Percobaan 1
Percobaan 1
1 2
Vrms= u ( t ) dt
T0
merupakan bentuk
primer. Rangkaian ekuivalen ini juga berlaku untuk trafo uji dalam susunan
kaskade seperti gambar 3.
dengan Rk << Lk dan tegangan sekunder U2 hampir sefasa dengan tegangan
dengan nilai 1 /
2 1
1
2
1 Lk C
1 Lk C
U k=
i n Lk 2
= Lk C
Un
2.2.
Pengukuran Tegangan Tinggi
a. Sela Bola Ukur
Tegangan tembus untuk sela bola tertentu pada keadaan udara standar 20 C
dan 1013 mbar telah diketahui yaitu dikenal sebagai d0. Harga-harga dari
d0 ini dapat dilihat pada table. Karena udara dilain tempat tidak sama,
maka harga d0 harus dikoreksi dengan persamaan sebagai berikut :
d =0.289
273+t do
1
f
1
C2
=
3.
C+C2
C1 m
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
3.
Catat perbandingan trafo uji, temperature ruang dan tekanan udara ruang.
Gunakan bola dengan diameter 100 mm dan pasangkan pada objek uji. Ambil
suatu harga s = 0.5 cm dari sela bola, atur Vp sehingga terjadi tembus pada
sela bola. Catat Vi, SM, temperature ruang, dan tekanan udara ruang pada
saat terjadi tembus di sela bola. Turunkan tegangan Vp dan ulangi percobaan
4.
5.
pada harga s tertentu yang menyebabkan harga pengukuran sekitar 100 kV.
Ulangi langkah 3 dan 4 untuk diameter bola 50 mm
10
20
30
50
20
18
19
18
18
18
40
34
39
32
39
34
52
44
56
44
54
46
T (C)
P (mbar)
23
1004
23
1004
23
1004
23
1004
64
40
68
68
50
Keterangan
5. PENGOLAHAN DATA
d =0.289
P
1004
do =0.289
31.7=31.074 kV
273+t
273+23
2. s = 20 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
59=57.835kV
273+t
273+23
3. s = 30 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
84=82.342kV
273+t
273+23
4. s = 40 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
105=102.927kV
273+t
273+23
b. Diameter 50 mm
1. s = 10 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
32.0=31.368kV
273+t
273+23
2. s = 20 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
57.5=56.365kV
273+t
273+23
3. s = 30 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
75.5=74kV
273+t
273+23
= 26.87 kV
2. s = 20 mm
= 55.625 kV
3. s = 30 mm
= 76.368 kV
4. s = 40 mm
Vkapasitif = Vukur rata-rata
= 66.666
= 94.28 kV
b. Diameter 50 mm
1. s = 10 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 18
= 25.156 kV
2. s = 20 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 33.333
= 47.14 kV
3. s = 30 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 46.667
= 66 kV
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan
Tegangan Kapasitif ( kV )
Tegangan Puncak ( kV )
Jarak Sela
( mm )
100 mm
50 mm
100 mm
50 mm
10
26.87
25.156
31.074
31.368
20
55.625
47.14
57.835
56.365
30
76.368
66
82.342
74
40
94.28
102.927
Grafik Percobaan
Diameter 100 mm
120
100
80
Tegangan Puncak
60
Tegangan Kapasitif
40
20
0
10
20
30
40
Diameter 50 mm
80
70
60
50
Tegangan Puncak
40
Tegangan Kapasitif
30
20
10
0
10
20
30
6. ANALISA
Pada percobaan ini dilakukan pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik dengan
menggunakan sela bola. Percobaan menggunakan sela bola berdiameter 100 mm
dan 50 mm. Jarak antar sela bola seharusnya dilakukan sebanyak lima kali yaitu
dengan jarak 10, 20, 30, 40, 50 mm. Akan tetapi pada percobaan dengan
menggunakan sela bola berdiameter 100 mm hanya dilakukan dengan sampai
jarak sela bola 40 mm saja. Sedanhkan sela bola berdiameter 50 mm dilakukan
sampai sela bola berjarak 30 mm. Hal ini dikarenakan khawatirnya terjadi
kerusakan pada alat ketika tegangan melebihi 80 kV.
Dari hasil perhitungan dan percobaan terlihat bahwa semakin besar diameter sela
bola maka semakin besar tegangan tembus yang terjadi. Begitu juga semakin
besar jarak antar sela bola maka nilai tegangan tembus semakin besar.
Dari Kedua grafik diatas terlihat jelas bahwa nilai tegangan puncak lebih
mendekati nilai tegangan tembus pada standardnya dibandingkan dengan
tegangan kapasitif. Hal ini dikarenakan pada saat percobaan hanya diambil
beberapa sample saja. Apabila percobaan dilakukan dengan beberapa kali
pengambilan data, maka nilai tegangan kapasitif akan lebih akurat mendekati
nilai tegangan tembus pada standarnya.
7. TUGAS
1. Hitung besar tegangan tinggi hasil pengukuran sela bola percik dan
bandingkan dengan tegangan tinggi yang didapatkan dari hasil pengukuran
pembagi kapasitif
2. Gambarkan tegangan fungsi jarak sela ( Ud vs s ) untuk kedua metoda
pengukuran tersebut
3. Buatlah analisa dari data dan grafik yang didapat pada percobaan ini
4. Berikan kesimpulan saudara dari percobaan yang dilakukan
Jawab
1. Mencari nilai tegangan puncak sela bola ( Ud )
a. Diameter 100 mm
1. s = 10 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
31.7=31.074 kV
273+t
273+23
2. s = 20 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
59=57.835kV
273+t
273+23
3. s = 30 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
84=82.342kV
273+t
273+23
4. s = 40 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
105=102.927kV
273+t
273+23
b. Diameter 50 mm
1. s = 10 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
32.0=31.368kV
273+t
273+23
2. s = 20 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
57.5=56.365kV
273+t
273+23
3. s = 30 mm
d =0.289
P
1004
do =0.289
75.5=74kV
273+t
273+23
= Vukur rata-rata
= 19
= 26.87 kV
2. s = 20 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 39.333
= 55.625 kV
3. s = 30 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 54
= 76.368 kV
4. s = 40 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 66.666
= 94.28 kV
b. Diameter 50 mm
1. s = 10 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 18
= 25.156 kV
2. s = 20 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 33.333
= 47.14 kV
3. s = 30 mm
Vkapasitif
= Vukur rata-rata
= 46.667
= 66 kV
2. Gambar Grafik
Diameter 100 mm
120
100
80
Tegangan Puncak
60
Tegangan Kapasitif
40
20
0
10
20
30
40
Diameter 50 mm
80
70
60
50
Tegangan Puncak
40
Tegangan Kapasitif
30
20
10
0
10
20
30
sebanyak lima kali yaitu dengan jarak 10, 20, 30, 40, 50 mm. Akan tetapi
pada percobaan dengan menggunakan sela bola berdiameter 100 mm hanya
dilakukan dengan sampai jarak sela bola 40 mm saja. Sedanhkan sela bola
berdiameter 50 mm dilakukan sampai sela bola berjarak 30 mm. Hal ini
dikarenakan khawatirnya terjadi kerusakan pada alat ketika tegangan
melebihi 80 kV.
Dari hasil perhitungan dan percobaan terlihat bahwa semakin besar diameter
sela bola maka semakin besar tegangan tembus yang terjadi. Begitu juga
semakin besar jarak antar sela bola maka nilai tegangan tembus semakin
besar.
Dari Kedua grafik diatas terlihat jelas bahwa nilai tegangan puncak lebih
mendekati nilai tegangan tembus pada standardnya dibandingkan dengan
tegangan kapasitif. Hal ini dikarenakan pada saat percobaan hanya diambil
beberapa sample saja. Apabila percobaan dilakukan dengan beberapa kali
pengambilan data, maka nilai tegangan kapasitif akan lebih akurat mendekati
nilai tegangan tembus pada standarnya
4. Besarnya nilai tegangan tembus diperngaruhi oleh diameter sela bola dan
jarak antara sela bola. Semakin besar diameter dan jarak sela bola, maka
semakin besar nilai tegangan tembus. Pengukuran yang dilakukan dengan
cara sela bola ukur dan pembagi tegangan kapasitif seharusnya memiliki
nilai yang mendekati nilai tegangan tembus standardnya jika dilakukan
dengan teliti dan diambil beberapa sample data agar akurasi pengukuran
lebih tinggi.
KESIMPULAN
Besarnya nilai tegangan tembus diperngaruhi oleh diameter sela bola dan jarak
antara sela bola. Semakin besar diameter dan jarak sela bola, maka semakin besar
nilai tegangan tembus. Pengukuran yang dilakukan dengan cara sela bola ukur
dan pembagi tegangan kapasitif seharusnya memiliki nilai yang mendekati nilai
tegangan tembus standardnya jika dilakukan dengan teliti dan diambil beberapa
sample data agar akurasi pengukuran lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum. Teknik Tegangan Tinggi. Itenas-Polban, 2014.