfaat, pendekatan 5
pertanyaan, pendekatan standar moral dan pendekatan pastin. Namun melihat
kasus yang menjerat PT. Indosat, Tbk dan perusahaan anaknya yaitu PT.
Indosat Mega Media (IM2), menurut penulis dalam melakukan pengambilan
keputusan yang etis, pendekatan 5 pertanyaan merupakan pendekatan yang
lebih tepat yang dapat digunakan perusahaan dalam melakukan pengambilan
keputusan yang etis. Dikarenakan melalui pendekatan ini, keputusankeputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan dapat memperhatikan
beberapa
aspek
yang
tepat
yaitu
menyangkut
keputusan
tersebut
menguntungkan atau tidak? Sesuai hukum atau tidak? Sudah adil atau tidak?
Menyangkut kebenaran? Dan apakah keputusan tersebutakan membawa
perkembangan yang lebih baik atau tidak?. Sebab kasus ini telah menyangkut
mengenai peraturan hukum yang berlaku dan pendekatan ini lebih tepat
didalam pengambilan keputusan etis karena didalamnya juga menyangkut
pertimbangan hukum.
B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan sebelum mengambil keputusan yang etis harus
memperhatikan
langkah-langkah
dalam
melakukan
pengambilan
keputusan yang etis agar keputusan yang dihasilkan perusahaan juga akan
memberikan keuntungan secara adil baik dari segi perushaan maupun
pihak-pihak berkepentingan.
2. Dalam mengambil keputusan, perusahaan juga sebaiknya selalu
memperhatikan segala norma-norma dan peraturan yang telah di tetapkan
di Indonesia sehingga hal ini tidak akan merugikan pihak-pihak lain
khususnya pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. Business and profesional Ethics for Accountants. SouthWestern. College Publishing. 2000.
http://juprilumbantoruan.blogspot.com/2013/10/pendekatan-dalam-pengambilankeputusan.html
http://mengenalekonomi.blogspot.com/2014/03/etika-bisnis-membuat-keputusanbisinis.html
http://www.merdeka.com/uang/kasus-indosat-im2-bisa-nodai-bisnistelekomunikasi-indonesia.html
http://wepreventcrime.org/index.php/component/k2/item/170-kecurangan-bisnisindosat-im2-kasus-korupsi-pertama-di-indonesia-yang-dilakukan-korporasi