Anda di halaman 1dari 6

Paraf

Asisten

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Judul

: Isolasi Trimiristin dari Biji Pala

Tujuan Percobaan :
1. Memperlajari isolasi minyak trimiristin dari biji pala dengan cara refluks.
2. Mempelajari hidrolisis trimiristin menjadi asam miristat pada kondisi basa.
Pendahuluan
Pohon pala mempunyai tinggi 15-20 m, tumbuh di Indonesia dan di India bagian
barat. Minyak pala terdiri dari 90% hidrokarbon. Komponen terbanyak yang dapat ditemukan
dalam buah pala adalah SOH, , dan pireina. Minyak pala dipakai terutama pada penyedap
makanan dan bahan tambahan dalam bermacam-macam minyak wangi (Wilcox, 1995).
Biji buah pala merupakan biji dari tumbuh-tumbuhan yang kaya akan trigliserida yaitu
asam lemak ester gliserol. Banyak perbedaan yang mungkin pada trigliserida terjadi, sejak
gliserol mempunyai rantai yang sangat panjang dan sejumlah ikatan rangkap dan saling
berhubungan satu sama lain. Biji buah pala mengandung trigliserida terutama ester gliserol yaitu
asam lemak tunggal dan asam myristic, yang disebut trimiristin. Trimiristin yang terkandung
dalam biji buah pala kering kira-kira 25%-30% beratnya (Winarno, 1991).
Trimiristin merupakan suatu trigliserida yaitu ester yang terbentuk dari gliserol dan asam
miristat. Gliserida ini terdapat dalam kadar yang tinggi pada biji buah pala, tanpa tercampur dari
ester-ester lain yang sejenis. Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan contoh sederhana dari isolasi
senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu dan sangat rumit, karena sering tercampur
dengan senyawa-senyawa sejenis di dalamnya. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup
tinggi sehingga bisa diperoleh dengan cara ekstraksi eter yang sederhana dan kristalisasi.

(CH 2) 12CH 3
O
O

O
(CH 2)12CH 3
O

O
O
(CH 2)12CH 3

Gambar 1. Trimiristin
(Slamet, 1989).
Prosedur dan teknik pemisahan asam miristat dari biji pala pada dasarnya adalah ekstraksi
trimiristin dari biji pala menggunakan pelarut yang sesuai untuk mendapatkan trimiristin
sebanyak-banyaknya karena trimiristin ini terdapat dalam biji pala dengan kadar tinggi, maka
hasil ekstraksi yang murni dapat dicapai dengan cara ekstrasi sederhana dan kristalisasi. Setelah
didapatkan kristal trimiristin yang murni tahap selanjutnya adalah menghidrolisa trimiristin
dalam suasana basa sehingga dihasilkan asam miristat dan gliserol. Asam miristat kemudian
dipisahkan dengan cara kristalisasi (Actander, 1970).
Prinsip umum dari metode refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan memasukkan sampel kedalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan atau larutan
penyari yang kemudian dipanaskan, dimana pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat proses
kelarutan pada sampel. Uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, setelah itu
akan menyaring kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak tiga kali setiap 3-4 jam, setelah itu filtrat yang dihasilakan dikumpulkan dan
dipekatkan. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung, sedangkan kerugiannya adalah
membutuhkan volume total pelarut yang sangat besar dan sejumlah manipulasi dari operator
(Slamet, 1989).

Prinsip Kerja
Serbuk biji pala diekstraksi dengan ekstraktor soxhlet dalam waterbath untuk mendapatkan
kristal trimiristin murni yang kemudian dihidrolisis dalam suasana basa. Asam miristat yang
didapatkan dari hidrolisis kemudian dipisahkan dengan cara kristalisasi.
Alat
1. Timbangan
2. Mortar
3. Labu alas bulat 100 mL.
4. Kondensor refluks
5. Termometer
6. Corong penyaring
7. Gelas ukur 10 mL
8. Pipet mohr 10 mL
9. Penangas air
10. Ice-bath
11. Oven
12. Alat penentu titik leleh

Bahan
1. Diklorometana
2. Kertas saring
3. Aseton

Prosedur Kerja
Ditimbang 5 gr serbuk buah pala yang telah dihaluskan dalam labu 100 mL (labu 1) dan
tambahkan 50 mL diklorometana. Dihubungkan lanu 1 dengan kondensor pedingin. Dipanaskan
campuran dengan refluks selama 30 menit pada suhu lebih dari 60C. Didinginkan beberapa
menit, kemudian disaring dalam keadaan hangat kedalam erlenmeyer 100 mL. dibilas padatan
pada kertas saring dengan 5 mL diklorometana. Diuapkan pelarut menggunakan penangas air,
namun jangan sampai kering. Didinginkan sampai pelarut yang tersisa sedikit. Ditambahkan 10
mL aseton sambil diaduk, lalu didinginkan dalam ice-bath. Disaring endapan dengan kertas
saring yang telah ditimbang. Dibilas endapan dengan 10 mL aseton. Dikeringkan diudara atau

dengan oven suhu rendah, lalu ditimbang. Dihitung persentase rendemen dan ditentukan titik
lelehnya.
Waktu yang dubutuhkan
No

Kegiatan

Pukul

Waktu

.
1.

Persiapan alat

13.45-14.00

15 menit

2.

Refluks

14.00-14.30

30 menit

3.

Penguapan pelarut

14.30-14.50

20 menit

4.

Proses Kristalisasi

14.50-15.05

15 menit

5.

Pengujian titik leleh

15.05-15.20

15 menit

Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan ini mengenai isolasi trimiristin dari biji pala yang bertujuan
mempelajari isolasi trimiristin dari biji pala dengan cara refluks. Trimiristin adalah suatu
gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus
molekulnya adalah sebagai berikut :
(CH 2)12CH 3
O
O

O
(CH 2)12CH 3
O

O
O
(CH 2)12CH 3
S tr u k tu r T r im ir is tin

Prinsip dasar dari percobaan ini adalah proses refluks dan rekristalisasi. Proses refluks
didasarkan pada penguapan pelarut volatil yang digunakan pada suhu tinggi, sedangkan
rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pengotornya.

Isolasi trimiristin dari biji pala dilakukan dengan menimbang 5 gram biji pala yang telah
dihaluskan dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Kemudian ditambahkan diklorometana
sebanyak 50 ml. Penambahan diklorometana memberikan warna kecoklatan pada campuran.
Fungsi diklorometana dalam proses isolasi trimiristin adalah sebagai pelarut yang akan menguap
pada suhu tinggi sehingga mampu memecah molekul trimiristin dari biji pala. Selanjutnya
campuran dipanaskan selama 30 menit pada suhu tidak lebih dari 60oC. Proses ini disebut dengan
proses refluks.
Setelah proses refluks selesai, campuran didinginkan beberapa menit kemudian disaring
dalam keadaan hangat ke dalam erlenmeyer 100 ml dan bilas padatan pada kertas saring dengan
5 ml diklorometana. Filtrat yang dihasilkan berwarna kuning bening. Proses penyaringan
dilakukan dalam keadaan hangat supaya trimiristin tidak mengendap dalam kertas saring.
Selanjutnya filtrat yang mengandung pelarut dan trimiristin diuapkan menggunakan penangas air
sampai pelarut yang tersisa sedikit.
Dalam proses ini diklorometana akan mudah menguap karena titik didihnya yang rendah
yaitu sekitar 40oC. Setelah diuapkan, larutan didinginkan dan ditambahkan 10 ml aseton sambil
diaduk, lalu didinginkan dalam beaker berisi es batu. Penambahan aseton disini berfungsi untuk
menghablur residu senyawaan trimiristin yang terdapat dalam biji buah pala agar tidak banyak
tercampur dengan senyawa lain yang sejenis. Sedangkan proses pendinginan dalam beaker berisi
es batu ini berfungsi untuk membantu proses pembentukan kristal yang lebih cepat.
Ketika proses pendinginan berlangsung, larutan berubah warna dari putih kekuningan dan
terbentuk kristal menjadi kuning pucat. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan kristal
trimiristin telah terjadi. Selanjutnya kristal disaring menggunakan kertas saring yang telah
ditimbang supaya kristal yang diperoleh dapat diketahui secara pasti. Kemudian dibilas dengan
10 ml aseton dan dikeringkan dalam oven bersuhu 40-45 oC supaya kristal trimiristin yang
diperoleh tidak meleleh, lalu ditimbang. Kristal trimiristin yang diperoleh berwarna putih dengan
berat 0,9 gram. Berdasarkan perhitungan, rendemen yang dihasilkan sebesar 8% dengan titik
leleh sebesar 60oC - 98C. Menunjukkan bahwa nilai randemen stabil.
Kesimpulan
Isolasi trimiristin dari biji pala dapat dipelajari dengan menggunakan metode refluks yang
didasarkan pada penguapan pelarut volatil yang digunakan pada suhu tinggi. Kristal trimiristin
yang diperoleh berwarna putih dengan berat 0,9 gram. Rendemen yang dihasilkan sebesar 8%

dengan titik leleh sebesar 60oC 98C.


Referensi
Actander, S. 1970. Chemistry of Parfume and Flavour. New Jersey : Prentice Hall.
Slamet, S. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. Prentice Hall : New Jersey.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Nama praktikan
Siti Fatimah (131810401036)

Anda mungkin juga menyukai