Paper
Disusun sebagai tugas Mata KuliahLembaga Keuangan Internasional yang dibina oleh
Bapak Ferry Prasetyia, SE., MApp., ME
Oleh :
Dinda Aditya Nabilah
115020407111035
115020400111007
PENDAHULUAN
Bank Dunia pada awalnya memiliki tujuan untuk merekonstruksi
perekonomian negara-negara di Eropa yang hancur akibat perang dunia kedua.
Setelah berakhirnya rekonstruksi tersebut, peran Bank Dunia berubah dan
semakin berkembang menjadi mendunia. Peran Bank Dunia berubah menjadi
lembaga keuangan internasional yang memiliki peran dalam pembangunan dunia
melalui pemberian pinjaman berbunga berupa investasi dalam modal manusia
maupun infrastruktur yang menunjang pertumbuhan perekonomian. Bank Dunia
memiliki kepercayaan bahwa dengan peningkatan modal manusia melalui
investasi pada bidang pendidikan dan kesehatan mampu meningkatkan
pertumbuhan dan kualitas perekonomian negara peminjam. Selain itu,
peningkatan dalam investasi modal manusia mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
Bantuan Bank Dunia saat ini difokuskan pada negara-negara berkembang, kurang
berkembang, dan negara miskin. Bantuan yang diberikan berupa investasi modal
manusia dan infrastruktur disertai dengan rekomendasi kebijakan yang biasanya
berupa reformasi birokrasi, privatisasi, dan melakukan pasar bebas.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian bantuan
pinjaman oleh Bank Dunia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang dan negara-negara miskin. Menurut Papanek
(1973), Dowling and Hiemenz (1982), Gupta dan Islam (1983), Hansen dan Tarp
(2000), Burnside dan Dollar (2000), Gomanee, et al. (2003), dan Ekanayake
(2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pemberian pinjaman
berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mark McGillivray (2005) juga menyatakan bahwa
bantuan pinjaman asing selain dapat meningkatkan pertumbuhan, juga dapat
mempercepat pengurangan kemiskinan secara rata-rata diseluruh negara
berkembang dan miskin. Namun, di lain sisi Farah Abuzeid (2009), Burnside dan
Dollar (2000), serta Brautigam dan Knack (2004) menyatakan bahwa pemberian
bantuan pinjaman dalam jumlah yang besar justru akan berdampak buruk terhadap
negara peminjam. Sedangkan Sandrina (2005) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa dengan adanya bantuan pinjaman oleh Bank Dunia dapat berpengaruh pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi negara berkembang hanya apabila didukung
dengan kebijakan ekonomi yang sehat serta institusi pemerintah yang baik.
Hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti tersebut masih
menunjukkan kesimpulan yang beragam mengenai peranan Bank Dunia dalam
pembangunan dunia, khususnya dalam pengentasan kemiskinan. Namun yang
paling penting adalah apabila bantuan tersebut diberikan kepada negara yang
memang membutuhkan dan memiliki kemampuan dalam penyerapan bantuan
sehingga bantuan akan menjadi lebih efektif. Selain itu juga diperlukan institusi
pemerintahan yang menerapkan good governance, karena tanpa adanya institusi
pemerintah yang baik dan kebijakan ekonomi yang sehat, bantuan pinjaman justru
akan kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan pemerintahan yang korup akan
menggunakan dana pinjaman tersebut untuk memperoleh keuntungan pribadi,
sehingga apabila kurang terdapat pengawasan yang memadai akan banyak
menimbulkan moral hazard dan kurang dapat berdampak nyata terhadap
pengurangan kemiskinan. Kemudian dalam melakukan pembangunan dunia, Bank
Dunia berpatokan pada prinsip umum dalam pembangunan.
PRINSIP UMUM DALAM PEMBANGUNAN
Terdapat tiga prinsip inti pembangunan, yaitu peningkatan ketersediaan
serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup yang pokok seperti
sandang, papan, pangan, kesehatan, dan perlindungan keamanan; peningkatan
standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga
meliputi penambahan penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan kualitas
pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan,
yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil,
melainkan juga menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa yang
bersangkutan; serta perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap
individu serta bangsasecara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari
belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau
negara-bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi
merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.
lewat jaminan atau partisipasi dalam pemberian pinjaman dan investasi lainnya
oleh investor swasta.Fungsi utama Bank Dunia adalah mengentaskan kemiskinan
yang secara khusus ditujukan untuk negara-negara miskin dan berkembang. Bank
Dunia memiliki fungsipemberian pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi
pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang telah menjadi
anggotanya. Secara umum fungsi Bank Dunia adalah meningkatkan kesejahteraan
penduduk melalui program pendidikan dan kesehatan; mengembangkan bidang
kehidupan sosial, pemerintahan dan membangun institusi sebagai kunci elemen
pengurangan kemiskinan; kemudian menguatkan kemampuan pemerintah dalam
pemberian pelayanan berkualitas, efesien dan transparan; menjaga kelestarian
lingkungan hidup, mendorong dan mendukung pengembangan bisnis sektor
swasta; serta turut andil dalam pembentukan stabilitas lingkungan ekonomi makro
sehingga tetap dalam kondisi kondusif untuk investasi dan perancanaan jangka
panjang.
PERAN BANK DUNIA DALAM PEMBANGUNAN
Bank dunia memiliki dampak yang sangat besar di dunia internasional
melalui peran-peran yang telah di tunjukkannya dalam pembangunan dunia. Dari
awal dibentuknya Bank Dunia telah memiliki peranan yang sangat besar dalam
membantu negara-negara korban perang, terutama di wilayah Eropa, untuk segera
merekonstruksi infrastruktur dan perekonomiannya yang hancur pasca perang
dunia kedua. Sejak tahun 1970-an Bank Dunia mengubah konsentrasinya karena
situasi semakin meningkatnya jurang perekonomian antara negara berkembang
dan negara maju. Pada era itu, seiring dengan merdekanya negara-negara yang
semula terjajah, jumlah negara berkembang semakin meningkat. Negara-negara
berkembang menuntut distribusi kemakmuran (distribution of welfare) yang lebih
merata dan negara-negara maju memenuhi tuntutan ini dengan cara menyuplai
dana pembangunan di negara-negara berkembang. Dengan berakhirnya perang
dunia kedua Bank Dunia memulai mentransformasikan peran baru sebagai
lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara
berkembang
yang
membutuhkan
untuk
membangun
kesejahteraan
dan
INV
AID
AID
+
+
GDP it 3 GDP it 4 GDP
) (
) (
it
dari peningkatan dalam capital flow sektor swasta dan perubahan pada priorotas
pemerintah, serta perubahan dalam komposisi pemberian bantuan sektoral. Telah
terjadi perpindahan dari pemberian secara langsung pada pendanaan infrastruktur
(proporsinya turun dari 75 persen pada tahun 1960-an turun menjadi 30 persen
pada tahun 1990-an), saat ini pendanaan tersebut diprioritaskan pada sektor sosial
(saat ini menjadi 20 persen dari total pendanaan). Pergeseran ini menjadi mungkin
dengan adanya peningkatan peran dari sektor privat dalam pembangunan di
bidang infrastruktur.Bank Dunia juga telah meningkatkan kuantitas serta kualitas
dari pinjaman berbasis kebijakan. Sebagai hasilnya, program penyesuaian tersebut
mampu mencapai sasarannya di lebih dari 80 persen kasus pada tahun 1990-an
meningkat dari sebelumnya 60 persen pada tahun 1980-an serta proporsi untuk
program pengurangan kemiskinan telah meningkat secara signifikan.Kerjasama
global menjadi penting sebagai pelengkap dalam program bantuan terhadap
negara miskin dan berkembang. Tantangan dalam pembangunan global saat ini
adalah penyebaran infeksi penyakit, perdagangan internasional dan arsitektur
keuangan, degradasi biodiversity, deforestation, dan perubahan iklim tidak dapat
diatasi hanya oleh sebagian negara melainkan dibutuhkan kerjasama multilateral.
Bank Dunia telah berkontribusi dalam program dunia, melalui pendanaan,
pemberian saran serta rekomendasi, dan melalui penyesuaian dengan program dari
masing-masing negara.Sebagai contoh adalah program The West african
Onchocerciasis Control, merupakan hasil dari kolaborasi antar agen multilateral,
pemerintah, NGOs, dan sektor privat. Sejak diluncurkan pada tahun 1974,
program ini telah mampu untuk menghilangkan penyakit riverblindness yang
dulunya menjangkit 11 negara di Afrika Barat. Sebagai hasilnya, program tersebut
telah berhasil mencegah 600.000 kasus riverblindness.Sejak tahun 2000, Bank
Dunia telah mengubah program pembangunan dunia menjadi lebih strategis
dengan menyusun area yang diprioritaskan untuk menjalankan programnya.
Fokus tersebut telah mampu dalam meningkatkan ketersediaan sumberdaya untuk
program dengan prioritas tinggi, seperti program dalam melawan AIDS dan
pencegahan konflik.Dalam tingkat ekonomi secara luas, beberapa penelitian
menunjukkan pentingnya bantuan dalam meningkatkan pembangunan, jika
bantuan tersebut diberikan kepada negara dengan keadaan yang baik dan dengan
desain yang benar. Official Development Assistance (ODA) secara umum mampu
berperan aktif dalam program pengurangan kemiskinan, dan dampak program
tersebut telah meingkat dalam satu dekade terakhir ini berkat peningkatan dalam
desain dan alokasi. Beberapa studi tersebut menyatakan bahwa : Bantuan yang
tepat sasaran meningkatkan investasi. Setiap dollar dari program bantuan
melalui pinjaman konsesi Bank Dunia yaitu melalui International Development
Association (IDA), mampu meningkatkan mendekati dua dollar investasi privat,
termasuk 60 sen tambahan foreign direct invesment. Bantuan yang tepat sasaran
meningkatkan hasil dari perekonomian. Karena bantuan menciptakan
kemapuan perekonomian, meningkatkan iklim investasi dan meningkatkan
investasi, pengembalian ekonomi secara luas lebih besar jika dibandingkan
dengan pengembalian program pengurangan kemiskinan secara langsung, dengan
rate of return sebesar 40 persen dalam kasus IDA.Program bantuan menjadi
jauh lebih tepat sasaran pada beberapa tahun terakhir. Dengan berakhirnya
perang dingin, negara donor menjadi kurang tertarik dalam menggunakan bantuan
untuk kepentingan geopolitik dan menjadi lebih tertarik menggunakan bantuan
untuk tujuan pengurangan kemiskinan. Bantuan keuangan dengan skala yang
besar telah meningkat pengalokasiannya kepada negara-negara yang memiliki
kebijakan dan institusi yang baik, dengan demikian hanya negara dengan
pemerintahan yang baik yang mampu menggunakan bantuan untuk pengurangan
kemiskinan. Dengan pergeseran ini, efektivitas pengurangan kemiskinan dari
Official Developmnet Assistance (ODA) menjadi tiga kali lipat lebih besar pada
tahun 1990-an.
Program Bank Dunia Secara rata-rata Meningkatkan Produktivitas
Ekonomi.Sejak tahun 1972 Bank Dunia secara sistemis mengumpulkan data hasil
dari program bantuan pembiayaan dan membandingkan dengan ekspektasi hasil
pada saat perencanaan program. Hasilnya ditunjukkan dalam tren pencapaian dari
waktu ke waktu dengan tipe program, sektor, dan negara. Indikator yang sering
digunakan dalam proses evaluasi adalah economic and financial rates of
returns(ERR).ERR dihitung dalam banyak program, meskipun tidak pada
semuanya, seperti pada pinjaman yang disesuaikan pada beberapa sektor seperti
pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial tidak dilakukan penghitungan
10
ERR. Bank Dunia menggunakan standar ERR untuk setiap programnya adalah
sebesar 10 persen. Data riil pada tabel menunjukkan pencapaian ERR yang telah
dibobot dengan pengeluaran untuk program di sektor tersebut dari tahun 1990-an
hingga tahun 2000. Semua program dalam grafik mewakili 47 persen dari
pembiayaan oleh Bank Dunia. Rata-rata ERR dari semua sektor tersebut
mendekati 25 persen, lebih tinggi dari tahun 1980-an yang hanya 16 persen.
Rata-rata ERR dibobot dengan Bantuan Pembiayaan Tahun 19962001
60
49
50
40
31
30
20
23
35
20
19
13
10
0
(dalam persen)
11
Development
Goals
dan
Comprehenshif
Development
Assistance
Strategies
menunjukkan
tercapainya
tujuan
dan
12
13
berdasarkan ukuran yang sempit dari pengembalian ekonomi dan pencapaian dari
tujuan program, kontribusi marginal dari distribusi bantuan pinjaman melalui
program tersebut bisa saja menjadi kecil bahkan negatif. Hal tersebut dikarenakan
sumber daya pemerintah sepadan : dana bisa saja dipindah dengan mudah
digunakan untuk program lain yang tidak sesuai. Dus, apabila negara donor
kemudian memberikan bantuan pembiayaan pada sektor pendidikan, akan
membuat dana pemerintah yang akan digunakan untuk dana di bidang pendidikan
kemudian akan dialokasikan ke program lain yang kurang produktif misalnya
untuk pendanaan militer. Pada negara dengan manajemen publik yang buruk,
perpindahan alokasi dana tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pribadi
bagi pejabat yang korup. Dalam kasus ini, efek riil tidak langsung dari bantuan
pendanaan adalah dapat meningkatkan korupsi.Selama tahun 1990-an, sebagian
besar pengalokasian bantuan bergeser pada negara dengan kebijakan yang baik.
Bantuan selalu dikendalikan berdasarkan berbagai faktor seperti tujuan
pengurangan kemiskinan, namun juga dengan tujuan geopolitik, latar belakang
negara koloni, hak asasi manusia, dan berbagai faktor yang lain. Selama perang
dingin, faktor yang tidak berhubungan dengan pengurangan kemiskinan menjadi
berpengaruh dalam pengalokasian bantuan.Sebagai contoh adalah kasus di negara
Zaire dibawah kepemimpinan presiden Mobutu, yang secara jelas tidak memiliki
dedikasi dalam pengurangan kemiskinan. Kebijakan yang dibuat menjadi tidak
sesuai, dan membuat pemerintah dengan bebas menggunakan dana bantuan untuk
kepentingan
pribadi.
Meskipun
demikian,
komunitas
internasinal
tetap
mengalokasikan bantuan dalam jumlah besar untuk Zaire dengan alasan kuat
geopolitik. Dengan lokasi dan ukuran negara yang besar, menjadikan Zaire
potensial dalam penyebaran paham komunis di Afrika tengah dan Tenggara.
Antara tahun 1960 dan 2000, bantuan yang didistribusikan ke negara tersebut
menjadi lebih dari 10 juta dolar, meskipun Gross National Product per kapita
telah turun secara signifikan, dari 460 dolar pada 1975 menjadi 100 dolar di tahun
1996.Kasus lintas negara memperlihatkan secara jelas kemampuan negara pasien
dalam menggunakan bantuan dengan baik berpengaruh tidak signifikan sebagai
faktor dari alokasi total bantuan seperti pada tahun 1990. Riset yang
menggunakan pengawasan negara berdasarkan institusi dan kebijakan (Country
14
tahun
1997-98,
negara
dengan
kebijakan
yang
baik
mendapatkan bantuan 28 dolar per kapita atau dua kali sebanyak bantuan bagi
negara-negara miskin (16.4 dolar per kapita).
PERKEMBANGAN DAN KEMUNDURAN DALAM PEMBANGUNAN
DUNIA
Terdapat perkembangan pembangunan yang signifikan di negara-negara
berkembang dan negera-negara miskin dengan bantuan dari Bank Dunia.
2Index of Country Environment merupakan metode yang mengukur
tentang tolok ukur kinerja lingkungan kebijakan di suatu negara.
15
Bidang Kesehatan. Lebih dari 40 tahun terakhir, tingkat usia harapan hidup pada
negara berkembang telah meningkat 20 tahun. Peningkatan usia harapan hidup
terjadi karena peningaktan pendapatan dan tingkat pendidikan yang lebih baik,
khususnya pada perempuan, peningkatan tersebut juga disebabkan oleh
peningkatan pada pengetahuan dan pengertian dalam pencegahan dan pengobatan
berbagai macam penyakit.
Bidang Pendidikan. Lebih dari 30 tahun terakhir, tingkat buta huruf di negaranegara berkembang telah berkurang hampir separuh, dari sebelumnya 47 persen
menjadi 25 persen dari seluruh jumlah penduduk dewasa. Ekspansi dalam
pembangunan sekolah dan peningkatan kualitas pendidikan menjadi kunci utama
dari kemajuan ini, sebagai akibat dari infrasturktur dan nutrisi yang lebih baik.
Pendapatan Penduduk Miskin. Jumlah penduduk dengan pengeluaran per hari
sebesar 1 dolar telah meningkat secara signifikan hampir dua abad yang lalu,
namun pada akhir 20 tahun ini jumlah tersebut telah turun. Sebagai hasil dari
kebijakan perekonomian yang berorientasi pasar melalui banyak negara
berkembang membuat penduduk miskin di dunia berkurang sebanyak 200 juta
penduduk, meskipun populasi dunia telah meningkat hampir 1.6 juta orang sejak
tahun 1980.Peningkatan dalam pendapatan penduduk miskin Telah mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.Sejak tahun 1965,
gross deomestic product per kapita negara-negara berkembang secara keseluruhan
telah meningkat rata-rata sebesar 2,2 persen per tahun, lebih dari dua kali
pendapatan rata-rata penduduk negara berkembang. Hasil ini merupakan
perubahan besar dalam sejarah dan secara mendasar lebih tinggi dibandingkan
tingkat pertumbuhan yang pernah dicapai oleh negara-negara maju pada abad ke
19.Sejak tahun 1990, perekonomian negara-negara berkembang per kapita
memiliki
rata-rata
pertumbuhan
yang
cepat
di
negara-negara
anggota
16
Dengan
memungkinkan
motif
kegagalan
dari
pemberian
bantuan
yang
berbeda-beda,
bantuan
tersebut
dalam
meningkatkan
banyak
tekanan
pada
program
bantuan
pembiayaan,
dan
17
Contohnya adalah Uganda, dimana 23 persen dari total jumlah anak-anak usia
Rata-rata Syarat
Rata-rata Total
Rata-rata Syarat Rata-rata Syarat
per Pinjaman
Pinjaman Bank
Syarat
48
Mengikat
13
Tidak Mengikat
35
67
15
52
Dunia (20022004)
Pinjaman Bank
Dunia (20032005)
balita menderita kekurangan gizi, justru diberikan prasyarat tertinggi urutan ke
delapan dari dua puluh negara yang dinilai, dengan 197 prasyarat untuk
mendapatkan bantuan pendanaan dari Bank Dunia pada tahun 2005. Pemerintah
Uganda diharuskan memenuhi 87 syarat sosial dan lingkungan diikuti oleh 72
syarat reformasi sektor publik dan pada akhirnya 35 syarat reformasi sektor
keuangan dan ekonomi.Tidak hanya syarat yang banyak, tetapi jumlah syarat
tersebut justru meningkat pada negara-negara berpenghasilan rendah. Jumlah
prasyarat dari program Bank Dunia dalam kasus bantuan untuk 20 negara yang
diteliti meningkat dari 48 syarat per pinjaman menjadi 67 syarat dari tahun 2002
hingga tahun 2005.Bank Dunia berpendapat bahwa peningkatan signifikan dari
syarat-syarat tesebut adalah karena apabila terdapat negara yang tidak
menjalankan persyaratan, negara tesebut akan gagal dalam implementasi
pembangunan. Apabila syarat tersebut tidak dapat terpenuhi, Bank Dunia akan
tetap memberikan bantuan namun dengan membebani bunga yang tinggi kepada
negara peminjam.Kondisi yang tidak tepat dapat mencegah bantuan yang
dibutuhkan
mencapai
beberapa
negara-negara
termiskin
yang
sangat
18
19
Jenis Pinjaman
Kebijakan Prasyarat
BD
Dalam Strategi
Pengurangan
Kemiskinan
Nasional
Tidak
Mozambique
PRSC 2
Privatisasi Bank of
Uganda
PRSC 5
Mozambique
Privatisasi water
Tidak
Zambia
Economic
supply system
Privatisasi Zambian
Tidak
Management and
Telecommunications
Growth Credit
Company
PRSC 2
Privatisasi ONAB
Benin
Tidak
20
dari semua syarat Bank Dunia untuk negara berpendapatan rendah dan kondisi
secara langsung berkaitan dengan liberalisasi hanya 1 persen.Padahal beberapa
studi empiris menunjukkan terdapat hubungan antara peningkatan perdagangan
internasional melalui liberalisasi, terhadap dispersi upah dan tingkat ketersediaan
lapangan pekerjaan, dimana beberapa ekonom menyimpulkan bahwa liberalisasi
berdampak buruk dalam penurunan upah dan peningkatan pengangguran. (Sachs
and Shatz, 1994; Leamer, 1996; Baldwin and Cain, 2000; Haskel and Slaughter,
2001). Liberalisasi mendorong modernisasi dalam hal teknologi dan peningkatan
modal, secara bersamaan akan meningkatkan permintaan pada tenaga kerja
terdidik. Pengurangan atau penghapusan hambatan perdagangan akan membuat
pasar yang sebelumnya memiliki persaingan tidak sempurna menjadi lebih
kompetitif menyebabkan menurunnya tingkat harga. Karena liberalisasi memaksa
industri untuk menurunkan harganya maka akan direspon dengan cara menekan
biaya input produksi, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah gaji maupun
pengurangan jumlah pegawai. Efek tambahan dari liberalisasi adalah pertumbuhan
arus masuk yang sangat cepat dari foreign direct invesment3, dimana FDI ini
mengharuskan negara untuk menekankan pada industri padat modal dengan cara
peningkatan kualitas teknologi. Dus, peningkatan teknologi ini akan mengurangi
permintaan akan tenaga kerja. Selain itu Robbins (1996) menyatakan bahwa
dampak negatif yang ditimbulkan dari pergantian teknologi sebagai akibat
liberalisasi lebih banyak diterima oleh negara berkembang dan negara miskin
dibandingkan dengan negara-negara industri.
Lebih Banyak Syarat Bagi Negara dengan Kinerja Perekonomian Baik
Tidak hanya terlalu banyak kondisi dan banyak yang berbahaya, tapi
tampaknya ada tidak ada alasan di balik negara mana mendapatkan kondisi yang
paling banyak dan yang mendapatkan sedikit. Bank Dunia mengklaim bahwa dana
pembangunan
didistribusikan
ke
negara-negara
yang
memiliki
iklim
21
dengan volume yang lebih besar. Dalam rangka untuk menilai apakah negara
memiliki iklim pembangunan yang baik, Bank Dunia menilai kebijakan negara
dan kerangka kelembagaan secara tahunan untuk melihat apakah mampu
mendorong pengurangan kemiskinan, memiliki pertumbuhan yang berkelanjutan
dan memiliki kemampuan untuk secara efektif menggunakan bantuan
pembangunan. Penilaian tersebut menggunakan Country Policy and Institutional
Assessment (CPIA), negara dengan kondisi kebijakan yang baik dinilai dengan
skor CPIA yang tinggi. Namun justru negara dengan nilai CPIA, dalam beberapa
kasus mendapatkan persyaratan yang lebih banyak dibandingkan negara dengan
CPIA yang lebih rendah.
Tabel 3. Perbandingan Syarat Pinjaman Bank Dunia dengan Nilai CPIA (Sumber :
Eurodad)
Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa lima negara dengan skor
CPIA yang tinggi yaitu berada pada First Quintile justru mendapatkan persyaratan
yang lebih banyak dibandingkan tiga negara lain yang memiliki nilai CPIA yang
rendah yaitu berada di Second Quintile dan Third Quintile hanya mendapatkan
persyaratan yang lebih sedikit.
Studi Kasus :
PNPM MANDIRI: Didominasi Elit Lokal, Belum Efektif Entas Kemiskinan
(Sumber : www.bisnis.com)
JAKARTA Beberapa temuan di lapangan memperlihatkan bahwa Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dimulai sejak 2007
22
28.300
unit
sistem
air
bersih,
17.500
unit
MCK,
6.950
23
Pemberdayaan
masyarakat
adalah
upaya
untuk
hasil
yang
dicapai
(www.pnpm-mandiri.org).Program
ini
dioperasionalkan melalui utang luar negeri (LOAN NO. IBRD 7664), mulai di
laksanakan sejak tahun 1998 dalam Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
dan di instrodusir secara masal tahun 2007 dengan nama PNPM Mandiri, melalui
Loan Agreement dari Bank Dunia No. 7504-10 yang ditandangani tanggal 6 juni
2008 dengan pinjaman 400 juta dollar Amerika. Selain itu, Bank Dunia juga
berkontribusi dalam pemberian pendampingan kebijakan melalui PNPM Support
Facillity (PSF) yaitu pemberian bantuan teknis dan strategi dalam program PNPM
sehingga tujuan dalam mengurangi kemiskinan dapat tercapai. PSF tersebut
diberikan oleh Asutralia, Denmark, Belanda, Inggris, dan Amerika untuk
menciptakan bantuan pendampingan yang berkualitas, pemberian saran kebijakan,
dan pendampingan perencanaan keuangan untuk mensukseskan program PNPM
24
diakses
pada
26
27