Anda di halaman 1dari 6

Hadi Prasojo -11/04/2012

Tahap-Tahap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Penambangan


Migas dari Eksplorasi Sampai Penjualan
Migas (minyak dan gas bumi) merupakan kebutuhan energi manusia
yang amat esensial saat ini. Dari segi ekonomi, migas ini pun merupakan
suatu bahan yang strategis. Oleh karena itu perlu pengeloaan yang baik
serta diatur dengan baik. Mengingat pula bahwa kegiatan usahanya yang
high risk dan high cost.
Kegiatan usaha migas di Indonesia semenjak berlakunya UndangUndang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 telah terbagi secara jelas
menjadi dua sektor, yaitu kegiatan usaha hulu (upstream) dan hilir
(downstream). Kegiatan usaha hulu migas mencakup kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi. Sedangkan kegiatan usaha hilir migas mencakup kegiatan
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Kedua sektor ini
diatur dan dilaksanakan oleh dua badan hukum milik negara yaitu BP
Migas (sektor hulu) dan BPH Migas (sektor hilir).
Di dalam kegitan usaha hulu dan hilir tersebut pun terdapat kegiatan
usaha penunjang lainnya yang secara umum dapat dilihat dari bagan di
bawah ini.

Adapun untuk tahap-tahap pelaksanaan kegiatan usaha migas ini pun


akan saya tuliskan menjadi dua sektor:
A. Sektor Hulu
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha
hulu migas di Indonesia secara jelas telah diatur di Peraturan
Pemerintah No. 35 Tahun 2004 serta perubahannya di PP No. 34
Tahun 2005. Atapun mengenai BP Migas sendiri diatur pada PP No. 42
Tahun 2002.
1

Secara teknis sendiri , tidaklah mudah untuk memproduksikan


migas tersebut ke atas permukaan bumi. Dikarenakan migas
merupakan campuran molekul karbon dan hidrogen yang terbentuk
dari sedimen sisa-sisa hewan dan tetumbuhan yang terperangkap
selama jutaan tahun. Akibat kombinasi efek temperatur dan tekanan
di dalam kerak bumi maka terbentuklah reservoir-reservoir minyak
dan gas yang berada jauh di bawah permukaan tanah.
Adapun setelah suatu perusahaan ditetapkan sebagai pemenang
oleh
pemerintah Indonesia,
tahapan-tahapan kegiatan usaha
perusahaan tersebut yaitu:
Eksplorasi (GnG/geology and geophysics)
Kegiatan ekplorasi merupakan awal kegiatan dimana perusahaan
melakukan aktivitas untuk menemukan cadangan minyak atau gas
bumi. Hal ini dimulai dari survey untuk menemukan hidrokarbon
sampai dengan pembuktian cadangan migas yang ditemukan. Dalam
tahap eksplorasi, perusahaan melakukan aktivitas survei geologi,
survei geofisika, survei seismik dan melakukan pemboran eksplorasi.
1. Survei Geologi
Survei ini dilakukan untuk menentukan struktur batuan yang
dapat
menjebak
hidrokarbon
dengan
teknik
pemetaan
permukaan. Survei ini difokuskan pada batuan yang ada pada
permukaan bumi yang merupakan penyusun lapisan atas kerak
bumi. Batuan yang diduga mengandung hidrokarbon akan dikirim
ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut guna mengetahui
kandungan hidrokarbon yang terdapat pada batu tersebut.
2. Survei Geofisika
Merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencari kandungan
hidrokarbon pada lapisan bumi dengan menggunakan peralatan
gravimeter dan magnetometer. Alat ini berfungsi untuk membaca
besar gravitasi dan medan magnet bumi.
3. Survei Seismik
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari cekungan yang diduga
memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Survei ini dilakukan
dengan cara membuat gelombang kejut dan kemudian radiasi
gelombang tersebut akan direkam dengan seismometer. Data
yang dihasilkan digunakan untuk menginterpretasikan struktur
lapisan tanah, besarnya lokasi dan besarnya reservoir migas yang
ada.
4 . Kegiatan Pemboran Sumur
Setelah dilakukan survei diatas, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan pengeboran sumur eksplorasi dan well logging untuk
mengetahui adanya cadangan migas di daerah tersebut dan
mengukur tingkat keekonomian cadangan tersebut. Misalnya
pemboran
wild-cat,
hasilnya
adalah
konfirmasi
adanya
hidrokarbon (jenis, besar kandungan), sifat batuan (porositas,
permeabilitas, kekuatan), struktur dan keadaan (tekanan dan
temperatur) lapisan yang ditembus sumur / reservoir tersebut.
Selain itu, kegiatan pengeboran ini dapat menentukan luas
daerah yang mengandung hidrokarbon.
2

Pengembangan Lapangan Migas


Perusahaan akan membuat rencana pengembangan untuk
lapangan yang terbukti memiliki cadangan minyak yang ekonomis.
Rencana pengembangan lapangan migas tersebut diajukan ke BP
Migas dengan menghitung jumlah cadangan, jumlah sumur, produksi
perhari dan berapa lama lapangan tersebut berproduksi.
Perusahaan juga mengajukan biaya pengembangan lapangan
yang terdiri dari biaya kapital dan biaya operasional. Biaya kapital
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang memiliki
manfaat jangka panjang, termasuk biaya infrastruktur dan biaya
eksplorasi. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
Kegiatan Produksi
Setelah rencana kegiatan pengembangan lapangan di setujui
oleh BP Migas, maka perusahaan akan melanjutkan ke tahap
produksi. Tahap pertama adalah menentukan koordinat sumur yang
akan di bor dan kemudian melakukan pengeboran. Biaya yang
termasuk dalam aktivitas pengeboran ini, diantaranya biaya sewa rig,
mud, testing, cementing dan biaya pendukung lainnya. Supaya
efisien, dalam keberlangsungannya produksi memberikan data dan
informasi lebih lengkap sehingga peta cadangan dapat direvisi setiap
tahun dengan tingkat keakurasian makin tinggi. Adapun dalam proses
produksi dapat terbagi menjadi:
1. Primary recovery
Berupa pengangkatan alami (natural flow) ataupun pengangkatan
buatan (artificial lift) dengan pompa angguk (sucker-rod), pompa
listrik terendam (ESP - electrical submersible pump), pompa
hidrolik, dan gas-lift.
2. Secondary Recovery (SecRec)
Disebut SecRec apabila ada sumur produksi dan injeksi yang
membentuk pola pendesakan migas. Contoh : water flood.
3. Enhanced Oil Recovery (EOR)
Disebut EOR apabila terjadi reaksi kimiawi yang mengubah
interaksi batuan dan fluida reservoir. Contoh : injeksi polimer,
injeksi soda kaustik.
SecRec dan EOR adalah proses meningkatkan perolehan setelah
primary recovery dilakukan. Produksi sudah tidak ekonomis lagi
apabila untuk jangka panjang diperkirakan pendapatan dari produksi
tidak dapat lagi menutupi biaya operasi. Untuk itu sumur harus
ditutup (plugged), disemen.
B. Sektor Hilir
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha
hilir migas di Indonesia secara jelas telah diatur di Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2004 serta perubahannya di PP No. 30
Tahun 2009. Atapun mengenai BPH Migas sendiri diatur pada PP No.
67 Tahun 2002.

Migas / hidrokarbon yang telah diproduksi ada yang langsung


diekspor ke luar negeri ada pula yang diolah terlebih dahulu. Adapun
secara umum, kegiatan usaha hilir migas yaitu:
Pengolahan
Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagianbagian, mempertinggi mutu, dan mempertinggi nilai tambah minyak
bumi dan/atau gas bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan.
Pengolahan migas dilakukan pada refineries atau kilang minyak.
Adapun pengolahan tersebut terdiri dari dua jenis proses utama,
yaitu proses primer dan proses sekunder.
sebagian orang
mendefinisikan proses primer sebagai proses fisika, sedangkan
proses sekunder adalah proses kimia. hal itu bisa dimengerti karena
pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi
dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih.
Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja
berdasarkan
sifat
kimia
kimia,
seperti
perengkahan atau
pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses
perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi
(penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik
dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah
disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti
minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak
solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut
didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar
40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi
memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke
atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,
sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagianbagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini
akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid
Catalytic Cracker, dll.
Produk-produk utama kilang minyak adalah: Minyak bensin
(gasoline). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar
dari kilang minyak; Minyak tanah (kerosene); LPG (Liquified
Petroleum Gas); Minyak distilat (distillate fuel); Minyak residu
(residual fuel); Kokas (coke) dan aspal; Bahan-bahan kimia pelarut
(solvent); Bahan baku petrokimia; serta Minyak pelumas.
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak yang hampir
seluruhnya dioperasikan oleh Pertamina, antara lain: Pangkalan
Brandan, Sumatera Utara; Dumai/Sei Pakning, Riau; Plaju, Sumatera
Selatan;
Cilacap, Jawa Tengah; Balikpapan, Kalimantan Timur;
Balongan, Jawa Barat; Cepu, Jawa Tengah; dan Sorong, Irian Jaya
Barat.
Pengangkutan/ distribusi
Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, gas
bumi, dan/atau hasil olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat
4

penampungan dan pengolahan, termasuk pengangkutan gas bumi


melalui pipa transmisi dan distribusi. Migas ataupun produk hasil
olahannya dapat diangkut menuju user langsung (industri),
instalasi/depot, ataupun SPBU/SPBG menggunakan rail tank wagon,
pipeline, kapal tanker, maupun truk pengangkut.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk penetuan
cara pengangkutan atau distribusi ini supaya ekonomis yaitu: jenis
tangki muatan (cargo containment), kapasitas dan jumlah tangki
muatan, kondisi lingkungan, jarak dari pemasok,
kecepatan
pengangkut, boil-off rate (kecepatan boil off dari gas), keterbatasan
operasi, peraturan yang ada, dll.
Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan,
penampungan, dan pengeluaran minyak bumi dan/atau gas bumi,
BBM, bahan bakar gas dan atau hasil olahan pada lokasi di atas atau
di bawah tanah untuk tujuan komersial, misalnya depot dan tangki
timbun terapung (floating storage).
Usaha penyimpanan BBM maupun gas (LPG, LNG) di Indonesia
telah melibatkan peran swasta dan badan usaha milik negara dalam
pembangunannya, untuk mendukung kecukupan suplai kebutuhan
BBM mapun gas di tiap wilayah.
Perniagaan
Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor
minyak bumi dan/atau hasil olahannya, termasuk niaga gas bumi
melalui pipa.
Kegiatan usaha niaga terbagi 2 yaitu pertama, usaha niaga
umum (wholesale) yaitu suatu kegiatan pembelian, penjualan, ekspor
dan impor BBM, bahan bakar gas, bahan bakar lain dan hasil olahan
dalam skala besar yang menguasai atau memiliki fasilitas dan sarana
niaga dan berhak menyalurkannya kepada semua pengguna akhir
dengan menggunakan merek tertentu.
Kedua, usaha niaga terbatas (trading) merupakan usaha
penjualan produk-produk niaga migas, dalam hal ini adalah minyak
bumi, BBM, bahan bakar gas, bahan bakar lain, hasil olahan, niaga
gas bumi yang tidak memiliki fasilitas dan niaga terbatas LNG.
Badan usaha yang memiliki izin usaha niaga, dapat melakukan
kegiatan pengangkutan dan atau penyimpanan sebagai penunjang
usaha niaganya sepanjang tidak ada transaksi usaha pada rangkaian
kegiatan usaha niaganya.
Daftar pustaka:
http://persembahanku.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.bpmigas.go.id
http://www.bphmigas.go.id
http://www.migas.esdm.go.id
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001
5

Slide kuliah,Rantai Industri Migas,TM 4032, Dr.Ir.Arsegianto


Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, 2010.

Anda mungkin juga menyukai